• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Noven Tiara

Academic year: 2023

Membagikan " HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH

SAKIT

Fingki Handayani/181101143 Fingkihandayani1@gmail.com

Abstrak

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan di berikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (1986: 750) menjelaskan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Banyak peserta didik yang tidak berkembang dalam belajar karena kurangnya motivasi yang dapat mendorong semangat peserta didik dalam belajar. Martinis (2007: 219) juga berpendapat bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Perawat adalah seseorang profesional yang mempunyai kemampuan,tanggung jawab dan kewenangan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.Sebagai pemberi asuhan keperawatan,perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui penyembuhan.

Kata Kunci: Motivasi,Asuhan Keperawatan,Perawat

PENDAHULUAN

(2)

Latar Belakang :

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Alligood &

Tomey,2006). Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari sebab-sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, serta upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut sebagai respon pasien (Nursalam,2001). Pelayanan keperawatan profesional yang berdasarkan ilmu pengetahuan mempunyai proses keperawatan yaitu suatu asuhan keperawatan sebagai metode ilmiah penyelesaian masalah keperawatan pasien untuk meningkatkan outcome pasien yang harus didokumentasikan (Aziz,2002).

Pendokumentasian asuhan keperawatan adalah kegiatan pencatatan, pelaporan dan pemeliharaan yang berkaitan dengan pengelolaan klien guna mempertahankan sejumlah fakta dari suatu kejadian dalam suatu waktu (Nursalam,2001).

Dokumentasi adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam catatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar data yang akurat dan lengkap secara tertulis sebagai tanggung jawab perawat (Wahid & Suprapto,2012).

Pendokumentasian asuhan keperawatan dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami oleh pasien atau klien baik masalah kepuasan maupun ketidak puasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan (Nursalam,2001). Pedokumentasian asuhan keperawatan yang tepat waktu, akurat dan lengkap tidak hanya penting untuk melindungi perawat tetapi penting juga untuk membantu pasien atau klien mendapat asuhan keperawatan yang lebih baik (Depkes RI,1996). Pelaksanaan dokumentasi keperawatan sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach,1991 dalam Setiadi,2012). Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 menunjukan bahwa 71,60% pengisian dokumentasi asuhan keperawatan belum lengkap (Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat,2013).

Tujuan

Diketahuinya hubungan antara pendidikan dan motivisi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional) dan bersifat deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di RS. Desain atau rancangan Penelitian ini merupakan kerangka acuan bagi peneliti untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan

(3)

penelitian Deskriptif Analitik melalui pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana observasi dan pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis karateristik responden menurut usia adalah rentang usia 21-30 tahun adalah 14 perawat dengan persentase 35%, usia 31-40 tahun adalah 20 perawat dengan persentase 50% serta usia lebih dari 40 tahun 6 perawat dengan persentase 15%. Pada tahapan dewasa muda individu telah mulai menata kehidupannya untuk mencapai kestabilan. Hal senada diungkapkan pula oleh Potter dan Perry (2005) bahwa seseorang yang telah memasuki tahap dewasa muda diharuskan untuk menentukan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam hal pekerjaan, dan memiliki hubungan dalam tahap yang lebih intim. Oleh karena itu pada tahap usia dewasa muda seharusnya perawat memiliki perilaku yang stabil dan pencapaian perilaku baik. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan jenis kelamin perempuan sama banyak dengan responden dengan jenis kelamin laki-laki.

Dimana responden berjenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 20 perawat dengan persentase masing-masing 50%. Perilaku perawat menurut Videbeck (2008), Burnard( 2008) dan Gunarsa, (2008) adalah perilaku terapeutik yang melibatkan semua unsur.

Perilaku perawat menurut Kusnanto, (2004) harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi hal-hal berikut : Beneficience yang berarti sebagai profesional perawat harus selalu

mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien.

Adil yang berarti tidak

mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, keadaan ekonomi, dan sebagainya tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien. Menurut teori perubahan perilaku yang dikembangkan oleh Lawrence Green dalam Noorkasiani (2009) menyebutkan bahwa perubahan perilaku disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor perilaku dan faktor non- perilaku. Faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok faktor, yaitu; faktor predisposisi (predispocing factor), faktor pendukung (enabling factor),dan faktor penguat (reinforcing factor). Sikap perawat merupakan salah satu elemen yang berpengaruh pada faktor predisposisi dan menjadi gambaran dari perilaku perawat dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi perawat dan klien. Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan, merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil dari asuhan keperawatan. Semua itu memerlukan pendokumentasian sehingga perawat mendapatkan data klien dengan sistematis (Hidayat, 2000). Menurut Potter

& Perry (2005), sebagai anggota dari tim perawatan kesehatan, perawat harus mengkomunikasikan informasi tentang klien secara akurat. Kualitas perawatan klien bergantung pada kemampuan pemberi perawatan untuk berkomunikasi

(4)

satu sama lain. Dokumentasi merupakan salah satu sarana komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam pencatatan tindakan keperawatan. Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seorang perawat tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan klien.

Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik . Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalammeningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan.

Saran bagi rumah sakit, diharapkan selalu memperhatikan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga diperlukan pembinaan misalnya dengan memberikan reward, peningkatan pendidikan, pelatihan, maupun seminar yang berkaitan dengan dokumentasi asuhan keperawatan.

Referensi

Aziz, Alimul. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. 2002 Cahyani, Devi. Hubungan Beban Kerja Perawat dan Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kebumen.

Karya Ilmiah Keperawatan PSIK UGM.

2008

Dalami,dkk. Dokumentasi Keperawatan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Trans Info Media. 2011.

Nursalam. Proses dan

DokumentasiKeperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Potter, C.J, Taylor.P.A., & Perry,C. Potter

& Perry’s Fundamentals of Nursing, 2nd Edition. Australia: Mosby-Elsevier. 2009.

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember. University Press

Simamora R. H. (2010). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jember: University Press

Triton, P., B. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia; Kunci Sukses Meningkatkan Kinerja, Produktivitas, Motivasi Dan Kepuasan Kerja.

Yogyakarta: Tugu. 2005

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.. Nama Mahasiswa :

Hubungan Sistem Penghargaan dengan Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cirebon Banten, Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan

Hasil penelitian ini akan direkomendasikan sebagai masukan untuk dapat diidentifikasi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan pasien rawat inap di rumah sakit serta

Adanya hubungan beban kerja dengan sikap pendokumentasian asuhan keperawatan ini dapat dimaknai bahwa semakin tinggi beban kerja perawat maka semakin baik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang

Model asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin adalah model asuhan keperawatan primer yaitu model yang

Motivasi yang baik dalam pendokumentasian asuhan keperawatan didukung oleh faktor kebutuhan akan keberadaan atau eksistensi oleh perawat di pelayanan rawat inap

Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Di