MAKALAH MAKALAH PENYELESAIA
PENYELESAIAN SENGKETA N SENGKETA LITIGALITIGASI DAN SI DAN NONNON LITIGASI
LITIGASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : KemahiranKemahiran Non Litigasi
Non Litigasi
Dosen Pengampu : Fahrodin, M.H.I Dosen Pengampu : Fahrodin, M.H.I
Disusun oleh : Disusun oleh : 1.
1.
Rizky Rizky Khoirul Khoirul Ikhwan Ikhwan 11200051120005 2.
2.
Aditya Aditya Saputra Saputra 11200121120012 3.
3.
Sekar Sekar Ayu Ayu Maulidiningsih Maulidiningsih 11200321120032 4.
4.
Nabila Faiqoh Nabila Faiqoh 11200901120090 5.
5.
Ridwan Ridwan Tajudin Tajudin 11200911120091 Kelas : A
Kelas : A
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI NEGERI
K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
TAHUN 2022/2023 TAHUN 2022/2023
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A.
Latar BelakangLatar Belakang
Manusia merupakan mahluk social yang dalam kehidupan Manusia merupakan mahluk social yang dalam kehidupan masyarakat memiliki berbagai kepentingan yang selaras maupun saling masyarakat memiliki berbagai kepentingan yang selaras maupun saling bertentangan
bertentangan satu satu sama sama lain. lain. Apabila Apabila diantara diantara kepentingan kepentingan tersebuttersebut terdapat dua atau lebih yang bertentangan maka akan terjadi bentrok terdapat dua atau lebih yang bertentangan maka akan terjadi bentrok kepentingan dan menimbulkan sebuah kerugian dalam istilah yuridis kepentingan dan menimbulkan sebuah kerugian dalam istilah yuridis disebut sebagai sengketa.
disebut sebagai sengketa.11
Konflik dan sengketa adakalanya diselesaikan secara damai, tetapi Konflik dan sengketa adakalanya diselesaikan secara damai, tetapi ada kalanya pula suatu konflik menimbulkan ketegangan yang terus ada kalanya pula suatu konflik menimbulkan ketegangan yang terus menerus jika salah penanganan maka akan menimbulkan kerugian pada menerus jika salah penanganan maka akan menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak. Agar dalam mempertahankan kepentingan kedua belah pihak. Agar dalam mempertahankan kepentingan – – kepentingan masing
kepentingan masing – – masing tidak melampaui batas masing tidak melampaui batas – – batas norma yang batas norma yang berlaku maka diperlukan cara
berlaku maka diperlukan cara – – cara alternative dalam penyelesaiannya. cara alternative dalam penyelesaiannya.
Konflik dan sengketa hukum yang sering terjadi mempunyai dua Konflik dan sengketa hukum yang sering terjadi mempunyai dua cara penyelesaian menurut hukum di Indonesia yaitu penyelesaian cara penyelesaian menurut hukum di Indonesia yaitu penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan maupun penyelesaian sengketa melalui sengketa melalui jalur pengadilan maupun penyelesaian sengketa melalui jalur
jalur luar luar pengadilan. pengadilan. Akan Akan tetapi tetapi penyelesaian penyelesaian sengketa sengketa jalur jalur pengadilapengadilann memakan waktu dan proses penyelesaian yang lama, disamping itu terjadi memakan waktu dan proses penyelesaian yang lama, disamping itu terjadi penumpuk
penumpukan an perkara perkara dan dan memerlukan memerlukan biaya biaya yang yang relatif relatif besar. besar. AdanyaAdanya hambatan dalam menyelesaikan permasalahan ataupun sengketa hukum hambatan dalam menyelesaikan permasalahan ataupun sengketa hukum inilah diperkenalkan penyelesaian sengketa alternative di luar inilah diperkenalkan penyelesaian sengketa alternative di luar pengadilan.Penyelesaian
pengadilan.Penyelesaian sengketa sengketa dapat dapat dilakukan dilakukan oleh oleh hanya hanya para para pihakpihak yang bersengketa ataupun melalui keputusanataupun bantuan pihak ke tiga yang bersengketa ataupun melalui keputusanataupun bantuan pihak ke tiga (arbiter
(arbiter ataupun ataupun mediator mediator ). ). Spirit Spirit sukarela, sukarela, keinginan keinginan untukuntuk menyelesaikan sengketa berdasarkan kerjasama (perjanjian) merupakan menyelesaikan sengketa berdasarkan kerjasama (perjanjian) merupakan modal dasar bagi tercapainya win win solution dalam ADR.
modal dasar bagi tercapainya win win solution dalam ADR.
1 1
Achmadi Ali,
Achmadi Ali, Menguak Tabir Hu Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofkum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), ( is dan Sosiologis), ( cet.cet.
1;Jakarta:Chandra Pratama
1;Jakarta:Chandra Pratama, 1996), h. , 1996), h. 320 - 320 - 321321
B.
B.
Rumusan MasalahRumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang pemikiran diatas, maka permasalahan Mengacu pada latar belakang pemikiran diatas, maka permasalahan pokok yan
pokok yang akan dibahas adalah mengenai Bagaimana ragam penyelesaiang akan dibahas adalah mengenai Bagaimana ragam penyelesaian konflik dan sengketa secara mandiri dan melibatkan berbagai pihak ?
konflik dan sengketa secara mandiri dan melibatkan berbagai pihak ?
C.
C.
TujuanTujuan
Untuk memahami ragam penyelesaian konflik dan sengketa secara Untuk memahami ragam penyelesaian konflik dan sengketa secara mandiri dan melibatkan berbagai pihak sebagaimana objek pembahasan mandiri dan melibatkan berbagai pihak sebagaimana objek pembahasan makalah ini.
makalah ini.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A.
A.
Penyelesaian KonflikPenyelesaian Konflik
Pengertian Konflik. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere Pengertian Konflik. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.22
Menurut Stevenin dalam Handoko (2001: 48), terdapat lima Menurut Stevenin dalam Handoko (2001: 48), terdapat lima langkah meraih perdamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, langkah meraih perdamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: a).
lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: a).
Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada). b). Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang tidak ada). b). Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar
benar dan dan telah telah diuji diuji mengenai mengenai siapa, siapa, apa, apa, mengapa, mengapa, dimana, dimana, dandan bagaimana
bagaimana berhasil berhasil dengan dengan sempurna. sempurna. Pusatkan Pusatkan perhatian perhatian pada pada masalahmasalah utama dan bukan pada hal-hal sepele. c). Menyepakati suatu solusi.
utama dan bukan pada hal-hal sepele. c). Menyepakati suatu solusi.
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik. d).
dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik. d).
Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian.
Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian.
Namun
Namun hati-hati, hati-hati, jangan jangan biarkan biarkan pertimbangan pertimbangan ini ini terlalu terlalu mempengaruhimempengaruhi pilihan
pilihan dan dan arah arah pada pada kelompok kelompok tertentu. tertentu. e). e). Evaluasi. Evaluasi. Penyelesaian Penyelesaian ituitu
2
2 Muhammad Muspawi, Muhammad Muspawi, MANAJEME MANAJEMEN KONFLIN KONFLIK (UPAYA PK (UPAYA PENYELESAIAN ENYELESAIAN KONFLIK DKONFLIK DALAMALAM ORGANISASI)
ORGANISASI), Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli,, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli, hlm. 42.
hlm. 42.
sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.
sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.33 Jika penyelesaiannya Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, bisa dengan cara lain yakni sebagai berikut :
tampak tidak berhasil, bisa dengan cara lain yakni sebagai berikut :
Ada delapan prosedur umum dalam rangka penyelesaian konflik Ada delapan prosedur umum dalam rangka penyelesaian konflik
4 4
yaitu: Lumping it, Avoidance or exit, Coersion, Negotiation, Conciliation, yaitu: Lumping it, Avoidance or exit, Coersion, Negotiation, Conciliation, Mediaton, Arbitration, dan Adjudication.
Mediaton, Arbitration, dan Adjudication.
1.
1.
Lumping it.Lumping it. Terkait dengan kegagalan salah satu pihak yang Terkait dengan kegagalan salah satu pihak yang bersengketa
bersengketa untuk untuk menekanmenekankan kan tuntutannya. tuntutannya. Dengan Dengan kata kata lain lain isuisu yang dilontarkan diabaikan (simply ignored) dan hubungan dengan yang dilontarkan diabaikan (simply ignored) dan hubungan dengan pihak lawan terus berjalan.
pihak lawan terus berjalan.
2.
2.
Avoidance or exitAvoidance or exit. Mengakhiri hubungan dengan meninggalkannya.. Mengakhiri hubungan dengan meninggalkannya.
Dasar pertimbangannya adalah pada keterbatasan kekuatan yang Dasar pertimbangannya adalah pada keterbatasan kekuatan yang dimiliki (powerlessness) salah satu pihak ataupun alasan-alasan dimiliki (powerlessness) salah satu pihak ataupun alasan-alasan biaya sosial, ekonomi
biaya sosial, ekonomi atau psikologis.atau psikologis.
3.
3.
Coersion.Coersion. Satu pihak yang bersengketa menerapkan keinginan atau Satu pihak yang bersengketa menerapkan keinginan atau kepentinganny
kepentingannya pada pa pada pihak yang lain.ihak yang lain.
4.
4.
Negotiation.Negotiation. Kedua belah pihak menyelesaikan konflik secara Kedua belah pihak menyelesaikan konflik secara bersamasama (mutual settlement) tanpa melibatkan pihak ketiga.
bersamasama (mutual settlement) tanpa melibatkan pihak ketiga.
5.
5.
Concilliation.Concilliation. Mengajak (menyatukan) kedua belah pihak yang Mengajak (menyatukan) kedua belah pihak yang bersengketa
bersengketa untuk untuk bersama-sama bersama-sama melihat melihat konflik konflik dengan dengan tujuantujuan untuk menyelesaikan persengketaan.
untuk menyelesaikan persengketaan.
6.
6.
Mediation.Mediation. Pihak ketiga yang mengintervensi suatu pertikaian untuk Pihak ketiga yang mengintervensi suatu pertikaian untuk membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan.
membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan.
7.
7.
Arbitration.Arbitration. Bilamana kedua belah pihak yang bersengketa Bilamana kedua belah pihak yang bersengketa menyetujui intervensi pihak ketiga dan kedua belah pihak sudah menyetujui intervensi pihak ketiga dan kedua belah pihak sudah harus menyetujui sebelumnya untuk menerima setiap keputusan harus menyetujui sebelumnya untuk menerima setiap keputusan pihak ketiga.
pihak ketiga.
8.
8.
Adjudication.Adjudication. Apabila terdapat intervensi pihak ketiga yang Apabila terdapat intervensi pihak ketiga yang memiliki otoritas untuk mengintervensi persengketaan dan membuat memiliki otoritas untuk mengintervensi persengketaan dan membuat
3
3 Muhammad Muspawi, Muhammad Muspawi, MANAJEME MANAJEMEN KONFLIN KONFLIK (UPAYA PK (UPAYA PENYELESAIAN ENYELESAIAN KONFLIK DKONFLIK DALAMALAM ORGANISASI)
ORGANISASI), Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli,, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli, hlm. 44.
hlm. 44.
4
4Penyelesaian konflik. Penyelesaian konflik. elearning.menlelearning.menlhk.go.id (diakses 1 mahk.go.id (diakses 1 maret 2023)ret 2023)
serta menerapkan keputusan yang diambil baik yang diharapkan serta menerapkan keputusan yang diambil baik yang diharapkan maupun tidak oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
maupun tidak oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
B.
B.
Penyelesaian Sengketa Secara LitigasiPenyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Litigasi merupakan proses gugatan atas suatu konflik yang Litigasi merupakan proses gugatan atas suatu konflik yang diritualisasikan untuk menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para diritualisasikan untuk menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para pihak memberikan
pihak memberikan kepada seorang kepada seorang pengambil keputusan pengambil keputusan dua pdua pilihan yangilihan yang bertentangan.
bertentangan. Lembaga Lembaga litigasi litigasi merupakan merupakan sistem sistem penyelesaian penyelesaian sengketasengketa melalui peradilan. Sengketa yang diperiksa melalui jalur litigasi akan melalui peradilan. Sengketa yang diperiksa melalui jalur litigasi akan diperiksa dan diputus oleh hakim sebagai penegak keadilan. Dalam hal ini diperiksa dan diputus oleh hakim sebagai penegak keadilan. Dalam hal ini diatur oleh UU 48/2009 tentang kekuasaan hakim.
diatur oleh UU 48/2009 tentang kekuasaan hakim.55
Proses penyelesain sengketa oleh para pihak yang bersengketa Proses penyelesain sengketa oleh para pihak yang bersengketa melalui jalur litigasi berarti sengketa diperiksa oleh hakim pengadilan melalui jalur litigasi berarti sengketa diperiksa oleh hakim pengadilan dalam suatu rangkaian persidangan. Penyelenggaraan pengadilan dalam suatu rangkaian persidangan. Penyelenggaraan pengadilan dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer,Peradilan Tata Usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Peradilan Militer,Peradilan Tata Usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Konstitusi.66
Penyelesaian sengketa secara litigasi memiliki kelebihan yaitu putusan Penyelesaian sengketa secara litigasi memiliki kelebihan yaitu putusan pengadilan
pengadilan mempunyai mempunyai kekuatan kekuatan hukum hukum yang yang pasti, pasti, bersifat bersifat final,final, menciptakan kepastian hukum dengan posisi para pihak menang at
menciptakan kepastian hukum dengan posisi para pihak menang atau kalahau kalah (win an
(win and lose d lose position) dan position) dan dapat dipaksakan dapat dipaksakan keputusan keputusan apabila pihapabila pihakak yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan pengadilan (eksekusi).
yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan pengadilan (eksekusi).
Oleh Sudikno Mertokusumo
Oleh Sudikno Mertokusumo77 dikatakan bahwa putusan pengadilan dikatakan bahwa putusan pengadilan mempunyai tiga macam kekuatan yang merupakan keistimewaan mempunyai tiga macam kekuatan yang merupakan keistimewaan penyelesaian
penyelesaian sengketa sengketa secara secara litigasi, litigasi, yakni yakni putusan putusan pengadilanpengadilan
5
5 Edi Hudiata, Edi Hudiata, Penyelesaian Sen Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariahgketa Perbankan Syariah. Cet. 1;Yogyakarta:UII Press. Cet. 1;Yogyakarta:UII Press Yogyakarta,2015. Hal. 90
Yogyakarta,2015. Hal. 90
6
6 Rosita, Rosita, ALternatif dalam Pen ALternatif dalam Penyelesaian Sengketa (yelesaian Sengketa (Litigasi dan Non Litigasi)Litigasi dan Non Litigasi) Al Al – – Bayyinah : Bayyinah : Journal of
Journal of Islamic LawIslamic Law – – ISSN : 1979-7486(p);2580-5088(e) Volume VI Number 2,pp.99-113 hal.ISSN : 1979-7486(p);2580-5088(e) Volume VI Number 2,pp.99-113 hal.
