MAKALAH
KONSEP WUJUD BANGUNAN DAN BENTUK SIRKULASI RUANG DALAM DESAIN
MUSEUM KARAWITAN BALI
TUGAS AKHIR TEORI ARSITEKTUR
DISUSUN OLEH:
NAMA : I WAYAN BAYU WARDANA KARANG
NIM : 20200230037
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS SANIS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS NGURAH RAI
1. i
Kata Pengantar
Puji syukur kami mengucapakn terimakasih atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Atas kemudahan dari-Nya. Makalah
“KONSEP WUJUD BANGUNAN & BENTUK SIRKULASI RUANG DALAM DESAIN MUSEUM KARAWITAN BALI” dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas individu dan mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya. Pada kesempatan ini saya selaku penulis makalah mengucapkan terimaksih kepada rekan-rekan dan berbagai sumber yang berperan membantu saya dalam pembuatan malakah ini.
Saya selaku penulis makalah memohon maaf apabila dalam makalah yang telah di selesaikan ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran serta kritik sangat dibutuhkan agar dimasa yang akan datang dapat menyempurnakan makalah- makalah yang akan kami buat agar dapat menjadikannya lebih baik dari sekarang.
Denpasar, 17 Juni 2021
I Wayan Bayu Wardana Karang
Daftar Isi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
BAB I Pendahuluan...1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 1
C.Tujuan ... 1
BABII Metode Penulisan...2
BABIII Kajian Pustaka/Teori...3
BAB III Pembahasan...4
BAB IV Penutup...9
A.Kesimpulan ... 9
B.Saran ... 9
Daftar Pustaka ... 10
1. 11 11 A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan
Bali merupakan salah satu pulau dan provinsi di Indonesia yang menjadi daerah tujuan pariwisata internasional dengan kebudayaan yang bernafaskan Agama Hindu dan di dukung potensi alam yang indah serta masyarakat yang ramah.
Hal ini menjadikan pulau Bali dikenal dengan julukan pulau dewata. Perekonomian Bali bersandar pada sektor pariwisata yang menitikberatkan pada pembangunan pariwisata budaya yang harus mampu menunjukkan karakter pariwisata yang berbudaya dan menampilkan indentitas Bali. Arsitektur bangunan memiliki fungsi-fungsi kultural dan fungsi-fungsi arsitektural yaitu arsitektur bangunan gedung dapat mempengaruhi pencitraan identitas kultural suatu masyarakat.
Dalam hal ini akan membahas mengenai Desain Museum Karawaitan Bali. Tujuan dibangunannya Gedung Museum ini guna melestarikan budaya bali, sebagai wujud melindungi kesenian bali agar tidak di lupakan di generasi yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah sirkulasi ruang dalam “Desain Museum Karawitan Bali”?
2. Seperti apakah tampak atau tampilan desain
“Museum Karawitan Bali” dari segi implementasi kosep arsitektur bali ? C. Tujuan
1. 11 11 1. Untuk
mengetahu i,
memahami , dan menganalis is Bentuk Sirkulasi ruang dalam
“Desain Museum Karawitan Bali”.
2. Agar dapat mengetahu i
Bagaimana Tampak atau tampilan Bangunan dari desain
“Museum Karawitan Bali” dari segi konsep arsitektur bali.
BABII Metode Penulisan
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan data sekunder yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian dan didapat dari sumber yang sudah di publikasi. metode pengumpulan data yang gunakan adalah metode kualitatif pendekatan studi literatur, lewat sumber- sumber internet dan refrensi-refrensi lainnya.
BABIII
Kajian Pustaka/Teori
Arsitektur Tradisional Bali (ATB) merupakan salah satu etnis arsitektur nusantara, telah tumbuh dan berkembang sesuai dinamika jaman. Arsitektur Bali(AB) adalah arsitektur yang tumbuh, berkembang, dan dipertahankan di Bali mengisi sejarah, ruang dan waktu dari masa ke masa. Sebagai wujud Arsitektur Bali, Globalisasi dan perubahan yang cepat dalam segala aspek dapat mempengaruhi eksistensi Arsitektur Tradsional Bali. Oleh karena itu pemahaman makna dan konsepnya menjadi strategis dan vital agar dapat mentransformasikannya kedalam arsitektur kekinian (salah satu bagian Arsitektur Bali).
Arsitektur Tradisional Bali juga dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan- aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya.
