• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PAPER SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

N/A
N/A
Latifah Zuliana

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS PAPER SUPPLY CHAIN MANAGEMENT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PAPER SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

“Jaringan Supply Chain Management”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Supply Chain Management Dosen pengampu Bapak Teguh Aprianto,S.T., M.T.

Disusun oleh :

Andini Puji Lestari : 20262011032 Latifah Zuliana : 20262011071 Sri Rizki Utami Sipayung : 20262011110

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG

2023

(2)

ABSTRAK

PT. X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian barang elektronik yang terletak di Bekasi, Perusahaan ini memiliki permasalahan dalam penentuan lokasi gudang baru untuk menampung kebutuhan barang di setiap kantor cabang agar dapat menjangkau konsumen dengan biaya atau ongkos yang lebih rendah yang disebabkan oleh jarak antara kantor pusat dengan setiap kantor cabang yang saling berjauhan sehingga mengakibatkan ongkos transportasi dari pusat ke cabang semakin membengkak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu dalam memberikan rekomendasi lokasi koordinat penyimpanan yang paling optimal dengan total ongkos yang paling minimal. hasil penelitian yang telah dilakukan maka titik koordinat yang paling optimal yaitu pada titik (0,5;1,9) dibandingkan dengan titik koordinat yang lain dengan total ongkos (cost) sebesar Rp888.611. Total ongkos tersebut adalah total ongkos yang paling murah (paling optimal) setelah dibandingkan dengan total ongkos dari titik koordinat lainnya.

Kata kunci : supply chain, Gravity Location Model

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang

Perancangan Jaringan Supply Chain merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada Supply Chain Management. Supply Chain terdiri dari berbagai aktor yang terlibat secara lansgung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan konsumen. Kegiatan ini mencakup keputusan tentang lokasi, jumlah, kapasitas dan distribusi pada suatu supply chain atau rantai pasok. Kegiatan Distribusi pada supply chain bertujuan agar produk yang dikirimkan tepat waktu dengan ongkos yang minimal. Maka dari itu dalam perencanaan rantai pasok perlu dipertimbangkan komponen seperti fasilitas transportasi, informasi, sumber daya alam dan harga dapat dipergunakan bersama-sama secara maksimal.

Perancangan jaringan SC merupakan kegiatan paling penting yang harus dilakukan pada SCM. Implementasi strategi SC hanya bisa berlangsung secara efektif apabila SC memiliki jaringan dengan konfigurasi yang sesuai.

Dasar keputusan strategis dari SC :

1. Keputusan tentang lokasi, fasilitas produksi dan Gudang, keputusan pembelian.

2. Keputusan outsourching, yakni akan mengerjakan sendiri suatu kegiatan tertentu atau mensubkontrakkan ke pihak lain.

3. Keputusan tentang aliran produk atau barang pada fasilitas-fasilitas fisik tersebut.

Fenomena SC banyak berubah dari model integrasi vertical ke model outsourcing ke pihak ketiga. Seperti banyaknya Perusahaan yang tadinya melakukan sendiri kegiatan pengepakan dan penyimpanan sekarang mengalihkan kegiatan tersebut ke pihak ketiga. Jaringan SC tidak hanya terbatas pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh satu organisasi, tetapi melingkupi semua fasilitas dimana proses SC

(4)

secara keseluruhan dilaksanakan, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga produk sampai ke tangan konsumen.

PT. X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian barang elektronik yang terletak di Bekasi. Perusahaan ini memiliki kantor Cabang yang berada di kota Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Dalam kegiatan distribusinya,kantor pusat mendistribusikan kebutuhan barang ke setiap kantor cabang. Kantor Cabang berperan sebagai gudang penyimpanan ba rang sebelum di kirimkan kepada pelanggan. Gudang Penyimpanan merupakan salah satu rantai yang paling berpengaruh pada kegiatan pendistribusian barang langsung kepada konsumen. Perusahaan ini memiliki permasalahan dalam penentuan lokasi gudang baru untuk menampung kebutuhan barang di setiap kantor cabang agar dapat men- jangkau konsumen dengan biaya atau ongkos yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh jarak antara kantor pusat dengan setiap kantor cabang yang sal- ing berjauhan sehingga mengakibatkan ongkos transportasi dari pusat ke cabang semakin membengkak. Sehingga Perusahaan membutuhkan rekomendasi lokasi gudang penyimpanan baru untuk menampung kebutuhan barang bagi setiap kantor cabangnya.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Gravity Location Model.

Model ini digunakan untuk menentukan lokasi atau fasilitas yang men- jadi penghubung antara sumber pasokan dan be- berapa lokasi terkait . Model ini menggunakan beberapa asumsi yaitu ongkos transportasi yang diasumsikan naik sesuai dengan volume yang dipin- dahkan dan penentuan koordinat x, y sebagai penentu lokasi sumber pasokan maupun lokasi produksinya. Tujuan dari model ini adalah untuk mendapatkan lokasi fasilitas yang meminimumkan total ongkos pengiriman. Metode ini mem- berikan hasil perhitungan yang optimal, lebih cepat dilakukan dan memiliki akurasi yang tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu dalam memberikan rekomendasi lokasi koordinat penyimpanan yang paling optimal dengan total ongkos yang paling minimal.

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Trade Off

Titik perhatian utama jaringan supply chain yaitu strategi dan pertimbangan lingkungan, keputusan efektif tidaknya konfigurasi. Sebagaimana contoh, perusahaan responsif dalam menempatkan fasilitas produksi dan gudang mendekati pelanggan. Sedangkan keputusan fasilitas produksi dan gudang mendekati pelanggan sering kali berdampak pada biaya lebih mahal. Perusahaan yang memiliki pasar di daerah yang maju dengan biaya tenaga kerja dan fasilitas yang tinggi, menempatkan fasilitas produk dan fasilitas lainnya mendekati pasar tentu akan mengakibatkan biaya yang mahal (Chen and Pauraj 2004; Davis 1993;

Eng 2004).

Mengingat kompetitor semakin tinggi, maka mencari tempat lokasi produksi yang lebih murah dan transportasi dekat dengan pelanggan. Sehingga biaya produksi dapat ditekan seefisien mungkin. Pengembangan Supply Chain sangat tergantung pada ciri khusus produk dan model jaringan distribusinya.

Terdapat dua konfigurasi biaya dan kecepatan merespon permintaan konsumen sebagai berikut:

Pada konfigurasi 1:

a) Waktu

b) Biaya transportasi c) Pengiriman lebih sulit

d) Kebutuhan sumber daya pengiriman e) Biaya-biaya tetap lebih besar

f) Biaya persediaan lebih tinggi.

Pada konfigurasi 2:

a) Terdapat dua gudang, rata-rata jarak kirim dari gudang ke toko atau pusat pelanggan lebih jauh

b) Biaya pengiriman lebih besar.

(6)

c) Semakin terpusat gudang-gudang penyimpanan.

d) Fenomena ini dikenal dengan istilah risk pooling effect.

Aspek lingkungan bisnis yang perlu dievaluasi secara cermat dalam mengambil keputusan pembangunan jaringan supply chain sebagai berikut:

a) Faktor Ekonomi Makro.

b) Faktor Sosial Politik.

c) Faktor Teknologi.

d) Faktor Keamanan

2.2 Model Perancangan Supply Chain

Model kuantitatif dipakai secara simultan menentukan lokasi produksi dan gudang dengan model sebagai berikut:

a. Gravity Location Models

Penentuan lokasi pabrik dan gudang dengan sumber pasokan dan lokasi pasar. Jika fasilitas pabrik yang diutamakan adalah meminimalkan biaya transportasi dan bahan baku. Dan fasilitas gudang, sebagai penyangga dari pabrik yang memproduksi barang dan pasar distribusi.

Beberapa asumsi model gravity location models antara lain: Pertama, biaya transportasi diasumsikan naik secara linier sebanding dengan volume yang dipindahkan. Kedua, baik sumber pasokan maupun pasar ditentukan lokasinya pada peta koordinat X dan Y. Jadi data yang dibutuhkan adalah: biaya transportasi, beban per unit, jarak posisi pasokan ke koordinat lokasi fasilitas ke pasar, volume yang akan dipindahkan, serta koordinat lokasi pasokan dan lokasi pasar.

sebagaimana notasi tersebut dibawah ini:

Ci : Biaya transportasi, beban, dan posisi pasokan Vi : Volume yang akan dipindahkan dan alokasi pasar.

(Xi, Yi) : Koordinat X dan Y lokasi fasilitas ke pasar dan jarak posisi pasokan i.

Ji : Jarak posisi pasokan atau lokasi pasar i.

Dua lokasi dapat dihitung sebagaimana formula sebagai berikut:

𝐽𝑖 = √(𝑥0− 𝑥𝑖)2+ (𝑦𝑜− 𝑦𝑖)2

(7)

(𝑥0, 𝑦0) adalah koordinat lokasi fasilitas x dan y. Tujuan model tersebut untuk mendapatkan lokasi fasilitas meminimumkan biaya pengiriman formula sebagai berikut:

𝑇𝐶 = ∑ 𝐶𝑖 𝑉𝑖 𝐽𝑖

𝑖

Untuk mendapatkan nilai optimal (𝑥0, 𝑦0), dengan meminimalkan Total Cost (TC), dibutuhkan tiga langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Ji untuk semua pasar i

2) Menentukan koordinat lokasi dihitung dengan rumus:

3) Jika iterasi menghasilkan koordinat yang sama, stop iterasi tersebut dan pilih koordinat lokasi fasillitas. Jika belum tercapai ulangi mulai langkah 1.

b. Pertimbangan kapasitas untuk menentukan Lokasi dan Alokasi.

Keputusan secara simultan fasilitas produksi dan pergudangan, menyangkut alokasi produksi dan pengiriman. Misalkan letak fasilitas produksi di beberapa daerah dan pengusaha memiliki sejumlah n pabrik dan melayani m wilayah pemasaran. Tentunya perusahaan membutuh biaya tetap. Sedangkan variabel keputusan dapat dihitung sebagaiberikut:

Yi = 1 jika pabrik i dipilih dan 0 tidak dipilih.

Xij = volume dikirim dari pabrik i ke pasar j per tahun.

Fungsi tujuan meminimumkan biaya tetap dan biaya variabel sebagaimana formula sebagai berikut:

(8)

Pertimbangan Fungsi tujuan adalah batasan permintaan, wilayah pemasaran dan kapasitas produksi. Jumlah dikirim pabrik i tidak melebihi kapasitas dan permintaan pasar. Pingiriman pemasaran j = permintaan.

Formula menghitung pengiriman tidak melebihi kapasitasnya adalah:

c. Menentukan Pabrik dan Gudang

Secara simultan perusahaan memonitor dan evaluasi jaringan supply chain tentang lokasi pabrik dan lokasi gudang. Perusahaan melakukan expancy di beberapa negara untuk beroperasi secara global dan internasional.

Gambar 2.1 mengilustrasikan, bahwa terdapat tiga pabrik dan dua gudang melayani lima wilayah pemasaran.

Gambar 2.1 Lokasi Pabrik Dan Gudang

(9)

Fungsi tujuan untuk meminimumkan biaya yaitu biaya tetap pabrik, gudang, pengiriman dari pabrik ke gudang dan biaya pengiriman dari gudang ke pasar.

Model menghitung terjadinya kendala sebagai berikut:

Kendala pertama pengiriman pabrik i ke gudang w harus lebih kecil = kapasistas pabrik. Persamaan kendala sebagai berikut:

Kendala kedua, volume barang yang diterima per tahun = barang yang dikirim dari gudang. Maka persamaan sebagaiberikut:

Kendala ketiga jumlah pengiriman barang ke seluruh wilayah pemasaran selama setahun dan tidak melebihi kapasitas gudang per tahun. Sebagaimana formula sbb:

Kendala permintaan masing masing wilayah pemasaran sebagaiberikut:

Nilai parameter diperoleh menggunakan model software integer program dengan cara mengumpulkan data dan kebijakan manajemen. Khususnya permintaan dan biaya operasional berasal dari informasi eksternal perusahaan.

