Rambu Jalan
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
EDI
SANTOSA TEKNIK PERLENGKAPAN JALAN
EDI SANTOSA
1. Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna jalan.
2. Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
3. Delineasi adalah suatu pola informasi yang terstruktur untuk menuntun pergerakan kendaraan secara berkeselamatan pada sepenggal jalan, baik untuk kondisi siang dan malam maupun dalam kondisi kering dan basah.
4. Sekitar 90% informasi yang diperlukan untuk mengemudi diterima oleh pengemudi secara visual, melalui mata. Hanya sedikit informasi yang diterima dengan pendengaran (klakson, marka kejut) dan indera perasa (marka berprofil/tactile, jalan kasar). Sebagian besar informasi didapatkan secara visual.
5. Jika rambu dan marka digunakan secara kombinasi dan sinergis akan memberikan delineasi yang diperlukan oleh pengemudi dan pengguna jalan sehingga dapat tercipta suatu jalan yang berkeselamatan.
6. Penggunaan rambu dan marka standar sangat dianjurkan. Jika standar diikuti, sebagian besar permasalahan keselamatan jalan akan tertangani. Pada waktu yang sama seorang ahli jalan akan memberikan sinyal/tanda untuk memberitahu kapan dan di mana standar jalan akan dilampaui.
7. Delineasi yang efektif dapat memperbaiki efisiensi dan keselamatan sistem jalan raya melalui perbaikan: informasi bagi pengemudi, kenyamanan mengemudi dan arus lalu lintas.
8. Rambu tidak selalu merupakan solusi dari seluruh
permasalahan keselamatan sehingga rambu dan marka
jarang digunakan untuk penyelesaian masalah.
Pemanfaatan rambu dan marka akan lebih efektif apabila menggunakan konsep perambuan yang baik, yaitu:
1. Conspicuous (mencolok):
Rambu harus dapat dilihat dengan jelas (jika sebuah rambu yang diletakkan di belakang pilar jembatan, tidak terlihat).
2. Clear (terang)
Bentuk dan warna dari rambu seperti legenda, simbol harus mudah dibaca dengan jelas.
3. Comprehensible (mudah dipahami)
Rambu harus dapat dimengerti (misal rambu yang ditulis dengan bahasa asing, tidak dapat dimengerti).
4. Credible (dapat dipercaya)
Pesan yang dibawa/disampaikan oleh rambu/marka harus dapat dipercaya oleh pengemudi jika tidak, akan cenderung diabaikan.
5. Consistent (tetap, konsekuen)
Situasi lalu lintas yang sama, harus dikelola dengan menggunakan rambu yang sama, dengan demikian mengurangi waktu pengemudi untuk bereaksi dan memperbaiki pemahaman pengemudi.
Jenis Rambu
Rambu merupakan salah satu perlengkapan jalan. Menurut bentuknya terdapat 2 (dua) macam yaitu rambu konvensional dan rambu elektronik. Sedangkan menurut jenisnya, dibedakan seperti di bawah ini:
• Rambu peringatan, digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya di jalan atau tempat berbahaya pada jalan dan untuk menginformasikan sifat bahaya.
• Rambu larangan, digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pengguna jalan.
• Rambu perintah, digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.
• Rambu petunjuk, digunakan untuk memandu pengguna jalan saat melakukan perjalanan atau memberikan informasi lain kepada pengguna jalan.
Rambu konvensional terdiri atas : 1. daun rambu dan
2. tiang rambu.
Setiap daun rambu wajib dipasang stiker logo perhubungan.
Tiang rambu mempunyai 4(empat) jenis, yaitu:
3. tiang tunggal, 4. tiang F,
5. tiang kupu-kupu dengan tiang tunggal dan 6. tiang gawang/portal
a. Rambu Peringatan
Rambu ini memiliki warna dasar kuning dan garis tepi, simbol hitam.
Gambar 1 Rambu Peringatan
b. Rambu Larangan
Rambu ini mempunyai warna dasar putih, garis tepi dan kata-kata merah, serta lambang/huruf/angka hitam.
Gambar 2 Rambu Larangan
c. Rambu Perintah
Rambu ini mempunyai warna dasar biru dan garis tepi/
lambang/ huruf/ angka serta kata-kata putih.
Gambar 3 Rambu Perintah
d. Rambu Petunjuk
Warna dasar rambu ini bermacam-macam, yaitu: hijau, biru, coklat atau putih. Bentuk dari rambu ini juga bermacam- macam:
umumnya segi empat, bisa juga segi enam.
Gambar 4 Rambu Petunjuk
e. Rambu peringatan sementara
Rambu peringatan sementara ini mempunyai warna dasar jingga. Sedangkan rambu sementara lainnya mempunyai bentuk, lambang, warna, arti, ukuran daun rambu, serta ukuran dan jenis huruf, angka dan simbol sama seperti pada rambu tetap.
Gambar 5 Rambu Sementara
Desain dan Pemilihan Rambu
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
1.Memenuhi kebutuhan.
2.Menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3.Memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4.Menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan
dalam memberikan respon.
Sebagai aturan umum:
• sediakan 2 detik agar rambu terbaca.
• sediakan 2 detik perjalanan antar rambu yang berurutan.
• batasi maksimal 5 baris informasi di semua rambu.
• hanya gunakan huruf standar.
• selalu gunakan material yang reflektif untuk
bagian muka rambu
.Ukuran daun rambu perlu memperhatikan kecepatan sebagai berikut:
Tabel 1 Ukuran Rambu Berdasarkan Kecepatan
Satu tiang hanya dapat dipasang maksimum 2(dua) daun rambu.
