Nama: Muhammad Hikmah Ramadhan NIM: 010002200070
Rangkuman Materi LAPS-SJK
Sengketa terjadi karena tidak adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat. Sengketa sering kali bermula dari ketidakpuasan salah satu pihak yang merasa dirugikan, dan ketidakpuasan tersebut berkembang menjadi konflik kepentingan yang belum terselesaikan.1 Untuk menyelesaikan konflik ini, dapat ditempuh melalui proses litigasi maupun non-litigasi. Penyelesaian sengketa hukum dapat dilakukan melalui jalur pengadilan, di mana konflik hukum antara bank dan nasabah diselesaikan di pengadilan dengan hasil yang bersifat "menang-kalah."
Namun, dunia bisnis lebih menginginkan penyelesaian yang efisien dan efektif tanpa proses yang berbelit-belit.2
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan, yang selanjutnya disebut LAPS Sektor Jasa Keuangan adalah lembaga yang melakukan penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan di luar pengadilan.3 Pada tahun 2020, dibentuklah sektor baru yang dikenal sebagai Alternatif Sektor Jasa Keuangan Badan Penyelesaian Sengketa ("LAPS-SJK"). LAPS-SJK didirikan oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, yang lebih dikenal dengan singkatan OJK. LAPS-SJK berperan dalam mengakomodasi enam (6) badan arbitrase yang sudah ada sebelumnya, yang mencakup subsektor tertentu, yaitu BAPMI (pasar modal), BMI (asuransi), LAPSPI (perbankan), BMDP (dana pensiun), BAPPI (jaminan), dan BMPPVI (pendanaan dan modal usaha). Selain itu, LAPS-SJK juga akan menangani sengketa terkait subsektor baru yang sedang berkembang, seperti teknologi finansial dan sistem pembayaran.4
1 Benedetto Setyo Utomo. 2023. Upaya Mediasi Mel Asi Melalui Lemba Ui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK): (Studi Kasus Sengketa Rehabilitasi Daftar Hitam Nasional (DHN) PT X dan BRI). Jurnal Hukum & Pembangunan: Vol. 53: No. 3, Article 7. Fakultas Hukum Universitas Indonesia
2 Op.cit
3 Indonesia. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 61/POJK.07/2020 Tahun 2020 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan Sengketa di Sektor Jasa Keuangan. Pasal 1 angka 1
4 Andreas Respondek. 2023. Asia Arbitration Guide. Penerbit De Gruyter
LAPS SJK didirikan oleh tiga Self-Regulatory Organizations dan 19 asosiasi di sektor jasa keuangan untuk berfungsi sebagai lembaga alternatif dalam penyelesaian sengketa. Kegiatan LAPS SJK telah memperoleh persetujuan dari OJK pada 29 Desember 2020. Selain itu, operasional LAPS SJK juga diawasi oleh OJK untuk memastikan kinerjanya berjalan sesuai regulasi.5
LAPS SJK memiliki tujuan untuk melindungi konsumen dan pelaku usaha di sektor jasa keuangan (PUJK), OJK mengeluarkan peraturan pertama, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 mengenai Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan (POJK Perlindungan Konsumen). Setelah itu, OJK juga mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 yang telah dicabut dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 61/POJK.07/2020 Tahun 2020 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan Sengketa di Sektor Jasa Keuangan. Dengan terbentuknya Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di sektor ini, sering muncul pertanyaan di masyarakat tentang apakah penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan menjadi kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau tetap berada di bawah LAPS Sektor Jasa Keuangan.6
LAPS-SJK menyediakan 3 layanan penyelesaian sengketa berupa 1. Mediasi
Metode penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga (mediator) yang bertujuan untuk membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan bersama.
2. Arbitrase
Proses penyelesaian sengketa perdata di luar pengadilan berdasarkan perjanjian arbitrase yang disepakati secara tertulis oleh pihak-pihak yang bersengketa. Sengketa ini diselesaikan melalui pemeriksaan oleh arbiter, yang kemudian memberikan putusan arbitrase.
3. Pendapat Mengikat
5 OJK. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa. Diakses pada laman website https://ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/pages/lembaga-alternatif-penyelesaian- sengketa.aspx
6 Farah Septiana Chelly, dkk. 2023. Implikasi Hukum Dualisme Pengaturan Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Sektor Jasa Keuangan Di Indonesia. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Permintaan yang diajukan oleh pihak-pihak dalam suatu perjanjian untuk memperoleh pendapat yang mengikat (binding opinion) terkait suatu permasalahan dalam perjanjian tersebut. Misalnya, pendapat mengenai:
a. Penafsiran terhadap ketentuan yang tidak jelas;
b. Penambahan atau perubahan ketentuan yang disebabkan oleh munculnya keadaan baru; dan
c. Lain-lain mengenai hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian.
