• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PRICING-DECISION BERDASARKAN STRUKTUR DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN PADA USAHA RETAIL TUGAS SARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PRICING-DECISION BERDASARKAN STRUKTUR DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN PADA USAHA RETAIL TUGAS SARJANA"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh : ALFREDO

NIM : 160403061

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 0

(2)
(3)
(4)

hanya dilakukan dengan offline channel namun juga dalam lingkup e-platforms yang tersedia/ online channel secara bersamaan. Dalam ilmu manajemen rantai pasok konsep ini dikenal dengan Dual Channel Supply Chain (DCSC). Dalam pengaplikasiannya, DCSC dapat membantu suatu usaha dalam mengamati informasi pasar dan mengurangi dampak dari fluktuasi permintaan pada setiap saluran. Salah satu usaha yang memiliki struktur Dual-Channel Supply Chain yaitu UD. Jakarta Electronics. UD ini memiliki saluran penjualan offline pada toko dan penjualan online pada website Batavia EC yang sudah berjalan sejak tahun 2018.

Selama ini, masing-masing saluran penjualan melakukan pengambilan keputusan, khususnya keputusan penetapan dan perubahan harga dilakukan secara subjektif untuk penetapan harga jual offline dan online. Bergerak dari hal ini penelitian dilakukan untuk menguji dan melihat apakah metode eksisting menggunakan skema equal-pricing saat ini sudah optimal/ belum dengan membandingkan strategi equal, prevalent & different-pricing dan mempertimbangan preferensi konsumen pada tiap saluran. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa optimasi dan quadratic programming dengan fungsi objektif maksimasi profit menggunakan bantuan software MATLAB. Dari hasil penelitian dan perhitungan ketiga skenario, profit tertinggi terjadi pada Equal Pricing Strategy dengan total profit Rp.

2.392.891,14; diikuti profit Prevalent Pricing Strategy sebesar Rp2.050.177,32;

dan Different Pricing Strategy sebesar Rp1.758.422,03.

Kata Kunci : Dual-Channel Supply Chain (DCSC), Manajemen Rantai Pasok, Strategi Keputusan Penetapan Harga, Quadratic Programming

(5)

channels but also within available e-platforms (online channels) simultaneously. In supply chain management this term is also known as Dual-Channel Supply Chain (DCSC). In its application, DCSC can assist an effort in observing market information, yet reducing the impact of demand fluctuations of each channel. An example of a business that has used Dual-Channel Supply Chain structure is UD.

Jakarta Electronics. This sole proprietorship has offline sales channels in-store and online sales on the Batavia EC website that has been running since 2018. By current decision making, especially the decision on pricing and price changes on each channel is made subjectively to set the offline and online selling price. Upon this condition, the research was conducted to test and see whether the existing method of using an equal-pricing scheme is already optimal or not by comparing the equal, prevalent & different-pricing strategy and considering consumer preferences for each channel. The method used in this research is the optimization of using quadratic programming by the objective function of profit maximization using the help of MATLAB software. From the results and calculations of the three scenarios, the highest profit occurs in Equal Pricing Strategy with a total profit of Rp.

2,392,891.14; followed by Prevalent Pricing Strategy profit of Rp. 2,050,177.32;

and Different Pricing Strategy in the amount of Rp1,758,422.03.

Keywords : Dual-Channel Supply Chain (DCSC), Supply Chain Management, Pricing-Decision Strategy, Quadratic Programming

(6)

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1.

Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di UD. Jakarta Electronics perusahaan yang bergerak di bidang penjualan suku cadang (spareparts) berbagai jenis elektronik. Tugas Sarjana ini berjudul STRATEGI PRICING-DECISION BERDASARKAN STRUKTUR DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN PADA USAHA RETAIL.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

JULI 2020

(7)

perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik merupakan proses terintegrasi untuk menjadikan penulis sebagai lulusan yang terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan sarjana dan memberikan dukungan baik dari segi moril, doa, maupun materil.

2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan tugas sarjana.

3. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc, Ibu Indah Rizkya Tarigan, ST, MT dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

(8)

6. Bapak Prof.Dr.Ir, A. Rahim Matondang, MSIE, dan Alm. Bapak M. Haikal Karana Sitepu, ST, M.Eng, P.hd, sebagai Dosen Pembanding Utama pada Seminar Hasil yang sudah meluangkan waktu dalam membimbing penulis dari segi nasihat, pesan dan berbagai masukan dalam penyelesaian pengerjaan perbaikan laporan dan presentasi akhir tugas sarjana.

7. U.D. Jakarta Electronics yang telah membantu dalam pengumpulan data dan kesediaan dalam pelaksanaan sebagai objek penelitian tugas sarjana.

8. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan tugas sarjana.

9. Bang Tumijo, Bang Edi, Bu Ester, Bang Nurmansyah, Kak Dede, Kak Neneng, Kak Rahmaini, dan Kak Mia sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan peminjaman buku di perpustakaan.

10. Adik penulis, Michelle yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

11. Teman seperjuangan penulis, Ericko Wasita Rimbawan dalam bimbingan bersama, di Teknik industri yang senantiasa memberikan bantuan informasi dan saran dalam pembuatan laporan.

(9)

Seperjuangan Kerja Praktek), Ericko, serta adik-adik 2018 Jansen Stanlie, dan Eric Damaris yang senantiasa saling memberikan dukungan dan semangat dalam kehidupan perkuliahan.

14. Rekan-rekan terbaik peneliti top manajemen Asisten Laboratorium Komputasi 2016, Saudari Jeanica Devany, yang telah banyak membantu berbagi dan meringankan pekerjaan peneliti, berbagi berbagai pengalaman serta masukan positif kepada peneliti sejak menjadi Asisten Laboratorium Komputasi. Ericko Wasita Rimbawan, Okta Fanderboy Sembiring, dan Rosanna Dumenggan yang telah bersama-sama mengoordinasikan dan menyukseskan keberlangsungan Praktikum PTIT-3 secara daring selama masa pandemi dan melewati berbagai pengalaman bersama sebagai Asisten Laboratorium Komputasi.

15. Asisten-asisten Laboratorium Komputasi 2018, yaitu Deswan, Eric, Felix, Jansen, Junita, Rachel, Richo dan Kartatiawarman yang telah membantu dalam penyelenggaraan Project Mata Kuliah T.A. 2019/2020 selama masa pandemi serta memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

16. Teman-teman CIA 2016 yang terdiri dari: Anthony Salim, Erik Permana Arifin, Ericko, Alvin, Wanli, Richard Spencer, Steven Chailes, Andrian Jonathan, Christopher, William, Andrian Jonathan, Raymond Fangesturi, Patrick Kinata, Josephine Wijaya dan Jeanica Devany yang telah memberikan dukungan

(10)

bidang Pengembangan Wawasan yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

18. Teman-teman FIERLAS yang merupakan teman-teman stambuk 2016 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, serta rekan-rekan yang pernah menjadi Anggota Praktikum Penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

19. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS

JULI 2020

(11)

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KEPUTUSAN SIDANG SARJANA LENGKAP ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Perumusan dan Formulasi Masalah ... I-6 1.3. Tujuan Penelitian ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian ... I-7 1.5. Batasan Masalah ... I-7 1.6. Asumsi Masalah ... I-7 1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8

II GAMBARAN UMUM USAHA ... II-1 2.1. Sejarah Usaha ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Usaha... II-2

(12)

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Dampak ... II-3

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Supply Chain ... III-1 3.2. Supply Chain Management ... III-4 3.3. Dual-Channel Supply Chain Management ... III-6

3.3.1. Demand dalam DCSC ... III-8 3.3.2. Strategi ... III-10 3.3.3. Strategi Penetapan Harga ... III-11 3.4. MATLAB ... III-13 3.4.1. Lingkungan Kerja MATLAB ... III-14 3.4.2. Prosedur Pemrograman MATLAB ... III-15 3.5. Quadratic Programming ... III-16 3.6. Percobaan Numerik ... III-19

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1

(13)

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Berpikir ... IV-3 4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4 4.7. Pengumpulan Data ... IV-6 4.7.1. Sumber Data ... IV-6 4.7.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-7 4.8.1. Identifikasi Parameter Model ... IV-7 4.8.2. Percobaan Numerik ... IV-7 4.9. Analisis ... IV-8 4.10. Kesimpulan dan Saran... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Harga Pokok Produk (Cu) ... V-1 5.1.2. Rasio Preferensi (ρ) ... V-2 5.1.3. Rasio Elastisitas Permintaan (α) ... V-4 5.1.4. Rasio Sensitivitas (β) ... V-8 5.1.5. Permintaan maksimum saat Penetapan Harga

Terendah (Dmax) ... V-12

(14)

5.2. Model ... V-12 5.2.1. Model Konseptual ... V-13 5.2.2. Model Matematis... V-14 5.3. Computerized Model ... V-18 5.4. Verifikasi dan Validasi Model ... V-20 5.4.1. Verifikasi ... V-20 5.4.2. Validasi... V-20 5.5. Percobaan Initial Solution ... V-27 5.6. Uji Numerik (Numerical Test) ... V-28 5.6.1. Skenario 1 (Equal Pricing Strategy) ... V-28 5.6.2. Skenario 2 (Prevalent Pricing Strategy) ... V-33 5.6.3. Skenario 3 (Different Pricing Strategy) ... V-37 5.6.4. Perbandingan Sub-Skenario Hasil Percobaan ... V-42 5.6.5. Pemilihan Skenario ... V-45

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN... VI-1 6.1. Analisis Profit dan Demand ... VI-1 6.2. Analisis Perbandingan Hasil Optimasi dengan Existing .... VI-3 6.3. Analisis Sensitivitas Parameter ... VI-4 6.3.1. Analisis Sensitivitas Parameter α... VI-4

(15)

6.3.2. Analisis Sensitivitas Parameter β ... VI-5 6.3.3. Analisis Sensitivitas Parameter ρ ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(16)

5.1. Rekapitulasi Rasio Preferensi Konsumen (ρ) ... V-3 5.2. Rekapitulasi untuk Rasio Elastisitas Permintaan Terhadap

Harga Produk Penjualan Secara Langsung/ Offline ... V-6 5.3. Rekapitulasi untuk Rasio Elastisitas Permintaan Terhadap

Harga Produk Penjualan Secara Online ... V-7 5.4. Rekapitulasi untuk Rasio Sensitivitas Perubahan Harga

Online Terhadap Permintaan Produk Penjualan Secara

Langsung/ Offline... V-10 5.5. Rekapitulasi untuk Rasio Sensitivitas Perubahan Harga

Offline Terhadap Permintaan Produk Penjualan Secara

Online ... V-11 5.6. Pengaruh Demand terhadap Gs, Go dan Gdc ... V-25 5.7. Rekapitulasi Validasi Ds, Do, Gs dan Go ... V-26 5.8. Parameter Percobaan Initial Solution... V-27 5.9. Hasil Percobaan pada Skenario 1 - Equal Pricing Strategy .. V-29 5.10. Hasil Percobaan pada Skenario 2 - Prevalent Pricing

Strategy ... V-34 5.11. Hasil Percobaan pada Skenario 3 - Different Pricing

Strategy ... V-38

(17)

5.13. Perbandingan Sub-Skenario Keseimbangan Harga ... V-45 5.14. Pemilihan Harga Masing-masing Skenario ... V-46

(18)

1.1. Penerapan Offline, Online, dan Dual-Channel Supply

Chain ... I-2 1.2. Perbandingan Tingkat Penjualan Kapasitor 6+12 uf Tahun

2018-2019 ... I-5 2.1. Lokasi UD. Jakarta Electronics ... II-2 3.1. Supply Chain Detergent... III-2 3.2. Jaringan Supply Chain ... III-3 3.3. Supply Chain Management Flow ... III-5 3.4. Struktur Umum Dual-Channel Supply Chain ... III-7 3.5. User Interface MATLAB ... III-14 4.1. Cash-Order Cycle pada Dual-Channel Supply Chain

Eksisting ... IV-3 4.2. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-3 4.3. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4 5.1. Distribution Plot Rasio Penerimaan (ρ) ... V-3 5.2. Model Konseptual... V-13 5.3. Script Model Equal Pricing Strategy ... V-18 5.4. Script Model Prevalent Pricing Strategy ... V-19 5.5. Script Model Different Pricing Strategy ... V-19 5.6. Hasil Validasi Ds MATLAB ... V-21

(19)

5.7. Grafik untuk Fungsi Permintaan Offline (Ds) ... V-22 5.8. Hasil Validasi Do MATLAB ... V-22 5.9. Grafik untuk Fungsi Permintaan Online (Do) ... V-23 5.10. Hasil Validasi Gs MATLAB ... V-24 5.11. Hasil Validasi Go MATLAB ... V-25 5.12. Pengaruh Permintaan Terhadap Keuntungan Total ... V-26 5.13. Percobaan Intial Solution pada MATLAB ... V-27 6.1. Perbandingan Demand Tiap Skenario ... VI-1 6.2. Perbandingan Profit Tiap Skenario ... VI-2 6.3. Perbandingan Profit Existing dan Optimasi ... VI-3 6.4. Analisis Sensitivitas Parameter α ... VI-4 6.5. Analisis Sensitivitas Parameter β ... VI-5 6.6. Analisis Sensitivitas Parameter ρ ... VI-6

(20)
(21)

1.1. Latar Belakang Masalah

Internet sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Kebutuhan akan internet terjadi pada semua daerah baik dari kota maupun pedesaan, atau bahkan pada hampir semua golongan umur antara yang muda maupun yang tua.

Informasi dari Kominfo RI menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pengguna internet. Riset yang juga dilakukan oleh Statista.com tertanggal 22 Februari 2019 dan e-marketer.com, menunjukkan bahwa peningkatan pengguna Internet diproyeksikan akan meningkat dan menembus 149 juta pengguna aktif di tahun 2023.

Pertumbuhan besar ini berbanding lurus dengan berkembangnya sektor pasar online, ditandai dengan munculnya berbagai e-commerce di Indonesia, melalui penggunaan website maupun aplikasi. Penelitian yang digagas TEMASEK dan Google memprediksi bahwa Indonesia akan berubah menjadi pemain dominan dalam percaturan e-commerce terutama di kawasan Asia Tenggara dan mengambil porsi hingga 52 persen pada dunia e-commerce di kawasan Asia Tenggara pada Tahun 2025. Dengan kata lain, Indonesia ialah wilayah yang memiliki potensi sangat baik dalam ranah e-commerce. (Tirto.id)

Kota Medan, sebagai salah satu kota besar di Indonesia sendiri mendapatkan peringkat ke-3 setelah Kota Jakarta, dan Surabaya dalam riset belanja online Indonesia berdasarkan pertimbangan persentase jual beli online dan durasi yang

(22)

dihabiskan dalam situs online (Priceza.co.id, 2017). Selain riset tersebut, riset profil pembelanja online Indonesia juga menunjukkan bahwa Kota Medan memiliki profil pembelanja online yang cukup besar pada peringkat ke-6. (PT. Mars Indonesia, 2016)

Pertumbuhan yang pesat ini menjadi pertimbangan bagi suatu usaha untuk melebarkan ruang lingkup dari segi penjualan maupun daerah pemasaran. Salah satunya ialah dengan melebarkan ruang lingkup usaha yang tidak hanya dilakukan dengan offline channel namun juga dalam lingkup e-platforms yang tersedia/ online channel secara bersamaan. Pada ilmu manajemen rantai pasok konsep ini dikenal dengan Dual-Channel Supply Chain (DCSC) (Batarfi et al., 2016). DCSC di Indonesia, telah diterapkan pada jasa penjualan tiket, minimarket dan bahkan gerai- gerai kecil seperti butik, toko sepatu dan apotik. Contoh penerapan DCSC yang sudah diterapkan pada Indomaret, seperti pada Gambar 1.1.

Sumber: Magestore & Google

Gambar 1.1. Penerapan Offline, Online, dan Dual-Channel Supply Chain

Penambahan saluran penjualan melalui online channel bukan berarti membuang saluran penjualan offline. Perusahaan dapat menjalankan saluran penjualan online dengan tetap mempertahankan saluran penjualan offline. Hal ini

(23)

dilakukan untuk menjaga keberadaan kedua saluran penjualan dan tujuan untuk memperluas daerah pemasaran, sehingga profit maksimum dapat tercapai. Salah satu alasan penting untuk mempertimbangkan struktur DCSC adalah ketidakpastian permintaan pasar terhadap produk. Sehingga memiliki online channel dapat membantu dalam mengamati informasi pasar dan mengurangi dampak dari fluktuasi permintaan (Lei et al., 2014).

Salah satu usaha yang memiliki struktur Dual-Channel Supply Chain yaitu UD. Jakarta Electronics yang bergerak di bidang penjualan suku cadang (spareparts) Air Conditioner, kulkas, mesin cuci dan komponen elektronik. UD ini memiliki saluran penjualan offline pada toko dan penjualan online pada website Batavia EC (https://bataviaecmdn.wixsite.com/bataviaec) yang sudah berjalan sejak tahun 2018. Selama ini, penentuan dan perubahan harga masing-masing saluran penjualan dilakukan tanpa mempertimbangkan naik turunnya demand serta faktor-faktor preferensi, elastisitas dan sensitivitas melainkan secara subjektif oleh owner. Sehingga sesuai dengan konsep pada sistem DCSC, penelitian melakukan penyesuaian dan penerapan variabel sebagai masukan kepada owner dalam strategi penentuan harga.

Kondisi ini hampir serupa pada penelitian sebelumnya; dalam jurnal “Dual- Channel Supply Chain: A Strategy to Maximize Profit. Keputusan yang dianggap paling berpengaruh pada struktur DCSC adalah keputusan penetapan harga. Hal ini diperoleh dari pengumpulan studi literatur terkait apa yang paling signifikan berpengaruh pada profit, dan diperoleh yang terbanyak adalah pricing decision (Batarfi et al., 2016). Penelitian lainnya yang dilakukan pada usaha yang menjual

(24)

produk recycled secara dual-channel. Dalam penelitian, ditunjukkan bahwa pemilihan strategi penetapan harga yang tepat sangat mempengaruhi jumlah permintaaan terhadap produk, kepuasan pelanggan, dan kepercayaan pelanggan, terlebih kepada pelanggan saluran penjualan yang lama. Hal ini dapat mempengaruhi besarnya profit yang akan didapatkan (Rahmawati, 2015). Pada penelitian lainnya yang dilakukan pada toko sepatu. Munculnya konflik baru didalam penerapan Dual-channel (online dan offline) berupa penentuan harga produk, apakah akan dijual dengan harga sama ataupun berbeda pada masing- masing channel apabila perusahaan memiliki offline channel. Sehingga melihat besarnya dampak pengambilan keputusan strategi pricing bagi performansi profitabilitas perusahaan, dilakukan analisis strategi pricing. Strategi tersebut berupa: prevalent, equal, dan different pricing strategy dalam suatu rantai pasok dan bagaimana profitabilitas yang optimum, baik bagi masing-masing channel maupun bagi keseluruhan channel (Zenia & Widodo, 2014).

Strategi penetapan harga yang digunakan UD. Jakarta Electronics saat ini adalah equal pricing strategy yaitu memberikan harga jual sama pada online dan offline channel. Pada jurnal Online versus In-Store: Price Differentiation for Multi- Channel (Flores & Sun, 2014), dijelaskan bahwa kekurangan dan permasalahan yang timbul dalam penetapan harga jual sama diantaranya: pembelian cenderung akan berkembang hanya pada satu saluran saja. Pembeli yang menyukai preferensi belanja secara online akan selalu online¸ sedangkan yang memilih membeli secara langsung akan tetap berbelanja langsung. Sehingga pembedaan penetapan harga

(25)

dapat menjadi solusi alternatif agar pelanggan dapat membeli pada kedua saluran penjualan baik online/offline.

Pada penelitian, objek yang diambil untuk mewakili sistem penjualan adalah Kapasitor MC 6+12uf. Pemilihan produk kapasitor diambil karena dari proses wawancara dengan pemilik usaha, produk kapasitor adalah jenis produk yang paling mudah dijual dimana pelanggan hanya perlu mencocokan seri kapasitornya dengan seri yang dijual, dan tingkat penjualan paling stabil serta terdokumentasi pada kedua saluran baik saluran penjualan online dan offline. Penetapan harga yang selama ini dilakukan beserta perbandingan tingkat penjualan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Sumber: Pengumpulan Data & Wawancara

Gambar 1.2. Perbandingan Tingkat Penjualan Kapasitor 6+12 uf Tahun 2018-2019

Berlandaskan pada fenomena diatas, maka hal ini melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian berjudul “Strategi Penentuan Model Pricing Decision

Berdasarkan Struktur Dual-Channel Supply Chain”. Penelitian yang dilakukan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

Offline Online Total

Perbandingan Tingkat Penjualan Kapasitor 6+12 uf

Cu: Rp. 23.000,-

Penjualan 2018 Penjualan 2019

P 2018: Rp. 29.000,- P 2019: Rp. 30.000,-

(26)

akan mengevaluasi apakah strategi harga yang telah digunakan apakah sudah memaksimalkan profit atau terdapat strategi harga lain yang lebih optimal dengan menggunakan metode optimasi quadratic programming dengan fungsi tujuan berupa maksimasi profit.

1.2. Perumusan dan Formulasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perihal yang diidentifikasi dari metode eksisting saat ini adalah tidak adanya pertimbangan faktor-faktor dari konsumen seperti preferensi, elastisitas, maupun sensitivitas permintaan pada kedua saluran penjualan. Hal ini tidak sesuai pada konsep DCSC, sehingga penelitian melakukan perumusan untuk mengoptimalkan metode eksisting dan melakukan evaluasi strategi dengan membandingkan skenario strategi yang menghasilkan profit maksimal.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan gambaran evaluasi pada kondisi penetapan harga awal/ metode penetapan harga eksisting.

2. Memberikan perbandingan skenario strategi pada penetapan harga untuk saluran penjualan offline maupun online sesuai konsep Dual Channel Supply Chain.

3. Memberikan rekomendasi mengenai perlu tidaknya melakukan perubahan strategi harga yang diterapkan.

(27)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian diharapkan dapat menjadi tolok ukur bagi usaha untuk mengetahui apakah strategi pemberian harga yang diterapkan sudah optimal atau belum. Apabila belum optimal, maka penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam strategi penetapan harga serta sebagai rekomendasi bagi perusahaan untuk mendapatkan profit secara lebih maksimal.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah UD. Jakarta Electronics.

2. Skenario harga dan model yang diteliti dibatasi pada satu varian produk kapasitor 6+12uf yang memiliki tingkat penjualan terbaik dan konsisten pada kedua channel.

3. Skenario strategi menggunakan equal, prevalent dan different pricing-strategy.

4. Data penjualan historis yang digunakan adalah data penjualan pada Tahun 2019.

1.6. Asumsi Masalah

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 1. Tidak ada perubahan harga selama penelitian berlangsung;

2. Ketersediaan produk pada stabil selama penelitian;

3. Pelanggan mengetahui bahwa usaha melakukan penjualan secara online dan offline;

(28)

1.7. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan penelitian tugas akhir ini terdiri atas Bab I sampai Bab VI. Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi masalah yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Bab II membahas mengenai landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain DCSC, Strategi penetapan harga, dan Quadratic Programming. Bab III menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis dan pembahasan, serta output dari penelitian ini. Bab IV menjelaskan tentang metodologi penelitian yang diuraikan dari tempat dan waktu, jenis, objek, variabel, kerangka, blok diagram prosedur penelitian, pengumpulan data, metode, analisis hingga kesimpulan dan saran. Bab V membahas tentang pengumpulan dan pengolahan data penelitian, pengumpulan data dilakukan sebagai tahapan awal untuk mendukung penyelesaian masalah. Data-data yang dikumpulkan antara lain adalah berupa studi literatur, identifikasi objek amatan, dan data untuk perhitungan, dan perbandingan tiap skenario usulan. Bab VI membahas tentang analisis dan pembahasan terhadap hasil dari pengolahan data, serta analisis sensitivitas parameter yang digunakan. Bab VII menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat bagi penerapan skenario harga terbaik dalam proses penelitian ini di UD dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya.

(29)
(30)

2.1. Sejarah Usaha

UD. Jakarta Electronics berdiri sejak 1993 di Jalan Dermaga Raya, Jakarta Timur. Pada tahun 1998 pindah ke Sumatera Utara hingga sekarang, beralamat di Jalan Asia No.5, Kelurahan Sei Rengas I, Kecamatan Medan Kota. Pada mulanya UD. Jakarta bergerak di bidang penjualan spareparts radio dan alat-alat listrik.

Melihat peningkatan permintaan pada ruang lingkup spareparts Air Conditioner makin banyak. Pada tahun 2012, UD. Jakarta melebarkan penjualannya ke ruang lingkup suku cadang Air Conditioner, kulkas, mesin cuci dan komponen elektronik. Selain memiliki usaha yang berbentuk fisik, UD. Jakarta juga sudah menjalankan penjualan secara online dengan website yang dikelola langsung, serta memiliki E-commerce pada Aplikasi Belanja Online untuk mengikuti berkembangnya teknologi informasi dan memperluas saluran penjualan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup UD. Jakarta Electronics adalah sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penjualan suku cadang (spareparts) Air Conditioner, kulkas, mesin cuci dan komponen elektronik.

(31)

2.3. Lokasi Usaha

UD. Jakarta Electronics terletak di Jalan Asia No.5, Sei Rengas I, Kec.

Medan Kota, Sumatera Utara 20211, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi UD. Jakarta Electronics pada peta dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber:Google Maps

Gambar 2.1. Lokasi UD. Jakarta Electronics

2.4. Daerah Pemasaran

UD. Jakarta Electronics selain melakukan penjualan langsung pada alamat yang dicantumkan, juga melakukan penjualan untuk reseller di wilayah Sumatera, meliputi Binjai, Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, Balige, Aceh, Bukit Tinggi, dan berbagai wilayah lainnya. Penjualan di luar kota untuk reseller dilakukan dengan melakukan pemesanan online dari website dan via WhatsApp. Selanjutnya, pengiriman akan dilakukan dengan menggunakan ekspedisi ke lokasi masing- masing reseller.

(32)

2.5. Dampak

UD. Jakarta Electronics merupakan salah satu usaha dagang dari banyak usaha dagang di Kota Medan yang menyerap beberapa tenaga kerja dari masyarakat sehingga keberadaan UD ini juga merupakan sebagian dari pemecahan masalah lapangan kerja.

(33)
(34)

3.1. Supply Chain

“Supply Chain” atau “Rantai pasok” terdiri dari seluruh pihak yang terlibat,

baik secara langsung atau tidak langsung, dalam memenuhi permintaan pelanggan. Supply Chain tidak hanya mencakup pabrik dan pemasok, tetapi juga pengangkut, gudang, pengecer, dan bahkan pelanggan sendiri. Dalam setiap organisasi, seperti produsen, rantai pasok mencakup semua fungsi yang terlibat dalam menerima dan mengisi permintaan pelanggan. Fungsi-fungsi ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pengembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan layanan pelanggan.

Misalkan pelanggan berjalan ke toko Walmart untuk membeli deterjen.

Supply Chain dimulai dengan pelanggan dan kebutuhannya akan deterjen. Tahap

selanjutnya dari rantai pasok ini adalah toko ritel Walmart yang dikunjungi pelanggan. Walmart menyimpan produk di rak dan menggunakan persediaan yang mungkin telah dipasok dari gudang barang jadi atau distributor, menggunakan truk yang dipasok oleh pihak ketiga. Distributor, pada gilirannya, menerima produk dari pabrikan (misalnya Pabrik P&G). Pabrik P&G menerima bahan baku dari berbagai pemasok, yang mungkin sendiri dipasok oleh pemasok skala kecil.

Misalnya, bahan pengemasan mungkin berasal dari Perusahaan Pactiv, sedangkan Pactiv menerima bahan baku untuk membuat pengemasan dari pemasok lain.

(35)

Supply Chain ini diilustrasikan pada Gambar 3.1., dengan panah yang sesuai dengan arah aliran produk fisik.

Sumber:Chopra & Meindl, 2016

Gambar 3.1. Supply Chain Detergent

Rantai pasok bersifat dinamis dan melibatkan aliran informasi, produk, dan dana yang konstan di antara berbagai tahap. Dalam contoh ini, Walmart menyediakan produk, serta harga dan informasi ketersediaan, kepada pelanggan.

Pelanggan mentransfer dana ke Walmart. Walmart menyampaikan data dari hasil penjualan dan pesanan dikirimkan ke gudang atau distributor, yang mentransfer pesanan untuk pengadaan kembali melalui truk kembali ke toko. Walmart kemudian membayarkan dana ke distributor setelah pengadaan barang. Distributor juga memberikan informasi harga dan mengirimkan jadwal pengiriman pesanan ke Walmart. Walmart dapat mengirim kembali materi kemasan untuk didaur ulang. Informasi serupa, materi, dan aliran dana terjadi di seluruh rantai pasok perusahaan.

Setelah membuat pilihan produk, pelanggan memasukkan informasi pesanan

(36)

web untuk memeriksa status pesanan. Tahapan selanjutnya pada Supply Chain menggunakan informasi pesanan pelanggan untuk mengisi permintaan. Proses itu melibatkan aliran informasi, produk, dan dana tambahan di antara berbagai tahap Supply Chain. Contoh-contoh ini menggambarkan bahwa pelanggan adalah

bagian integral dari Supply Chain. Bahkan, tujuan utama dari setiap Supply Chain adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan, dalam prosesnya, menghasilkan laba untuk dirinya sendiri.

Istilah Supply Chain memunculkan gambar produk atau pasokan yang bergerak dari pemasok ke produsen ke distributor ke pengecer ke pelanggan di sepanjang rantai. Ini merupakan bagian dari Supply Chain, dan juga penting dimana didalamnya divisualisasikan informasi, dana, dan aliran produk di sepanjang kedua arah rantai ini. Pada kenyataannya, produsen dapat menerima bahan dari beberapa pemasok dan kemudian memasok beberapa distributor. Jadi, sebagian besar Supply Chain sebenarnya adalah jaringan seperti tergambar pada Gambar 3.2 (Chopra & Meindl, 2016).

Sumber: Chopra & Meindl, 2016

Gambar 3.2. Jaringan Supply Chain

(37)

3.2. Supply Chain Management

Istilah Supply Chain Management atau “Manajemen Rantai Pasok”

pertama kali muncul dalam literatur logistik pada tahun 1982 sebagai pendekatan manajemen persediaan dengan penekanan pada pasokan bahan baku (Oliver, R.K., Webber, 1982). Sekitar tahun 1990, akademisi pertama-tama menggambarkan SCM dari sudut pandang teoretis untuk mengklarifikasi perbedaannya dari pendekatan yang lebih tradisional untuk mengelola aliran material dan aliran informasi yang terkait (Cooper & Ellram, 1993). Literatur tentang SCM menekankan perlunya kolaborasi di antara aktor-aktor yang berurutan, dari produsen primer hingga konsumen akhir, untuk lebih memuaskan permintaan konsumen dengan biaya lebih rendah (Lambert & Cooper, 2000). Kekuatan pendorong di belakang SCM adalah pengakuan bahwa sub-optimasi terjadi jika setiap organisasi dalam rantai pasokan mencoba untuk mengoptimalkan hasil sendiri daripada mengintegrasikan tujuan dan kegiatannya dengan organisasi lain untuk mengoptimalkan hasil rantai (Cooper et al., 1997).

SCM berfokus pada pengelolaan hubungan. SCM juga dapat didefenisikan sebagai berikut: SCM adalah perencanaan terpadu, koordinasi dan pengendalian semua proses bisnis dan kegiatan dalam rantai pasokan untuk memberikan nilai konsumen yang lebih unggul dengan biaya lebih sedikit ke rantai pasokan secara keseluruhan sementara memenuhi persyaratan pemangku kepentingan lain di rantai pasokan (Vorst, 2004).

Ada perbedaan antara konsep manajemen rantai pasokan dan konsep tradisional logistik. Logistik biasanya merujuk pada kegiatan yang terjadi dalam

(38)

batas-batas organisasi tunggal dan rantai pasokan merujuk pada jaringan perusahaan yang bekerja sama dan mengoordinasikan tindakan mereka untuk mengirimkan produk ke pasar. Logistik tradisional juga memfokuskan perhatiannya pada kegiatan seperti pengadaan, distribusi, pemeliharaan, dan manajemen inventaris.

Sumber: jyler.com

Gambar 3.3. Supply Chain Management Flow

Manajemen rantai pasokan mengakui semua logistik tradisional dan juga mencakup kegiatan seperti pemasaran, pengembangan produk baru, keuangan, dan layanan pelanggan. Dalam pandangan yang lebih luas dari pemikiran rantai pasokan, kegiatan tambahan ini sekarang dilihat sebagai bagian dari pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Manajemen rantai pasokan memandang rantai pasokan dan organisasi di dalamnya sebagai satu kesatuan. Ini membawa pendekatan sistem untuk memahami dan mengelola berbagai kegiatan yang diperlukan untuk mengoordinasikan aliran produk dan layanan untuk melayani pelanggan terbaik. Pendekatan sistem ini menyediakan

(39)

kerangka kerja di mana untuk merespon terbaik terhadap persyaratan bisnis yang dinyatakan akan bertentangan satu sama lain. Secara individual, persyaratan rantai pasokan yang berbeda sering kali memiliki kebutuhan yang saling bertentangan.

Sebagai contoh, persyaratan untuk mempertahankan tingkat layanan pelanggan yang tinggi memerlukan pemeliharaan tingkat persediaan yang tinggi, tetapi kemudian persyaratan untuk beroperasi secara efisien membutuhkan pengurangan tingkat persediaan. Hanya ketika persyaratan ini dilihat bersama sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar maka cara-cara dapat ditemukan untuk menyeimbangkan permintaan mereka yang berbeda secara efektif.

Manajemen rantai pasokan yang efektif memerlukan peningkatan simultan di kedua tingkat layanan pelanggan dan efisiensi operasi internal perusahaan dalam rantai pasokan. Layanan pelanggan pada tingkat yang paling mendasar berarti tingkat pengisian pesanan yang tinggi secara konsisten, tingkat pengiriman tepat waktu yang tinggi, dan tingkat yang sangat rendah dari produk yang dikembalikan oleh pelanggan dengan alasan apa pun. Efisiensi internal untuk organisasi dalam rantai pasokan berarti bahwa organisasi ini mendapatkan tingkat pengembalian yang menarik atas investasi mereka dalam inventaris dan aset lainnya dan bahwa mereka menemukan cara untuk menurunkan biaya operasi dan penjualan (Hugos, 2003).

3.3. Dual-Channel Supply Chain Management

Dual Channel Supply Chain (DCSC) merupakan pengembangan dari struktur channel penjualan yang mengkombinasikan antara dua struktur channel

(40)

yaitu traditional retail channel (offline) dan direct channel melalui internet (online) (Widodo & Putri, 2014). Popularitas Internet dan peningkatan keinginan konsumen untuk berbelanja online telah mendorong peningkatan sejumlah perusahaan untuk membuka saluran online, seperti IBM, Lenovo, dan Dell, dan perusahaan ritel juga meluncurkan kompetisi online untuk meningkatkan daya saing mereka, seperti WalMart, Gome, dan SUNING. Saluran pemasaran online secara langsung telah mengubah sistem pasar aslinya. DCSC ini juga telah membuat persaingan dalam pasar yang ada lebih intens, dan juga menambah berbagai aspek yang dapat diperhatikan antara produsen dan pengecer. Oleh karena itu, dual-channel supply chain juga banyak diteliti oleh para peneliti di seluruh dunia (Liu et al., 2020).

Sumber: Liu et al, 2020

Gambar 3.4. Struktur Umum Dual-Channel Supply Chain

Dalam DCSC, offline dan online channel bekerja secara paralel dan memiliki fungsi yang saling melengkapi. Oleh karena itu, penggunaan Dual- Channel juga dapat memberikan pilihan kepada konsumen untuk menggunakan channel yang lain ketika terjadi “out of stock” pada salah satu channel. Hal

(41)

tersebut akan memberi profit bagi para pelaku bisnis yang menerapkan DCSC karena dapat meningkatkan fleksibilitas supply chain perusahaan (Chiang &

Monahan, 2005).

Dalam penelitian (Widodo et al., 2011) DCSC untuk mencapai keadaan optimum dalam performa finansial, harus memperhatikan beberapa variabel diantaranya biaya penyimpanan, biaya online, dan biaya penjualan offline. Semua hal ini juga tercakup di dalam penelitian (S. Huang et al., 2012).

3.3.1. Demand dalam DCSC

Setiap pembeli maupun penjual yang berada di pasar mempunyai anggapan bahwa barang yang diperjualbelikan mempunyai nilai dan guna.

Kebutuhan akan nilai guna ini dapat dikatakan sebagai permintaan. Permintaan masyarakat terhadap barang pada umumnya berbeda-beda. Permintaan ini timbul karena adanya kebutuhan seseorang terhadap barang tertentu. Dalam arti ekonomi, permintaan (demand) adalah jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai macam tingkat harga. (Greatedu.co.id)

Berdasarkan saluran penjualannya, permintaan konsumen terhadap produk dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu conventional demand dan online demand (Widodo et al., 2011). Conventional demand (Ds) merupakan permintaan konsumen terhadap produk yang dijual melalui toko fisik. Sedangkan online demand (Do) merupakan permintaan konsumen terhadap produk yang dijual secara online. Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

(42)

1. Store Demand Function

Berikut fungsi pada permintaan melalui saluran penjualan langsung (offline).

D

s

= (1 - ρ)D

smax

- α

1

P

s

+ β

1

P

o

2. Online Demand Function

Berikut fungsi pada permintaan melalui saluran penjualan online.

D

o

= ρd

smax

– α

2

P

o

+ β

2

P

s

Keterangan:

Ds : permintaan (demand) pada offline channel/ store Do : permintaan (demand) pada online channel

Dsmax : permintaan (demand) maksimum pada offline channel Ps : harga (price) pada offline channel/ store

Po : harga (price) pada online channel

ρ :

rasio penerimaan pelanggan terhadap produk online (customer acceptance ratio/ customers preference)

α

1

: r

asio elastisitas permintaan (demand) terhadap harga produk pada offline channel yang mempengaruhi permintaan offline (coefficients of selfprice elasticity)

α

2

: r

asio elastisitas permintaan (demand) terhadap harga produk pada online channel yang mempengaruhi permintaan online (coefficients of selfprice elasticity)

(43)

β1 : rasio sensitivitas perubahan harga pada online channel yang mempengaruhi offline demand (cross-price sensitivities)

β2 : rasio sensitivitas perubahan harga pada offline channel yang mempengaruhi online demand (cross-price sensitivities)

Perhitungan permintaan kedua saluran penjualan melibatkan parameter

ρ

yang pada umumnya memiliki nilai dengan rentang 0 ≤

ρ

≤ 1. Pada persamaan permintaan terdapat (1-

ρ

) yang menunjukkan pengorbanan dalam menerima nilai penurunan yang dirasakan dari produk ketika membeli produk melalui saluran online dibandingkan pembelian langsung (Chiang & Monahan, 2005). Hal ini dikarenakan ketika pembelian produk dilakukan menggunakan saluran online kegiatan inspeksi tidak dapat dilakukan secara langsung seperti ketika pelanggan membeli produk yang sama pada toko (customer sacrifice). Pada persamaan demand juga melibatkan parameter lain yaitu dan sebagai pengubah satuan harga menjadi satuan unit permintaan.

3.3.2. Strategi

Strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, penghematan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan.

(44)

biasanya untuk setidaknya lima tahun, dan dengan demikian berorientasi pada masa depan. Strategi memiliki konsekuensi multifungsi atau multidivisional dan memerlukan pertimbangan faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. (David, 2011)

3.3.3. Strategi Penetapan Harga

Pada penelitian yang dilakukan pada jurnal “Dual-Channel Supply Chain:

A Strategy to Maximize Profit” penelitian dilakukan untuk melihat dampak penerapan dual-channel bagi profit perusahaan, dengan mempertimbangkan keputusan penetapan harga. Keputusan penetapan harga dipilih dengan mengumpulkan studi literatur terkait apa yang paling signifikan berpengaruh pada profit, dan diperoleh yang terbanyak adalah pricing decision, dapat dilihat pada Tabel 3.1 (Batarfi et al., 2016).

Tabel 3.1. Studi Literatur Keputusan Terkait Profit

Sumber: Raaid Batarfi

(45)

Penetapan harga dapat dikelompokkan sebagai bagian dari kegiatan promosi, walaupun sebenarnya memiliki tujuan yang lebih luas, seperti yang diketahui pada umumnya, bahwa harga merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian dari end customers yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan yang ada pada suatu DCSC (Widodo & Putri, 2014). Jenis-jenis strategi penetapan harga yang akan dibahas meliputi strategi Equal pricing, Prevalent pricing, dan Different pricing strategies.

1. Equal Pricing Strategy

Equal pricing strategy yang dimaksudkan pada studi DCSC adalah kondisi dimana manufaktur menjual dengan harga yang sama dengan harga yang diberikan kepada end customer, pada saluran yang bertujuan untuk mengurangi konflik antar channel (Wen et al., 2011).

2. Prevalent Pricing Strategy

Prevalent Pricing Strategy merupakan strategi penetapan harga dengan menyamakan strategi penetapan harga pada saluran penjualan yang telah ada atau dengan menyamakan strategi penetapan harga yang umum digunakan untuk produk yang sejenis dengan menambahkan sejumlah profit yang diinginkan (W. Huang & Swaminathan, 2009).

3. Different Pricing Strategy

Different pricing strategy diartikan sebagai strategi penentuan harga yang melihat adanya perbedaan nilai dari suatu produk apabila ditempatkan pada saluran penjualan tertentu, sehingga ada perbedaan harga pada saluran penjualan satu dengan saluran penjualan lainnya.

(46)

3.4. MATLAB

MATLAB merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk pemrograman, analisis, serta komputasi teknis dan matematis berbasis matriks.

MATLAB adalah singkatan dari Matrix Laboratory karena mampu menyelesaikan masalah perhitungan dalam bentuk matriks. MATLAB versi pertama dirilis pada tahun 1970 oleh Cleve Moler. Pada awalnya, MATLAB didesain untuk menyelesaikan masalah-masalah persamaan aljabar linear.

Seiring berjalannya waktu, program ini terus mengalami perkembangan dari segi fungsi dan performa komputasi. Bahasa pemrograman yang kini dikembangkan oleh MathWorks Inc menggabungkan proses pemrograman, komputasi, dan visualisasi melalui lingkungan kerja yang mudah digunakan.

MATLAB juga memiliki keunggulan umum lainnya, seperti analisis dan eksplorasi data, pengembangan algoritma, pemodelan dan simulasi, visualisasi plot dalam bentuk 2D dan 3D, hingga pengembangan aplikasi antar muka grafis. Dalam ruang lingkup perguruan tinggi, MATLAB digunakan sebagai alat pembelajaran pemrograman matematika, teknik, dan sains pada level pengenalan dan lanjutan, sedangkan dalam dunia industri, MATLAB dipilih sebagai alat penelitian, pengembangan, dan analisis produk industri. MATLAB dapat dioperasikan pada sistem operasi Windows, Linux, maupun macOS. Selain itu, MATLAB juga bisa dihubungkan dengan aplikasi atau bahasa pemrograman eksternal lainnya, seperti C, Java, .NET, dan Microsoft Excel. Dalam MATLAB tersedia pula kotak kakas (toolbox) yang dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi khusus, seperti

(47)

pengolahan sinyal, sistem kontrol, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan, optimasi, pengolahan citra digital, bioinformatika, simulasi, dan berbagai teknologi lainnya.

3.4.1. Lingkungan Kerja MATLAB

MATLAB adalah perangkat lunak berbayar dan untuk mengaktifkannya dibutuhkan serial key. Untuk para mahasiswa, MATLAB menawarkan versi student dengan harga tertentu (kisaran 29 USD–55 USD). MATLAB juga menyediakan versi trial dengan jangka waktu 30 hari. Alternatif lainnya juga bisa menggunakan MATLAB berlisensi kampus. Untuk membeli atau mengunduh MATLAB versi trial, dapat dilakukan dengan mengunjungi link www.mathworks.com. Tampilan layar utama MATLAB seperti pada Gambar 3.5.

berikut ini.

Gambar 3.5. User Interface MATLAB

Secara umum, layar utama MATLAB memuat tiga bagian penting berikut:

1. Current folder (folder terkini)

Untuk mengakses berbagai file dalam direktori terkini yang sedang digunakan.

(48)

2. Command window (jendela perintah)

Untuk menuliskan perintah dalam bentuk sintaks program. Perintah yang dituliskan dapat berupa perhitungan sederhana, pemanggilan fungsi, demo program, dan lain sebagainya. Setiap penulisan perintah selalu diawali dengan prompt “>>”.

3. Workspace (jendela ruang kerja)

Untuk mengeksplorasi data yang telah dibuat atau diimpor dari file lain.

3.4.2. Prosedur Pemrograman MATLAB

Pemrograman MATLAB dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan jendela perintah atau menggunakan skrip M-File.

1. Menggunakan Jendela Perintah

Untuk membuat program dengan cara ini, kita hanya perlu mengetikkan perintah pada jendela perintah lalu menekan Enter. Selanjutnya, perintah tersebut akan secara langsung dieksekusi baris per baris oleh MATLAB.

Simaklah contoh berikut.

Contoh:

>> 4.5 * 27 (ketik lalu tekan enter) ans =

121.5000

Perintah di atas akan ditampilkan dalam variabel ans sebagai singkatan dari answer atau jawaban. Jika kita mengakhiri perintah dengan tanda (;) maka MATLAB akan melakukan perhitungan tanpa menampilkan hasil pada jendela

(49)

perintah. Untuk memanggil kembali perintah-perintah sebelumnya, gunakanlah tombol up dan down –arrow (↑ dan ↓) pada keyboard.

Selain itu, MATLAB juga menggunakan tanda “%” untuk menambahkan keterangan atau komentar terhadap suatu sintaks dalam program. Saat menjalankan program, MATLAB akan mengabaikan tanda “%” beserta semua keterangan yang mengikutinya. Contoh penulisan komentar berikut.

Contoh:

>> x=25

%nilai pertama x =

25

>> y=30

%nilai kedua y =

30

>> z=x*y %hasil perkalian nilai pertama dan kedua z =

750

Untuk membersihkan jendela perintah, kita menuliskan perintah clc. Jika ingin membersihkan jendela ruang kerja, kita menuliskan perintah clear.

Selanjutnya, untuk mengakhiri proses yang sedang berjalan pada MATLAB, bisa dilakukan dengan menuliskan perintah exit atau quit pada jendela perintah atau dengan meng-klik menu exit pada bagian kanan atas pada menu bar (Tjolleng, 2017).

3.5. Quadratic Programming

Tujuan utama dari bisnis adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan biaya minimum. Fungsi tujuan ini kemudian dapat dihitung menggunakan

(50)

fungsi pembatas berupa biaya (Widodo & Putri, 2014). Model optimasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pricing dengan fungsi tujuan nonlinier pada DCSC adalah quadratic programming. Quadratic programming adalah permasalahan optimasi dengan fungsi tujuan berderajat 2 (kuadratik) dengan fungsi linier sebagai kendala. Model ini digunakan dengan tujuan untuk maksimasi profitabilitas baik untuk masing-masing saluran penjualan maupun untuk kesuluruhan rantai pasok. Adapun bentuk umum quadratic programming sebagai berikut.

Pemrograman kuadratik adalah masalah matematis untuk menemukan vektor x yang meminimalkan fungsi kuadratik:

min𝑥{ 1

2 X

𝑇

𝐻𝑥 + 𝐹

𝑇

𝑥}

Sesuai pada kendala:

Ax≤b : pertidaksamaan kendala (inequality constraint) Aeqx=beq : persamaan kedala (equality constraint)

lb≤x≤ub : kendala terikat (bound constraint)

Penelitian menggunakan quadratic programming dikarenakan fungsi tujuan yang berbentuk persamaan kuadratik. Dalam penyelesaiannya, pengolahan data dibantu menggunakan MATLAB. Fungsi yang digunakan dalam penyelesaian masalah optimasi adalah fmincon (find minimum of constrained nonlinier multivariable function).

(51)

Persamaan yang digunakan pada fmincon sebagai berikut:

Minxf(x) {

c(x) Axlb Aeqx ceq(x)

≤x≤≤

=

= 0 ubb beq

0 }

Sesuai pada sintasi:

x = fmincon(fun,x0,A,b)

x = fmincon(fun, x0,A,b,Aeq,beq) x = fmincon(fun, x0,A,b,Aeq,beq,lb,ub)

x = fmincon(fun, x0,A,b,Aeq,beq,lb,ub,nonlcon)

x = fmincon(fun, x0,A,b,Aeq,beq,lb,ub,nonlcon,options) x = fmincon(problem) [x,fval] = fmincon(...)

[x,fval,exitflag] = fmincon(...)

[x,fval,exitflag,output] = fmincon(...)

[x,fval,exitflag,output,lambda] = fmincon(...) [x,fval,exitflag,output,lambda,grad] = fmincon(...)

[x,fval,exitflag,output,lambda,grad,hessian] = fmincon(...)

Proses optimasi dan penyelesaian pada quadratic programming menggunakan sintasi fmincon sebagai input pada command window untuk menghasilkan output argument. Hasil pada output argument menunjukkan apakah permasalahan yang telah di-input-kan memiliki solusi yang feasible atau tidak, juga ditandai exitflag yang menunjukkan apakah permasalahan yang telah dimasukkan memiliki error. Exitflag adalah indikator berupa angka integer yang

(52)

memiliki rentang nilai -3 sampai +5 dimana setiap angka menunjukkan indikasi tertentu. Makna setiap angka yang dimunculkan oleh exitflag, sebagai berikut:

-3 : fungsi tujuan pada iterasi berada dibawah options yang ditentukan -2 : tidak terdapat solusi feasible / unfeasible

-1 : proses dihentikan karena fungsi output atau fungsi plot 0 : jumlah iterasi melebihi batas options yang ditentukan 1 : hasil optimal dan memenuhi options yang ditentukan

2 : perubahan nilai x kurang dari batas options yang ditentukan 3 : perubahan nilai objektif kurang dari batas options yang ditentukan 4 : nilai search direction kurang dari dua kali batas options

5 : nilai directional derivative pada search direction lebih kecil dua kali batas options

3.6. Percobaan Numerik

Percobaan numerik juga disebut sebagai Numerical Test / Numerical Experiment. Percobaan ini dilakukan untuk melihat hasil dari perubahan parameter dan variabel terhadap hasil serta keputusan dari penelitian. Dalam percobaan numerik hal yang harus dilakukan, diantaranya penetapan parameter awal dan penentuan batas percobaan. (Zhou et al., 2018)

Pada penelitian dual-channel supply chain, percobaan dapat dilakukan dengan mengubah parameter α, β, dan ρ, dengan nilai naik-turunnya berkisar pada rentang 0 hingga 1 (Dai et al., 2019). Pada prevalent pricing, percobaan numerik pada parameter α, β cenderung tidak menunjukkan hasil pada setiap kenaikan dan

(53)

penurunan nilai dikarenakan strategi ini amat bergantung pada besaran acceptance number ρ. Percobaan parameter ρ sama halnya seperti pada parameter lain, dilakukan dengan memulai nilai naik-turun berkisar dari 0 hingga mendekati 1 dengan struktur demand positif untuk kedua channel (Zenia & Widodo, 2014).

(54)
(55)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UD. Jakarta Electronics, berlokasi di Jalan Asia Sei Rengas I, Medan Kota, Kota Medan. UD. Jakarta Electronics adalah sebagai usaha yang bergerak di bidang penjualan suku cadang (spareparts) spareparts Air Conditioner, kulkas, mesin cuci dan komponen elektronik. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2020.

4.2. Jenis Penelitian

Berdasarkan metodenya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research), yang tergolong kedalam jenis studi komparatif.

Penelitian deskriptif ialah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat- sifat suatu objek/ populasi tertentu. Studi komparatif (Comparative Study) melakukan studi untuk mendapatkan jawaban mendasar tentang perbedaan karakteristik alternatif dalam kurun waktu yang sama (Sinulingga, 2011)

4.3. Objek Penelitian

Tahap identifikasi objek penelitian dilakukan menggunakan metode wawancara dengan pemilik objek penelitian untuk memperoleh data terkait produk yang digunakan dalam penelitian, mekanisme penetapan harga yang dilakukan

(56)

objek penelitian, variabel-variabel pembentuk harga, dan data objek penelitian lainnya. Data ini digunakan untuk memperjelas karakteristik objek penelitian agar tidak melebar dan menyimpang dari kondisi objek yang akan dilakukan penelitian.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen. Variabel-variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Variabel Independen, adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perubahan pada variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Cu : Harga Pokok Produk pada offline/ online channel b. α : Rasio elastisitas demand terhadap harga

c. ρ : Rasio penerimaan pelanggan terhadap produk online d. β : Rasio sensitivitas perubahan harga

2. Variabel Dependen, adalah variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Ps : harga jual produk pada offline channel b. Po : harga jual produk pada online channel c. Ds : Demand tiap periode pada offline channel d. Do : Demand tiap periode pada online channel e. DDC : Demand pada keseluruhan sistem DCSC

f. Gs : keuntungan yang didapatkan dari penjualan offline channel g. Go : keuntungan yang didapatkan dari penjualan online channel

h. GDC : keuntungan yang didapatkan dari keseluruhan saluran penjualan DCSC

(57)

Diagram hubungan variabel pada kondisi eksisting Dual-Channel Supply Chain UD. Jakarta Electronics dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Inventori (Gudang UD. Jakarta Elc)

Penjualan Langsung (Off line Channel) Penjualan Online

(Online Channel)

Distributor

Demand O nline (Do)

Cost unit (Cu)

Price O nline (Po) Online

Customer

Off line Customer Demand Store (Ds)

Price Store (Ps)

Gross O nl ine (Go)

Retailer s Cash Retailer s Bank

Gross Store (Gs) Gross Dual-Channel (Gdc)

Gdc

Sumber: Metodologi Penelitian

Gambar 4.1. Cash-Order Cycle pada Dual-Channel Supply Chain Eksisting

4.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Harga Pokok Produk (Cu)

Preferensi Konsumen (ρ)

Elastisitas demand (α)

Sensitivitas harga (β)

Demand DCSC

Profit DCSC:

Equal, Prevalent & Different

Analisis Strategi Pricing

Sumber: Metodologi Penelitian

(58)

4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Prosedur atau metodologi penelitian ini dapat dilihat melalui blok diagram prosedur penelitian pada Gambar 4.3.

START

• Supply Chain

• Supply Chain Management

• Dual Channel Supply Chain

• Strategi Penetapan Harga

• Quadratic Programming

• MATLAB

Studi Literatur

• Produk Penelitian

• Mekanisme Penetapan Harga

• Variabel - variabel pembentuk harga

Identifikasi Objek Penelitian

• Data historis pada online dan offline channel

• Komponen harga pokok produk

• Harga jual produk Data Perhitungan

A

Sumber: Microsoft Visio

Gambar 4.3. Blok Diagram Prosedur Penelitian

(59)

A

Pengolahan Data

Model ter- verifikasi & ter-

validasi

• Fungsi demand DCSC

• Fungsi keuntungan online channel

• Fungsi keuntungan offine channel

• Fungsi keuntungan DCSC

• Fungsi pembatas Kerangka Model

Tidak

• Harga pokok produk (Cu)

• Demand maksimum pada offline channel (Dmax)

• Rasio elastisitas demand terhadap harga (α)

• Rasio sensitivitas perubahan harga (β)

• Rasio penerimaan pelanggan terhadap produk online (ρ) Identifikasi Parameter Model

Equal Pricing Strategy Prevalent Pricing Strategy

Different Pricing Strategy Percobaan Numerik

Ya

• Analisis hasil percobaan

• Analisis sensitivitas Analisis

Kesimpulan & Saran

END

Sumber: Microsoft Visio

Gambar 4.3. Blok Diagram Prosedur Penelitian (Lanjutan)

(60)

4.7. Pengumpulan Data 4.7.1. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Penjelasan mengenai data primer dan sekunder pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan informasi/data yang dibutuhkan. Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban pelanggan di kuesioner berkaitan dengan preferensi pembelian produk, dan data-data yang diperoleh secara langsung dengan wawancara dengan objek penelitian.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi literatur yang berkaitan dengan variabel, rumus, dan fungsi yang digunakan dalam penelitian.

4.7.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut.

1. Observasi dan Wawancara, yaitu melakukan pengambilan data dari jawaban pelanggan di kuesioner yang berkaitan dengan preferensi konsumen, rasio elastisitas, rasio senstivitas, serta data terkait produk.

2. Studi literatur, yaitu pengumpulan data berupa referensi fungsi objektif dan fungsi pembatas sesuai dengan konsep DCSC.

(61)

4.8. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk penyusunan kerangka model pembuatan fungsi demand DCSC, fungsi keuntungan offline dan online channel, pembuatan fungsi keuntungan total DCSC, dan melengkapi fungsi pembatas agar model yang dibuat sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya, model diverifikasi dan validasi agar dapat digunakan untuk identifikasi parameter model. Adapun parameter model diperoleh dari rekapitulasi kuesioner yang digunakan.

4.8.1. Identifikasi Parameter Model

Data-data yang didapatkan dari tahap pengumpulan data yang diolah untuk mendapatkan parameter model antara lain : harga pokok produk, demand maksimum pada offline channel, rasio penerimaan pelanggan terhadap produk online channel relatif terhadap produk offline channel (customer acceptance ratio / customers preference), rasio elastisitas demand terhadap harga produk (coefficients of self-price elasticity), dan rasio sensitivitas perubahan harga (cross- price sensitivities).

4.8.2. Percobaan Numerik

Percobaan numerik adalah proses optimasi seluruh data yang telah diolah dengan melakukan percobaan numerik. Percobaan dilakukan dengan membangun tiga skenario yaitu equal pricing strategy, prevalent pricing strategy, dan different pricing strategy. Semua skenario pada proses optimasi dilakukan menggunakan

Gambar

Gambar 1.1. Penerapan Offline, Online, dan Dual-Channel Supply Chain
Gambar 1.2. Perbandingan Tingkat Penjualan Kapasitor 6+12 uf   Tahun 2018-2019
Gambar 2.1. Lokasi UD. Jakarta Electronics
Gambar 3.1. Supply Chain Detergent
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan tersebut.Tekstur atau kekentalan yang disukai oleh panelis adalah

Prahasta (2002:23) sistem adalah sekumpulan objek, ide, yang saling berhubungan (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Dari penjelasan tersebut

dengan organisasi lainnya. Penegakan legalitas harus menggunakan mekanisme administrasi publik, yaitu: lembaga-lembaga peradilan, sistem kepolisian, dan penjara, sehingga

Metode pembelajaran di Sekolah Alam tidak terpatok dengan metode ceramah atau metode klasikal tetapi lebih banyak dengan metode bergerak, anak berkebutuhan khusus tidak

Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh data sekunder variabel penelitian yang berhubungan dengan pengaruh jumlah unit IKM dan investasi terhadap penyerapan

Dapat juga ditemukan paru-paru yang “biasa” karena cairan tidak masuk kedalam alveoli atau cairan sudah masuk kedalam aliran darah (melalui proses imbibisi), ini

taraf signifikan 95% atau hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y berarti, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti dari interaksi belajar

taraf signifikan 95% atau hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y berarti, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti dari interaksi belajar