Nama : Syahrima
NIM : 200406103
Nama Mata Kuliah : Dialektika Ruang A Kode Mata Kuliah : ARS3223
Dosen Pengampu : Ir. Samsul Bahri, MT
“Dialektika Ruang Tradisional pada Arsitektur Rumah Adat Bali”
Dialektika ruang pada rumah adat Bali berbicara pada pengaturan, makna, dan interaksi antara berbagai ruang yang ada dalam rumah adat bali. Rumah adat Bali dikenal memiliki tata letak dan fungsi yang kaya akan makna budaya dan sosial. Konsep dialektika ruang tradisional rumah adat Bali menggambarkan mengenai tata letak dan penggunaan berbagai area di dalam ruang-ruang tersebut.
Terdapat beberapa aspek penting dari dialektika ruang tradisional dalam arsitektur rumah adat Bali, yaitu : Yang pertama yaitu Aliran Energi dan Harmoni: Dialektika ruang dalam rumah adat Bali melahirkan aliran energi yang harmonis antara bagian-bagian ruang yang berbeda. Tata letak kompleks ruang didasarkan pada filosofi dan ajaran agama Hindu, di mana aliran energi positif dan negatif harus seimbang untuk mencapai kesejahteraan. Aliran ini tercermin dalam pengaturan ruang-ruang terbuka dan tertutup, serta jalan-jalan yang menghubungkan bagian-bagian penting rumah adat.
Sumber :https://issuu.com/safierrasaraswati517/docs/uts
Aspek kedua yaitu Tri Mandala: Rumah adat Bali umumnya mengikuti konsep "Tri Mandala", yang membagi kompleks menjadi tiga bagian utama, yaitu Nista Mandala (area terendah dan terluar), Madya Mandala (area tengah), dan Utama Mandala (area terdalam dan tertinggi). Setiap bagian memiliki fungsi, makna, dan ritual yang berbeda. Bagian Utama Mandala biasanya digunakan untuk kegiatan upacara keagamaan, sedangkan bagian Madya Mandala untuk aktivitas sehari-hari, dan bagian Nista Mandala mungkin digunakan untuk hal-hal yang lebih profan.
Layout Rumah Adat Bali Sumber :dekoruma.com
Aspek berikutnya yaitu Penggunaan Material Lokal: Rumah adat Bali umumnya dibangun dengan menggunakan material lokal seperti kayu, batu, dan jerami. Penggunaan bahan-bahan ini tidak hanya mengakar rumah dalam lingkungan alaminya, tetapi juga mempertahankan warisan budaya dan seni tradisional dalam konstruksi.
Selanjutnya, Aspek ke empat yaitu Fungsionalitas : Dialektika ruang dalam rumah adat Bali menekankan pada fungsionalitas dan penggunaan yang efisien dari berbagai ruang. Misalnya, paviliun terbuka mungkin digunakan untuk pertemuan keluarga, pertunjukan seni, atau upacara adat, sementara paviliun tertutup mungkin digunakan untuk tempat tinggal atau tempat penyimpanan barang-barang berharga.
Aspek kelima ialah Hierarki Sosial dan Budaya: Pengaturan dialektika ruang juga mencerminkan hierarki sosial dan budaya dalam masyarakat Bali. Bagian Utama Mandala yang lebih dalam dan tersembunyi mungkin hanya bisa diakses oleh anggota keluarga yang lebih senior atau saat upacara tertentu. Hal ini menggambarkan struktur kekuasaan dan budaya hormat yang kuat dalam masyarakat Bali.
Selanjutnya yaituUkiran dan Hiasan: Ruang-ruang dalam rumah adat Bali sering dihiasi dengan ukiran dan hiasan-hiasan tradisional yang memiliki makna simbolis. Ukiran ini sering menggambarkan mitologi, simbol agama, dan cerita-cerita budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Keunikan dialektika ruang dari rumah adat bali ini dapat kita lihat dari konsep tata letak ruangan pada rumah adat. Rumah adat dari Bali ini mempunyai pengaturan sendiri pada tata letak ruangannya yakni sesuai dengan arah mata angin dan berdasarkan pada hierarki.
Jika menurut konsep arah mata anginnya, tempat-tempat atau ruangan yang suci dan dimuliakan akan berada pada sudut utara dan timur. Hal ini mempunyai jika ruangan yang menghadap ke timur, biasanya akan lebih sering menerima cahaya pagi yang lebih sejuk ketimbang cahaya sore yang panas.
Layout Rumah Adat Bali Sumber :dekoruma.com
Dapat disimpulkan dialektika ruang dalam rumah adat Bali mencerminkan kekayaan budaya, filsafat, dan tata nilai masyarakat Bali. Pengaturan yang cermat dari ruang-ruang berbeda dalam kompleks rumah adat ini memiliki makna yang mendalam dalam konteks spiritual, sosial, dan budaya, serta menjadi bagian penting dari identitas Bali.