Instrumentasi Elektronika
Pengukuran Berat EruP©03-2014
PENS
Transducer Pengukuran Berat
• Transducer yang banyak digunakan untuk pengukuran berat adalah
strain gauge (pengukur ketegangan, stress)
• Strain gauge menggunakan prinsip dasar perubahan nilai resistansi dari suatu bahan penghantar akibat
penarikan bahan (peregangan, pemanjangan) atau pemampatan bahan (penekanan, pemendekan)
http://203.21.74.24/pdimage/50/2785250_cyt-12.jpg http://fatariq.files.wordpress.com/2011/
01/timbangan-camry2.jpg
Strain Gauge
• Ditemukan oleh Edward E. Simmons dan Arthur C. Ruge pada tahun 1938
• Umumnya dibuat dari bahan penghantar dengan resistansi tertentu (misalkan 150, 300, atau lainnya) yang panjang beralur dan ditempelkan pada media plastik tertentu yang kuat dan lentur
http://www.jcs-tech.co.uk/Data/Sites/1/Testing/StrainGauge%5B1%5D.jpg http://en.wikipedia.org/wiki/File:Strain_gauge.svg
Cara Kerja Strain Gauge
• Dalam keadaan normal, resistansi dari strain gauge
memiliki nilai tertentu, misalkan 300
• Jika plastik dari strain gauge dibengkokkan ke atas atau ke bawah, maka penghantar dari strain gauge akan tertarik
(memanjang) atau tertekan (memendek)
• Dapat juga dilakukan
penarikan atau penekanan
http://1.bp.blogspot.com/-
r5Q98zXuwO8/Twh7Eu75TvI/AAAAAAAAAfY/fjADpRx6yTk/s1600/st rain+gauge.jpg
http://ind-
techno.com.ua/images/item/
big/14/14581.jpg?5.069934 862851579
Area Pembengkokan
http://www.learningelectronics.net/images/00204.png
Arah Pembengkokan
• Dengan asumsi, penghantar strain gauge ditempelkan pada bagian atas plastik,
maka
– Jika plastik dibengkokkan ke bawah,
penghantar akan memanjang (ditarik) dan menyebabkan resistansi membesar
– Jika plastik dibengkokkan ke atas, maka penghantar akan memendek (ditekan) dan menyebabkan resistansi mengecil
Plastik
Penghantar
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/StrainGaugeVisualization.svg/400px-StrainGaugeVisualization.svg.png\
Load Cell
• Adalah suatu transducer yang digunakan untuk mengubah dari gaya tekan (umumnya berat) menjadi sinyal listrik
• Prinsip dasarnya berdasarkan konversi tak- langsung, yaitu menggunakan dua tahap konversi
– Aspek mekanis
• Misalkan, mengubah dari gaya menjadi bengkokan
– Aspek kelistrikan
• Misalkan, mengubah bengkokan menjadi listrik
Bahan Penyusun Load Cell
• Load Cell dapat dibuat dari berbagai cara, yang paling umum digunakan
– Aspek mekanis
• Menggunakan bahan tertentu yang kuat (tidak mudah berubah), elastis (selalu kembali ke bentuk semula) dan mudah untuk dipengaruhi struktur mekanisnya (misalkan mudah dibengkokkan oleh gaya)
• Umumnya menggunakan bahan aluminium yang kuat
– Aspek kelistrikan
• Mengubah bengkokan emnjadi listrik, misalkan menggunakan strain gauge
Konfigurasi Load Cell
• Ada tiga jenis konfigurasi load cell dilihat dari jumlah strain gauge yang digunakan
– Strain gauge tunggal – Strain gauge ganda
– Strain gauge jembatan (lengkap)
Load Cell
Strain Gauge Tunggal
− +
= +
3 1
3
2 R R
R SG
R E SG V
− +
= +
3 1
3
2 R R
R aW
R E aW V
Jika hubungan berat W
dengan RSG adalah RSG = aW, dimana a adalah
koefisien tertentu, maka
http://sub.allaboutcircuits.com/images/00205.png
Load Cell
Strain Gauge Ganda
