• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian utang piutang serta pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan dalam perkara wanprestasi utang dan piutang. Proses penyelesaian wanprestasi perjanjian utang piutang adalah menagih utang kepada debitur terlebih dahulu, apabila tidak berhasil barulah dikeluarkan surat peringatan atau somasi. Pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan dalam perkara wanprestasi perjanjian utang piutang dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pertimbangan hukum dan pertimbangan non hukum.

Untuk dapat mengetahui dan memahami proses penyelesaian wanprestasi perjanjian utang piutang di Pengadilan Kota Semarang. Mencari tahu dan menganalisis pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan dalam kasus wanprestasi dan perjanjian debitur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penyelesaian wanprestasi perjanjian utang piutang di Pengadilan Negeri Semarang.

Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, pencerahan, pengetahuan, referensi atau informasi kepada masyarakat mengenai penyelesaian wanprestasi akad utang dan tagihan di Pengadilan Negeri Semarang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau sumber bacaan bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuannya dalam penyelesaian perjanjian utang piutang di Pengadilan Negeri Semarang serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian serupa di kemudian hari, selengkapnya studi mendalam. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menunjukkan atau menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan analisis dan teori-teori ilmu hukum serta situasi atau pokok bahasan tertentu secara faktual dan akurat. dalam hal ini permasalahan yang sedang dibahas mengenai penyelesaian tunggakan hutang dan perjanjian tagihan di Pengadilan Negeri Semarang.20.

Dengan demikian, permasalahan penyelesaian utang dan piutang gagal bayar di Pengadilan Negeri Semarang akan dianalisis secara kualitatif sehingga dapat diambil kesimpulan.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian
  • Terminologi
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Dalam penulisan disertasi ini agar lebih jelas untuk dibaca, penulis membuat sistematika penulisan skripsi di atas dalam 4 (empat) bab sebagai berikut :.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum tentang Wanprestasi

  • Pengertian Wanprestasi
  • Akibat Hukum Wanprestasi
  • Ganti Kerugian Akibat Wanprestasi

Tinjauan Umum tentang Perjanjian

  • Pengertian Perjanjian
  • Jenis-Jenis Perjanjian
  • Syarat Sah Perjanjian
  • Asas-Asas Perjanjian

Tinjauan Umum tentang Hutang Piutang

  • Pengertian Hutang Piutang
  • Landasan Hukum Hutang Piutang
  • Syarat-Syarat Perjanjian Hutang Piutang

Tinjauan Umum tentang Wanprestasi dalam Perspektif Islam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses Penyelesaian Wanprestasi Pada Perjanjian Hutang Piutang di

Akad utang-piutang adalah suatu akad khusus yang dibuat antara kreditur sebagai pemberi utang utang dengan debitur sebagai penerima utang, yang bendanya berupa uang, dengan penetapan jangka waktu dan komitmen debitur untuk membayar utang tersebut. mengembalikan utang tersebut beserta bunganya dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan sebelumnya atau disepakati bersama. Debitur atau yang sering disebut nasabah penerima pinjaman (nasabah yang berhutang). Kreditur atau yang sering disebut dengan nasabah yang memberi pinjaman (the customer who.

Suatu perjanjian utang piutang yang dibuat secara tertulis dianggap sah apabila memenuhi seluruh syarat-syarat perjanjian yang ditentukan oleh undang-undang. Kreditur telah melunasi utangnya, namun sebaliknya debitur tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya sehingga harus dimintai pertanggung jawaban. Jika debitur dalam akad piutang tidak mau memenuhi kewajibannya mengembalikan uang pinjaman, maka langkah pertama yang harus dilakukan kreditur biasanya adalah menagih dan mengirimkan teguran kepada debitur agar mau memenuhi kinerjanya sesuai dengan yang diperjanjikan. perjanjian yang disepakati.