100 100
7 7
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia (Cet. I; Yogyakarta: Liberty, 1993), h.
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia (Cet. I; Yogyakarta: Liberty, 1993), h.
177-182.
177-182.
mempunyai kekuatan mengikat, kekuatan pembuktian, dan kekuatan mempunyai kekuatan mengikat, kekuatan pembuktian, dan kekuatan eksekutorial atau kekuatan untuk dilaksanakan
eksekutorial atau kekuatan untuk dilaksanakan C.
C.
Penyelesaian Sengketa Secara NonlitigasiPenyelesaian Sengketa Secara Nonlitigasi
Penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi (pengadilan) bukanlah Penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi (pengadilan) bukanlah merupakan satu-satuya cara penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh merupakan satu-satuya cara penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh oleh para pihak yang bersengketa. Selain litigasi, terdapat penyelesaian oleh para pihak yang bersengketa. Selain litigasi, terdapat penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non litigasi), yaitu penyelesaian sengketa sengketa di luar pengadilan (non litigasi), yaitu penyelesaian sengketa diluar pengadilan Alternative Dispute Resolution (ADR).
diluar pengadilan Alternative Dispute Resolution (ADR).
ADR merupakan konsep baru tentang penyelesaian sengketa atau ADR merupakan konsep baru tentang penyelesaian sengketa atau perbedaan
perbedaan pendapat pendapat antara antara pihak pihak yang yang sangat sangat populpopuler er secara secara global global yangyang merupakan alternatif dalam menyelesaikan sengketa selain daripada merupakan alternatif dalam menyelesaikan sengketa selain daripada melalui pengadilan (litigasi).ADR menawarkan beberapa bentuk proses melalui pengadilan (litigasi).ADR menawarkan beberapa bentuk proses penyelesaian
penyelesaian sengketa sengketa yang yang disesuaikan disesuaikan dengan dengan kebutuhan kebutuhan para para pihakpihak yang bersengketa dalam rangka menuju kepada penyelesaian yang final yang bersengketa dalam rangka menuju kepada penyelesaian yang final and binding dan saling menguntungkan.langkah penyelesaiannya melalui and binding dan saling menguntungkan.langkah penyelesaiannya melalui negosiasi (musyawarah), mediasi, arbitrase, dan konsiliasi.
negosiasi (musyawarah), mediasi, arbitrase, dan konsiliasi.
Dasar pengaturan tentang ADR dan Arbitrase kemudian di Dasar pengaturan tentang ADR dan Arbitrase kemudian di sempurnakan dengan di undangkannya Undang-undang no 30 tahun 1999 sempurnakan dengan di undangkannya Undang-undang no 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat dalamyang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 138 tanggal Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 138 tanggal 12Agustus 1999.Sedangkan pengaturan lebih rinci tentang Negosiasi, 12Agustus 1999.Sedangkan pengaturan lebih rinci tentang Negosiasi, Mediasi dan Konsiliasi saat itu belum ada ketentuan perundang - Mediasi dan Konsiliasi saat itu belum ada ketentuan perundang - undanganny
undangannya yang secara a yang secara tegas.tegas.88
Pihak-pihak yang bersengketa dalam praktik dapat melakukan Pihak-pihak yang bersengketa dalam praktik dapat melakukan beberapa
beberapa pendekatan pendekatan dalam dalam mengelola mengelola sengketa sengketa yang yang dihadapi. dihadapi. SecaraSecara umum ada beberapa pendekatan pengelolaan konflik atau sengketa yang umum ada beberapa pendekatan pengelolaan konflik atau sengketa yang terjadi, yaitu :
terjadi, yaitu :99
8
8 Marwah M. Diah, Marwah M. Diah, Prinsip dan Ben Prinsip dan Bentuktuk – – Bentuk Alternatif Pen Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luaryelesaian Sengketa di Luar Pengadilan
Pengadilan. HUKUM DAN DINAMIKA MASYARAKAT VOL.5 NO.2 APRIL 2008 hal. 115. HUKUM DAN DINAMIKA MASYARAKAT VOL.5 NO.2 APRIL 2008 hal. 115
9 9
Bambang Sutiyoso,
Bambang Sutiyoso, Hukum Arbitrase dan Hukum Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,Alternatif Penyelesaian Sengketa, Gama Media, Gama Media, Yogyakarta, 2008, hlm. 9.
Yogyakarta, 2008, hlm. 9.
1.
1.
Power BasedPower Based merupakan pendekatan pengelolaan sengketa dengan merupakan pendekatan pengelolaan sengketa dengan mendasarkan pada kekuatan atau kekuasaan untuk memaksa seseorang mendasarkan pada kekuatan atau kekuasaan untuk memaksa seseorang untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya dengan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya dengan cara mengancam, menakut-nakuti, blokade, boikot dan sebagainya.
cara mengancam, menakut-nakuti, blokade, boikot dan sebagainya.
Pendekatan ini umumnya dilakukan apabila satu pihak memiliki pos Pendekatan ini umumnya dilakukan apabila satu pihak memiliki posisiisi dan akses yang lebih kuat dari pihak yang lain.
dan akses yang lebih kuat dari pihak yang lain.
2.
2.
Right BasedRight Based adalah pendekatan pengelolaan sengketa dengan adalah pendekatan pengelolaan sengketa dengan mendasarkan konsep hak (hukum), yaitu konsep benar dan salah mendasarkan konsep hak (hukum), yaitu konsep benar dan salah berdasarkan
berdasarkan parameter parameter yuriyuridis dis melalui melalui prosedur prosedur adjudikasi, adjudikasi, baik baik didi pengadilan maupun arbitrase. Dengan demikian pencari
pengadilan maupun arbitrase. Dengan demikian pencari keadilan yangkeadilan yang ingin menyelesaikan sengketanya harus terlebih dahulu mengajukan ingin menyelesaikan sengketanya harus terlebih dahulu mengajukan perkaranya
perkaranya ke ke pengadilan pengadilan yang yang berwenang berwenang atau atau melalui melalui arbitrase.arbitrase.
Pendekatan seperti ini umumnya mengarah pada keadaan win-lose Pendekatan seperti ini umumnya mengarah pada keadaan win-lose solution, dimana ada pihak yang dimenangkan dan ada pula pihak solution, dimana ada pihak yang dimenangkan dan ada pula pihak yang dikalahkan di sisi lainnya.
yang dikalahkan di sisi lainnya.
3.
3.
Interest BasedInterest Based merupakan pendekatan pengelolaan sengketa dengan merupakan pendekatan pengelolaan sengketa dengan mendasarkan pada kepentingan atau kebutuhan pihak- pihak yang mendasarkan pada kepentingan atau kebutuhan pihak- pihak yang bersengketa,
bersengketa, bukan bukan melihat melihat pada pada posisi posisi masing-masing. masing-masing. SolusiSolusi diupayakan mencerminkan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa diupayakan mencerminkan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa secara mutual (win-win solution). Termasuk pendekatan interest based secara mutual (win-win solution). Termasuk pendekatan interest based diantaranya negosiasi, mediasi, dan konsiliasi.
diantaranya negosiasi, mediasi, dan konsiliasi.
Ruang lingkup penyelesaian sengketa nonlitigasi adalah seluas Ruang lingkup penyelesaian sengketa nonlitigasi adalah seluas ruang lingkup cara penyelesaian sengketa hukum kecuali hukum-hukum ruang lingkup cara penyelesaian sengketa hukum kecuali hukum-hukum yang bersifat memaksa dan hukum publik.
yang bersifat memaksa dan hukum publik.
Adapun metode penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi Adapun metode penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dapat diuraikan sebagai sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dapat diuraikan sebagai berikut:
berikut:
1.
1.
PenyelesPenyelesaian sengketa aian sengketa melalui negosiasimelalui negosiasi Negoisasi
Negoisasi yaitu yaitu cara cara untuk untuk mencari mencari penyelesaian penyelesaian masalahmasalah melalui musyawarah untuk mencapai kata sepakat secara langsung melalui musyawarah untuk mencapai kata sepakat secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang hasilnya dapat diterima antara pihak-pihak yang bersengketa yang hasilnya dapat diterima
oleh para pihak tersebut.
oleh para pihak tersebut.1010 Negosiasi Negosiasi pada pada dasarnya dasarnya ditempuh ditempuh oleholeh para
para pihak pihak yang yang bersengketa bersengketa untuk untuk menyelesaikan menyelesaikan sengketanyasengketanya dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan bersama.Negosiasi dalam dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan bersama.Negosiasi dalam sektor hukum berbeda dengan jenis negosiasi lainnya karena dalam sektor hukum berbeda dengan jenis negosiasi lainnya karena dalam negosiasi hukum melibatkan lawyer atau penasihat hukum sebagai negosiasi hukum melibatkan lawyer atau penasihat hukum sebagai wakil pihak yang bersengketa.Dalam negosiasi para pihak yang wakil pihak yang bersengketa.Dalam negosiasi para pihak yang bersengketa
bersengketa itu itu sendiri sendiri menetapkan menetapkan konsensus konsensus (kesepakatan) (kesepakatan) dalamdalam penyelesaian
penyelesaian sengketa sengketa antara antara mereka mereka tersebut tersebut Peranan Peranan penasihatpenasihat hukum adalah hanya membantu pihak yang bersengketa menemukan hukum adalah hanya membantu pihak yang bersengketa menemukan bentuk-bentuk
bentuk-bentuk kesepakatan kesepakatan yang yang menjadi menjadi tujuan tujuan pihak pihak yangyang bersengketa
bersengketa tersebut.Dalam tersebut.Dalam hal hal ini ini Sudargo Sudargo Gautama Gautama menyebutkanmenyebutkan bahwa
bahwa negosiasi negosiasi merupakan merupakan proses proses untuk untuk mencapai mencapai kesepakatankesepakatan dengan pihak lain, yakni suatu proses interaksi dan komunikasi yang dengan pihak lain, yakni suatu proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beraneka ragam, dapat lembut dan bernuansa dinamis dan beraneka ragam, dapat lembut dan bernuansa sebagaimana manusia itu sendiri. Apabila para pihak dalam sebagaimana manusia itu sendiri. Apabila para pihak dalam menyelesaikan sengketa secara negosiasi mengalami jalan buntu atau menyelesaikan sengketa secara negosiasi mengalami jalan buntu atau dengan kata lain tidak tercapai suatu kesepakatan atau persetujuan, dengan kata lain tidak tercapai suatu kesepakatan atau persetujuan, maka para pihak yang bersengketa dapat menempuh cara lain untuk maka para pihak yang bersengketa dapat menempuh cara lain untuk menyelesaikan sengketanya.
menyelesaikan sengketanya.
2.
2.
PenyelesPenyelesaian sengketa melalui aian sengketa melalui mediasimediasi
Pasal 6 ayat (3) UU Nomor 30 Tahun 1999 mengemukakan Pasal 6 ayat (3) UU Nomor 30 Tahun 1999 mengemukakan bahwa dalam
bahwa dalam hal sehal sengketa atau ngketa atau beda pendapat beda pendapat antara antara para ppara pihak yangihak yang bersengketa
bersengketa tidak tidak dapat dapat diselesaikan, diselesaikan, maka maka atas atas kesepakatan kesepakatan tertulistertulis para p
para pihak, sengketa ihak, sengketa atau atau beda pendapat beda pendapat diselesaikan meladiselesaikan melalui bantualui bantuann seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator.
mediator.1111mediasi mediasi pada pada dasarnya dasarnya merupakan merupakan cara cara dalamdalam menyelesaikan sengketa oleh para pihak, di mana para pihak dapat menyelesaikan sengketa oleh para pihak, di mana para pihak dapat menentukan atau menunjuk pihak ketiga untuk bertindak sebagai menentukan atau menunjuk pihak ketiga untuk bertindak sebagai penengah
penengah atau atau mediator. mediator. Mediator Mediator tersebut tersebut dapat dapat negara, negara, organisasi,organisasi,
10
10Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia PustakaGatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 1.
Utama, 2006), h. 1.
11
11Republik Indonesia,Republik Indonesia, “UU”, op. cit., h. 165“UU”, op. cit., h. 165
atau individu.Kedudukan mediator dalam hal ini adalah berusaha atau individu.Kedudukan mediator dalam hal ini adalah berusaha memberikan keseimbangan para pihak yang bersengketa sehingga memberikan keseimbangan para pihak yang bersengketa sehingga mereka dapat dipertemukan dalam suatu keadaan yang sama-sama mereka dapat dipertemukan dalam suatu keadaan yang sama-sama menguntungkan. Harus pula dipahami bahwa mediator dalam menguntungkan. Harus pula dipahami bahwa mediator dalam menangani sengketa para pihak, tidak berada pada posisi yang dapat menangani sengketa para pihak, tidak berada pada posisi yang dapat memaksa salah satu pihak untuk menerima apa yang dikehendaki oleh memaksa salah satu pihak untuk menerima apa yang dikehendaki oleh pihak lainnya.
pihak lainnya.
3.
3.
PenyelesPenyelesaian sengketa aian sengketa melalui arbitrasemelalui arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitrare yang berarti kekuasaan Arbitrase berasal dari kata arbitrare yang berarti kekuasaan untuk menyelesaiakan sesuatu menurut kebijaksanaan.Jadi arbitrase untuk menyelesaiakan sesuatu menurut kebijaksanaan.Jadi arbitrase itu sebenarnya adalah lembaga peradilan oleh hakim partikelir/swasta itu sebenarnya adalah lembaga peradilan oleh hakim partikelir/swasta (particuliere rechtspraak).Pasal 1 UU Nomor 30 tahun 1999
(particuliere rechtspraak).Pasal 1 UU Nomor 30 tahun 1999 1212tentangtentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menyebutkan bahwa Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menyebutkan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang di
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuatdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara
secara tertulis tertulis oleh oleh para pihpara pihak yak yang ang bersengketa bersengketa melalui melalui hakimhakim arbiter. Arbiter yang harus selalu dalam jumlah yang ganjil, arbiter. Arbiter yang harus selalu dalam jumlah yang ganjil, merupakan pihak yang netral tidak memihak dan secara aktif serta merupakan pihak yang netral tidak memihak dan secara aktif serta profesional
profesional memiliki memiliki kewenangan kewenangan memutuskan memutuskan dalam dalam penyelesaianpenyelesaian sengketa
sengketa 4.
4.
PenyelesPenyelesaian sengketa melalui aian sengketa melalui konsiliasikonsiliasi
Konsiliasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa di Konsiliasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan antara para pihak yang bersengketa dengan luar pengadilan antara para pihak yang bersengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak.Konsiliator melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak.Konsiliator dapat menyarankan syarat
dapat menyarankan syarat – – syarat penyelesaian dan mendorong para syarat penyelesaian dan mendorong para pihak
pihak untuk untuk mencapai mencapai kesepakatan. kesepakatan. Berbeda Berbeda dengan dengan negosiasi negosiasi dandan medasi, dalam proses konsiliasi konsiliator mempunyai peran luas medasi, dalam proses konsiliasi konsiliator mempunyai peran luas yaitu dapat memberikan saran berkaitan dengan materi sengketa, yaitu dapat memberikan saran berkaitan dengan materi sengketa, maupun terhadap hasil perundingan. Konsiliator dituntut untuk maupun terhadap hasil perundingan. Konsiliator dituntut untuk
12
12Republik Indonesia, “UU”, op. cit., h. 162.Republik Indonesia, “UU”, op. cit., h. 162.
aktif.
aktif.1313Undang-undang No. 30 tahun 1999 tidak memberikanUndang-undang No. 30 tahun 1999 tidak memberikan pengertian
pengertian yang yang lengkap tlengkap tentang koentang konsiliasi, dansiliasi, dan kn kata ata konsiliasi hanyakonsiliasi hanya tedapat dalam ketentuan umum dan penjelasan umum dari Undang- tedapat dalam ketentuan umum dan penjelasan umum dari Undang- undang no. 30/1999 tersebut.
undang no. 30/1999 tersebut.
5.
5.
PenyelesPenyelesaian sengketa melalui penilaian aian sengketa melalui penilaian para ahlipara ahli UU 30/1999 tidak memberikan definisi
UU 30/1999 tidak memberikan definisi1414 mengenai penilaian mengenai penilaian para
para ahli, ahli, menurut menurut Hillary Hillary Astor Astor dalam dalam bukunya bukunya Dispute Dispute ResolutionResolution inAustralia penilaian ahli adalah suatu proses yang menghasilkan inAustralia penilaian ahli adalah suatu proses yang menghasilkan suatu pendapat objektif, independen, dan tidak memihak atas fakta suatu pendapat objektif, independen, dan tidak memihak atas fakta – – fakta atau isu
fakta atau isu – – isu yang dipersengketakan oleh seorang ahli yang isu yang dipersengketakan oleh seorang ahli yang ditunjuk
ditunjuk oleh para piholeh para pihak yang ak yang besengketa. Dalam besengketa. Dalam melakukan melakukan prosesproses ini dibutuhkan persetujuan dari para pihak untuk memberikan dan ini dibutuhkan persetujuan dari para pihak untuk memberikan dan mempresentasikan fakta dari pendapat dari para pihak kepada ahli.
mempresentasikan fakta dari pendapat dari para pihak kepada ahli.
Ahli tersebut kemudian akan melakukan penyelidikan dan pencarian Ahli tersebut kemudian akan melakukan penyelidikan dan pencarian fakta guna mendapatkan informasi lebih lanjut dari para pihak dan fakta guna mendapatkan informasi lebih lanjut dari para pihak dan akan
akan membuat kepumembuat keputusan sebagai tusan sebagai ahli bukan ahli bukan arbiter.arbiter.
Bentuk - bentuk penyelesaian sengketa (ADR) di atas yang Bentuk - bentuk penyelesaian sengketa (ADR) di atas yang dilakukan diluar pengadilan, memiliki kelebihan dan kekurangan, dilakukan diluar pengadilan, memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung yang mana lebih disukai atau dianggap cocok dengan sifat dan tergantung yang mana lebih disukai atau dianggap cocok dengan sifat dan bentuk sengketa oleh para p
bentuk sengketa oleh para pihak untuk menyelesai kan perihak untuk menyelesai kan permasalahan yangmasalahan yang sedang mereka hadapi.
sedang mereka hadapi.
13
13Edi Hudiata,Edi Hudiata, Penyelesaian S Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariahengketa Perbankan Syariah. Cet. 1;Yogyakarta:UII Press. Cet. 1;Yogyakarta:UII Press Yogyakarta,2015. Hal. 117
Yogyakarta,2015. Hal. 117
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP A.
A.
SimpulanSimpulan
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahwa umumnya umumnya terdapat terdapat beberapa beberapa cara cara yang yang dapat dapat dipilih dipilih untukuntuk menyelesaikan suatu sengketa yang terjadi. Cara-cara yang dimaksud menyelesaikan suatu sengketa yang terjadi. Cara-cara yang dimaksud adalah: Penyelesaian sengketa secara litigasi, yakni suatu bentuk adalah: Penyelesaian sengketa secara litigasi, yakni suatu bentuk penyelesaian
penyelesaian sengketa sengketa yang yang dilakukan dilakukan di di pengadilan pengadilan dengan dengan mengikutimengikuti tata cara persidangan menurut ketentuan hukum acara. Para pihak yang tata cara persidangan menurut ketentuan hukum acara. Para pihak yang bersengketa
bersengketa berhadap-hadapan berhadap-hadapan untuksaling untuksaling mengalahkan, mengalahkan, diadakan diadakan didi pengadilan, dan hasilnya berupa putusan.Penyelesaian sengketa secara pengadilan, dan hasilnya berupa putusan.Penyelesaian sengketa secara nonnon
litigasi, yakni suatu bentuk penyelesaian sengketa yang dilakukan di luar litigasi, yakni suatu bentuk penyelesaian sengketa yang dilakukan di luar pengadilan.Penyelesaian
pengadilan.Penyelesaian sengketa sengketa secara secara non non litigasi litigasi dapat dapat berupaberupa negosiasi antara para pihak yang bersengketa untuk mencapai kata negosiasi antara para pihak yang bersengketa untuk mencapai kata mufakat, mediasi, arbitrase, dan konsiliasi yang masing-masing menunjuk mufakat, mediasi, arbitrase, dan konsiliasi yang masing-masing menunjuk pihak
pihak ketiga ketiga yang yang bersifat bersifat netral netral untuk untuk membantu membantu penyelesaian penyelesaian sengketasengketa yang terjadi.Selain itu terdapat pula bentuk penyelesaian sengketa dengan yang terjadi.Selain itu terdapat pula bentuk penyelesaian sengketa dengan meminta pendapat kepada para ahli.Tujuan akhir penyelesaian sengketa meminta pendapat kepada para ahli.Tujuan akhir penyelesaian sengketa melaluiADR adalah menciptakan win win solution bukan win win game melaluiADR adalah menciptakan win win solution bukan win win game (ada yang menang dan kalah seperti penyelesaian sengketa melalui (ada yang menang dan kalah seperti penyelesaian sengketa melalui pengadilan /
pengadilan / litigasi). Win litigasi). Win win sowin solution berarti lution berarti samasama samasama menang, untungmenang, untung dan happy, sehingga hubungan baik tetap terjaga antar pihak yang dan happy, sehingga hubungan baik tetap terjaga antar pihak yang bersengketa.Pelaksanaan penyelesaian non li
bersengketa.Pelaksanaan penyelesaian non litigasi ini sifattigasi ini sifatnya lebih mudahnya lebih mudah diatur sendiri oleh para pihak yang bersengketa tanpa terikat pada diatur sendiri oleh para pihak yang bersengketa tanpa terikat pada ketentuan hukum acara yang sifatnya kaku.
ketentuan hukum acara yang sifatnya kaku.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Ali, Achmadi.1996.
Ali, Achmadi.1996. Menguak Menguak Tabir Tabir Hukum Hukum (Suatu (Suatu Kajian Kajian Filosofis Filosofis dandan Sosiologis).
Sosiologis).cet. 1; Jakarta: Chandra Pratama.cet. 1; Jakarta: Chandra Pratama.
Diah,Marwah M. 2008.
Diah,Marwah M. 2008. Prinsip Prinsip dan dan BentukBentuk
– –
Bentuk Alternatif Penyelesaian Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar PengadilanSengketa di Luar Pengadilan.Hukum dan Dinamika Masyarakat.vol.5.Hukum dan Dinamika Masyarakat.vol.5 no.2.
no.2.
Hudiata,Edi.2015.
Hudiata,Edi.2015. Penyelesaian Sengketa Perban Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariahkan Syariah. Cet. 1;. Cet. 1;
Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Mertokusumo,
Mertokusumo, SudiknSudikno.1993.o.1993. Hukum Acara Perdata Indo Hukum Acara Perdata Indonesianesia.Cet. I;.Cet. I;
Yogyakarta: Liberty, 1993.
Yogyakarta: Liberty, 1993.
Penyelesaian konflik
Penyelesaian konflik. . elearning.menlhk.go.ielearning.menlhk.go.id (diakses 1 md (diakses 1 maret 2023)aret 2023) Republik Indonesia, “UU”.
Republik Indonesia, “UU”.
Rosita. 2012.
Rosita. 2012. ALternatif dalam Penyelesaian Sengketa (Litigasi ALternatif dalam Penyelesaian Sengketa (Litigasi dan Non Litigasi)dan Non Litigasi) Al
Al – – B Bayyinah : ayyinah : Journal Journal of of Islamic LawIslamic Law – – ISSN : 1979-7486(p);2580-ISSN : 1979-7486(p);2580- 5088(e) Volume VI Nu
5088(e) Volume VI Number 2,pp.99-113.mber 2,pp.99-113.
Soemartono, Gatot. 2006.
Soemartono, Gatot. 2006. Arbitrase dan Arbitrase dan Mediasi di Mediasi di IndonesiaIndonesia. Cet. I; Jakarta: PT. Cet. I; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gramedia Pustaka Utama.
Muspawi, Muhammad. 2014.
Muspawi, Muhammad. 2014. Manajemen Manajemen Konflik Konflik (Upaya (Upaya Penyelesaian Penyelesaian KonflikKonflik Dalam
Dalam Organisasi).Organisasi). Jurnal Penelitian Universitas Jambi SeriJurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli
Humaniora, Volume 16, Nomor 2, Juli Sutiyoso, Bambang. 2008.
Sutiyoso, Bambang. 2008. Hukum Hukum Arbitrase Arbitrase dan dan Alternatif Alternatif PenyelesaianPenyelesaian Sengketa.
Sengketa.Yogyakarta : Gamma Media.Yogyakarta : Gamma Media.