TUGAS INDIVIDU
DOSEN PENGAMPU : Apt. Dwi Yulianti Alifah, M.Si
DISUSUN OLEH : DIAN AINUN ZHAFIRAH
D1B123074 KIMIA KLINIK – 02
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR 2023
RINGKASAN MATERI KOMPONEN-KOMPONEN DALAM DARAH Terdapat beberapa komponen yang terdapat didalam darah yaitu :
1. Eritrosit (Sel Darah Merah/Red Blood Cell)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel yang terdapat dalam darah, fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru – paru ke jaringan (Guyton, 2002). Nilai normal rata-rata jumlah sel darah merah dalam darah yaitu 4,60 x 106/ μL (4,60 juta / μL) untuk wanita dan 5,20 x 106/ μL (5,20 juta /μL) untuk pria. Untuk mengangkut O2 dan CO2 lewat sirkulasi, sel darah merah mengandung sekitar 280 juta molekul hemoglobin.
Berikut adalah gambar sel darah merah yang normal dan abnormal.
Sel darah merah dalam tubuh dibentuk secara terus menerus tetapi jumlahnya telah diatur dengan tepat. Jumlah sel yang terlalu sedikit akan menyebabkan jaringan tidak teroksidasi tapi jik berlebihan akan membuat aliran darah terhambat. Life Span atau Masa hidup Sel darah merah. Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel yang terdapat dalam darah, fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru – paru ke jaringan (Guyton, 2002).
Eritrosit merupakan suatu sel yang kompleks, membrannya terdiri dari lipid dan protein, sedangkan bagian dalam sel merupakan mekanisme yang mempertahankan sel selama 120 hari masa hidupnya serta menjaga fungsi hemoglobin
selama masa hidup sel tersebut (Williams, 2007). Eritrosit berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7,5 μm, dan tebal 2 μm namun dapat berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang akan dilaluinya, selain itu setiap eritrosit mengandung kurang lebih 29 pg hemoglobin, maka pada pria dewasa dengan jumlah eritrosit normal sekitar 5,4 jt/μl didapati kadar hemoglobin sekitar 15,6 mg/dl (Ganong, 2010).
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen (oksihemoglobin) dari Paru- paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Kekurangan eritrosit dapat menyebabkan penyakit anemia seperti: anemia karena kegagalan sumsum tulang, anemia akibat pendarahan, dan anemia akibat penyakit ginjal, dan anemia ibu hamil. Kelebihan eritrosit juga dapat menyebabkan penyakit yaitu polisitemia seperti: polisitemia vera atau polisitemia primer (kanker sel darah merah), polisitemia sekunder (tumor, penyakit jantung kongenital), dan hemokonsentrasi seperti: demam berdarah (DBD).
Implikasi klinik menurut (kementerian kesehatan republik indonesia,2011) a. Pada umumnya nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat anemia.
b. Jumlah eritrosit menurun pada pasien anemia leukimia, penurunan fungsi ginjal, talasemia, hemolisis, dan lupus eritematosus sistematik. Dapat juga terjadi karena pengaruh obat- obatan.
c. Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera, polisitemia skunder, diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang yang tinggal di dataran tinggi 2. Leukosit
Granulopoiesis adalah pembentukan granulosit, sel berwarna putih paling banyak. Ketika granulosit matang, inti sel mengalami banyak perubahan; lalu menyusut menyusut, indentasi, mengasumsikan bentuk band, dan segmen. Butiran yang mengandung enzim dan zat antibakteri muncul; Myelocytes dibedakan sesuai dengan karakteristik pewarnaan butiran mereka: neutrofilik, eosinofilik, dan basofilik.
Leukosit dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu granulosit (neutrofil, eosinofil dan basofil) dan non granulosit (monosit dan limfosit). Leukosit hidup selama 4-5 hari, 50-70% dari leukosit adalah neutrofil. Neutrofil akan meningkat (neutrofilia) sebagai respon terhadap inflamasi atau infeksi.
Fungsi granulosit :
1. Neutrofil mencari dan membunuh bakteri - suatu proses yang disebut fagositosis 2. Eosinofil menyerang beberapa parasit dan menonaktifkan mediator yang
dilepaskan selama reaksi alergi.
3. Basofil mengandung histamin dan penting dalam reaksi imunitas dan hipersensitivitas; basophil juga mengandung heparin (zat anti pembekuan darah), tetapi perannya dalam pembekuan darah tidak pasti. Tubuh biasanya mengandung 4.500-11.000 sel darah putih (White Blood Cell) per μL darah. Nilai ini dapat dilaporkan sebagai 4,5-11,0 x 10³ / μL atau k/ μL (k = ribu).
Konsentrasi leukosit dalam aliran darah berfungsi sebagai indikator penting status kesehatan seseorang. Biasanya, orang dewasa yang sehat akan memiliki darah putih sel jumlah berkisar antara 4 × 10^9/L dan 1.1 × 10^10/L, yang berarti 4,000 hingga 11,000 sel darah putih per mikroliter darah dalam metrik AS. Meskipun jumlahnya hanya 1% dari total volume darah, dampaknya terhadap kesehatan sangat besar, mengingat peran utamanya dalam imunitas. Peningkatan jumlah ini, yang disebut leukositosis, dapat menjadi tanda respons imun aktif, namun jika terus- menerus, dapat mengindikasikan kondisi patologis seperti kanker darah atau kelainan sumsum tulang. Sebaliknya, jumlah leukosit yang berkurang, atau leukopenia, menandakan sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga membuat seseorang rentan terhadap infeksi.
Nilai normal leukosit menurut (Kementrian Republik Indonesia, 2011) Dewasa : 3200- 10.000/mm3
Anak : 5700-18.000/mm3
Pengukuran yang dilakukan dalam pengujian hematologi yaitu perhitungan sel darah lengkap, perhitungan jumlah sel darah putih, perhitungan jumlah sel darah merah, hematokrit, hemoglobin, indeks sel darah merah (RBC), perhitungan retikulosit, dan perhitungan trombosit.
Fungsi sel darah putih (Leukosit)/(WBC)
Sel darah putih merupakan salah satu bagian dari susunan sel darah manusia yang memiliki peranan utama dalam hal sistem imunitas atau membunuh kuman dan bibit penyakit yang ikut masuk ke dalam aliran darah manusia. Sel darah putih atau yang juga dapat disebut dengan leukosit. Leukosit dibagi menjadi lima jenis tipe berdasarkan bentuk morfologinya yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Masing-masing jenis sel darah putih ini memiliki ciri khas dan fungsi yang berbedaSel darah putih (WBC), juga dikenal sebagai leukosit, adalah komponen penting dari system kekebalan tubuh. Fungsi utamanya adalah untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, benda asing, dan zat berbahaya lainnya.
3. Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4μm berbentuk cakram bikonveks yang terbentuk dalam sumsum tulang. Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin.
Trombosit dihasilkan dari pecahan fragmen megakariosit dengan setiap megakariosit menghasilkan 3000 - 4000 trombosit. Setelah trombosit matur dan keluar dari sumsum tulang sekitar 70% dari keseluruhan trombosit terdapat disirkulasi dan sisanya terdapat di limfa (Sheerwood, 2011).
Fungsi Trombosit
Menurut Durachim dan Dewi (2018) trombosit diaktifkan setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia. Jumlah trombosit normal dalam tubuh orang dewasa normal adalah 150.000 – 400.000 trombosit per mikro-liter darah. Masa hidup trombosit hanya berlangsung sekitar 5 – 9 hari di dalam darah. Trombosit yang tua dan rusak akan dikeluarkan dari aliran darah oleh organ limpa, kemudian digantikan oleh trombosit baru. Menurut Kiswari (2014) fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk pembekuan darah. Konsep dasar pembekuan darah merupakan suatu proses reaksi kimia yang melibatkan protein plasma, fosfolipid dan ion kalsium.
Ketika pembuluh darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanisme utama untuk menghentikan perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :
a) Melakukan konstriksi b) Aktivasi trombosit
c) Aktivasi komponen pembekuan darah lain dalam plasma darah.
Jika terjadi luka atau jaringan robek, maka komponen cairan yang ada di dalam jaringan akan keluar, seperti serotonin. Serotonin ini yang akan merangsang pembuluh darah untuk melakukan penyempitan yang disebut dengan vasokonstriksi (Durachim dan Dewi, 2018)