TRANSFORMASI
Dosen Pengampu: Chandra Puspitadewi,S.Ip., Ma Mata Kuliah: Manajemen Rekod dan Arsip 1
PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM TRANSFORMASI ARSIP KONVENSIONAL (FISIK)
MENJADI DIGITAL
Disusun oleh:
Adi Hidayat 19680015
Dosen Pengampu: Chandra Puspitadewi,S.Ip., Ma Mata Kuliah: Manajemen Rekod dan Arsip 1
PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM TAHUN 2020
(FISIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Transformasi Arsip Konvensional Menjadi Digital” ini dapat penulis selesaikan. Shollawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi syarat untuk melaksanakan UAS dalam mata kuliah Manajemen Rekod dan Arsi 1. Besar harapan kami agar karya tulis ini dapat bermanfaat, memberikan edukasi, serta pengetahuan mengenai Perubahan pengelolaan Arsip Konvensional menjadi Digital bagi penulis maupun bagi pembaca.
Kritik serta saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Bekasi, 11 Desember 2020
Penyusun
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iii
ABSTRAK ... iv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 1
1.3 Manfaat dan Tujuan Penelitian ... 1
BAB II ... 2
KAJIAN PUSTAKA ... 2
2.1 Pengertian Arsip ... 2
2.2 Jenis Arsip ... 3
2.3 Transformasi Arsip ... 6
2.4 Manfaat Arsip Elektronik/Digital ... 7
BAB III ... 8
METODE PELAKSANAAN ... 8
3.1 Metode Penemuan Data ... 8
3.2 Metode Analisis Data ... 8
BAB IV ... 9
PEMBAHASAN ... 9
4.1 Hasil Penelitian ... 9
BAB V ... 14
PENUTUP ... 14
5.1 Kesimpulan ... 14
5.2 Saran ... 14
DAFTAR PUSTAKA ... 16
LAMPIRAN... 17
iv ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang sangat maju membuat hampir semua bidang dalam kehidupan saat ini telah dipengaruhi oleh jaringan internet. Semakin berkembangnya komputer dan jaringan internet, kebutuhan akan informasi masyarakat semakin meningkat. Informasi yang didapat ataupun yang diperoleh masyarakat baik tercetak maupun digital disebut dengan arsip. Begitu pun dengan kebutuhan teknologi untuk proses pengarsipan yang makin meningkat. Maka, saat ini transformasi arsip konvensional ke digital adalah hal yang dibutuhkan.
Transformasi sendiri merupakan perubahan suatu bentuk. Dalam hal ini bentuk yang dimaksud adalah media dari arsip tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingnya transformasi arsip ke bentuk digital dengan menggunakan metode angket/kuisioner dan dilakukan analisis dari data kualitatif yang telah di peroleh.
Sehingga didapatkan hasil bahwa Transformasi Arsip konvensional menjadi arsip digital sangatlah penting, karena dengan mentransformasikan menjadi digital, keamanan arsip lebih terjaga dan juga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan/kehilangan data informasi yang ada di dalamnya.
Namun jika yang di butuhkan adalah arsip dalam bentuk konvensional/fisik, maka transformasi menjadi tidak terlalu penting.
Kata Kunci: Arsip, Transformasi, Transformasi Arsip
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini, perkembangan teknologi sangat maju dan mulai memasuki era digital yang telah ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi. hamper semua bidang dalam kehidupan saat ini telah dipengaruhi oleh jaringan internet. Bahkan, saat ini internet menjadi tempat rujukan yang dibutuhkan oleh kebanyakan masyarakat. Dengan berkembangnya komputer dan jaringan internet, kebutuhan akan informasi masyarakat semakin meningkat. Informasi yang didapat ataupun yang diperoleh masyarakat baik tercetak maupun digital disebut dengan arsip.
Arsip merupakan sebuah catatan yang dijadikan bukti yang sah dalam menunjang proses suatu kegiatan dalam sebuah institusi. Dengan adanya arsip, kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Maka, kita harus benar-benar menjaga arsip tersebut dengan sangat baik. Salah satu caranya adalah transformasi arsip menjadi digital.
Transformasi disini mempunyai arti yaitu perubahan secara bentuk. Dengan demikian, transformasi arsip digital merupakan kegiatan merubah suatu bentuk arsip yang awalnya berupa konvensional/fisk menjadi digital. Sehingga saat ini telah banyak masyrakat yang sudah mentransformasikan arsip menjadi bentuk digital.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dari mini riset ini adalah menganalisis pentingnya Transformasi Arsip Konvensional (Fisik) Menjadi Arsip Digital.
