• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Praktikum Mikrobiologi Umum PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

N/A
N/A
M. Yudha Aditya

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas Praktikum Mikrobiologi Umum PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Praktikum Mikrobiologi Umum

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Dosen Pengampu : Dr. Nurhayati, S. TP, M.Si

Oleh :

M. Yudha Aditya 20171010180

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021

(2)

PRAKTIKUM KE-3

1) Alkohol 70% dalam laboratorium berfungsi sebagai sterilisasi dan kerja aseptis.

Gambar. 1 Alkohol 70%

2) Spirtus merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk pengisi api bunsen karena uapnya t idak berasap, sehingga tidak membuat laboaratorium kotor.

Gambar. 2 Spirtus

3) Aquades adalah air hasil destilasi atau proses penyulingan, sama dengan air murni atau H2O, karena H2O ini hampir t idak mengandung mineral sama sekali d i dalamnya. Fungsi aquades adalah sebagai reagent, pencampur zat, dan sebagai pembersih alat-alat laboratorium.

Gambar. 3 Aquades

(3)

4) Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan berbagai jenis mikroorganisme dengan beragam sifat.

Gambar. 4 Nutrient Agar (NA)

5) Potato Dextrose Agar (PDA) adalah sebuah media yang umumnya digunakan untuk membiakkan jamur di laboratorium karena PH yang dimiliki media ini rendah yaitu antara 4,5 sampai 5,6 sehingga pertumbuhan bakteri menjadi terhambat.

Gambar. 5 Potato Dextrose Agar (PDA)

(4)

6) de Mann Sharp Rogosa Agar (MRSA) adalah media kultur selekt if yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan Lactobacilli untuk studi laboratorium.

Gambar. 6 de Mann Sharp Rogosa Agar (MRSA)

7) Arah putaran saat melakukan swab pada sampel

Swab (ulas) Dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu, potongan daging dan lain-lain.

Swab dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Siapkan cotton bud steril,

b) Usapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel, dan

c) Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.

Gambar. 7 Arah putaran saat melakukan swab pada sampel

(5)

8) Preparasi sampel daun dengan teknik rinse

Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun, bunga dan lain-lain. Rinse dilakukan dengan tahapan berikut :

a) Celupkan sampel ke dalam aquades steril dengan perbandingan 1 : 9,

b) Contohnya sampel daun diambil dan dit imbang 5 g kemudian dibilas dengan aquades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.

Gambar. 8 Preparasi sampel daun dengan teknik rinse

9) Preparasi sampel berupa padatan dengan mortar

Maserat ion (penghancuran) Sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar ataupestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam aquades. Contoh sampelnya antara lain bakso, biji, buah dan lain-lain.Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Untuk sampel dari tanah tidak perlu dimaserasi. Maserat ion dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a) Masukkan sampel ke dalam mortar atau pestle, b) Hancurkan sample menggunakan mortar, c) Sampel siap untuk diencerkan dan digunakan.

Gambar. 9 Preparasi sampel berupa padatan dengan mortar

(6)

10) Pengenceran bertingkat 1ml masuk 9ml (10-1) Teknik Pengenceran Bertingkat :

a) Sampel yang mengandung mikroorganisme dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi).

Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat aquades yang digunakan jika memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1 . Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya.

b) Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara asept is kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen.

c) Lanjutkan pemindahan hingga tabung pengenceran terakhir (cukup sampai pengenceran 10-6) dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu digant i, artinya set iap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama.

Gambar. 10 Pengenceran bertingkat 1ml masuk 9ml (10-1)

11) Cara tebar atau sebar (spread plate method) Cara kerja :

a) Sampel hasil pengenceran dalam tabung reaksi dan agar cawan disiapkan.

b) Suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian diteteskan d i atas permukaan agar cawan.

c) Batang penyebar diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar di atas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.

(7)

d) Kemudian disebarkan dengan menggosokkannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.

Gambar. 11 Cara tebar atau sebar (spread plate method)

12) Cara penuangan (pour plate method) Cara kerja :

a) Disiapkan cawan steril, sampel hasil pengenceran dalam tabung reaksi yang akan ditanam, dan media padat yang masih cair (> 45ᴼC).

b) Diteteskan 1 ml suspensi sel secara asept is ke dalam cawan kosong steril.

c) Media yang masih cair dituangkan ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.

Gambar. 12 Cara penuangan (pour plate method)

(8)

13) Streak plate dengan metode goresan sinambung Cara kerja :

a) Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar dalam cawan petri

b) Lalu putar cawan 180ᴼC lanjutkan goresan sampai habis.

c) Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau media baru.

Gambar. 13 Streak plate dengan metode goresan sinambung

14) Streak plate dengan goresan T Cara kerja :

a) Cawan dibagi menjadi 3 daerah bagian menggunakan spidol marker.

b) Daerah 1 diinokulasi dengan streak zig-zag.

c) Jarum inokulan dipanaskan dan tunggu dingin, kemudian streak zigzag dilanjutkan pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna.

d) Lakukan hal yang sama pada daerah 3

Gambar. 14 Streak plate dengan goresan T

(9)

15) Streak plate method dengan goresan banyak sektor Cara kerja :

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat daerah. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroba. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

Gambar. 15 Streak plate method dengan goresan banyak sektor

16) Contoh hasil isolasi dengan streak plate method

Gambar. 16 Contoh hasil isolasi dengan streak plate method

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ayuni, N. P. B. (2020). Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan Laboratorium Biologi.

Luklukyah, Zahrotul., Sermalia, Nadira Putri, Mutjtahidah, Tholibah. (2019). Panduan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Magelang : Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tidar.

Widodo, L. U. (2019). Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi.

Referensi

Dokumen terkait