• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transkrip Vidio 1 Pertanian Berkelanjutan

N/A
N/A
Zacky Faishal

Academic year: 2023

Membagikan "Transkrip Vidio 1 Pertanian Berkelanjutan "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK PELESTARIAN LINGKUNGAN

Sumber daya alam dan lingkungan hidup memainkan peran kunci dalam pembangunan dan keberlanjutan. Namun, masih ada permasalahan yang belum terselesaikan secara menyeluruh dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Untuk itu, diperlukan strategi pengelolaan yang berfokus pada konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam, yang menjadi tema webinar.

Pengembangan produk perikanan pada masa pandemic covid-19 ibu Dr. Ir. Sri Hidayati, M.P.

Indonesia memiliki sumber daya ikan yang besar, tetapi fasilitas ekoperikanan masih terbatas.

Sumber daya ikan terutama terdistribusi di wilayah timur Indonesia. Meskipun ada peningkatan dalam PDB perikanan, pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan kecil dalam triwulan pertama 2020. Seiring waktu, sektor perikanan budidaya menjadi strategis dan mendukung kesehatan masyarakat. Namun, dampak pandemi seperti pengangguran, perubahan pola konsumsi, dan masalah pasokan makanan berdampak signifikan, termasuk sulitnya impor pakan dan penjualan ikan segar.

Perubahan perilaku konsumen selama pandemi COVID-19 juga mempengaruhi berbagai aspek. Meskipun ada penurunan daya beli yang berdampak negatif, ada peningkatan dalam belanja online dan layanan pengiriman. Di sektor perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memulai program-program yang mencakup pemasaran, usaha, investasi, pengelolaan, dan pengembangan wirausaha. Program-program ini mencakup promosi usaha dan investasi online, bimbingan melalui pertemuan virtual, serta pertumbuhan wirausaha baru.

Kemudian, Magelang adalah wilayah yang memiliki potensi besar dalam budidaya perikanan.

Terletak di antara lima pegunungan, wilayah ini seperti cawan besar dengan 128,2 irjen yang dilalui oleh sungai Suwek Elo dan Progo. Meskipun tidak memiliki laut, potensi budidaya perikanan di Magelang masih belum optimal. Keberlanjutan ekonomi sosial menjadi kunci dalam meningkatkan potensi ini tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan. Produksi budidaya gurameh telah menurun, sementara produksi lele meningkat. Beong, ikan lokal khas

(2)

Magelang, memiliki potensi untuk menjadi merek daerah, tetapi perlu perhatian lebih dalam pengembangannya. Selain itu, Borobudur yang terletak di Magelang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan potensi lokal menjadi merek yang lebih dikenal.

Meskipun kondisi sosial-ekonomi Magelang masih berada di urutan rendah.

Dalam mengembangkan potensi Magelang, terdapat empat strategi kunci. Pertama, meningkatkan publisitas dan daya saing dengan mengaitkannya dengan potensi Borobudur.

Kedua, meningkatkan hasil perikanan dan diversifikasi dengan fokus pada pengembangan varietas lokal seperti beong. Ketiga, mengedepankan perikanan yang berkelanjutan dan sinergi dengan pemerintah pusat, termasuk program Gemar Makan Ikan. Keempat, perlu pengelolaan perairan yang terus-menerus dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk ahli, karena perikanan merupakan industri yang masih memerlukan dukungan. Dalam pengolahan ikan, penting untuk memperhatikan dampak ekosistem dan memastikan distribusi sumber daya ikan yang seimbang. Kesejahteraan masyarakat, penurunan ketimpangan sosial, dan keberlanjutan ekologi dan ekosistem harus menjadi perhatian utama. Upaya yang diusulkan melibatkan program Gemarikan, perlu diversifikasi produk olahan ikan, serta peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat dan peningkatan mutu produk. Selain itu, persyaratan ekspor yang harus dipenuhi perlu mendapat perhatian lebih, dan pendampingan serta pendidikan terkait standar dan persyaratan eksportir sangat penting. Terakhir, pengembangan pasar dan pemenuhan standar internasional perlu diperhatikan dalam menggarap pasar ekspor, yang merupakan salah satu potensi besar Indonesia.

Potensi Pengembangan Ikan Lokal Iswahyudi, S.Pi., M.P.

Pengelolaan sumber daya perikanan di daerah seperti Magelang menuntut perhatian terhadap beberapa aspek penting. Pertama, sebagian kecil lahan dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan, dengan penangkapan ikan di Madiun yang kemudian dijual kembali menjadi fokus utama. Kedua, perlu diberikan fokus pada pengembangan perikanan berkelanjutan dengan mempertimbangkan lingkungan tropis dan mengatasi minimnya minat dari lulusan akademisi dan mahasiswa dalam perikanan lokal. Ketiga, penting untuk mengembangkan pasar domestikasi dan pengolahan ikan lokal dengan memanfaatkan potensi yang ada. Keempat, menjaga kelestarian sumber daya perikanan menjadi suatu keharusan karena masalah seperti perusakan habitat lingkungan, pengenalan spesies asing, pencemaran, dan tergusurnya spesies ikan lokal. Terakhir, perlu memberikan perhatian khusus dalam mempromosikan ikan lokal

(3)

dan menciptakan ciri khas yang bisa menjadi brand Magelang di pasar nasional maupun internasional.

Sementara itu, terdapat peluang besar dalam pengembangan sumber daya perikanan lokal dengan menjaga keberlanjutan. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui domestikasi spesies ikan lokal, seperti ikan nila, ikan wader, dan ikan glidah. Spesies ini sangat diinginkan oleh masyarakat setempat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Domestikasi spesies ikan lokal membantu menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan dan menciptakan ciri khas daerah. Contohnya, di daerah Medan dan Surabaya, harga ikan lokal seperti baung dan batak sangat tinggi, menciptakan peluang pasar yang menjanjikan. Dengan upaya seperti ini, sumber daya perikanan lokal dapat dikembangkan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Potensi besar juga terdapat dalam pengembangan sumber daya perikanan lokal, khususnya spesies seperti ikan wader. Beberapa daerah, seperti Mojokerto, sangat membutuhkan pasokan ikan lokal ini, dan permintaan pasar konsumen terus meningkat. Ikan wader memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan kegiatan domestikasi spesies ikan lokal membantu menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan dan menciptakan ciri khas daerah. Meskipun ada tantangan, seperti pengelolaan sumber daya perikanan, pengenalan spesies asing, dan perubahan habitat, upaya domestikasi spesies ikan lokal dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan dan mendukung keberlanjutan sumber daya perikanan lokal.

Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Pelestarian Lingkungan Dr. Ir. Maheno Sri Widodo, MS.

Dalam pengelolaan sumber daya perikanan di daerah seperti Magelang, perlu diperhatikan sejumlah aspek penting. Pertama, hanya sebagian kecil lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan, terutama penangkapan ikan di Madiun yang kemudian dijual kembali.

Kedua, perlu fokus pada pengembangan perikanan berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan tropis, dan minimnya minat dari lulusan akademisi dan mahasiswa untuk terlibat dalam perikanan lokal. Ketiga, penting untuk mengembangkan pasar domestikasi dan pengolahan ikan lokal dengan memanfaatkan potensi yang ada. Keempat, perlunya upaya dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan karena ada masalah seperti perusakan habitat lingkungan, pengenalan spesies asing, pencemaran, dan tergusurnya spesies ikan lokal. Terakhir, perlu diberikan perhatian khusus dalam mempromosikan ikan lokal dan

(4)

menciptakan ciri khas yang bisa menjadi brand Magelang di pasar nasional maupun internasional.

Selain itu, peluang pengembangan sumber daya perikanan lokal dengan menjaga keberlanjutan juga menjadi bagian penting dalam upaya ini. Salah satu cara adalah dengan mengembangkan domestikasi spesies ikan lokal, seperti ikan nila, ikan wader, dan ikan glidah, yang diinginkan oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Meskipun terdapat beberapa tantangan seperti restocking ikan asing yang dapat mengganggu keberlangsungan ikan lokal, upaya domestikasi ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan dan mendukung keberlanjutan sumber daya perikanan lokal. Selain itu, potensi besar dalam mengembangkan sumber daya perikanan lokal, seperti ikan wader, juga perlu dioptimalkan, terutama dalam menjaga jumlah populasi yang mengalami penurunan. Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan tindakan pengelolaan yang tepat, termasuk restocking yang bertanggung jawab. Semua langkah-langkah ini harus didasarkan pada pemahaman yang baik tentang jenis-jenis ikan lokal, apakah itu endemik, lokal, atau asli, serta kondisi perairan yang mereka huni, untuk menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di daerah seperti Magelang.

Proses introduksi ikan yang tidak hati-hati dapat memiliki dampak beresiko pada lingkungan perairan. Introduksi ikan asing ke ekosistem yang sudah rusak dapat mengancam kelangsungan ikan lokal dan mengganggu keseimbangan. Selain itu, ikan introduksi cenderung berkembang lebih cepat daripada ikan lokal, yang dapat menyebabkan persaingan yang merugikan ikan-ikan asli. Restocking ikan adalah salah satu upaya untuk menjaga sensitivitas keanekaragaman ekosistem dan mempertahankan keseimbangan ekosistem.

