• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kunjungan Naufal

N/A
N/A
sal

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Kunjungan Naufal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN SISWA/SISWI SD NEGERI RRI CISALAK

Di LOKASI OBJEK WISATA :

1. Museum Bank Indonesia ( BI ) 2. Museum Fatahillah

3. Museum Pancasila Sakti

Nama : Naufal Rifdani Mulyadi Kelas :

(2)

1. Museum Bank Indonesia

Kunjungan ke Museum Bank Indonesia ( BI ) Ini dilaksanakan untuk mengenalkan siswa/ i UPTD SDN RRI CISALAK sejarah transaksi atau pembayaran di indonesia dan menganalkan Bank indonesia sebagai lembaga yang berwenang menyelenggrakan dan mengatur sistem pembayaran dan menetapkan penggunaan alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Lokasi Museum Bank Indonesia terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Jauh sebelum gedung Bank Indonesia Kota didirikan, di tempat tersebut berdiri gereja umat Protestan. Namun pada 1628, bangunan gereja dibongkar karena digunakan sebagai tempat meriam besar ketika pasukan Sultan Agung dari Mataram Islam untuk pertama kalinya menyerang Batavia (Jakarta). Pada 1828, Belanda membangun gedung De Javasche Bank di tempat tersebut. Setelah Indonesia merdeka, terjadi proses nasionalisasi De Javasche Bank. Seiring dengan langkah tersebut, mulai 1953 gedung De Javasche Bank menjadi gedung Bank Indonesia Kota. Bangunan dua lantai yang saat ini dijadikan sebagai Museum Bank Indonesia adalah karya arsitek Ed. Cuypers.

Museum BI pertama kali dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006. Hampir tiga tahun kemudian, tepatnya pada 19 Juli 2009 Museum BI akhirnya diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI saat itu.

(3)

Museum Bank Indonesia didirikan dengan tiga tujuan, yaitu:

• Sebagai sarana komunikasi kebijakan Bank Indonesia Tempat mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda numismatik ataupun dokumen bersejarah Bank Indonesia

• Sarana rekreasi literasi yang menghibur (edutainment) Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Museum Bank Indonesia menyajikan beragam koleksi.

Museum BI memiliki koleksi numismatik (uang kuno) dari masa kerajaan Hindu-Buddha, kerajaan Islam, masa kolonial, serta koleksi uang Indonesia pada awal kemerdekaan hingga sekarang. Di museum ini pengunjung juga dapat melihat metamorfosis logo Bank Indonesia dan emas moneter. Selain itu, Museum Bank Indonesia menyajikan banyak informasi terkait dunia perbankan di Indonesia. Mulai dari peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa sejak sebelum kedatangan bangsa Barat hingga terbentuknya Bank Indonesia pada 1953, kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, dan aktivitas perbankan pada masa kolonial.

Foto Koleksi Museum BI :

Foto Kegiatan Siswa/I :

(4)

2. Museum fatahillah

Kunjungan ke Museum Fatahillah Ini dilaksanakan untuk mengenalkan siswa/ i UPTD SDN RRI CISALAK sejarah Ibu Kota Jakarta dan mengingat jasa-jasa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di masa lampau .

Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebaSgai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke- 17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia. Juga ada keramik, gerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang Batavia.

(5)

Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.

Foto kegiataan Siswa /i :

(6)

3. Monumen Pancasila Sakti dan Museum Penghianatan PKI

Kunjungan ke Monumen Pancasila Sakti dan Museum Penghianatan PKI Ini dilaksanakan untuk mengenalkan siswa/ i UPTD SDN RRI CISALAK sejarah peristiwa pemberontakan G 30 S / PKI .

Lokasi Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan tempat ini terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, berbatasan di sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, yang pada saat peristiwa G30S-PKI menjadi pusat kekuatan PKI, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.

Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat latihan Partai Komunis Indonesia ( PKI ) dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S / PKI ). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.

Monumen yang berada di area seluas 14,3 hektar ini diresmikan Presiden Soeharto pada Agustus 1973, bertepatan dengan peringhati Hari Kesaktian Pancasila. Tiga tahun kemudian, berdasar Surat Keputusan Menpangad No. KEP.977/9/1996 tanggak 17 September 1966, setiap tahun dimulai tradisi memperingati Hari Peringatan Kesaktian Pancasila. Dan akhirnya, pada 1980, Pusjarah TNI, atau dulu Pusjarah ABRI, mendapat mandat menjadi pengelola Monumen Pancasila Sakti berdasarkan Kepres No. 51/1980.

Persis di samping sumur lubang buaya terdapat rumah tempat penyiksaan para Jenderal. Rumah ini dulunya merupakan rumah salah satu simpatisan PKI. Jenderal-jenderal yang diculik oleh pasukan Cakrabirawa dan pasukan PKI ini ditawan di rumah tersebut. Kemudian diinterogasi perihal isu resolusi dewan Jenderal yang berencana untuk menggulingkan Presiden Soekarno. Hingga akhirnya para Jenderal ini dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur yang digali tepat di samping rumah tersebut.

(7)

Rumah yang terdapat pada kompleks monumen pancasila saat ini merupakan rumah tiruan, rumah asli sudah hancur saat penyerbuan TNI ke lubang buaya. Dalam rumah terdapat diorama yang menggambarkan tentang penyiksaan yang terjadi pada malam 30 September 1965. Terdapat beberapa orang yang menginterogasi. Masing-masing jenderal ditutup matanya kemudian disiksa. Dalam diorama, para Jenderal dibawa hanya mengenakan baju tidur biasa dan ada yg berkain sarung.

Museum Pengkhianatan PKI a. Ruang Intro

Dalam ruang terdapat 3 mozaik foto yang masing-masing menggambarkan Kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam pemberontakan Madiun, Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30 September 1965, Pengadilan gembong-gembong G.30.S/PKI oleh Mahkamah Militer Luar Biasa.

(8)

b. Diorama

Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai memasuki organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Angkatan Muda Repubilik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan organisasi massa, orang-orang komunis memimpin aksi penggantian pejabat pemerintah di tiga kabupaten Karesidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang.

· Pemberontakan PKI di Madiun ( 18 September 1948)

Pada saat Pemerintah dan Angkatan Perang memusatkan perhatian untuk menghadapi Belanda, PKI melakukan pengkhianatan yang didahului dengan kampanye menyerang politik pemerintah, aksi teror, mengadu domba kekuatan bersenjata dan sabotase di bidang ekonomi. Dini hari tanggal 18 September 1948 PKI mengadakan pemberontakan di Madiun. Sejumlah tokoh militer, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat dibunuh. Di gedung Karesidenan Madiun PKI mengumumkan bcrdirinya “Soviet Republik Indonesia” dan pembentukan Pemerintah Front Nasional.

Pembunuhan di Kawedanan Ngawen (Blora) (20 September 1948)

Pada tanggal 18 September 1948 Markas Kepolisian Distrik Ngawen (Blora) diserang oleh pasukan PKI. Dua puluh empat orang anggota polisi itu ditahan dan tujuh orang yang masih muda dipisahkan. Kemudian datang perintah dari Komandan Pasukan PKI Blora agar mereka dihukum mati

Peristiwa Tanjung Morawa (16 Maret 1953)

Pada tahun 1953 Pemerintah RI Karesidenan Sumatera Timur merencanakan untuk mencetak sawah percontohan bekas perkebunan tembakau di desa Perdamaian, Tanjung Morawa. Akan tetapi rencana itu

(9)

ditentang oleh penggarap liar yang sudah menempati areal tersebut. Pada tanggal 16 Maret 1953 pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh sepasukan polisi. Ketika itulah massa tani yang didalangi oleh Barisan Tani Indonesia (BTI) orma PKI, melakukan tindak brutal.

Kampanye Budaya PKI (25 Maret 1963)

Tidak hanya dibidang politik yang ingin dikuasai oleh PKI tetapi juga bidang Iain seperti sastra dan budaya.

Salah satu usaha yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) bersama semua lembaga yang ada di bawahnya adalah memasukan komunisme ke dalam seni dan sastra, mempolitikan budayawan dan mendiskreditkan lawan. Pada tanggal 22 sampai 25 Maret 1963 diselenggarakan Konferensi Nasional I Lembaga Sastra Indonesia di Medan.

Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964 -1965) .

Kampanye anti ABRI, khususnya TNI-AD berlatar belakang pada kecemburuan PKI karena ABRI berhasil membendung pengaruh PKI dikalangan rakyat. Berbagai macam cara kampanye anti ABRI telah dilakukan PKI seperti tuduhan, isyu, provokasi, fitnah politik, dan Iain-Iain. Sejak tahun 1964 PKI dengan “Ofensif Revolusionernya” secara gencar menyerang ABRI seperti tuntutan pembubaran aparat teritorial dan puncaknya isyu Dewan Jenderal 1965.

Peristiwa Kanigoro (13 januari 1965)

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Kras, Kedtri, tanggal 13 Januari 1965, dimana para peserta Mental Training Pelajar Islam Indonesia Jawa Timur diserang oleh masssa Pemuda Rakyat (PR) dan Barisan Tani Indonesia (BTI).

Peristiwa Bandar Betsy (14 Mei 1965)

Untuk menggagalkan rencana pemerintah di bidang landreform, PKI dan organisasi massanya melancarkan aksi sepihak yakni menguasai secara tidak syah tanah negara di beberapa tempat. Salah satu di antaranya di Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX Bandar Betsi, Pematangan Siantar. Pada tanggal 14 Mei 1965, kurang lebih 200 anggota Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat (PR), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menanami secara liar tanah perkebunan karet tersebut.

(10)

Pawai Ofensif Revolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)

Setelah merasa dirinya kuat, PKI mulai melancarkan ofensif revolusioner yang bertujuan untuk menggalang dan mempengaruhi massa agar berpihak kepadanya. Bentuk unjuk kekuatan itu ialah aksi kekerasan. aksi terror tuntutan pembentukan Kabinet Nasakom dan Angkatan Kelima dan sebagainya.

Salah satu unjuk kekuatan itu ialah penyelenggaraan rapat raksasa di Stadion Utama Senayan tanggal 23 Mei 1965 dalam rangka peringatan ulang tahun ke-45 PKI.

Penyerbuan Gubernuran .lawa Timur (27 September 1965)

Salah satu usaha mendiskreditkan aparatur pemerintah telah dilakukan PKI terhadap Gubernur Jawa Timur. Dengan dalih akan menyampaikan resolusi tuntutan penurunan harga 9 bahan pokok..

Koleksi Museum dan Monumen Pancasila Sakti

Didalam Museum Paseban Monumen Pancasila Sakti terdapat beberapa diorama sebagai berikut:

Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan

Pada bulan September 1965 ketua CC PKI D.N Aidit memerintahkan Syam Kamaruzaman Pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan. Syam mengadakan rapat sebanyak 16 kali dengan Pono dan Waluyo anggota Pimpinan Biro Khusus Pusat, Kepala Biro Khusus Daerah dan oknum-oknum ABRI yang sudah dibina PKI.

(11)

Latihan Sukarelawan di Lubang Buaya 5 Juli – 30 September

Untuk persiapan melancarkan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggotanya. Dalih yang dipakai ialah melatih para sukarelawan dalam rangka konfrontasi terhadap Malaysia. PKI menuntut agar pemerintah membentuk Angkatan kelima dengan mempersenjatai buruh dan tani. Anggota-anggota yang dilatih berjumlah kurang lebih 3700 orang terdiri atas anggota-anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan organisasi massa PKI lainya di Lubang Buaya.

Penculikan Men/Pangad Letjen TNI A. Yani (1 Oktober 1965)

Pukul 02.30 tanggal 1 Oktober 1965) pasukan penculik G.30.S/PKI sudah berkumpul di Lubang Buaya.

Pasukan dengan nama Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief. Pasukan penculikan Men/Pangad Letjen TNI A.

Yani memakai seragarn Cakrabirawa tiba disasaran pukul 04.00 dan berhasil melucuti regu pengawal.

Kemudian segera membawa ke kawasan Lubang Buaya Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)

Dini hari tanggai 1 Oktober 1965 gerombolan G.30.S/PKI menculik 6 pejabat teras TNI AD dan seorang perwira pertama. Di Lubang Buaya tubuh mereka dirusak dengan benda-benda tumpul dan senjata tajam yan masih hidup disiksa satu demi satu kemudian kepalanya ditembak. Sesudah disiksa para korban dilemparkan kedalam sumur tua sempit. Penyiksaan dan pembunuhan itu dilakukan oleh anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan ormas-ormas PKI lainnya.

Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)

Panglima Kostrad Mayjen TNI Seoharto rnengeluarkan perintah untuk segera mengamankan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma mengingat kekuatan G.30.S/PKI berpusat dipangkalan tersebut.Pasukan yang akan melaksanakan tugas pengamanan terdiri atas 1 Yon RPKAD, 1 Yon Para Kujang Siliwangi yang diperkuat 1 kompi panser. Pasukan bergerak pukul 03.00 tanggal 2 Oktober 1965 dari Markas Kostrad menuju Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dari arah timur. Mereka tiba dilempat sasaran pukul 06.00 pagi tanggal 2 Oktober 1965. Lapangan Halim Perdanakusuma dijaga oleh Yon 454/Diponegoro yang diperalat G.30.S/PKI. Beberapa orang anggota RPKAD berhasil menyusup sampai ketempat parkir pesawat-pesawat terbang, sedang anggota lainya sudah berada didepan Yon 454. Dengan gerakan

(12)

pendadakan, maka pasukan RPKAD dan Kujang berhasil melumpuhkan pasukan Yon 454. Pukul 06.10 Halim berhasil dikuasai oleh RPKAD dan Yon Para Kujang dan gerakan selanjutnya ialah menguasai Lubang Buaya.

Pengangkatan Jenazah (4 Oktober 1965)

Setelah menguasai Halim Perdanakusuma, pasukan RPKAD melanjutkan gerakan ke Lubang Buaya. Setelah daerah iu diamankan, mulai melakukan pencarian jenazah perwira-perwira TNI-AD yang diculik oleh gerombolan G.30.S/PKI. Sore hari tanggal 3 Oktober 1965 diperolah pentunjuk dari anggota POLRI yang pernah ditawan oleh gerombolan G.30.S/PKI. la memberitahu bahwa perwira-perwira tersebut jenazahnya dikubur di sekitar tempat pelatihan musuh.

Tindak Lanjut Pelarangan Partai Komunis Indonesia (26 Juni 1982)

Pada tanggal 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia berikut semua organisasinya yang seazaz/berlindung/bernaung dibawahnya, dibubarkan oleh Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/I966. Untuk mengantisipasi munculnya bahaya laten komunis, berdasarkan Intruksi Presiden No. 10 tahun 1982, Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) berkerja sama dengan Lembaga Pertahanan Nasional mengadakan Penataran Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas). Sejak tanggal 19

(13)

September 1991 Tarpadnas diikuti oleh wakil-wakil pemuda dari 27 Provinsi dan berbagai organisasi massa pemuda.

Foto Para Pahlawan Revolusi

Foto pahlawan revolusi setengah badan yaitu foto Letjen TNI Ahtnad Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI M. T. Harjono, Mayjen TNI S. Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.

Ruang Relik

(14)

Ruang Relik berisi barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi terutama pakaian yang dikenakan pada saat beliau gugur, petikan visum dokter, peluru yang diketemukan dalam tubuhnya, tali pengikat dan lain-lain. Di ruangan ini disajikan pula Aqualung (alat bantu pernafasan) dan sebuah radio lapangan yang pernah digunakan Jenderal Soeharto pada waktu memimpin penumpasan G.30.S/PKI,

Ruang Teater

Di ruangan ini disajikan pertunjukan video cassette digital (VCD) yang berisi rekaman bersejarah sekitar pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dari sumur tua Lubang Buaya, pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Sidang Mahmillub serta pengangkatan Jenderal Soeharto menjadi pejabat Presiden RI pada tanggal 12 Maret 1967. Masa putar VCD ini kurang lebih 30 menit.

Ruang Pameran Foto

Ruang ini menyajikan foto-foto pengangkatan dan pemakaman jenazah Pahlawan Revolusi ke Taman Makam Pahlwan Kalibata Jakarta.

Foto -Foto kegiataan Siswa /i :

Referensi

Dokumen terkait