• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas kmb glomerulo nefritis giovani

N/A
N/A
Jawara Vesar

Academic year: 2024

Membagikan "tugas kmb glomerulo nefritis giovani"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KMB 2 GLUMERULO NEFRITIS

Disusun oleh : GIOVANI AGUSTINA

202101005

DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2022/2023

(2)

A. Anatomi fisiologi 1. Ginjal

Ginjal adalah suatu organ yang terletak dibagian belakang cavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah yaitu kanan dan kiri. Ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan dan umumnya ginjal laki–laki lebih panjang ketimbang ginjal perempuan (Ilham, 2021).

Fungsi ginjal:

a. Memegang peranan paling penting dalam pengeluaran zat – zat toksik atau racun.

b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.

c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.

d. Mempertahankan keseimbangan garam–garam dan zat lain dalam tubuh.

e. Mengeluarkan sisa–sisa metabolisme hasil akhir dari proteinureum, kreatinin, dan amoniak.

(3)

Uji fungsi ginjal terdiri dari :

a. Uji protein (albumin) Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus maka protein dapat masuk dalam urine.

b. Uji konsentrasi ureum darah, bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik diatas kadar normal 20 – 40 mg %.

c. Uji konsentrasi, pada uji ini dilarang makan minum selama 12, melihat berat jenis urine.

B. Deinisi

Glomerulo Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan (Ilham, 2021).

Glomerulo Nefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa.

Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab tidak jelas dan sebagian besar tampak bersifat imunologis. Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerolus, bukan pada struktur jaringan ginjal yang lain seperti tubulus, jaringan interstitial maupun sistem vaskulernya.

Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandungkan anak perempuan (Siti Fatmawati, 2022).

(4)

Penyakit hemato-angkologi Penyakit metabolik genetik

Obat-obatan

Glomerulonefritis Lesi dan peradangan glomerulus

C. WOC Glomerulo Nefritis

Gangguan pada glomerulus Penyakit

imunologi

(5)

B1 B2 B3 B4

Oliguria

Retensi H2O

MK : Nyeri Akut Sakit kepala

MK :

Hipervolemia Peningkatan

TIK

Edema Hipertensi

ECF meningkat ECF meningkat

Retensi H2O

Hipoksia jaringan Retensi Na+ Retensi Na+

Hematuria

Anemia Aldosteron meningkat Aldosteron meningkat

GFR menurun Kebocoran kapiler

glomerulus GFR menurun

Sintesis eritropoetik menurun

Penurunan fungsi ginjal Fagosit pada

membran glomerulus Penurunan fungsi

ginjal Kerusakan struktur

ginjal Kebocoran kapiler

glomerulus Proteinuria Hipoalbuminemia

Difusi cairan

ke extra sel MK :

Gangguan eliminasi urin MK : Perfusi

perifer tidak efektif Retensi cairan di

rongga perut Asites Menekan diafragma

Ekspansi otot pernapasan tidak optimal

Nafas tidak adekuat MK : Pola napas

tidak efektif

(6)

Anoreksia

Proteinuria

Hipoalbuminemia Diet rendah

protein

Dilusi plasma

Retensi Na+

ECF meningkat Hipervolemia

Retensi H2O Aldosteron meningkat

Edema

Wajah/peri orbital Pretibia

Menekan isi perut Asites Terbentuk jaringan

parut di korteks

GFR menurun Penurunan fungsi

ginjal Aktivitas PMN dan

trombosit menuju tempat lesi

B5 B6

Kebocoran kapiler glomerulus

5L Difusi cairan

ke extra sel

Anemia

Retensi cairan di

rongga perut MK : Intoleransi

aktifitas

MK : Gangguan Mobilitas

fisik MK :

Gangguan Citra tubuh Mual, muntah

(7)

MK : Defisit Nutrisi

D. Penatalaksanaan medis 1. Farmakologis

a. Pemberian penisilin pada fase akut (baik secara oral atau intramuskuler). Pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi streptokokus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil b. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa untuk menenangkan pasien sehingga dapat cukup beristirahat. Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgBB secara intamuskuler. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, selanjutnya pemberian resepin peroral dengan dosis rumat 0,03 mg/kgBB/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis.

c. Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari) maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi tukar dan sebagainya

d. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosamid (lasix) secara intravena (1 mg/kgBB/hari) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.

2. Tes diagnostik

a. Tes darah : untuk melihat apakah terdapat penurunan kadar hemoglobin dan protein albumin

b. Tes imunologi, untuk mendeteksi penyakit autoimun dengan melihat peningkatan kadar antinuclear antibodies (ANA), komplemen,

(8)

antineutrophil cytoplasmic antibody (ANCA), atau antiglomerular basement membrane (anti-GBM)

c. Biopsi (pengambilan sampel jaringan) ginjal, untuk mendeteksi jaringan yang tidak normal dan memastikan glomerulonefritis.

3. Radiologis

a. Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau USG, untuk melihat kondisi ginjal secara lebih jelas

E. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

a. Identitas klien

Meliputi nama klien, umur klien biasanya pada usia produktif atau pada lansia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan klien biasanya berhubungan dengan sarana transportasi, status marital, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, golongan darah, no rek, diagnosa medis dan alamat.

b. Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubung pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan dengan klien dan alamat.

c. Pemeriksaan Fisik

1) B1 (Breathing) : Sistem pernafasan didapatkan adanya perubahan pola nafas baik irama, kedalaman maupun frekuensi yaitu cepat dan dangkal, irama tidak teratur, adanya retraksi dinding dada. Pasien ini mengalami keterbatasan bernafas karena adanya cairan yang menumpuk di dalam abdomen sehingga terjadi asietas dan menimbulkan penekanan pada diafragma, pasien diberikan oksigen simple mask 7lpm.

2) B2 (Blood) : Sistem kardiovaskuler dalam pemeriksaan didapatkan perubahan tekanan darah menurun kecuali apabila terjadi peningkatan tekanan intra kranial maka tekanan darah meningkat,

(9)

denyut nadi tachikardi, kemudian bradikardi atau iramanya tidak teratur sebagai kompresi kerja jantung untuk membantu mengurangi tekanan intra kranial.

3) B3 (Brain) :. Sistem persyarafan pada pemeriksaan pasien ini terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga cairan dalam darah yang mengelilingi otak meningkat dan dapat terjadi hipertensi atau peningkatan tekanan intrakranial di otak yang akan menyebabkan pasien merasakan pusing, didapatkan tensi 140/90 mmhg

4) B4 (Bladder): Sistem perkemihan pada pemeriksaan Pasien ini didapatkan infeksi ginjal dan kandung kemih yang mengakibatkan pasien tidak dapat berkemih/anuria atau bisa juga mengalami hematuria, pasien juga mengalami pembesaran abdomen karena cairan yang menumpuk di dalam perut dan tidak dapat keluar.

5) B5 (Bowel) : Sistem pencernaan Pada pasien glumerulo nefritis biasanya didapatkan bising usus yang normal atau bisa juga menurun apabila masih ada pengaruh anestesi, perut kembung, bibir dan mukosa mulut tampak kering, asietas, pasien dapat mual dan muntah. Pada perkusi abdomen terdengar timpani, nyeri tekan pada daerah epigastrium, penurunan berat badan

6) B6 (Bone) : Sistem muskuloskeletal pada pasien glumerulo nefritis norma, tidak terjadi kekakuan otot, tidak ada kejang, kekuatan otot mungkin menurun atau normal.

2. Diagnosa Keperawatan

a. (B1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru dibuktkan dengan nafas tidak adekuat b. (B2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kekurangan

volume cairan dibuktikan dengan Hipoksia

c. (B3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.infamasi) dibuktikan dengan tekanan darah meningkat

d. (B4) Gangguan eliminasi urin berubungan dengan iritasi kandung kemih ditandai dengan hematuria

(10)

e. (B4) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan dibuktikan dengan edema

f. (B5) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ditandai dengan anoreksia

g. (B6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan merasa lemah

h. (B6) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang ditandai dengan pretibia

i. (B6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/betuk tubuh ditandai dengan edema pada wajah.

3. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat

ekspansi paru

dibuktkan dengan nafas tidak adekuat (D.0005)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pola napas membaik dengan kriteria hasil

1. Tekanan ekspirasi menurun (5) 2. Tekanan

inspirasi menurun (5) 3. Frekuensi napas

membaik (5) (L.01004)

Observasi (I.01011) 1. Monitor pola

napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) Terapeutik

2. Pertahanan kepatenan jalan napas dengan head-tift dan chin-lift (jaw- thrust jika curiga trauma servikal)

3. Posisikan Semi- Fowler atau Fowler

4. Berikan

(11)

Oksigen, Jika perlu

Edukasi

5. Anjurkan

asupan cairan 2000 ml/hari, Jika tidak komtraindikasi 6. Ajarkan teknik

batuk efektif Kolaborasi

7. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, Jika perlu

2. Gangguan eliminasi urin berubungan dengan infeksi ginjal dan saluran kemih ditandai dengan hematuria

(D.0040)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan eliminasi urine

membaik dengan

kriteria hasil 1. Frekuensi

berkemih meningkat (5) 2. Hematuria

menurun (5) (L.04034)

Observasi (I.04152) 1. Identifikasi

tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine

2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urin

3. Monitor

eliminasi urin (mis. frekuensi,

(12)

konsistensi, aroma, volume dan warna) Terapiutik

4. Batasi asupan cairan, jika perlu

5. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur Edukasi

6. Ajarkan tanda gejala infeksi saluran kemih 7. Ajarkan

mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih

8. Anjurkan

minum yang cukup, jika tidak ada

kontraindikasi 9. Anjurkan

mengurangi minum

menjelang tidur Kolaborasi

10. Kolaborasi

(13)

pemberian obat supositoria uretra, Jika perlu

3. Nyeri akut

berhubungan dengan

agen pencedera

fisiologis (mis.infamasi)

dibuktikan dengan

tekanan darah

meningkat (D.0077)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun denan kriteria hasil

1. Keluhan nyeri menurun (5) 2. Tekanan darah

menurun (5) (L.08066)

Observasi (I.08238) 1. Identifikasi

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi

skala nyeri Terapeutik

3. Fasilitasi

istirahat dan tidur

Edukasi

4. Jelaskan penyebab

periode dan pemicu nyeri 5. Jelskan strategi

meredakan nyeri Kolaborasi

6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ilham, M. (2021) ‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLOMERULONEFRITIS AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN’.

Siti Fatmawati (2022) ‘Nyeri Akut Pada Pasien Glomerulonefritis Fakultas Ilmu Kesehatan UMP’, pp. 20–40.

Referensi

Dokumen terkait

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara serempak arus kas operasi, earning per share, net profit margin, dan return on equity berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari variabel Kualitas pelaksanaan GCG, Kompleksitas bank, dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

Data Perhitungan Skor Kode Alternatif Nilai Peringkat B1 Angga andika 0.9286 3 B2 Ahmad david 0.4084 4 B3 Rindu Permata 0.2177 6 B4 Syahputra 1.3093 1 B5 Jayaka 0.2623 5 B6

Struktur Aplikasi Berhitung Bikin Bangga Keterangan : A : Halaman utama B B1 : Menu mengenal angka B2 : Menu Penjumlaham B3 : Menu Pengurangan B4 : Menu Petunjuk C C1 : Rangkuman

обнуляя, мы получим выражения для управ- ляющих параметров: k1 =p−A1+B1 + 3A0+B6−1 + 2x1A4+B3; k2= 2x1A3+B4+ 3x21A5+B5 + A2+B2−3x22;k1, k2 >0 10 Достаточным условием положительной

1 Januari 2018 ISSN 2548-740X E-ISSN 2621-1491 49 B14 Terjatuh Saat Pengecoran Faktor Prilaku Pekerja Management G1 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 Faktor Lingkungan Faktor

Misalnya, jika koordinat titik-titik berada di kolom A X dan kolom B Y, dan Anda memiliki 4 titik A1, B1, A2, B2, A3, B3, dan A4, B4, dengan A1, B1 sebagai titik referensi, Anda dapat

Rata-rata berat akar tanaman selada akibat pemberian konsentrasi pupuk daun organik Pupuk Daun Organik ml/l Berat Basah Tanaman gram B1 0 10,87 a B2 40 11,21 a B3 80 11,37 a B4 120