POJK LAPS dan Peraturan Perlindungan Keuangan mengatur mekanisme penyelesaian pengaduan konsumen dalam dua tahap. Pengaduan bisa diselesaikan melalui lembaga jasa keuangan (penyelesaian internal) atau melalui badan peradilan dan lembaga eksternal (penyelesaian eksternal). POJK LAPS menetapkan bahwa lembaga keuangan harus menangani pengaduan melalui meja pengaduan konsumen.
7 Jika konsumen tidak dapat mencapai kesepakatan dengan bank terkait penyelesaian keluhan, mereka berhak untuk mendapatkan solusi. Apabila pihak-pihak yang terlibat memilih untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilan, sengketa tersebut akan diselesaikan melalui Layanan Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) yang terdaftar sebagai Badan Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dibentuk oleh OJK.8
Dalam melakukan Upaya penanganan sengketa, LAPS-SJK memiliki beberapa kriteria-kriteria dalam menangani sengketa sesuai Pasal 32 61/POJK.07/2020 Tahun 2020, antara lain sebagai berikut:
1. Pengaduan telah diupayakan penyelesaiannya oleh PUJK, namun ditolak oleh konsumen atau konsumen belum mendapatkan tanggapan;
2. Sengketa yang diajukan tidak sedang dalam proses atau belum pernah diputuskan oleh pengadilan, arbitrase, atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa lainnya;
3. Sengketa bersifat perdata.
7 Ayunda Cahya Mayangsari, dkk. 2024. Tanggung Jawab Hukum dalam Keterlambatan Pembayaran Pinjaman Online Sistem Revolving. Peneribit NEM
8 Op.cit
Berdasarkan POJK Nomor 61/POJK.07/2020 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK), terdapat beberapa prinsip yang dipegang oleh LAPS SJK, yaitu:
1. Prinsip aksesibilitas (Pasal 28)
Layanan serta prosedur penyelesaian sengketa LAPS SJK mudah dijangkau oleh konsumen dan mencakup wilayah di seluruh Indonesia.
2. Prinsip independensi (Pasal 29)
LAPS SJK diawasi oleh pihak yang bertugas menjaga dan memastikan independensinya. Selain itu, LAPS SJK dilengkapi dengan sumber daya yang cukup untuk menjalankan perannya.
3. Prinsip keadilan (Pasal 30)
LAPS SJK menerapkan aturan yang memastikan bahwa setiap keputusan atau kesepakatan diambil secara adil dalam penyelesaian sengketa.
4. Prinsip efisiensi dan efektivitas (Pasal 31)
LAPS SJK menawarkan biaya penyelesaian sengketa yang terjangkau dan memastikan bahwa pelaksanaan kesepakatan atau putusan berjalan dengan baik.
Berdasarkan Pasal 11 POJK Nomor 61/POJK.07/2020, PUJK harus menjadi anggota LAPS SJK agar keberlangsungan operasional LAPS SJK terjamin Dengan keanggotaan tersebut, PUJK akan memiliki rasa percaya yang lebih besar terhadap LAPS SJK. Sehingga, apabila terjadi sengketa antara PUJK dan konsumen, PUJK akan lebih memilih menggunakan LAPS SJK sebagai lembaga penyelesaian sengketa daripada memilih lembaga lain. Selain itu, terdapat beberapa kewajiban lain dalam keanggotaan:
1. Membayar iuran keanggotaan SJK;
2. Melaksanakan setiap kesepakatan dan putusan yang dikeluarkan oleh LAPS SJK; dan
3. Mempublikasikan LAPS SJK melalui situs web atau media lain yang secara resmi dikelola oleh PUJK.
PUJK harus menjadi anggota LAPS SJK agar keberlangsungan operasional LAPS SJK terjamin. Selain itu, dengan keanggotaan tersebut, PUJK akan memiliki rasa percaya yang lebih besar terhadap LAPS SJK. Sehingga, apabila terjadi sengketa antara PUJK dan konsumen, PUJK akan lebih memilih menggunakan LAPS SJK sebagai lembaga penyelesaian sengketa daripada memilih lembaga lain.
Lama waktu penyelesaian sengketa dalam LAPS-SJK dimulai dalam Proses verifikasi berlangsung selama 20 (dua puluh) hari kerja. Selanjutnya, sesuai dengan peraturan LAPS SJK, waktu penyelesaian sengketa melalui mediasi adalah 30 (tiga puluh) hari, terhitung sejak para pihak sepakat untuk melakukan mediasi di LAPS SJK.
