TUGAS 2
MATERI DAN PEMBELAJARAN PKn SD PDGK4401.130
DISUSUN OLEH FIKA TANIA WIJAYA
857193286
[email protected]
UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR KOTA TANGERANG
Tugas 2
1. Fungsi pokok Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Dalam pengamalan Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif (memaksa) mengapa demikian jelaskan ?
2. Mengapa ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi, Jelaskan !
3. Ada dua sistem perubahan konstitusi (UUD) yang dianut oleh banyak negara. Sistem yang dimaksud adalah constitutional reform dan sistem addendum. Jelaskan kedua sistem yang dimaksud ?
4. Perubahan suatu konstitusi bukan hanya didasarkan pada tuntutan atau desakan masyarakat, tetapi juga didasarkan pada pemikiran-pemikiran serta latar belakang perubahan UUD.
Jelaskan empat dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 !
5. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan atau hukum (rule of Low). Ada 6 syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of low sebut dan jelaskan !
Jawaban
1. Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang bersifat imperatif karena keberadaannya tidak dapat dipertanyakan atau dipisahkan dari identitas nasional Indonesia. Dalam konteks ini, "imperatif" mengacu pada sifat mutlak dan memaksa dari Pancasila sebagai landasan negara, yang berimplikasi pada beberapa aspek
Konsensus Moral: Pancasila telah menjadi kesepakatan moral yang mengikat seluruh warga negara Indonesia, sehingga mengamalkannya adalah suatu kewajiban moral yang tak terbantahkan.
Landasan Konstitusional: Pancasila merupakan landasan konstitusional yang
mengikat semua lembaga dan individu dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya di dalam negara Indonesia.
Kedaulatan Rakyat: Pancasila sebagai dasar negara menegaskan kedaulatan rakyat, yang mengharuskan setiap individu dan lembaga negara untuk bertindak sesuai dengan kehendak dan kepentingan rakyat.
Perlindungan Hak Asasi Manusia: Pancasila memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia, sehingga setiap pelanggaran terhadap hak tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap Pancasila.
Keharmonisan Sosial: Pengamalan Pancasila sebagai dasar negara mendukung terciptanya keharmonisan sosial di antara berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
Kesatuan dan Persatuan: Pancasila menggarisbawahi pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, sehingga setiap tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa merupakan pelanggaran terhadap Pancasila.
Pencapaian Tujuan Nasional: Pancasila memberikan arah dan tujuan bagi negara Indonesia dalam mencapai kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyatnya.
Ketertiban dan Keadilan Sosial: Pancasila menuntut terciptanya ketertiban dan keadilan sosial dalam masyarakat, sehingga setiap tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap Pancasila.
Kemandirian Bangsa: Pancasila mendorong terciptanya kemandirian bangsa dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, maupun budaya.
Penghormatan Terhadap Kebudayaan: Pancasila menghormati keberagaman budaya dan agama di Indonesia, sehingga setiap tindakan yang merendahkan atau mengabaikan keberagaman tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap Pancasila.
2. Ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi karena:
Kesejahteraan Rakyat: Tingkat kesejahteraan ekonomi rakyat menjadi indikator utama keberhasilan sebuah negara dalam memenuhi kebutuhan dasar warganya.
Keterlibatan Politik: Kondisi ekonomi yang stabil dan sejahtera cenderung
mendorong partisipasi politik yang lebih aktif dari warga negara, memperkuat esensi demokrasi.
Keadilan Sosial: Ekonomi yang adil dan inklusif mendukung terwujudnya prinsip kesetaraan dan keadilan sosial dalam masyarakat demokratis.
Kemandirian Politik: Negara yang memiliki ekonomi yang kuat cenderung lebih mandiri secara politik, mengurangi risiko pengaruh asing yang berlebihan dalam pengambilan keputusan politik.
Pendidikan dan Kesadaran Politik: Ekonomi yang stabil mendukung investasi dalam pendidikan dan kesadaran politik, memperkuat fondasi demokrasi dengan meningkatkan partisipasi warga negara.
Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang stabil memberikan kesempatan bagi negara untuk menyediakan lebih banyak layanan publik dan infrastruktur yang mendukung prinsip-prinsip demokrasi.
Perlindungan Hak Asasi Manusia: Ekonomi yang baik mendukung perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak atas pekerjaan yang layak, kesehatan, dan
perumahan.
Stabilitas Politik: Ekonomi yang sehat dan terdiversifikasi cenderung mendukung stabilitas politik, mengurangi risiko konflik dan ketegangan sosial.
Inovasi dan Kreativitas: Lingkungan ekonomi yang berkembang mendorong inovasi dan kreativitas, yang merupakan elemen penting dalam kemajuan demokrasi dan pembangunan.
Legitimasi Pemerintah: Keberhasilan pemerintah dalam mengelola ekonomi dapat meningkatkan legitimasi mereka di mata rakyat, menjaga stabilitas politik dan keberlangsungan demokrasi.
3. Sistem perubahan konstitusi yang umum dianut oleh banyak negara adalah
constitutional reform dan sistem addendum. Berikut penjelasan detail untuk kedua sistem tersebut:
Constitutional Reform (Reformasi Konstitusi)
Addendum System (Sistem Addendum)
Definisi: Constitutional reform merujuk pada proses pengubahan atau perbaikan substansial terhadap konstitusi suatu negara. Reformasi konstitusi ini dapat melibatkan revisi menyeluruh terhadap teks konstitusi, termasuk amendemen besar-besaran atau perubahan
fundamental dalam struktur dan prinsip- prinsip konstitusional.