http://www.learningelectronics.net/images/00428.png
Load Cell
Strain Gauge Lengkap
http://www.learningelectronics.net/images/00431.png
Sumber Tegangan Load Cell
• Mengingat tegangan keluaran masih
menggandung besaran tegangan sumber, maka tegangan sumber load cell harus stabil
• Pada penggunaan load cell bersama-sama
dengan ADC, maka jika sumber tegangan load cell dibuat sama persis dengan tegangan
referensi ADC, maka besarnya tegangan sumber menjadi tidak berpengaruh lagi
– Tidak perlu sumber tegangan stabil
Cara Kerja Load Cell
• Strain gauge dipasang dengan kuat pada bahan logam kuat (aluminium) pada
bagian yang mudah dibengkokkan oleh
gaya dari luar
Gaya Pada Load Cell
http://www.learningelectronics.net/images/00429.png http://www.learningelectronics.net/images/00430.png
Pemasangan Strain Gauge pada Load Cell
http://2.bp.blogspot.com/_RYTgr0EJQKs/TIY4oLJxp-
I/AAAAAAAAAG0/rrugAbqWnPE/s1600/Load+Cell+Cantilever.jpg
Ilustrasi Kerja Load Cell
http://www.ishida.com/technologies/loadcell/html.html
Mekanisme Roberval dan Hukum Hooke
http://www.ishida.com/technologies/loadcell/html.html
Hukum Hooke
→ Benda elastis akan tertarik sejauh sebanding dengan gaya (berat) beban
Mekanisme Roberval
→ Menjaga agar posisi selalu sejajar
Contoh Load Cell
://img.directindustry.com/images_di/photo-g/tension-compression-load-cell-39615-2763641.jpg
Contoh Konstruksi Untuk Timbangan
• Semua bahan harus dari jenis yang kokoh, tidak elastis/lentur (misalkan dari plastik/akrilik yang keras)
– Tidak boleh menggunakan besi, karena cenderung berat. Dan kalau dibuat ringan, maka harus tipis, sehingga bentuknya menjadi mudah lentur (bengkok)
Benda yang ditimbang
Nampan/tatakan Mur-baut
Alas timbangan Load cell
Pengganjal
Penguat Load Cell
• Tegangan keluaran dari load cell
umumnya kecil sekali, sekitar 5mV sampai dengan beberapa belas mV
• Keluaran load cell umumnya ada dua polaritas (differensial), sehingga
diperlukan penguat differensial
– Penguat differensial adalah penguat dengan dua input polaritas tanpa menggunakan
ground
Penguat Differensial Penguat Instrumentasi
• Penguat differensial yang sering digunakan adalah penguat yang disebut dengan penguat instrumentasi
• Disebut penguat instrumentasi karena banyak digunakan pada sistem instrumentasi
• Memiliki sifat
– Dua input tanpa ground
– Impedansi input hampir tak hingga (besar)
– Penguatan tinggi (mencapai 1000x s/d 10000x atau lebih)
Penguat Instrumentasi
• Bisa dibangun dari dua sampai tiga penguat operasional (Op-amp)
• Harus menggunakan op-amp dengan spesifikasi yang baik untuk mencegah kondisi kerja yang buruk
– Misalkan offset input
• Untuk mudahnya, sekarang banyak
penguat instrumentasi yang sudah jadi,
siap digunakan
Contoh Rangkaian
Penguat Instrumentasi #1
Contoh Rangkaian
Penguat Instrumentasi #2
Contoh Rangkaian
Penguat Instrumentasi #3
EruP©2013
VOUTPUT
220V
24V
24V CT R1
R2 VIN
VR
C1 C2 C3
10A Q1
Q2 Q3
PT100
V
+12V
4V7 1k
10k
2k
330
+12V
100
33k
+12V
10mA 100
470
GAIN
ZERO
ARUS +9V
R1
GAIN
R2
R3
R3
R4
R4
VR2 V2 VOUT
ZERO
VREF
LOAD CELL
Merah
Hitam
Hijau Putih
2 2 2
1 V
xV V xGAIN V V GAIN
GAIN V OUT
IN IN
OUT
TOTAL = = =
2 1
2 1 2
1= = +
R R V
GAIN V
IN
3 4 2
2 R
R V GAIN =VOUT =
3 4 2
1 1
2
R R R
GAINTOTAL R
+
=
( )
TOTAL REFO V V GAIN V
V = + − − . +
Penjelasan V
REFEruP©2014
R3
R3
R4
R4
V1
VOUT
ZERO
VREF
V2
V+
V-
R1 R2
VA VB
VX
+ +
= +
2 1
1 2
1 2
R R
V R R
R V R
V X A B
− + =V V
Ideal Opamp
REF O
O REF
O REF
R V V R
V V
R V R
V R
V R
V
R R
V R R
R V R
R V R
V R R
R V R
V
+
−
=
+
= +
+ +
= +
=
+ +
= + −
+
3 4 2
1
3 4
2 3
4 1
4 3
3 4
3 4 2
4 3
3 4
3 4 1
) (
Contoh Rangkaian
Penguat Instrumentasi #4
Datasheet INA121
Contoh Soal #1
• Suatu load cell 6kg akan digunakan untuk mengukur beban maksimal 5kg
• Tampilan menggunakan voltmeter 5 volt (bisa juga ADC)
• Saat pengujian awal dengan beban 1kg, keluaran dari load cell sebesar 1,9mV
• Rancang penguat instrumentasi yang sesuai
• Catatan: Pada contoh ini, tidak dihiraukan adanya offset, dan seluruh prosedur kalibrasi akan dilakukan setelah alat ukur selesai dibuat
Ilustrasi
6kg INA
1.23
VL(1kg) = 9mV VL(5kg) = …mV 1kg
VA(1kg) = …V VA(5kg) = 5V
Jawab
• Masalah tegangan offset diabaikan
• Menggunakan rangkaian contoh #3
• Saat beban 5kg, tegangan yang keluar 5 volt
– Maka, saat beban 1kg, tegangan yang seharusnya keluar adalah 1 volt
• Saat diberikan beban 1kg, load cell mengeluarkan tegangan 1,9mV
– Maka, diperlukan penguatan 1V/1,9mV=526x
Jawab (Lanjutan)
• Penguatan total yang diperlukan menggunakan penguat instrumentasi sebesar 526x
– Catatan: Karena aspek tegangan offset diabaikan, maka penguatan real yang seharusnya besar kemungkinan tidak 526x, sehingga hasil akhir perlu dilakukan kalibrasi
• Pada penguat instrumentasi terdapat dua tahap
penguatan, sehingga nilai 526x dipecah dalam dua tahap penguatan
– Misalkan, penguat pertama 20x, dan penguatan kedua 27,3x
– Pada IC penguat instrumentasi yang sudah jadi,
biasanya penguatan dibebankan pada penguat pertama, dengan penguat kedua bernilai 1
• Ini disebabkan penguat kedua dianggap sebagai penguat penjumlah pengurang (differensial) yang biasanya bernilai 1
Jawab (Lanjutan)
• Menggunakan persamaan penguatan untuk tahap pertama dan kedua, maka akan didapatkan nilai resistor
– Penguatan pertama 20x
• Misalkan R1 = 9,5k dan R2 = 1k
– Penguatan kedua 27,3x
• Misalkan R4 = 27,3k dan R3 = 1k
– Catatan, nilai-nilai tersebut tentu saja sulit
didapatkan di pasaran, sehingga pendekatan yang sering dilakukan dengan memasang
“trimmer potentiometer” pada R2 (karena R2 jumlahnya hanya satu)
Jawab (Pilihan Lain)
• Menggunakan penguat instrumentasi yang sudah jadi, misalkan INA121
• Menggunakan perhitungan yang sama dengan sebelumnya
• Gain total = 526x
• Gain = 1 + 50k /R
G• R
G= 50k / (Gain – 1) = 50k/525 = 95,2
Contoh Soal #2
• Suatu load cell 6kg akan digunakan untuk mengukur beban maksimal 5kg
• Tampilan menggunakan voltmeter 5 volt (bisa juga ADC)
• Saat pengujian awal tanpa beban, keluaran load cel 5 mv, dan saat dengan beban 1kg, keluaran dari load cell sebesar 9mV
• Rancang penguat instrumentasi yang sesuai
• Catatan: Pada contoh ini, akan dirancang penguat instrumentasi yang sudah terbebas dari kesalahan offset dan gain, sehingga diharapkan hasil akhirnya sudah mendekali yang sesungguhkan (akurat).
Sebenarnya hasil akhirnya masih memerlukan kalibrasi akhir.
Jawab Soal #2
• Persamaan garis dari penguat
– Saat beban 0kg,
• Keluaran load cell, VL=5mV
• Keluaran penguat seharusnya, VA=0V
– Saat beban 1kg,
• Keluaran load cell, VL=9mV
• Keluaran penguat seharusnya, VA=1V (5V untuk 5kg)
– m = VA / VL = 1V/4mV = 250 – Persamaan garis, VA = m x VL + C
• Dan saat beban 0kg, VL=5mV dan VA=0V
– Maka 0V = 250 x 5mV + C → C = -1,25V
• Persamaan garis lengkap, VA = 250 x VL – 1,25V
• Jadi, perlu penguat dengan gain 250x dan offset -1,25V
Rangkaian Penguat Soal #2
− =
=
−
= +
=
8 , 1 200 250
50 1
50 1 50
k G
R k
R G k
G
G
Pada Ref diberikan tegangan -1,25V
Kalibrasi Offset dan Gain
• Contoh hasil pengujian
• Analisa
– Didapatkan persamaan garis R = 0,833 x U + 0,4177kg
– Artinya, terjadi kesalahan offset sebesar 0,4177kg dan kesalahan gain sebesar 0,833
– Maka, hasil setiap pengukuran harus dikalikan dengan 0,833 dan ditambah 0,4177kg
Titik Uji Ref Uji
#1 3kg 3,1kg
#2 4kg 4,3kg
Ref = 4kg – 3kg = 1kg
Uji = 4,3kg – 3,1kg = 1,2kg m = Ref / Uji = 0,833
Persamaan garis koreksi:
R = m.U + C
Saat Ref = 3kg, Uji = 3,1kg, sehingga C = R – m.U = 3kg – 0,833 x 3,1kg C = 0,4177kg
Persamaan garis koreksi lengkap:
R = 0,833 x U + 0,4177kg
Cara Kalibrasi Rangkaian
• Misalkan didapatkan persamaan koreksi
– R = 0,833 x U + 0,4177kg
• Maka, prosedur kalibrasi rangkaian
– Baca nilai Ref dan Uji saat ini, misalkan Ref=3kg dan Uji=3,1kg
– Turunkan gain (karena nilainya 0,833), sampai nilai keluaran menunjukkan 3,1kg x 0,833 = 2,5823kg
– Naikkan offset (karena nilainya +0,4177kg), sampai nilai keluaran tepat menunjukkan 3kg (=Ref)
Cara Kalibrasi Lain
• Pada alat ukur berat, prosedur kalibrasi lebih mudah karena memungkinkan mendapatkan satu nilai kalibrasi saat beban = 0 kg
• Prosedur
– Pasang semua perangkat timbangan, namun tidak diberi beban yang akan ditimbang (benda ukur), anggap berat = 0kg
– Atur offset, sampai tampilan menunjukkan 0kg (prosedur ini sering disebut tera atau tare)
– Letakkan beban yang diketahui, misalkan 1kg
– Atur gain, sampai tampilan menunjukkan nilai 1kg – Ulangi prosedur di atas sampai kalibrasi tidak
berubah
Contoh Soal #3
• Suatu load cell dilengkapi dengan penguat instrumentasi dan ADC serta
mikroprosesor untuk menampilkan berat
• Saat dilakukan kalibrasi 2 titik
menggunakan beban 1kg dan 2kg, didapatkan hasil 1,3kg dan 2,8kg
• Hitung nilai koreksi untuk offset dan gainnya, sehingga dapat dimasukkan dalam program
berat = read_adc(0)*5/1023*1;
berat = berat * gain + offset;
tampilkan_lcd(berat);
VREFADC = 5V ADC 10 bit (210-1)
1kg/1V
Contoh Soal #4
• Suatu load cell dilengkapi dengan penguat instrumentasi dan ADC serta mikroprosesor untuk menampilkan berat
• Saat dilakukan kalibrasi 2 titik menggunakan tanpa beban (0kg) dan beban 1kg,
didapatkan hasil 1,5kg dan 2,9kg
• Hitung nilai koreksi untuk offset dan
gainnya, sehingga dapat dimasukkan dalam program
berat = read_adc(0)*5/1023*1;
berat = berat * gain + offset;
tampilkan_lcd(berat);