Namun, landasan hukum perlu diperhatikan dalam melakukan restocking. Faktor kelangkaan jenis ikan dapat disebabkan oleh penangkapan berlebihan, introduksi ikan asing, modifikasi habitat, fragmentasi habitat, pemukiman, perubahan fisik dan kimia perairan, penyakit ikan, perubahan iklim, dan kurangnya tataguna lahan. Tindakan restocking perlu mempertimbangkan pemilihan jenis ikan yang sesuai, kualitas ikan yang akan diintroduksi, dan penelitian ilmiah yang mendukung kegiatan tersebut. Dalam melakukan restocking, penting untuk mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada dan efek jangka panjang dari tindakan tersebut pada keanekaragaman ekosistem perairan.

Restocking ikan bertujuan untuk meningkatkan populasi ikan lokal dan mempertahankan keanekaragaman genetiknya. Proses ini melibatkan pengkayaan populasi ikan dengan

(5)

mengembalikannya ke perairan tempat aslinya. Dalam pelaksanaan restocking, dipilih jenis ikan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti memiliki persyaratan habitat yang sesuai dan DNA yang serupa dengan populasi asalnya. Selain itu, pemilihan lokasi penebaran harus sesuai dengan kondisi habitat yang baik, jauh dari pemukiman, dan dekat dengan nelayan.

Kualitas air juga harus memenuhi persyaratan. Proses aklimatisasi dan pemantauan dilakukan sebelum melepaskan ikan ke habitat aslinya. Kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, instansi, perguruan tinggi, dan pokwasmas, sangat diperlukan dalam pelaksanaan restocking. Tujuannya adalah untuk melindungi ikan-ikan endemik yang terancam punah.

Dalam sesi diskusi, terungkap bahwa memasukkan berbagai jenis ikan ke perairan umum harus dilakukan dengan hati-hati karena ada dampak introduksi yang bisa mengganggu populasi ikan lokal. Terdapat pertanyaan tentang penilaian ekonomi spesies ikan langka seperti ikan tirakat, di mana nilai uang tidak selalu menjadi faktor utama, terutama untuk ikan hias yang bisa memiliki nilai ekonomis tinggi. Kemudian, ada pertanyaan terkait ikan uceng yang ingin dibudidayakan, namun, belum ada data yang cukup untuk menilai tingkat keuntungan secara pasti. Restocking ikan adalah tindakan yang perlu dipantau dan dievaluasi pasca pelaksanaannya, dengan melibatkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, kelompok pemancing, dan instansi terkait, serta monitoring kualitas air.

Keterlibatan berbagai stakeholder sangat penting dalam menjaga keberhasilan restocking ikan dan keberlanjutan sumber daya perikanan lokal.

Dalam sesi tanya jawab, pertama-tama, Prof. Ridwan menyampaikan bahwa perikanan di perairan dataran tinggi perlu ditingkatkan dengan mempertimbangkan introduksi ikan dari subtropis yang cocok untuk perairan tersebut. Namun, evaluasi keberhasilan restocking cukup sulit karena melibatkan siklus hidup ikan yang bisa berlangsung hingga 5-10 tahun. Prof.

Ridwan juga mengemukakan bahwa restocking perlu dilakukan dengan baik dan harus melibatkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, kelompok pemancing, dan instansi terkait.

Selanjutnya, pertanyaan dari Ahmad Jauhari adalah tentang inovasi terbaik dalam pemasaran produk perikanan lokal. Prof. Wan dan Bapak Iswahyudi menyebutkan bahwa pendanaan untuk pelestarian ikan lokal adalah masalah yang perlu diatasi bersama. Bapak Iswahyudi juga mencatat bahwa mereka di lapangan melakukan upaya penggalangan dana sendiri untuk pelestarian ikan lokal, dan melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas. Dalam konteks restocking, penjelasan dari Prof. Wan dan lainnya menjelaskan bahwa restocking adalah

(6)

kegiatan yang berkelanjutan dan terus dilakukan setiap tahun dengan melibatkan masyarakat dan instansi terkait serta melibatkan sosialisasi teknologi pengembangan ikan lokal.

Pada sesi tanya jawab, banyak saran dan tanggapan yang diajukan. Pertama, saran untuk mengembangkan ikan hias lokal sebagai alternatif pembenihan untuk daerah dan ekspor.

Kemudian, disarankan untuk membentuk cluster pembudidaya di daerah yang potensial untuk memproduksi ikan lokal secara berkelanjutan.

Terkait dengan pendanaan, ada penjelasan bahwa unit pembiayaan LPMPT di KKP dengan bunga rendah bisa diakses, namun mungkin perlu lebih ditingkatkan aksesibilitasnya.

Beberapa jenis ikan introduksi sudah berhasil didomestikasi, tetapi ikan lokal seperti ikan uceng memerlukan upaya lebih lanjut, dan kerjasama antarperguruan tinggi serta dukungan dari berbagai instansi penting.

Selain itu, penting untuk mempromosikan ikan lokal yang sudah berhasil didomestikasi, seperti ikan tawes, untuk meningkatkan minat konsumen. Perlu juga edukasi terhadap masyarakat mengenai cara mempersiapkan ikan ini yang seringkali dianggap kurang enak dikonsumsi karena duri.

Terakhir, ada ide untuk membentuk asosiasi penelitian bersama yang akan membantu dalam pengembangan sumber daya perikanan lokal dengan menggunakan dana yang tersedia.

Keseluruhan, ada harapan dan semangat untuk terus mengembangkan sumber daya perikanan lokal yang berpotensi di Indonesia.

Pada sesi tanya jawab, pertanyaan pertama adalah mengenai strategi khusus untuk efektifitas domestikasi ikan lokal di Kalimantan Barat. Bapak Iswahyudi menjelaskan bahwa proses domestikasi ikan memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung pada kondisi masing- masing ikan. Tahap adaptasi pertama adalah penting, dan pemberian makanan buatan biasanya dimulai setelah beberapa hari. Selanjutnya, ikan perlu diawasi dengan ketat dalam aspek reproduksi, makanan, dan hormon stres untuk memastikan keberhasilan domestikasi.

Pertanyaan kedua berkaitan dengan strategi khusus untuk meningkatkan produktivitas reproduksi ikan lokal yang masih belum sepenuhnya dipahami. Bapak Mahenno menjelaskan bahwa tahap awal melibatkan adaptasi ikan ke penangkaran, dan ketika ikan sudah stabil, karakter reproduksinya perlu dipelajari. Proses ini membutuhkan data siklus reproduksi selama setahun, dan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam penelitian ikan lokal sangat

(7)

penting. Upaya domestikasi perlu mendapatkan informasi yang akurat sebelum menghasilkan keturunan yang dapat berkembang secara mandiri.

Selanjutnya, Bu Sri memberikan tanggapan mengenai inovasi dalam pemasaran produk perikanan. Dia menyoroti pentingnya mengenali karakteristik produk dan konsumennya.

Inovasi dalam pemasaran dapat berfokus pada produk olahan, yang memberikan nilai tambah karena daya tahan dan pasarnya yang lebih luas. Namun, penting juga untuk mengenalkan masyarakat pada berbagai olahan ikan untuk mengubah perilaku konsumen dan meningkatkan minat makan ikan.

Sesi diskusi ini memberikan wawasan yang beragam mengenai upaya domestikasi ikan lokal, strategi pemasaran, dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan sumber daya perikanan lokal di Indonesia.

Dalam sesi penutupan, Bu Sri menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan adalah dua sisi dari satu mata uang yang harus saling mendukung. Perilaku masyarakat dan peran perguruan tinggi dapat membantu mewujudkan kelestarian lingkungan.

Bapak Iswahyudi menekankan pentingnya pengembangan ikan lokal karena potensinya besar.

Bapak Mah Enno berharap ada kerjasama lintas sektor, termasuk dengan dinas-dinas terkait, untuk mendukung pengembangan ikan lokal. Selain itu, perlu melakukan pembentukan asosiasi penelitian dan mapping habitat ikan-ikan lokal.

Referensi

Dokumen terkait

1) Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya. 3) Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber- ibadah hanya

Ketiga sifat tersebut dijelaskan dalam kitab suci al-Qur’an surah al-Falaq dan surah al-Nās, maka sebagai umat yang beriman kepada Allah manusia sebagai makhluk ciptaan

Hanya manusia yang diberi kuasa tersebut, bukan makhluk yang lainnya, karena manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna yang dilengkapi dengan akal budi, talenta atau kemmpuan

Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) tidak hanya yang diciptakan oleh Allah,

Manusia mempunyai peran dan posisi khusus diantara komponen alam dan makhluq ciptaan Allah yang lain yakni sebagai khalifah, wakil Allah dan pemimpin di bumi ( QS: Al

Dari semua ciptaan Allah, hanya manusia yang bersekutu dengan Allah karena antara manusia dan Allah mempunyai.…a.

Baladah memiliki arti bodoh, para nabi dan rasul Allah Swt adalah manusia pintar yang dipilih oleh Allah Swt sebagai penyampai agama-Nya kepada umat manusia dan melakukan

Menuju Langit dan Bumi Baru: Kerajaan Allah sebagai Masa Depan Allah, Manusia dan Alam ciptaan 49 Kesimpulan Konsep Ekologi Eskatologis Jürgen Moltmann 54 BAB 3 KONSEP EKOLOGI