Proses: Proses reformasi konstitusi biasanya dimulai dengan inisiasi oleh badan legislatif atau pemerintah.
Namun, tergantung pada sistem politik negara tersebut, reformasi konstitusi juga dapat melibatkan proses partisipatif yang lebih luas, termasuk referendum atau konvensi konstitusi.
Tujuan: Tujuan utama dari reformasi konstitusi adalah untuk menyesuaikan konstitusi dengan perkembangan zaman, nilai-nilai masyarakat, dan kebutuhan politik yang berubah. Reformasi ini dapat diarahkan untuk memperkuat demokrasi, meningkatkan perlindungan hak asasi manusia, mengatasi masalah- masalah yang ada dalam sistem politik, atau merespons perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan.
Contoh: Contoh dari proses reformasi konstitusi adalah amendemen besar- besaran terhadap konstitusi Amerika Serikat, yang terjadi melalui proses yang diatur dalam Amendemen Konstitusi. Contoh lainnya adalah reformasi konstitusi di Jerman pasca reunifikasi Jerman pada tahun 1990, yang melibatkan penyatuan konstitusi dari Jerman Barat dan Jerman Timur.
Definisi: Sistem addendum melibatkan penambahan atau perubahan spesifik terhadap teks konstitusi tanpa mengubah substansi keseluruhan dari konstitusi tersebut. Ini biasanya berarti
menambahkan pasal-pasal baru atau mengubah pasal-pasal yang ada tanpa menggantikan atau merevisi secara menyeluruh teks konstitusi.
Proses: Proses penambahan atau perubahan dalam sistem addendum biasanya melalui proses legislatif yang diatur dalam konstitusi atau undang- undang dasar. Beberapa negara juga mungkin mengharuskan persetujuan melalui referendum untuk perubahan- perubahan tertentu.
Tujuan: Tujuan dari sistem addendum adalah untuk memberikan fleksibilitas dalam mengakomodasi perubahan- perubahan spesifik dalam kebijakan atau kebutuhan tertentu tanpa mengganggu keseluruhan kerangka konstitusi. Ini memungkinkan konstitusi untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Contoh: Contoh dari sistem addendum adalah penambahan amendemen- amendemen ke konstitusi Amerika Serikat, yang telah dilakukan lebih dari dua puluh kali sejak pembentukannya.
Amendemen-amendemen ini mencakup isu-isu seperti hak suara, kebebasan berbicara, dan penegakan hukum.
4. Perubahan Konstitusi Negara Republik Indonesia Tahun 1945 didasarkan pada empat dasar pemikiran yang melatarbelakanginya, yaitu:
Keharmonisan dan Keseimbangan Kekuasaan: Perubahan konstitusi dilakukan untuk
memastikan keharmonisan dan keseimbangan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Tujuannya adalah mencegah konsentrasi kekuasaan yang berlebihan di satu lembaga, sehingga sistem pemerintahan dapat berjalan secara efisien dan demokratis.
Perlindungan Hak Asasi Manusia: Perubahan konstitusi bertujuan untuk memperkuat perlindungan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara. Hal ini mencakup peningkatan
perlindungan terhadap kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, hak atas keadilan, dan hak- hak sosial lainnya.
Kepastian Hukum dan Keadilan: Perubahan konstitusi dilakukan untuk memastikan terciptanya kepastian hukum dan keadilan dalam sistem hukum Indonesia. Ini mencakup reformasi dalam sistem peradilan, peningkatan akses terhadap keadilan, serta penegakan hukum yang efektif dan adil bagi seluruh warga negara.
Reformasi Demokratisasi: Perubahan konstitusi bertujuan untuk memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dan partisipasi politik dalam sistem politik Indonesia. Ini mencakup peningkatan
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan politik serta memperkuat institusi-institusi demokratis.
5. Demokrasi konstitusional yang berdasarkan pada konstitusi dan hukum (rule of law) membutuhkan pemenuhan enam syarat dasar agar pemerintahan yang demokratis dapat terselenggara dengan baik.
Berikut adalah keenam syarat tersebut:
Ketentuan Hukum yang Jelas dan Terbuka: Adanya ketentuan hukum yang jelas dan terbuka merupakan syarat penting dalam demokrasi konstitusional. Ini berarti semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap hukum dan proses hukum yang transparan dan dapat dipahami oleh semua pihak.
Kemerdekaan Berbicara dan Berpendapat: Demokrasi konstitusional memastikan kemerdekaan berbicara dan berpendapat bagi seluruh warga negara, tanpa takut akan pembalasan atau penindasan dari pemerintah atau pihak-pihak yang berwenang.
Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia: Pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law harus memberikan perlindungan yang kuat terhadap hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan beragama, hak untuk tidak disiksa, dan hak untuk privasi.
Ketidakberpihakan Hukum (Impartiality of Law): Hukum harus diterapkan secara adil dan setara bagi semua warga negara tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau politik mereka. Tidak boleh ada pilihan yang berpihak dari pemerintah atau aparat penegak hukum terhadap kelompok atau individu tertentu.
Keterbukaan dan Akuntabilitas Pemerintah: Pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law harus terbuka dan akuntabel terhadap rakyatnya. Ini berarti bahwa pemerintah harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya kepada warga negara dan mengizinkan mekanisme
pengawasan yang efektif.
Pembatasan Kekuasaan Pemerintah (Checks and Balances): Demokrasi konstitusional memerlukan pembatasan kekuasaan pemerintah melalui sistem checks and balances, yang melibatkan pembagian kekuasaan antara cabang-cabang pemerintahan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) serta mekanisme pengawasan yang efektif antara satu sama lain.