Sementara itu, untuk arbitrase, jangka waktu penyelesaiannya adalah 180 (seratus delapan puluh) hari, dihitung sejak arbiter tunggal ditunjuk atau majelis arbitrase dibentuk. Untuk sengketa klaim kecil dan ritel, para pihak tidak dikenakan biaya layanan penyelesaian sengketa melalui mediasi, dengan batas nilai sengketa sebagai berikut:
1. Hingga Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk sengketa di sektor pembiayaan, pergadaian, dan teknologi finansial;
2. Hingga Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk sengketa di sektor perbankan, pasar modal, asuransi jiwa, modal ventura, dan penjaminan kredit;
3. Hingga Rp750.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) untuk sengketa di sektor asuransi terkait klaim asuransi umum.
Sementara itu, untuk sengketa komersial, para pihak diwajibkan membayar beberapa komponen biaya sesuai dengan jenis layanan yang dipilih dan nilai sengketa yang ada.
Selain berusaha untuk menciptakan penyelesaian sengketa yang efektif dan efisien di sektor jasa keuangan melalui LAPS-SJK, POJK Nomor 61/07 Tahun 2020 juga memberikan kemudahan bagi konsumen di sektor jasa keuangan untuk menyelesaikan sengketa mereka melalui LAPS-SJK dengan menggunakan metode Online Dispute Resolution (ODR). Metode ODR ini sebelumnya tidak diatur dalam POJK 1 tahun 2014. Dengan adanya ODR dalam penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan, proses penyelesaian dapat dilakukan secara virtual atau daring. Hal ini
memungkinkan penghematan waktu dan biaya serta mempercepat proses penyelesaian sengketa.9
Apabila terjadi suatu pelanggaran oleh PUJK, maka terdapat sanksi administrative berdasarkan Pasal 39 POJK Nomor 61/POJK.07/2020 dengan sanksi- sanksi sebagai berikut:
1. Peringatan tertulis;
2. Denda, yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu. Besaran denda ditetapkan OJK berdasarkan ketentuan tentang sanksi administratif berupa denda yang berlaku untuk setiap sektor jasa keuangan;
3. Pembatasan kegiatan usaha;
4. Pembekuan kegiatan usaha.
Walaupun LAPS SJK menawarkan mekanisme penyelesaian sengketa yang efisien, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan bahwa hasil dari mediasi atau arbitrase dipatuhi dan dijalankan oleh kedua pihak yang bersengketa. Selain itu, meskipun solusi yang ditawarkan oleh LAPS SJK lebih informal, beberapa sengketa mungkin membutuhkan campur tangan pengadilan, terutama jika melibatkan jumlah uang yang besar atau berdampak signifikan terhadap industri keuangan secara keseluruhan.10
Selain itu, pentingnya pengembangan regulasi yang mengatur penyelesaian sengketa di sektor keuangan tidak bisa diabaikan. Regulasi yang jelas dan tegas membantu mencegah sengketa dan memberikan panduan yang kuat bagi lembaga keuangan dalam operasionalnya. Oleh karena itu, kombinasi regulasi yang baik dengan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan memastikan kepercayaan masyarakat (Sutedi, 2018).11
DAFTAR PUSTAKA
9 Bagus Gede Ari Rama. 2022. Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Keuangan Melalui LAPS-SJK : Perspektif Kepastian Hukum. Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional
10 Rahmawati. 2024. Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase. CV. Gita Lentera
11 Op.cit
Buku
Andreas Respondek. 2023. Asia Arbitration Guide. Penerbit De Gruyte
Ayunda Cahya Mayangsari, dkk. 2024. Tanggung Jawab Hukum dalam Keterlambatan Pembayaran Pinjaman Online Sistem Revolving. Peneribit NEM
Rahmawati. 2024. Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase. CV. Gita Lentera Jurnal
Benedetto Setyo Utomo. 2023. Upaya Mediasi Mel Asi Melalui Lemba Ui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK): (Studi Kasus Sengketa Rehabilitasi Daftar Hitam Nasional (DHN) PT X dan BRI). Jurnal Hukum & Pembangunan: Vol. 53: No. 3, Article 7. Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Farah Septiana Chelly, dkk. 2023. Implikasi Hukum Dualisme Pengaturan Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Sektor Jasa Keuangan Di Indonesia.
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Bagus Gede Ari Rama. 2022. Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Keuangan Melalui LAPS-SJK : Perspektif Kepastian Hukum. Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 61/POJK.07/2020 Tahun 2020 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan Sengketa di Sektor Jasa Keuangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tahun 2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan