PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
 - Manfaat Penelitian
 
Metodologi Penelitian
- Jenis Penelitian
 - Sifat Penelitian
 - Sumber Data
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Teknik Analisa Data
 
LANDASAN TEORI
Tinjauan Umum Tentang Wadi’ah
- Pengertian Wadi’ah
 - Dasar Hukum Wadi’ah
 - Rukun dan Syarat Wadi’ah
 - Hukum Menerima Benda Titipan
 - Jenis-Jenis Wadi’ah
 - Peraturan BI tentang Wadi’ah
 
Wadi'ah berasal dari kata Al-Wadi'ah, yang berarti titipan (kepercayaan) murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum, untuk dijaga dan dikembalikan kapan saja yang dititipkan. Wadi'ah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik sebagai perseorangan maupun sebagai bahan hukum. Wadi’ah dapat diartikan sebagai “titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum, untuk dijaga dan dikembalikan kapan saja yang dititipkan”.
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/31/DPbS tanggal 07 Oktober 2008, perihal: Produk Bank Syariah dan Badan Usaha Syariah dijelaskan bahwa wadiat adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana. . atau barang dengan kewajiban kepada pihak yang memegangnya untuk mengembalikan dana atau barang yang dititipkan sewaktu-waktu. Wadi'ah adalah titipan bersih dari satu pihak (anggota BMT) kepada pihak lain (BMT), baik perorangan maupun badan usaha, titipan itu wajib disimpan dan dikembalikan kapan saja yang dititipkan. Syarat-syarat yang harus ada dalam akad wadi'ah adalah syarat-syarat yang melekat dalam akad vakalah, yaitu:
Tujuan akad wadi'ah adalah untuk melindungi barang daripada kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Terdapat dua jenis akad wadi’ah iaitu wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah. Pada mulanya muncul wadi'ah dalam bentuk wadi'ah yad amanah dan dalam perkembangannya muncul wadi'ah yad dhamanah.
Akad wadi'ah yad dhamanah ini lambat laun banyak digunakan dalam aplikasi perbankan pada produk-produknya. Wadi'ah yad amanah adalah brankas dimana penerima tidak dapat mengambil keuntungan dari barang titipan sampai diambil oleh penyimpan 37 Pihak penitip tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi selama penitipan selama belum menjadi akibat oleh kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan. Wadi'ah yad amanah adalah titipan murni dari pihak yang menitipkan barang kepada penerima gadai 39. Pihak penerima gadai wajib menjaga dan memelihara barang titipan dan
Barang atau dana titipan tidak boleh dicampur dengan barang atau dana lain, melainkan harus terpisah untuk masing-masing penyimpan barang atau dana tersebut.41 Ciri-ciri Wadi'ah Yad Amanah, yaitu sebagai berikut: 42. Wadi'ah yad amanah adalah murni penerima titipan tidak mendapat izin untuk mengeksploitasi benda titipan, benda titipan harus utuh baik nilai maupun fisiknya, pada saat benda titipan dikembalikan kepada penyimpan, apabila terjadi kerusakan selama proses penyimpanan, maka pihak penerima titipan adalah tidak bertanggung jawab. Wadi'ah yad dhamanah adalah titipan dimana penerima dapat menggunakan barang titipan sampai dikembalikan kepada penyimpan.
Wadi'ah yad dhamanah adalah pengembangan wadi'ah yad amanah sesuai dengan kegiatan ekonomi dimana wadi'ah yad amanah hanyalah tabungan murni dan pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan barang titipan selama wadi'ah yad dhamanah , barang yang dititipkan dapat dimanfaatkan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan. Lembaga keuangan bertindak sebagai penerima manfaat dan nasabah bertindak sebagai penyimpan dan ini termasuk dalam akad wadi'ah.
Baitul Mal waat Tamwil (BMT)
- Pengertian Baitul Mal waat Tamwil (BMT)
 - Fungsi Baitul Mal waat Tamwil (BMT)
 
Lembaga keuangan tidak boleh menjanjikan besarnya bonus dalam akad, lembaga keuangan boleh meminta biaya administrasi terkait wadi’ah, lembaga keuangan bertanggung jawab atas pengembalian barang titipan nasabah, dan barang titipan dapat diambil oleh penyimpan kapan saja. . . Beberapa benar-benar hibah dan beberapa pinjaman tanpa biaya pembayaran. Sebagai Baitul Mal wat Tamwil, BMT berfungsi terutama sebagai lembaga keuangan Islam yang berupaya menghimpun dana untuk memandu prinsip-prinsip Syariah. Prinsip syariah yang paling mendasar dan umum digunakan adalah sistem bagi hasil yang adil, baik dalam penghimpunan maupun penyaluran dana.
Mengidentifikasi, menggerakkan, menata, mendorong dan mengembangkan potensi dan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat (pokusma) dan wilayah kerjanya. BMT memiliki tugas untuk meningkatkan potensi ekonomi anggotanya dan mengembangkan potensi tersebut dengan baik, namun harus menyesuaikan dengan nilai-nilai syariah. Dalam operasionalnya, BMT tidak hanya bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Islam kelembagaan, tetapi juga terhadap nilai-nilai Islam yang ada di masyarakat dimana BMT berada.
BMT tidak menutup mata terhadap permasalahan nasabahnya, tidak hanya dalam aspek finansial tetapi juga dalam aspek sosial nasabah lainnya. Jadi BMT setidaknya memiliki lembaga konsultasi bagi masyarakat tidak hanya terkait masalah pendanaan atau pembiayaan tetapi juga masalah sehari-hari mereka. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara agni sebagai shahibul maal dan du'afa sebagai mudharib, terutama untuk dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah dan lain-lain.
Keterlibatan BMT dalam menjaga kelangsungan usaha atau kegiatan ekonomi masyarakat akan membantu masyarakat dalam memenuhi komitmen sebagai nasabah. BMT dengan demikian bertugas mengelola zakat, infak dan shadaqah serta harus membantu nasabah yang mengalami kesulitan pembayaran kredit. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary), antara pemilik dana (shahibul kali), baik sebagai pemodal maupun deposan dengan pengguna dana (mudharib) untuk pengembangan usaha produktif.
BMT bertindak sebagai perantara (financial intermediary) bagi nasabah yang memiliki kelebihan uang dan nasabah yang kekurangan uang. Dalam posisi ini, BMT akan membantu nasabah yang memiliki kelebihan dana demi keamanan dananya agar dana tersebut dapat digunakan dan tidak ada dana yang tidak terpakai. Bagi yang tidak memiliki uang dan yang memiliki keahlian dalam berbisnis, BMT akan dapat membantu memberikan modal kepada nasabah yang membutuhkan uang dalam bentuk pembiayaan.
PEMBAHASAN
- Sejarah BMT Al-Ihsan Kota Metro
 - Visi Misi BMT Al-Ihsan Kota Metro
 - Struktur Organisasi BMT Al-Ihsan Kota Metro
 - Pelaksanaan Akad Wadi’ah Di BMT Al-Ihsan
 - Pengertian
 - Rukun Wadi’ah di BMT Al-Ihsan Kota Metro
 - Persyaratan Akad Wadi’ah
 - Pelaksanaan Akad Wadi’ah
 
Pemberian iuran ini sesuai dengan kebijakan BMT Al-Ihsan Kota Metro dan tidak diketahui di awal akad. Setiap anggota ini harus bersedia mengikuti semua aturan yang ada di BMT Al-Ihsan Kota Metro. Persyaratan kegiatan penghimpunan dana kepesertaan dalam bentuk tabungan berbasis wadi'ah di BMT Al-Ihsan Kota Metro adalah sebagai berikut:75 a.
Persyaratan penutupan tabungan wadi'ah pada BMT Al-Ihsan Kota Metro adalah sebagai berikut: 77. BMT Al-Ihsan Kota Metro bertindak sebagai penerima dana simpanan dan anggota sebagai penyimpan dana. BMT Al-Ihsan Kota Metro harus dapat menjamin pengembalian tabungan wadi'ah kepada anggota yang menyetorkan dananya.
Kemudian dana yang disimpan dengan akad wadi'ah tersebut dikelola oleh BMT Al-Ihsan Kota Metro bersama. Adapun barang/harta yang dititipkan berupa uang, karena produk wadi'ah pada BMT Al-Ihsan Kota Metro berupa tabungan wadi'ah. BMT Al-Ihsan Kota Metro memiliki pendekatan tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi anggotanya, yaitu tabungan wadi'ah.
Wadi'ah merupakan produk penggalangan dana BMT Al-Ihsan Kota Metro yang bersumber dari masyarakat. BMT Al-Ihsan Kota Metro memiliki hak penuh atas hasil yang diperoleh dari permohonan simpanan anggota. BMT Al-Ihsan Kota Metro memberikan bonus kepada anggota yang memiliki rekening wadi'ah tanpa persetujuan terlebih dahulu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis di BMT Al-Ihsan didapatkan bahwa pelaksanaan akad wadi’ah di BMT Al-Ihsan Kota Metro sudah baik karena sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN- MUI ) dan Peraturan Bank Indonesia. Akad wadiah pada BMT Al-Ihsan berupa simpanan wadi’ah merupakan simpanan atas izin anggota yang dapat dikelola oleh BMT Al-Ihsan Kota Metro dalam bentuk pembiayaan bagi anggota yang membutuhkan, yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Dengan memperhitungkan besaran bonus yang akan diterima member adalah rata-rata jumlah uang yang disetor atau disetor member dalam sebulan.
Saran
Muhammad Syafi'I Antonio, Perbankan Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Rakyat, 2001, Edisi Pertama. Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Tinjauan Teoritis dan Praktis Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT Kencana, 2010. Penulis lahir di Metro, 21 tahun lalu, tepatnya 14 Desember 1992, anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan suami istri Nyonya. Margiati dan Bpk. Sumani MK yang biasa dipanggil Dody Kurniawan.
Pada tahun 1998, penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisyah Metro dan kemudian pendidikan dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 10 Metro. Pada tahun 2007 menyelesaikan SMP di SMP Negeri 6 Metro kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Metro yang diselesaikannya pada tahun 2010. , penulis pada tahun 2014 mempresentasikan tugas tersebut.