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu:
1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon.
Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.
2. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon.
3. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon.
4. Operasi rambu
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat akan memenuhi kebutuhan lalu lintas dan penggunaannya perlu konsisten.
5. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.
Pemeliharaan rambu jalan dilaksanakan untuk memastikan kebutuhan penggantian rambu jika diperlukan.
Pemeliharaan rambu dilakukan secara berkala dan insidentil.
• Pemeliharaan berkala dilakukan paling sedikit setiap 6 bulan: yaitu dengan menghilangkan benda-benda yang mengganggu fungsi rambu dan membersihkan rambu.
• Pemeliharaan insidentil dilakukan bila ada kerusakan rambu.
• Umur teknis rambu paling lama 5 tahun
Penempatan rambu harus didesain memenuhi beberapa prinsip dasar yaitu:
• tidak menghalangi jarak pandang,
• tidak saling menghalangi,
• harus berada dalam jangkauan penglihatan pengguna jalan,
• harus ditempatkan dan dioperasikan dengan cara yang seragam dan konsisten serta tidak memasang rambu yang tidak diperlukan.
Penempatan rambu membutuhkan jarak yang cukup bagi pengguna jalan untuk mengambil keputusan yang tepat. Salah satu faktor penting terkait kebutuhan jarak tersebut adalah kecepatan lalu lintas. Dalam keadaan biasa, rambu ditempatkan ada sisi badan jalan sesuai arah pergerakan lalu lintas, dan untuk tujuan tertentu, juga dapat ditempatkan di atas badan jalan (portal). Khusus untuk rambu petunjuk arah dan rute dapat digunakan secara berulang sesuai kebutuhan karena dapat mendorong lalu lintas yang efisien dengan selalu menyediakan informasi lokasi kepada pengguna jalan.
Jarak standar untuk rambu sebelum hazard atau
titik pengambilan keputusan biasanya sekitar 50
m (perkotaan) sampai 200 m (pedesaan),
bergantung pada kecepatan pendekat dan
karakteristik hazard. Tentunya semua rambu
harus menghadap ke pengemudi/pengendara.
Untuk rambu yang diletakkan di sisi jalan, tinggi minimal
di area perdesaan diatur oleh kebutuhan untuk melihat
rambu di atas tanaman di sisi jalan dan bebas dari
cipratan lumpur. Di area perkotaan, ada kebutuhan untuk
dapat melihat rambu di atas mobil yang diparkir dan
warung. Bagian bawah rambu harus cukup tinggi (lebih
dari 2,2 m) sehingga tidak menjadi hazard bagi pejalan
kaki. Rambu yang diletakkan terlalu tinggi dapat berada di
luar sinar lampu besar pada malam hari, atau dapat
tersamar oleh pepohonan di sisi jalan.
Rambu pengarah tikungan (CAM) ditempatkan
dengan ketinggian 120 cm diukur dari permukaan
jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian
bawah, dan diletakkan di sisi tikungan luar dan
dipasang sedikitnya 3 buah. Jika tidak terdapat
bahu jalan, dapat dipasang di badan jalan.
Rambu ditempatkan paling tinggi 265 cm dan paling
rendah 175 cm diukur dari permukaan jalan tertinggi
sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan
tambahan bagian bawah jika rambu dilengkapi dengan
papan tambahan. Jika ada fasilitas pejalan kaki, diukur dari
permukaan fasilitas pejalan kaki tersebut.
Jika rambu ditempatkan di atas rumaja, ketinggian rambu paling
rendah 500 cm diukur dari permukaan jalan tertinggi sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah.
Gambar : Penempatan Rambu Tiang F dan Tiang Portal
a. Rambu Peringatan
Ditempatkan sebelum atau pada lokasi kemungkinan ada bahaya.
Tabel : Penempatan Rambu Peringatan berdasarkan Kecepatan
b. Rambu Larangan
Rambu larangan ditempatkan pada awal bagian jalan dimulainya larangan.
Panjang pemberlakuan rambu larangan parkir dan berhenti adalah 30 meter dari titik pemasangan rambu searah lalu lintas atau sesuai dengan yang dinyatakan dalam papan tambahan. Rambu-rambu ini dapat ditempatkan secara berulang.
c. Rambu Perintah
Rambu perintah ditempatkan sedekat mungkin pada awal dan/atau pada berakhirnya perintah.
d. Rambu Petunjuk
Semua rambu petunjuk kecuali rambu papan nama jalan, ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna sebesar-besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalu lintas.
Untuk menyatakan jarak, dapat dilengkapi dengan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu sendiri.
Rambu dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dan obyek yang dinyatakan pada rambu, dengan papan tambahan.
e. Rambu Sementara
• Rambu sementara dapat ditempatkan pada bagian jalan sebelum, di dan sesudah lokasi bagian jalan yang rusak, keadaan tertentu, dan kegiatan tertentu.
• Rambu sementara yang ditempatkan sebelum lokasi berupa rambu peringatan.
• Rambu sementara yang ditempatkan pada lokasinya berupa rambu perintah atau rambu larangan.
• Rambu sementara yang ditempatkan sesudah lokasinya menyatakan akhir berlakunya rambu perintah atau larangan tersebut.
• Rambu sementara dapat dilengkapi dengan papan tambahan sesuai kebutuhan.
Contoh pemasangan rambu, seperti gambar di bawah ini.