1.3 Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat dari penelitian mini riset ini, yaitu mengetahui seberapa pentingnya mentransformasikan arsip konvensional menjadi digital
2 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Arsip
Arsip pertama kali digunakan oleh bangsa Yunani, berasal dari kata
“Archium” yang mempunyai arti tempat penyimpanan. Menurut undang-undang No.
43 Tahun 2009(Pemerintah Negara Republik Indonesia, 2009), arsip merupakan rekaman peristiwa atau kegiatan yang diterima oleh lembaga Negara, pemerintah daerah, perusahaan, organisasi politik, lembaga pendidikan, masyarakat dan perseorangan untuk pelaksanaan kehidupan bermasyarakat yang berupa berbagai bentuk dan media sosial dengan perkembangan komunikasi dan perkembangan teknologi informasi.
Sedangkan menurut Barthos (Barthos sebagaimana dikutip oleh Mustika, 2018), arsip adalah setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalaan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat orang itu pula..
Dalam pasal 3 Undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, disebutkan bahwa tujuan dari kearsipan adalah sebagai berikut:
menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional.
menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah.
menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terpadu
3
menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa; dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.
2.2 Jenis Arsip
Menurut Hasugian (2003), arsip dapat digolongkan atas berbagai jenis atau macam, tergantung dari sisi peninjaunya, antara lain:
2.2.1 Berdasarkan Fungsi
Menurut fungsi dan kegunaanya, arsip dapat dibedakan menjadi:
Arsip dinamis, yakni arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan atau penyelenggaraan administrasi perkantoran.
Arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan lagi secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, aan atau penyelenggaraan aamlnlstrasl perkantoran, atau sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan perkantoran sehari- hari.
2.2.2 Berdasarkan Nilai Guna
Ditinjau dari segi kepentingan pengguna, arsip dapat dibedakan atas:
(a) Nilai guna primer
Nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk kepentingan lembaga/instansi pencipta atau yang menghasilkan arsip. Nilai guna primer meliputi:
Nilai guna administrasi
Nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga/instansi pencipta arsip.
4
Nilai guna hukum
Arsip yang berisikan bukti-bukti yang mempunyai kekuatan hukum atas hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah.
Nilai guna keuanganya
Arsip yang berisikan segala hal yang menyangkut transaksi dan pertanggungjawaban keuangan.
Nilai guna ilmiah dan teknologi
Arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai akibat/hasil penelitian murni atau penelitian terapan.
(b) Nilai guna sekunder
Nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip sebagai kepentingan lembaga/instansi lain, dan atau kepentingan umum di luar instansi pencipta arsip, serta kegunaannya sebagai bahan bukti pertanggungjawaban kepada masyarakat/pertanggungjawaban nasional. Nilai guna sekunder, juga meliputi:
Nilai guna pembuktian, yaitu arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana lembaga/isntansi tersebut diciptakan, dikembangkan, diatur fungsinya, dan apa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, serta apa hasil/akibat dari kegiatan itu.
Nilai guna informasi, yaitu arsip yang mengandung informasi bagi kegunaan berbagai kepentingan penelitian dan sejarah, tanpa dikaitakan dengan lembaga/instansi penciptanya.
2.2.3 Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifatnya, arsip dapat dibedakan atas :
Arsip tertutup, yaitu arsip yang dalam pengelolaan dan perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasian surat-surat.
Arsip terbuka, yakni pada dasarnya boleh diketahui oleh semua pihak/umum.
5
2.2.4 Berdasarkan tingkat penyimpanan dan pemeliharaannya
Menurut tingkat penyimpanan dan pemeliharaannya, arsip dibagi atas :
Arsip sentral
Arsip yang disimpan pada suatu pusat arsip (depo arsip), atau arsip yang dipusatkan penyimpan dan pemeliharaannya pada suatu tempat tertentu.
Arsip pemerintah
Mengandung nilai khusus ada yang disimpan secara nasional di
Jakarta Lembaga Arsip Nasional Pusat yang disebut dengan nama ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Sedangkan lembaga pemerintah yang menyimpan dan memelihara arsip pemerintah di daerah yaitu Perpustakaan dan Arsip Daerah. Arsip sentral disebut juga Arsip makro atau arsip umum, karena merupakan gabungan ataupun kumpulan dari berbagai arsip unit.
Arsip unit
Arsip yang disimpan di setiap bagian atau setiap unit dalam suatu organisasi. Arsip unit disebut juga arsip mikro atau arsip khusus, karena khusus hanya menyimpan arsip yang ada di unit yang bersangkutan.
2.2.5 Berdasarkan keasliannya
Menurut keasliannya, arsip dibedakan atas: arsip asli, arsip tembusan, arsip salinan, dan arsip petikan.
2.2.6 Berdasarkan subyeknya
Berdasarkan subyek atau isinya, arsip dapat dibedakan atas berbagai macam, misalnya: Arsip keuangan, Arsip Kepegawaian, Arsip Pendidikan, Arsip Pemasaran, Arsip Penjualan, dan sebagainya.
2.2.7 Berdasarkan Bentuk dan Wujudnya.
Menurut bentuk atau wujudnya, arsip terdiri dari berbagai macam, misalnya surat (arsip korespondensi) yang dalam hal ini diartikan sebagai setiap lembaran kertas yang berisi informasi atau keterangan yang berguna
6
bagi penyelenggaraan kehidupan organisasi, seperti: naskah perjanjian/kontrak, akte, notulen rapat, laporan, kuitansi, naskah berita acara, bon penjualan, kartu pegawai, tabel, gambar, grafik atau bagan. Selain surat, bentuk atau wujud arsip dapat juga berupa pita rekam, piringan hitam, mikrofilm, CD, dsb.
2.2.8 Berdasarkan Sifat Kepentingannya.
Menurut sifat kepentingannya, arsip dapat dibedakan atas, arsip non- esensial, yaitu arsip yang tidak memerlukan pengolahan, dan tidak mempunyai hubungan dengan hal-hal yang penting sehingga tidak perlu disimpan dalam waktu yang terlalu lama. Arsip penting yaitu arsip yang mempunyai nilai hukum, pendidikan, keuangan, dokumentasi, sejarah, dan sebagainya. Arsip yang demikian masih dipergunakan atau masih diperlukan dalam membantu kelancaran pekerjaan. Arsip ini masih perlu disimpan untuk waktu yang lama, akan tetapi tidak mutlak permanen. Arsip vital, yaitu arsip yang bersifat permanen, disimpan untuk selama-lamanya, misalnya akte, ijazah, buku induk mahasiswa, dsb.
2.3 Transformasi Arsip
Menurut Harries(Harries dalam Managing records, making knowledge and good governance sebagaimana dikutip oleh Putranto, 2018) mengatakan bahwa perubahan signifikan di era digital membuat banyak orang menginginkan akses informasi instan sekaligus berjejaring dan sebaliknya, tidak lagi mesti melewati struktur hierarkis yang terpusat.
Dalam jurnal (fitri, 2020) menjelaskan bahwa arsip digital adalah data (arsip) yang dapat disimpan dan ditransmisikan dalam bentuk terputus-putus, atau dalam bentuk kode-kode biner yang dapat dibuka, dibuat atau dihapus dengan alat komputasi yang dapat membaca atau mengolah data dalam bentuk biner, sehingga arsip dapat pergunakan atau dimanfaatkan.
Sedangkan menurut Euis Syariasih(Euis Syariasih sebagaimana dikutip oleh Muhidin et al, 2016) arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam media magnetik menggunakan perangkat elektronik atau dalam bentuk media citra
7
bergerak, gambar statik dan rekaman suara yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi, maupun perorangan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 40, disebutkan bahwa alih media arsip merupakan salah satu cara (kegiatan) dalam pemeliharaan arsip dinamis. Jika dilihat dari tujuannya, setidaknya ada dua tujuan dilakukannya alih media arsip, yaitu
untuk mempercepat layanan akses (aktif dan inaktif);
untuk pelestarian arsip (statis statis).