Langkah yang harus dilakukan dalam proses penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian utang piutang adalah pihak yang berhutang mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri, yang diajukan kepada pihak yang berhutang dengan dasar pihak mana yang mempunyai hutang. Jika penggugat dan tergugat hadir setelah pemanggilan, juri masuk ke ruang sidang diikuti panitera dan membuka sidang. Jadi penjadwalan ulang atau pembayaran, misalnya saat ini seseorang terkena bencana dan kemudian debitur membutuhkan waktu lebih lama untuk memperpanjang pembayaran atau pelunasannya.

Jadi suatu akta di bawah tangan tetap memerlukan alat bukti pendukung lainnya, misalnya dengan saksi atau alat bukti tertulis lainnya, seperti dalam utang dan piutang, misalnya bukti penyerahan, bukti penyerahan uang kepada debitur dalam bentuk faktur. atau bentuk lain apa pun yang merupakan bukti otentik atau bukti tertulis yang membuktikan bahwa penggugat telah menyerahkan uang. Apabila para pihak tidak mempunyai bukti-bukti yang mendukung permintaan atau jawabannya, maka persoalannya tetap ada karena diatur baik dalam hukum acara maupun perdata. Hasil penelitian yang peneliti lakukan berdasarkan putusan Nomor : 345/Pdt.G/2016/PN Smg, badan peradilan dalam penyelesaian permasalahan non pembayaran berdasarkan hukum acara perdata.

Dalam hal ini, majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara wanprestasi dalam penyelesaiannya lebih mengedepankan upaya perdamaian (mediasi) antara kedua pihak sesuai dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang proses mediasi di pengadilan. Dalam upaya penyelesaian (mediasi) di persidangan, para pihak tidak mau berdamai sehingga majelis hakim melanjutkan persidangan dengan melihat fakta yang ada. Majelis hakim kemudian memutuskan untuk mengakhiri perkara aquo.57 Majelis hakim menghukum para terdakwa membayar sisa utang dan denda serta membayar biaya perkara.

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Wanprestasi Pada

PENUTUP

Simpulan

Langkah pertama dalam mengambil tindakan hukum adalah dengan mengajukan gugatan wanprestasi ke pengadilan negeri. Kemudian dilanjutkan proses persidangan dengan pembacaan gugatan, jawaban gugatan, replika, duplikat, bukti dan saksi, kesimpulan, dan putusan panel. hakim. Pertimbangan hukum adalah pertimbangan hakim berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan dan ditentukan oleh undang-undang sebagai hal-hal yang akan dimuat dalam putusan. Dalam putusan perkara nomor 345/Pdt.G/2016/PN Smg, hakim mempertimbangkan dan menilai bukti-bukti yang diberikan para pihak dan para saksi dalam pertimbangan hukumnya.

Saran

Badan Peradilan menekankan bahwa hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang ada dalam masyarakat. Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, 1997, Hukum Acara Perdata Secara Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai penyelesaian wanprestasi antara pihak debitur dan kreditur ada 3 (tiga) macam cara atau model yaitu (1) Penyelesaian internal antara pihak debitur dan

Hakim dalam menentukan pembuktian dan putusan atas perkara wanprestasi dalam perjanjian pembagian harta warisan yaitu Majelis Hakim telah memperoleh fakta-fakta

Dalam tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi dalam perjanjian pembagian harta warisan Dengan berdasar pada ketentuan Pasal 1236 KUH Perdata,

Dalam skripsi ini dibahas mengenai faktor-faktor terjadinya wanprestasi dalam perjanjian kredit, akibat terjadinya wanprestasi debitur dan upaya untuk menghindarinya,

Oleh sebab itu perbedaan wanprestasi dengan penipuan dalam perjanjian hutang piutang adalah debitur tetap melakukan prestasi tetapi hanya mampu melunasi sebagian hutangnya

Mengenai penyelesaian wanprestasi antara pihak debitur dan kreditur ada 3 (tiga) macam cara atau model yaitu (1) Penyelesaian internal antara pihak debitur dan

Menurut Kamus Hukum, wanprestasi berarti kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam perjanjian.50 Adapun yang dimaksud wanprestasi adalah suatu keadaan yang

buruk, wanddad perbuatan buruk.28 Wanprestasi diatur dalam pasal 1238 BW yang berbunyi “debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan