• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

N/A
N/A
ANDRIANA WISNUWARDHANI

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas 1.4: Argumentasi Kritis "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Andriana Wisnuwardhani NIM : 231415148

Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:

Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan (Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk memberikan argumen kritis itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan referensi yang disajikan)

Ki Hajar Dewantara, pada waktu muda bernama R. M Suwardi Suryaningrat lahir 2 Mei 1889. Ki Hajar Dewantara adalah tokoh yang menyelenggarakan pendidikan nasional sejak 3 Juli 1922, hal ini dibuktikan dengan mendirikan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa di Yogyakarta. Beliau dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena keberanian beliau memperjuangkan pendidikan di Indonesia di tengah pendidikan kolonial yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tempat persemaian segala benih – benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Pendidikan dapat tumbuh dengan sebaik – baiknya dan dapat diteruskan ke anak cucu kita yang akan datang.

Pendidikan yang paling dasar adalah pendidikan yang berawal dari sebuah keluarga.

Lingkungan keluarga adalah suatu pusat pendidikan yang termulia, cinta kasih, semangat tolong menolong, rasa kewajiban berkorban, dan semua unsur budi sosial dan pokok kesusilaan terdapat di dalam keluarga. Keluarga juga yang nanti akan mengenalkan tradisi, keagamaan, kesusilaan, bermasyarakat, dan pengaruh paling besar dalam membentuk karakter seorang anak.

Pada Video Pendidikan Zaman Kolonial, tonggak penting perkembangan pendidikan di Indonesia yaitu pada tahun 1845, saat itu didirikan Sekolah Bumiputera dengan hanya 3 kelas, walaupun hanya 3 kelas saat itu rakyat semangat untuk bersekolah. Sayangnya rakyat hanya diajari membaca menulis dan berhitung seperlunya, dan kepentingan bersekolah saat itu hanya untuk kepentingan bisnis membantu usaha dagang. Sekolah – sekolah yang didirikan oleh bangsa sendiri di zaman Kebangunan Nasional tidak dapat melepaskan diri dari belenggu intelektualisme, individualism, materialism dan kolonialisme.

(2)

Pendidikan Indonesia juga diawali dengan munculnya organisasi – organisasi yang dipelopori oleh Budi Utomo, organisasi ini lahir pada 20 Mei 1908 di gedung Stovia atau Sekolah Dokter Jawa. Di Jakarta. Stovia sendiri didirikan pada pertengahan abad ke -19, bersamaan dengan didirikannya Kweekschool atau Sekolah Guru.

Kemudian, lahirlah Perguruan Taman Siswa di tengah – tengah peralihan Pemerintah kolonial yang kooperatif ke masa perjuangan non-kooperatif. Taman siswa merupakan badan perjuangan yang berjiwa nasional yaitu suatu pergerakan sosial yang menggunakan kebudayaan sendiri sebagai dasar perjuangannya. Pendirian Perguruan Taman Siswa ini berpengaruh besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama dalam aspek pendidikan.

Perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan dan politik membuat pemerintah Indonesia menghormatinya dengan berbagai jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia. Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada serta diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959. Sebagai menteri Pendidikan beliau melakukan banyak peran dalam pergerakan nasional. Peran dan perjuangan Ki Hajar Dewantara dapat dirasakan hingga saat ini di bidang pendidikan. Pendidikan yang diajarkan Ki Hajar Dewantara terkenal dengan konsep Trilogi yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Walaupun saat ini banyak terjadi perubahan kurikulum, saya yakin hal ini bertujuan untuk memajukan pendidikan Indonesia, kurikulum saat ini yang berbasi Kurikulum Merdeka dinilai cocok untuk era saat ini karena kurikulum merdeka adalah dasar pendidikan yang berpusat atau berpihak kepada peserta didik. Peserta didik dapat dengan bebas menyampaikan dan mengutarakan pendapatnya dengan mengedepankan profil pelajar pancasila.

Referensi

1. Buku Sejarah Nasional Indonesia V Tulisan Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Penerbit Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1990;

2. Buku Ki Hajar Dewantara ditulis oleh Darsiti Soeratman. Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional Tahun 1989;

3. https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-ki-hajar-dewantara/#google_vignette

Referensi

Dokumen terkait