2.4 Manfaat Arsip Elektronik/Digital
Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, membuat potensi untuk memanfaatkan kemajuan tersebut secara luas. Menurut Sedarmayanti(Sedarmayanti sebagaimana dikutip oleh Rusli, 2017) mengemukakan bahwa pengarsipan dokumen elektronik perlu dikelola secara elektronik untuk mendapatkan manfaat maksimal, antara lain:
a. Pengumpulan informasi yang lebih baik, konsisten dan mudah dicari kembali;
b. Memudahkan penggunaan dokumen secara bersama antar unit organisasi dalam suatu kantor;
c. Memudahkan penyusunan informasi organisasi secara terstruktur;
d. Memudahkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat;
e. Meningkatkan kualitas layanan public;
f. Mengelola informasi sebagai suatu aset yang tumbuh dan Berkembang.
g. Lebih responsive pada perubahan
menurut Musa(Musa sebagaimana dikutip oleh Rusli, 2017) media rekam arsip elektronik dalam bentuk CD, VCD, DVD, Harddisk, flashdisk, floppydisk, kaset audio, open reel, minidisk, kaset video, laserdisk dll.
8 BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Penemuan Data 3.1.1 Metode angket/kuisioner
Metode penelitian ini menggunakan metode kuisioner online yang dilakukan menggunakan google form. Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden baik langsung maupun tidak langsung.untuk pertanyaannya dapat disesuaikan dengan apa yang diteliti.
3.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data mini riset ini menggunakan analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif merupakan analisis induktif yang proses penganalisisan dimulai dari pengumpulan data, penentuan topic, kategorisasi data, pemilihan pola, penyajian secara naratif (Sundusiah, 2010).
9 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2020 dengan menggunakan metode angket (kuisioner) online melalui google form, dan ditujukan pada berbagai kalangan, seperti mahasiswa, pegawai, pedagang, dan lainnya.
Survei mengenai apakah seseorang masih menyimpan dokumen arsip dalam bentuk konvensional ataupun fisik dapat dilihat pada Gambar.1
Gambar.1 Hasil survei mengenai banyak tidaknya responden menyimpan arsip dalam bentuk konvensional.
Gambar.1 Diatas dapat menginterpretasikan bahwa 100% dari responden masih tetap menyimpan arsip/dokumen dalam bentuk konvensional atau dalam bentuk fisik, hal ini didukung oleh pernyataan Wursanto yang di kutip oleh Mahmud ( dalam jurnal “PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP”
yang mengemukakan bahwa penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip- arsip apabila diperlukan sewaktu-waktu.
Arsip secara konvensional memiliki berbagai macam jenis dan fungsi yang berbeda beda. Untuk mengetahui arsip konvensional apa saja yang masih disimpan, bisa kita lihat pada Gambar.2 dibawah ini.
10
Gambar.2 Hasil survei arsip konvensional apa saja yang masih dimiliki.
Gambar.2 diatas “Sertifikat dan surat—surat berharga” sebanyak 13 responden (86,7%). Untuk “Album Foto” sebanyak 12 responden (80%). dapat di ketahui bahwa arsip/dokumen yang paling banyak dimiliki adalah
Responden tetap menyimpan arsip konvensional tersebut dengan berbagai alasan, bisa dilihat pada Gambar.3 dibawah ini.
Gambar.3 Kumpulan alasan responden.
Dari seluruh responden yang memberikan feedback, dapat di interpretasikan bahwa para responden masih memiliki dan menyimpan dokumen/arsip konvensional karena dokumen/arsip tersebut dapat dijadikan sebagai bukti, digunakan ketika saat
11
dibutuhkan, menjadi kenang-kenangan, dan yang pasti karena masih memiliki nilai guna.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat membuat kita secara tidak langsung berkeinginan untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
Seperti kita lihat pada Gambar.4 dibawah ini.
Gambar.4 Hasil survei mengenai banyak tidaknya keinginan untuk merubah dokumen/arsip menjadi digital.
Pada Gambar.4 diatas, dapat diinterpretasikan bahwa 13 (86,7%) dari seluruh responden memiliki keinginan untuk merubah atau mentransformasikan arsip konvensional yang mereka punya menjadi arsip digital. Hal tersebut berbanding lurus dengan alasan-alasan yang responden berikan. Dapat dilihat pada Gambar.5 dibawah ini.
Gambar.5 Alasan para responden
12
Gambar.5 berisi alasan para responden yang berbeda-beda. Namun, dapat diinterpretasikan bahwa hampir 100% atau seluruh responden lebih memilih untuk menggunakan arsip digital daripada arsip konvensional karena seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, membuat penyimpanan arsip menjadi lebih mudah dan praktis. Arsip digital juga sangat efisien ruang dan juga waktu, sehingga apabila informasi tersebut sewaktu-waktu dibutuhkah, maka temu kembali informasi akan lebih mudah. Terlebih lagi, menurut responden arsip digital lebih aman karena dapat mengurangi resiko kerusakan arsip tersebut.
Gambar.6 Hasil survey pentingnya transformasi arsip menjadi digital.
Dari Gambar.6 diatas, menunjukan adanya perbedaan pendapat dari setiap responden. Ada yang berpendapat bahwa transformasi tidak terlalu penting karena hanya memudahkan sistem pengarsipan dan ada pula yang berpendapat bahwa transformasi arsip sangat penting karena dapat meminimalisir terjadinya kehilangan atau kerusakan informasi pada dokumen/arsip konvensional.
Hasil dari jawaban responden tersebut dapat disimpulkan secara garis besar bahwa mentrasnsformasikan arsip bisa menjadi sangat penting apabila arsip yang dimiliki merupakan arsip yang berharga, karena dengan kita mentransformasikan
13
arsip tersebut, maka arsip menjadi lebih aman dan juga dapat meminimalisir kerusakan/kehilangan informasi yang terdapat pada arsip. Namun juga bisa menjadi tidak terlalu penting jika yang dibutuhkan adalah arsip dalam bentuk konvensional/fisik. Sehingga transformasi arsip dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang kita inginkan.
14 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Arsip memiliki informasi-informasi penting yang terekam. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, arsip terus berkembang dan terus bertransformasi dari media fisik menjadi media digital. Berdasarkan hasil penelitian ini bisa kita simpulkan bahwa.
1. Responden masih tetap menyimpan dokumen/arsip konvensional seperti sertifikat, surat-surat berharga, album foto, dan lain-lain. Dikarenakan dokumen/arsip tersebut dapat dijadikan sebagai bukti, digunakan ketika saat dibutuhkan, menjadi kenang-kenangan, dan yang pasti karena masih memiliki nilai guna.
2. Responden lebih banyak memilih untuk mentransformasikan arsip yang dimiliki menjadi digital, karena arsip digital dapat sangat efisien ruang dan juga waktu, dengan begitu lebih mudah dan praktis. Serta membuat arsip lebih aman dan juga dapat mengurangi resiko kerusakan/kehilangan arsip tersebut.
3. Dan yang terakhir dapat kita ketahui bahwa Transformasi Arsip konvensional menjadi arsip digital sangatlah penting, karena dengan mentransformasikan menjadi digital, keamanan arsip lebih terjaga dan juga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan/kehilangan data informasi yang ada di dalamnya. Namun jika yang di butuhkan adalah arsip dalam bentuk konvensional/fisik, maka transformasi menjadi tidak terlalu penting.
5.2 Saran
Dengan semakin berkembangnya zaman, maka kebutuhan terhadap transformasi arsip menjadi digital juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, hal tersebut harus di imbangi dengan teknologi dan sumber daya manusia yang memadai.
15
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya untuk responden bisa lebih banyak, serta perlu adanya metode penelitian lainnya untuk meningkatkan validitas data
16
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
Fitri, Muhammad. “Transformasi Arsip Dalam Menghadapi Era Digital.” Preprint.
EdArXiv, May 5, 2020. https://doi.org/10.35542/osf.io/h5d7a.
Muhidin, Sambas Ali, Hendri Winata, and Budi Santoso. (2016). “Pengelolaan Arsip Digital,” n.d., 6.
Mustika, Reni. “Pengelolaan arsip di detik Sumatera Selatan.” IQRA`: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi (e-Journal) 12, no. 1 (August 14, 2018): 83.
https://doi.org/10.30829/iqra.v12i1.1855.
Hasugian, Jonner. “Pengantar Kearsipan,” (USU Digital Library). 2003, 10.
Putranto, Widiatmoko Adi. “Pengelolaan Arsip Di Era Digital:Mempertimbangkan Kembali Sudut Pandang Pengguna.” Diplomatika: Jurnal Kearsipan
Terapan 1, no. 1 (May 22, 2018): 1.
https://doi.org/10.22146/diplomatika.28253.
Sundusiah, Suci. “Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2010,”
n.d., 25.
Mahmud, Melizubaidah. “Pentingnya Manajemen Sistem Penyimpanan Arsip,”
n.d., 5.
Rusli, Sartini. “Pengelolaan Arsip Statis Berbasis Elektronik Di Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan,” 2017, 161.
17 LAMPIRAN
Kuisioner ini dapat di lihat pada link dibawah ini.
https://forms.gle/yo5YfDBxDfvyVmpA7
18