• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENELITIAN SKRIPSI PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 UNTUK ANALISIS SEBARAN DAN KERAPATAN KANOPI MANGROVE DENGAN METODE FOREST CANOPY DENSITY DI DESA SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Z

Academic year: 2023

Membagikan "USULAN PENELITIAN SKRIPSI PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 UNTUK ANALISIS SEBARAN DAN KERAPATAN KANOPI MANGROVE DENGAN METODE FOREST CANOPY DENSITY DI DESA SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Metodologi Penelitian Kelautan yang berjudul “Penggunaan GAMBAR LANDSAT 8 UNTUK ANALISIS DISTRIBUSI DAN KEPADATAN KANOPI MANGROVE UNTUK METODE KEPADATAN TOWER DI DESA SUNGAI DY DETAR TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN" pada waktunya. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian Kelautan. Penulis memahami bahwa tanpa bantuan dan arahan dari berbagai pihak sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada guru mata kuliah Metodologi Penelitian Kelautan dan bantuannya kepada teman-teman sekelasnya dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan penyusunan tugas ini dan masih jauh dari selesai. Terlepas dari segala kekurangan dan ketidaksempurnaan laporan ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang membantu.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan
    • Tujuan
    • Kegunaan
  • Ruang Lingkup
    • Ruang Lingkup Wilayah
    • Ruang Lingkup Materi
  • Penelitian Terdahulu

Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi sebaran dan kepadatan tutupan mangrove di Desa Sungai Dua Laut adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (GIS). Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat memantau vegetasi mangrove untuk mendeteksi perubahan kerapatan kanopi mangrove. Berapa kerapatan kanopi mangrove di Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu menggunakan citra Landsat 8 dengan metode Forest Canopy Density (FCD).

Bagaimana tingkat akurasi metode Forest Canopy Density (FCD) untuk menganalisis kepadatan mangrove di Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Analisis sebaran mangrove di Desa Sungai Dua Laut menggunakan citra Landsat 8 dengan metode Forest Canopy Density (FCD). Analisis dan evaluasi kerapatan kanopi mangrove di Desa Sungai Dua Laut menggunakan citra Landsat 8 dengan metode Forest Canopy Density (FCD).

Evaluasi Tingkat Keakuratan Metode Forest Canopy Density (FCD) Terhadap Kerapatan Mangrove Di Desa Sungai Dua Laut. Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode Kerapatan Kanopi Hutan untuk menganalisis kerapatan kanopi mangrove di Kabupaten Subang dan memetakan sebaran mangrove yang ada. Model multitemporal dan kerapatan kanopi hutan (FCD) untuk analisis perubahan kerapatan kanopi hutan di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Penggunaan Model Kerapatan Kanopi Hutan (FCD) untuk Analisis Perubahan Kerapatan Kanopi Hutan Lambusango Kabupaten Buton.

Tabel 1.6. Peneltian Terdahulu
Tabel 1.6. Peneltian Terdahulu

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan Mangrove

  • Pengertian Hutan Mangrove
  • Faktor Pendukung Mangrove
  • Struktur dan Klasifikasi Mangrove
  • Fungsi dan Manfaat Mangrove
  • Kerapatan Kanopi Mangrove

Dari 75% total luas hutan mangrove di 15 negara, hanya 6,9% hutan mangrove yang dilindungi menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Di Indonesia sendiri luas hutan mangrove sekitar 21% dari total hutan mangrove di dunia atau seluas 3,2 juta hektar dengan jumlah jenis mangrove yang ditemukan tidak kurang dari 75 spesies (Kelompok Kerja Mangrove Nasional, 2013). Menurunnya luas hutan mangrove di Indonesia terjadi akibat rusaknya mangrove yang disebabkan oleh beberapa faktor (Fitri & Anwar, 2014).

Sebelumnya Pulau Jawa dan Bali mempunyai luas hutan mangrove sebesar 171.500 Ha, namun saat ini hanya tersisa sekitar 19.577 Ha. Menurunnya luasan hutan mangrove terjadi karena faktor manusia seperti alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak ikan, eksploitasi kayu mangrove dan lain-lain. Pemanfaatan hutan mangrove secara terus menerus dapat mengakibatkan berkurangnya luas mangrove serta terganggunya ekosistem dan kepadatan hutan mangrove.

Jenis tanah seperti lanau (debu) dan tanah liat (clay) merupakan faktor yang mendukung proses regenerasi, dimana partikel tanah liat berupa lumpur memerangkap buah tanaman mangrove yang berguguran pada saat matang. Sebaliknya pada pantai yang substratnya berpasir atau pasir bercampur pecahan karang maka kepadatan mangrove akan rendah karena substrat jenis tersebut tidak mampu menyerap/menahan buah mangrove yang tumbang sehingga tidak terjadi proses regenerasi (Kordi , 2012). ). Vegetasi hutan mangrove di Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dengan total tercatat 202 jenis, yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit, dan 1 jenis sikas.

Setidaknya di hutan mangrove terdapat satu jenis tumbuhan sejati yang penting/dominan yang termasuk dalam empat famili: Rhizophoraeae (Rhizophora, Bruguiera dan Ceriops), Avicenniaceae (Avicennia), Sonneratiaceae (Sonneratia) dan Meliaceae (Xylacarphus). Sonneratia caseolaris merupakan jenis mangrove yang tumbuh di daerah yang kurang salin (Hachinohe et al., 1999). Namun menurut Bengen (2003), spesies ini bersama dengan Avicennia spp menempati zona depan yaitu wilayah yang paling dekat dengan laut dalam salah satu jenis zonasi hutan mangrove di Indonesia.

Berkat aksi mikroorganisme tersebut, sampah-sampah tersebut terurai, sehingga perairan pesisir di sekitar hutan bakau memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi antara lain: melindungi substrat pantai dari abrasi, mencegah angin atau gelombang, dan mencegah intrusi air laut. Begitu besarnya peran menjaga hutan mangrove sehingga masih banyak masyarakat yang belum sadar akan kelestarian hutan mangrove.

Aplikasi Penginderaan Jauh

  • Sistem Penginderaan Jauh
  • Sistem Citra Satelit Landsat
  • Pemanfaatan Citra Landsat-8 OLI/TIRS

Pada bulan Juli 1982 dan Maret 1984 diluncurkan satelit bumi generasi kedua yaitu Landsat-4 dan Landsat-5 yang merupakan satelit semi operasional atau satelit untuk penelitian dan pengembangan. Landsat-4 dan Landsat-5 mengalami perbaikan dalam resolusi spasial, spektral dan radiometrik (Lindgren, 1985 dalam Sutanto, 1994). Dalam perkembangannya, setelah peluncuran kedua satelit tersebut, diluncurkan juga satelit bumi generasi selanjutnya yaitu satelit Landsat-7 dan Landsat-8 untuk lebih menyempurnakan satelit generasi sebelumnya.

Citra Landsat telah banyak digunakan untuk berbagai kegiatan survei dan penelitian, antara lain geologi, pertambangan, geomorfologi, hidrologi, dan kehutanan. Data yang dihasilkan dari citra Landsat berupa data digital yang dapat digunakan sesuai bidang kajian yang diinginkan (Purwanto, 2015). Landsat (Satelit darat) merupakan hasil program satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh NASA (The National Aeronautical and Space Administration) di Amerika Serikat, diluncurkan pertama kali pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) yang kemudian berganti nama menjadi . Landsat 1.

Sistem Landsat milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrumen pencitraan yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (Multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper). RBV merupakan instrumen mirip kamera yang mengambil gambar permukaan bumi sepanjang jalur bidang satelit pada interval waktu tertentu. MSS merupakan suatu instrumen pemindaian mekanis yang mencatat data dengan cara memindai permukaan bumi dalam jalur atau urutan tertentu.

Pemanfaatan citra Landsat-8 difokuskan pada analisis spektral dengan mengolah dan menginterpretasikan data spektral yang terdapat pada setiap saluran. Hal ini terlihat dari karakteristiknya yang mirip dengan Landsat 7, baik resolusi (spasial, temporal, spektral), metode koreksi, ketinggian terbang maupun karakteristik sensor yang dibawa. Hanya saja ada beberapa penambahan yang menjadi poin perbaikan pada Landsat 7, seperti jumlah band, spektrum gelombang elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap sensor, dan nilai bit (rentang nilai angka digital) setiap citra. piksel.

Seperti dilansir USGS, satelit Landsat 8 terbang pada ketinggian 705 km di atas permukaan bumi dan memiliki luas pemindaian 170 km x 183 km (mirip dengan Landsat versi sebelumnya). NASA sendiri menargetkan satelit Landsat versi terbaru dapat menjalankan misi operasi selama 5 tahun (sensor OLI dirancang selama 5 tahun dan sensor TIRS selama 3 tahun). Ada kemungkinan umur produktif Landsat 8 akan lebih lama dari umur rencana, seperti yang terjadi pada Landsat 5 (TM) yang semula direncanakan beroperasi hanya 3 tahun, namun ternyata pada tahun 2012 masih bisa berfungsi. .

Forest Canopy Density

METODOLOGI PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Tahapan Penelitian
    • Pra Penelitian
    • Pelaksanaan Penelitian
    • Pasca Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Variabel Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Studi Literatur
    • Analisis Data Citra
    • Observasi
  • Teknik Analisis Data
    • Sebaran dan Kerapatan Kanopi Mangrove
    • Validasi Lapangan
    • Tingkat Akurasi Pengolahan FCD
  • Diagram Alir

Untuk memetakan sebaran dan kepadatan kanopi mangrove di Desa Sungai Dua Laut 2 Kabupaten Peta RBI. Mencari berbagai publikasi, karya ilmiah, literatur, buku referensi, jurnal, dan penelitian lainnya untuk sumber pembahasan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Data citra Landsat 8 diambil dari USGS (U.S Geological Survey) tahun 2022 atau dapat diakses dan diperoleh dari halaman berikut https://earthexplorer.usgs.gov/ sebagai bahan utama dalam penelitian ini.

Juga mengumpulkan data vektor seperti peta RBI Kabupaten Tanah Bumbu dalam format shapefile (.shp) yang digunakan sebagai batas wilayah penelitian. Pelaksanaan Penelitian 1) Pengolahan Data 1) Pengolahan Data. Seluruh data yang terkumpul akan dilanjutkan ke pengolahan data menggunakan software ENVI 5.1 dan ArcMap 10.58. Pada tahap pengolahan data akan dilakukan koreksi radiometrik, cloud masking, normalisasi rentang citra, algoritma Forest Canopy Density, pemetaan sebaran dan kerapatan kanopi mangrove di Desa Sungai Dua Laut. Validasi data dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang diolah dalam penelitian ini memenuhi kriteria data lapangan.

Pada penelitian ini validasi lapangan dilakukan dengan memotret tajuk pohon secara vertikal dengan kamera pada lokasi sampel yang telah ditentukan. Berdasarkan definisi populasi di atas, maka populasi penelitian ini meliputi seluruh sebaran hutan mangrove di wilayah Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Titik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara membagi populasi menjadi beberapa kecil.

Jumlah titik pengambilan sampel pada penelitian ini sebanyak 30 titik, dengan sebaran merata pada setiap kelas kerapatan tajuk, yaitu 10 lokasi pengambilan sampel kelas kepadatan rendah, 10 lokasi pengambilan sampel kelas kepadatan sedang, dan 10 lokasi pengambilan sampel kelas kepadatan tinggi. . . Variabel dalam penelitian ini adalah variabel nilai kerapatan tajuk hutan untuk menentukan kelas kerapatan mangrove dan menentukan tingkat akurasi setiap kelas kerapatan mangrove. Dalam buku Strategi dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Publikasi (Amelia Zuliyanti, 2019), studi literatur merupakan suatu kerangka konseptual atau arahan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan fakta-fakta yang telah dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan.

Peneliti juga mencari sumber bahasa dengan topik terkait sebaran dan kepadatan kanopi mangrove dengan metode Forest Canopy Density (FCD). Hasil pengolahan data citra dengan metode FCD kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas kerapatan kanopi untuk selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung terhadap ketersediaan tutupan kanopi hutan mangrove dan sebarannya di lapangan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diterapkan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang dikumpulkan. Fotografi hemispherical merupakan teknik fotografi yang memungkinkan untuk melihat tutupan kanopi mangrove melalui foto yang diambil dengan kamera (Purnama et al., 2020).

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian

Gambar

Tabel 1.6. Peneltian Terdahulu
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian
Tabel 3.2. Alat Yang Digunakan dalam Penelitian
Tabel 3.3. Bahan Yang Digunakan dalam Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Sinopsis Tugas Akhir dengan Judul Ekowisata Hutan

ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya ilmiah

KATA PENGANTAR Puji Tuhan penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Institut Teknologi Nasional iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal

iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikann