TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
DISUSUN OLEH:
1. GJ 2. 1JJ 3. JJ 4. HJG,
5. GU
DOSEN PENGAMPU:
Hadi Yasin, M.A
PENDIDKAN AGAMA ISLAM T A H U N A J A R A N 2 0 2 1 / 2 0 2 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul
“Tuhan Yang Maha Esa Dan Ketuhanan” tepat pada waktunya.
Terima kasih juga saya haturkan kepada bapak dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini . Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiiin
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsep ketuhanan telah dikenal manusia sejak dahulu kala.Hal ini tidak lepas dari hakikat manusia itu sendiri yang sesungguhnya adalah seorang makhluk yang merupakan ciptaan Tuhan.Manusia telah lama meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang mengatur segala hal di alam semesta ini mulai dari cuaca, bencana hingga peredaran benda langit.
Namun keterbatasan kemampuan berfikir serta adat istiadat menyebabkan pemahaman tiap manusia tentang Tuhan berbeda-beda. Tak jarang banyak kaum manusia yang salah menafsirkan p aitu Tuhan. Mereka ada yang menyamakan Tuhan dengan matahari, pohon bahkan patung berhala yang sebenarnya mereka buat sendiri.
Padahal dalam ilmu tauhid Islam kita mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT. Karena itu perlu pemahaman mendalam tentang p aitu konsep/filsafat ketuhanan yang benar sesuai syariat Islam sehingga kita mengetahui urgensinya hidup di bawah naungan tauhid.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sifat wujud dan wahdaniyat?
2. Bagaimana keimanan dan impilkasi tauhid dalam islam?
3. Bagaimana ketaqwaan dan implikasinya dalam kehidupan?
3. Tujuan
1. Memahami pentingnya iman kepada Allah SWT serta implikasinya dalam hidup.
2. Menambah wawasan tentang ketauhidan sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SIFAT AL-WUJUD DAN WAL-WAHDANIYYAH
A. Wujud
Sifat wajib Allah SWT adalah wujud. Wujud artinya Allah SWT merupakan zat yang pasti ada. Allah SWT adalah zat yang berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada siapa pun.
Sifat wujud pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat As-Sajdah ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut.
ّىِلَو نِم ۦِهِنوُد نّم مُكَل اَََم ۖ ِش ْرَََعْلٱ ىَلَع ٰىَوَت ََْسٱ ّمُث ٍماّيَأ ِةّتِس ىِف اَمُهَنْيَب اَمَو َض ْرَ ْلٱَو ِت َٰو َٰمّسلٱ َقَل َخ ىِذّلٱ ُ ّلٱ
َنوُرّكَذَتَت َلَفَأ ۚ ٍعيِفَش َلَو
Artinya: “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 4)
B. Wahdaniyyah
Wahdaniyah artinya Esa atau tunggal. Allah maha Esa atau Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta.
Hal ini seperti disebutkan dalam Al-Quran:
َن ۡوُفِصَي اّمَع ِش ۡرَعۡلا ّبَر ِ ٰاا َن ٰحۡبُسَف ۚ اَتَدَسَفََل ُ ٰاا ّلِا ٌةَهِلٰا ۤاَمِهۡيِف َناَك ۡوَل
Artinya: "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan." (QS. Al-Ankabut: 22)
2. KEIMANAN DAN IMPLIKASI TAUHID DALAM ISLAM
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illallah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
3. KETAQWAAN DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN
Ketaqwaan Dalam Islam artinya adalah dipelihara dan dilindungi oleh Allah. Taqwa bukan berarti takut. Taqwa pada Tuhan bukan berarti takut pada Tuhan. Takut kepada Tuhan hanyalah satu daripada sifat mahmudah (sifat baik) yang terangkum dalam sifat taqwa tetapi takut bukanlah taqwa. Seorang mukmin dan muslim dituntut untuk mampu mencapai derajat tertinggi menurut penilaian Allah,yaitu Taqwa. Ketaqwaan merupakan paspor jaminan keselamatan untuk mengarungi kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak.
Sehingga diperintah dalam surat Ali ‘Imran [3]:102 dimana :
َََنَو ََُمََِل ََْس ََّم َمََُتَنََأ َََو َّلَِإ ََّنََُتَو ََُمَََت ََل َََو ََِهََِتَاَََقََُت ََّق َََح َََاََْاَوََُقََّتَاََْاَوََُن َََمَا َََء َََنَي ََِذََّلَاَاَََهََّيََأَََي
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
A. TAQWA MEMILIKI TIGA TINGKATAN
Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa. Didalam pengertian ini semua orang beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa dosa.
Kedua : Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.
Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi.
B. TANDA – TANDA ORANG BERTAKWA
a) Beriman kepada ALLAH dan yang ghaib (QS. Al Baqarah [2]:2-3) b) Sholat, zakat, puasa (QS. Al Baqarah [2] : 177 )
c) Infak disaat lapang dan sempit (QS. Ali ‘Imran [3] :133-134 ) d) Takut pada ALLAH(QS. Al Maa-idah [5]:28)
e) Menepati janji (QS. At Taubah [9]:4)
C. KEUTAMAAN DAN GANJARAN ORANG-ORANG YANG BERTAKWA a) Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga (QS. Ath Thalaaq [65]:2-3)
b) Dimudahkan urusannya (QS. Ath Thalaaq [65]:4)
c) Dilimpahkan berkah dari langit dan bumi (QS. Al A’raaf [7]:96) d) Cepat sadar akan kesalahan (QS. Al A’raaf [7]:201)
e) Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. Ali‘Imran [3]:147 dan QS. Al Hujuraat [49]:13)
f) Diselamatkan dari api neraka (QS. Maryam [19]:71-72)
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Setiap manusia harus tau makna sifat wajib dan mustahilnya Allah dan Setiap manusia harus mengamalkan tentang keimanan dan ketaqwaan, karena dengan adanya keimanan dan ketaqwaan dalam hidup kita, kita dapat mengetahui baik buruknya hidup yang harus dijalankan dalam dunia ini. Hidup tentang beriman kepada Allah merupakan hal yang paling penting dalam hidup ini, kalau kita tidak beriman kepada Allah kita mungkin tidak akan mendapatkan betapa indahnya surga Allah dan juga kita tidak dapat bertemu dengan nabi- nabi dan rasul-Rasul Allah yang sangat mulia itu. Dan juga kita tidak dapat bertemu dengan pengikut-pengikutnya yang selalu menjalankan perintah dari Allah dan Rasulnya, dan selalu meninggalkan segala larangannya.
Saran
Untuk setiap manusia setidaknya “HARUS” beriman dan bertaqwa kepada Allah. Agar kita dapat mengetahui pentingnya hidup itu bukan hanya untuk didunia saja melainkan juga diakhirat. Karena kenikmatan didunia itu hanya sekejap saja dan tidak akan kekal.
Kalau diakhirat kita akan hidup kekal selamanya dan itulah hidup yang sesungguhnya didunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/www.popbela.com/career/inspira tion/amp/niken-ari/sifat-wajib-allah
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/sifat-allah-
qiyamuhu-binafsihi-dan-wahdaniyah-arti-serta-maknanya-gaZt https://andikastz.blogspot.com/2015/09/makalah-keimanan-dan- implikasi-tauhid.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/infodakwahislam.wordpress.com /2013/05/11/ketaqwaan-dan-keimanan-serta-implikasi-dalam-
kehidupan-sehari-hari/amp/