• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Hukum Pidana Ekonomi UU Perbankan

N/A
N/A
Faizah Uhti Rianda

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Hukum Pidana Ekonomi UU Perbankan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Name : Faizah Uhti Rianda NIM : 210202110145

Class : Hukum Ekonomi Syariah ICP

TUGAS HUKUM PIDANA EKONOMI

Soal

UU. No. 7 Tahun 1992 Jo. UU. No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan) memiliki ketentuan pidana di dalam aturan tersebut. karena UU tersebut memiliki ketentuan pidana, maka UU Perbankan memiliki kandungan hukum pidana ekonomi. silahkan anda pelajari apa saja ketentuan pidana yang ada dalam UU tersebut (UU Perbankan). Setelah itu, sebutkan pasal-pasal mana saja yang memiliki ketentuan tindak pidana. Serta jelaskan maksud ketentuan yang dapat dipidana dalam pasal tersebut seperti apa!

Jawaban

Adapun ketentuan-ketentuan pidana yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan di Indonesia mengatur terkait pelanggaran dalam sektor perbankan. Berikut adalah beberapa ketentuan pidana beserta penjelasan maksud dari ketentuan yang dapat dipidana dalam UU tersebut:

1. Pasal 47 - Penyalahgunaan Kewenangan

Pasal ini mengatur tentang penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat bank atau pihak yang memiliki kewenangan dalam bank. Tindakan seperti penggelapan atau penyalahgunaan dana bank atau aset bank lainnya dapat dikenai sanksi pidana.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur tindakan penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat bank atau pihak yang memiliki kewenangan dalam bank. Tindakan seperti penggelapan atau penyalahgunaan dana bank atau aset bank lainnya dapat dijerat dengan pasal ini.

2. Pasal 48 - Tidak Membuat Laporan

Pasal ini mengharuskan setiap orang yang mengetahui adanya tindak pidana di dalam bank untuk melaporkannya kepada penyidik atau penyidik bank. Ketika seseorang mengetahui tindak pidana dalam bank dan tidak melaporkannya, mereka dapat dikenai sanksi pidana.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengharuskan setiap orang yang mengetahui adanya tindak pidana di dalam bank untuk melaporkannya kepada penyidik atau

(2)

penyidik bank. Ketika seseorang mengetahui tindak pidana dalam bank dan tidak melaporkannya, mereka dapat dianggap melanggar ketentuan ini.

3. Pasal 49 - Penggelapan Dana

Pasal ini mengatur tentang penggelapan dana bank. Jika seseorang yang memiliki akses ke dana bank menggunakan atau mengambil dana tersebut secara ilegal atau tidak sah, mereka dapat dikenai sanksi pidana.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur tentang penggelapan dana bank. Jika seseorang yang memiliki akses ke dana bank menggunakan atau mengambil dana tersebut secara ilegal, mereka dapat dijerat dengan pasal ini.

4. Pasal 50 - Penyalahgunaan Dana Bank

Pasal ini mengatur tindakan penyalahgunaan dana bank oleh pihak yang berwenang dalam bank. Hal ini termasuk penggunaan dana bank untuk kepentingan pribadi atau tujuan yang tidak sah.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur tindakan penyalahgunaan dana bank oleh pihak yang berwenang dalam bank. Hal ini termasuk penggunaan dana bank untuk kepentingan pribadi atau tujuan yang tidak sah.

5. Pasal 51 - Penyelewengan Dana

Pasal ini mengatur tindakan penyelewengan dana bank oleh pejabat bank atau pihak yang berwenang dalam bank. Tindakan ini melibatkan penggunaan dana bank untuk tujuan yang tidak sah atau penyelewengan dana dalam jumlah besar.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur tindakan penyelewengan dana bank oleh pejabat bank atau pihak yang berwenang dalam bank. Tindakan ini melibatkan penggunaan dana bank untuk tujuan yang tidak sah atau penyelewengan dana dalam jumlah besar.

6. Pasal 52 - Penerimaan Uang dari Nasabah Tanpa Kepesatan

Pasal ini mengatur penerimaan uang dari nasabah tanpa kepantasan atau tanpa rekening yang sesuai. Tindakan ini dapat melibatkan penerimaan uang dari nasabah tanpa melibatkan prosedur yang benar atau pengecualian.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur penerimaan uang dari nasabah tanpa kepantasan atau tanpa rekening yang sesuai. Tindakan ini dapat melibatkan penerimaan uang dari nasabah tanpa melibatkan prosedur yang benar atau pengecualian.

7. Pasal 53 - Pemberian Kredit atau Fasilitas dengan Cara yang Tidak Benar Pasal ini mengatur pemberian kredit atau fasilitas oleh bank dengan cara yang tidak benar atau tidak sesuai prosedur yang berlaku. Ini termasuk tindakan penyalahgunaan kewenangan dalam memberikan kredit atau fasilitas.

Maksud Ketentuan: Pasal ini mengatur pemberian kredit atau fasilitas oleh bank dengan cara yang tidak benar atau tidak sesuai prosedur yang berlaku. Ini termasuk tindakan penyalahgunaan kewenangan dalam memberikan kredit atau fasilitas.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Namun Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam hal ini pasal 284 yang mengatur mengenai Tindak Pidana Perzinahan tidak dapat mencegah perbuatan keji tersebut, karena yang

Pada tindak pidana penggelapan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat dalam pasal 372, yang berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum

Disamping yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana, terdapat juga Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yang

Penulisan skripsi ini berjudul “Sistem Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Perbankan Ditinjau Dari Pasal 46 Ayat (2) Undang-Undang Nomor

Namun Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam hal ini pasal 284 yang mengatur mengenai Tindak Pidana Perzinahan tidak dapat mencegah perbuatan keji tersebut, karena yang

Tidak hanya mencakup tindak pidana perbankan yang dilakukan oleh orang dalam bank, namun juga termasuk tindak pidana yang dilakukan oleh orang-orang di luar bank, yang memiliki

Indonesia telah mengatur sanksi pidana penyelundupan dalam ketentuan Pasal 102, Pasal 102 A dan Pasal 102 B Undang-Undang Kepabeanan, khususnya tindak pidana penyelundupan di bidang

Akibat hukum apabila benda yang dijaminkan pada bank tidak didaftarkan fidusia, maka dapat dikenakan sanksi pidana dalam ketentuan Undang- Undang Pasal 372 Tentang penggelapan dan pasal