Arsitektur tradisional Bali memiliki konsep-konsep dasar dalam menyusun dan memengaruhi tata ruangnya, diantaranya adalah Sanga Mandala yang merupakan acuan mutlak dalam arsitektur tradisional Bali, di mana Sanga Mandala tersusun dari tiga buah sumbu yaitu: Sumbu Tri Loka, Sumbu ritual, Sumbu natural
Sirkulasi Ruang adalah suatu bentuk rancangan atau alur-alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud menambah estetika agar dapat memaksimalkan sirkulasi ruang utuk dipergunakan. Konsep sirkulasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu sirkulasi di luar bangunan dan sirkulasi di dalam bangunan.
1. Sirkulasi di luar bangunan pada jalur pencapaian menuju bangunan menggunakan jalur pencapaian langsung, yang menunjukkan jalur langsung ke tampak bangunannya. Kemudian untuk sirkulasi lansekapnya menggunakan jalur radial yang memiliki titik pusat sebagai titik temu jalan-jalan yang bercabang.
2. Sirkulasi dalam ruangan menggunakan tipe kaca terbuka dan susunan interiornya dengan sistem open layout untuk mendukung memaksimalkan unsur komunikatif dan fleksibel
BAB III Pembahasan
SIRKULASI RUANG MUSEUM KERAWITAN Karawitan adalah kesenian yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat di Bali. Dikatakan tidak ada upacara besar keagamaan yang selesai tanpa ikut sertanya kesenian. Begitu luhur nilai-nilai yang terdapat dalam seni karawitan Bali, sehingga perlu dilakukan pelestarian dengan pengadaan wadah untuk mengumpulkan kesenian, meningkatkan minat generasi muda dan masyarakat, sebagai dokumentasi sejarah serta perkembangan seni budaya Bali. Dalam penerapan desain museum ini berlandaskan konsep arsitektur Neo Vernacular yaitu Sebuah karya arsitektur yang memilikitiga ciri khas yang mempengaruhinya yaitu:
1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
3. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).
Desain Bangunan ini disusun bedasarkan standar- standar yang di butuhkan dalam sebuah museum adapun ruangan-rungan
yang terdapat dalam bangunan ini akan di tampilkan sebagai berikut.
R. Kepala Konservasi 1. Ruang Pelayanan Pameran
R. Pameran Tetap
R. Pameran Temporer
R. Pertunjukan Dalam
R. Pertunjukan Luar 2. Ruang Pelayanan Umum
Lobby
Counter Informasi
Counter keamanan
Loket Karcis
Toilet
Café
Artshop 3. Ruang Pelayanan
Adminitrasi
R. Kepala Museum
R. Tamu
R. Kepala Tata Usaha
R. Kepala Teknis Koleksi
R. Kepala
Bimbingan Edukasi
R. Kepala Pertunjukan
R. Kepala Café
R. Kepala Pelatihan Gamelan
R. Kepala Artshop
R. Kepala Workshop 4. Ruang Pelayanan Bimbingan
R. Perpustakaan
R. Seminar
5. Ruang Pelayanan Teknis
R. Penerimaan Koleksi
R. Sortir Koleksi
R. Dokumentasi
R. Laboratorium
R. Penyimpanan 6. R. Penunjang
R. Pelatihan
R. Workshop
Parkir
R. M&E
Pos Satpam
Tempat SucI
Penampilan Museum Karawitan Bali dari segi konsep arsitektur bali Penerapan desain Arsitektur terhadap perancangan museum ini dapat dilihat pada gaya bangunannya, seperti pada bagian tampak bangunan.
Pola massa yang diterapkan adalah pola massa terklaster, yang terdiri atas beberapa bentuk massa bangunan yang terpisah namun memiliki satu kesatuan fungsional, mengikuti bentuk site tanah, dengan membuat satu bangunan utama sebagai ikon museum ini dengan
bangunan-bangunan penunjang di sekitar bangunan utama.
Di bangunan ini juga terdapat Arsitektur Kontemporer yang belakangan ini sedang digemari merupakan sebagai wujud dari Arsitektur Modern dengan fleksibilitas yang menyesuaikan dengan nilai tradisi lokal hingga penggunaan material yang
memanfaatkan dari sumber daya setempat.
Konsep bangunan utama museum menggunakan langgam arsitektur Bali dengan bentuk seperti gambelan gangsa, dengan pintu berbentuk bulat seperti gong gamelan, dengan finishing tempelan batu bata merah dan paras putih. Pengaplikasian ornamen dekoratif Arsitektur Bali, dimana ornamen hanya menggunakan bentuk dasar dengan material Batu Bata dan relatif minim ukiran dengan dasar pertimbangan agar lebih fleksibel pada saat digabungkan dengan gaya arsitektur lainnya, namun tetap memiliki identitas Bali. Bangunan ini juga menggunakan prinsip Arsitektur Bali Tri Angga, yaitu kepala, badan dan kaki yang lebih diperjelas dengan kolom struktur yang menyerupai struktur panggung guna memperjelas bagian kaki pada bangunan
Penerapan Arsitektur Kontemporer sebagai wujud Arsitektur Modern yang fleksibel jelas terlihat pada perancangan ruang dalam museum, jika dilihat secara global nuansa Arsitektur Modern menjadi landasan dasar, seperti terdapat
reflective pond pada plafond lobby, penggunaan Kaca-kaca mati pada dua bidang dinding area hall yang akan menciptakan bayangan dan membuat suasana dramatis, lalu terdapat juga jendela kaca dengan sistem folding yang memiliki dimensi bukaan lebar pada beberapa segmen ruang, di segmen lain juga terdapat sentuhan nuansa lokal seperti pada tiang pilar bangunan museum. Motif dekoratif pada lantai yang membuat kesan elegan tidak terlihat monoton, membuat suasana ruang menjadi lebih interaktif. Finishing elemen dinding struktural pada ruang dalam museum ini dibuat gradasi warna terlihat kesan mejadi lebih rame, dan fleksible. Plafond Ruangan dibuat Expose sehingga ruang tampak mejadi luas dan penghawaan ruang akan tetap terjaga.
1. 11 0 A. Kesimpulan
BAB IV Penutup
Penerapan tema Neo Vernakular pada Desain museum ini terlihat dari gabungan antara seni arsitektur modern dan seni arsitektur
tradisional.Seni arsitektur modern terlihat dari struktur bangunan yang kesederhanaan sampai ke dalam inti desain, elemen garis yang simetris dan bersih, kejujuran dalam penggunaan material, rancangan yang terbuka dengan banyak elemen kaca, hubungan dengan lingkungan sekitar. Dan arsitektur tradisional terlihat seperti ornamen khas Bali sebagai identitas bangunan tersebut, selain itu pula beberapa bentuk bangunan seperti entrance mengambil bentuk gambelan sebagai implementasi dari ciri khas gedung ini.
B. Saran
Karya tulis ini dibuat bertujuan agar mampu menginspirasi semua orang agar terus berkarya untuk melestarikan seni dan budaya bali, sehigga warisan budaya leluhur bisa tetap dilestarikan salah satunya dari segi arsitektur budaya bali
1. 11 11
Daftar Pustaka
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1390561047-4-7.%20BAB%20I.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/1219/7/6TA12747.pdf
https://www.google.com/search?
q=KONSEP+RUANG+museum+karawitan+bali&safe=strict&bih=600&bi w=1366&hl=id&sxsrf=ALeKk01HGsB2rc_kbdCw-kj6oHKL3ePvOg
%3A1623906139630&ei=W9fKYOXpJYm_3LUP29OfiAM&oq=KONSEP+
RUANG+museum+karawitan+bali&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EANQwBpYkDJ gk0FoAHAAeACAAaMCiAG-
DpIBBTIuOS4ymAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpesABAQ&sclient=gws- wiz&ved=0ahUKEwilg-fk8Z3xAhWJH7cAHdvpBzEQ4dUDCA0&uact=5 https://www.google.com/search?
q=ciri+khas+struktur+bangunan+modern&safe=strict&sxsrf=ALeKk03oy WLPCa2aqV1Uj_6bbKnwjawUaw
%3A1623901656671&ei=2MXKYL2IKNbp9QPngbL4CA&oq=ciri+khas+st ruktur+bangunan+moder&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYADIHCCEQChCgA ToECCMQJzoFCAAQsQM6CAgAELEDEIMBOgQIABBDOggILhCxAxCDA ToOCC4QsQMQgwEQxwEQowI6BQguELEDOgIIADoGCAAQFhAeOgUII RCgAToECCEQFToICCEQFhAdEB5Q5xlY0Z4BYNmvAWgAcAJ4AIABrQG IAakhkgEEOC4yNpgBAKABAaoBB2d3cy13aXrAAQE&sclient=gws-wiz