Kapasitas gudang dan pabrik merupakan kebijakan perusahaan atau dapat diperoleh dari eksternal perusahaan. Jika fasilitas milik mitra atau subkontraktor, maka perusahaan dapat membelinya atau menjadikan patner.

(10)

BAB III

Hasil Dan Pembahasan

Analisis Gravity Location Model dalam penen- tuan lokasi cabang pada Supply Chain Management diawali dengan menentukan data penelitian yaitu data titik koordinat kantor Pusat ke setiap kantor cabang. Setelah data penelitian terkumpul maka akan dilakukan proses iterasi untuk mendapatkan total ongkos dan titik koordinat yang baru.

1. Mengumpulkan Data Penelitian

Tahapan pertama yang akan dilakukan adalah pengumpulan data penelitian serta penentukan titik koordinat. Data yang digunakan adalah data titik koordinat dari kantor pusat ke setiap kantor cabang perusahaan ini. Kantor Pusat perusahaan ini berada di Kota Bekasi dengan Titik Koordinat (x,y) : - 6.28, 106.9.

Data tersebut dipetakan kedalam sumbu x dan y seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Sumbu x dan y kantor cabang

Tabel 1 menunjukan Titik koordinat antara Kantor Pusat dengan Kantor Cabang beserta beban angkut serta estimasi biaya pengiriman.

(11)

Tabel 1. Data Koordinat Kantor Pusat Ke Kantor Cabang

2. Melakukan proses iterasi dengan gravity location model

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan Iterasi untuk menentukan titik koordinat lokasi baru yang hasilnya tidak berbeda dengan titik-titik koordinat lainnya. Tahapan Gravity Location Model pada setiap iterasi yaitu :

a. Menghitung Jarak (j) dari Lokasi Koordinat Kan- tor Pusat ke setiap kantor cabang menggunakan rumus (1)

b. Menghitung titik koordinat lokasi gudang baru (x0n, y0n) dengan rumus (3) dan (4)

c. Menghitung total ongkos (cost) dengan rumus (2) Hasil Iterasi -1 terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Iterasi Dengan Titik Koordinat Awal (0,0)

0.7 0.5 100 600 0.8 49190.2 34355.9 72926.7 0.4 1.6 250 1200 1.7 73030.3 290975.2 176670.9 0.7 3.5 175 450 3.6 15639.0 77181.5 21845.3 1.6 3.5 300 500 3.8 62596.3 136314.7 39393.0 1.1 5.8 250 300 5.9 13362.7 73800.0 12676.4 Total 213818.5 612627.3 323512.3

Dari perhitungan Tabel 2, maka didapatkan titik x dan y baru sebagai berikut

No Bekasi (0,0) Vi

(kg)

Ci (Rp)

1 Bandung 0.7 0.5 100 600

2 Cirebon 0.4 1.6 250 1200

3 Semarang 0.7 3.5 175 450

4 Yogyakarta 1.6 3.5 300 500

5 Surabaya 1.1 5.8 250 300

(12)

Langkah selanjutnya yaitu menghitung total ongkos (cost) dari perhitungan iterasi ke-1 menggunakan rumus (2) Sebagai berikut :

Tahapan selanjutnya adalah melakukan iterasi ke-2 dengan titik koordinat awal (0,7;1,9). Hasil perhi- tungan iterasi ke-2 terdapat di Tabel 3.

Tabel 3. Iterasi dengan titik koordinat awal (0,7;1,9)

Dari perhitungan Tabel 3, maka didapatkan titik x dan y baru sebagai berikut:

Langkah selanjutnya yaitu menghitung total ongkos dari perhitungan iterasi ke-2 menggunakan rumus sebagai berikut :

Hasil kedua iterasi menghasilkan titik koordinat yang tidak terlalu jauh maka iterasi dihentikan. Sehingga koordinat gudang kantor cabang yang paling optimal dapat dilihat pada gambar 3.

0.7 0.5 100 600 1.4 28447.8 19868.8 42175.2 0.4 1.6 250 1200 0.3 354838.8 1413787.6 858406.9 0.7 3.5 175 450 1.6 34369.0 169617.7 48008.2 1.6 3.5 300 500 1.8 130894.0 285045.2 82374.1 1.1 5.8 250 300 3.9 20026.5 110602.8 18997.8 Total 568576.1 1998922.2 1049962.2

(13)

Gambar 3. Sumbu x dan y paling optimal

Setelah dilakukan dua kali iterasi maka dihasilkan titik koordinat pada iterasi ke -1 yaitu (0,7:1,9) dengan total ongkos sebesar Rp1.867.578. Titik koordinat pada iterasi ke -1 yaitu (0,5;1.9) dengan total ongkos sebesar Rp888.611

Berdasarkan kedua iterasi tersebut, titik koordinat yang paling optimal adalah titik koordinat dari iterasi ke-2 karena iterasi ke –2 menghasilkan total ongkos (cost) yang paling murah yaitu sebesar Rp888.611. Sehingga perusahaan mendapatkan rekomendasi untuk menyiapkan gudang penyimpanan barang di titik tersebut.

(14)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka titik koordinat yang paling optimal yaitu pada titik (0,5;1,9) dibandingkan dengan titik koordinat yang lain dengan total ongkos (cost) sebesar Rp888.611. Total ongkos tersebut adalah total ongkos yang paling murah (paling optimal) setelah dibandingkan dengan total ongkos dari titik koordinat lainnya. Maka, perusahaan mendapatkan rekomendasi untuk menyiapkan gudang penyimpanan barang di titik yang paling optimal tersebut untuk memenuhi kebutuhan distribusi barang di kantor Cabang kota lainnya dengan total ongkos yang paling optimal.

Daftar pustaka

(15)

Kartika, L. G. S., Andreawan, I. M. A., & Nugraheni, Y. (2017). Penentuan Lokasi Fasilitas Supply Chain Dengan Metode Gravity Location Models. E- Proceedings KNS&I STIKOM Bali, 425-430.

Mawadati, A., Purba, J. S., & Simanjutak, R. A. (2020). Penentuan Lokasi Fasilitas Gudang dengan Metode Gravity Location Models. Journal of Industrial and Engineering System, 1(2).

Susanto, R. (2022). ANALISIS GRAVITY LOCATION MODEL DALAM PENENTUAN LOKASI GUDANG PADA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Majalah Ilmiah UNIKOM, 20(2), 65-70.

Yunitasari, E. W. (2015). Metode Gravity Location Models Dalam Penentuan Lokasi Cabang Yang Optimal Di PT. ABC. Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi, 3(2), 75-82.

Zhafarina, A., Kurniawan, A. C., Redi, A. A. N. P., & Ruswandi, N. (2021). Metode Gravity Location Untuk Optimasi Penentuan Lokasi Gudang Pada Jaringan Distribusi Di Pt Xyz. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik, 5(1), 31-41.

Referensi

Dokumen terkait

supply chain yang dikembangkan, akan bergerak ke arah evolutionary , dimana perusahaan cenderung menekan ke arah otomatisasi proses yang berfokus pada pertukaran informasi

Graha Makmur Cipta Pratama (GMCP) Gresik adalah perusahaan yang terletak di kabupaten Gresik yang bergerak dibidang manufaktur dengan hasil olahan seafood, khususnya pada

PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) sebagai perusahaan budidaya udang terdepan di Indonesia melakukan praktek supply chain management khususnya dalam hal pemilihan

Model SCOR digunakan untuk dapat me- metakan atau mengelompokkan proses bisnis dan entitas perusahaan ke dalam proses yang terdapat pada GSCM sehingga akan diperoleh

Agatha Jaya Mandiri memiliki permasalahan dalam manajemen rantai persediaannya, seperti perbedaan rekaman data antara divisi perusahaan, arus barang keluar yang tidak

Agro Selaparang Lombok Timur merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan supply chain management: air minum dalam kemasaam (AMDK), pakan ternak, garam beryodium,

Model SCOR digunakan untuk dapat me- metakan atau mengelompokkan proses bisnis dan entitas perusahaan ke dalam proses yang terdapat pada GSCM sehingga akan diperoleh

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi manajer pada perusahaan manufaktur menengah dan besar di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi