• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Materi Kuliah: Pendidikan Agama Islam Kelas 5

N/A
N/A
Najwa Hasanah

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan Materi Kuliah: Pendidikan Agama Islam Kelas 5"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah : Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Prodi : Pendidikan Agama Islam

Semester : V (lima)

Materi Inti : Kelembagaan Pendidikan dan Pendidikan Islam

Dosen : Dr. H. Abubakar Sidik, MAg Tujuan Materi Kuliah

Setelah kuliah ini, mahasiswa dapat

1. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian Lembaga Pendidikan Islam

2. Membedakan dengan lembaga pendidikan lainnya 3. Membedakan jenis, jalur, dan jenjang pendidikan di

Indonesia, baik yang umum maupun pendidikan Islam A. Pengertian lembaga pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Dari pengertian itu, dapat disebutkan bahwa lembaga pendidikan adalah badan atau organisasi yang menyelenggarakan usaha pendidikan.

Sedangkan pengertian pendidikan antara lain adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pengertian lain, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian lembaga pendidikan adalah lembaga yang menyelenggarakan pengajaran, belajar, dan pembelajaran.

(2)

Orang menyebutkan secara sempit bahwa lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah adalah tempat orang belajar dan mengajar.

Sekolah dalam makna dan sebutan lain dalam UU adalah satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

B. Jenis lembaga pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

Undang-undang Sisdiknas menyebut ada beberapa jenis pendidikan, yaitu: pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

Pengertian pendidikan umum meliputi pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa.

Satuan pendidikan untuk jenis pendidikan umum pada jalur formal adalah SD dan SMP untuk jenjang dasar, SMA untuk jenjang menengah, dan Perguruan Tinggi untuk jenjang tinggi. Sedangkan pada jalur non-formal seperti kursus- kursus, LPK, dan sejenisnya. Madrasah dapat dikategorikan jenis pendidikan umum tetapi dengan kekhasan agama Islam.

Ragamnya adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk jenjang dasar, Madrasah Aliyah (MA) untuk jenjang menengah, dan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) untuk jenjang tinggi.

Pendidikan Kejuruan yaitu pendidikan menengah yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Lembaganya atau satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk jalur formal.

Sedangkan jalur non-formalnya dalam bentuk kursus-kursus, Lembaga Pendidikan Keterampila (LPK), dan lain-lain.

(3)

Pendidikan akademik yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu.

Lembaganya ada dalam bentuk Universitas, Institut, atau sekolah tinggi.

Pendidikan profesi yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan profesi dilaksanakan setelah memperoleh gelar sarjana. Pendidikan profesi yang sudah ada dan dikenal adalah pendidikan profesi kedokteran (dengan berbagai spesialisnya), pendidikan profesi psikolog, pendidikan profesi kenotariatan, dan lain-lain. Guru dimasukkan sebagai profesi dengan keahlian khusus, tetapi lembaganya masih belum berdiri secara independen, masih masuk pada program sertifikasi tenaga pendidik baik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, maupun kementerian lainnya.

Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.

Pendidikan vokasi yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Pendidikan vokasi programnya adalah Diploma I, Diploma II, Diploma III.

Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Bentuk pendidikan keagamaan adalah diniyah dan pondok pesantren.

Lembaganya dikenal dengan sebutan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha (MDTW) untuk jenjang dasar dan jalur non-formal, Madrasah Diniyah Takmilyah Ulya (MDTU) untuk menengah

(4)

non-formal, serta Madrasah Diniyah Al-Jamiah (MDJ) untuk tinggi non-formal. Sedangkan pesantren termasuk kategori pendidikan non-formal. Akan tetapi, di bawah naungan pesantren diselenggarakan juga pendidikan keagamaan formal. Bentuknya adalah Pendidikan Diniyah Formal (PDF), Satuan Pendidikan Muadalah (SPM), dan Ma’had Aly (MA) untuk jenjang tingginya.

Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Lembaganya adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan berbagai jenjang. Termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan khusus, oendidikan layanan khusus, pendidikan inklusive, dan sekolah rumah (home schooling) C. Jalur lembaga pendidikan

Pendidikan di Indonesia dibagi tiga jalur; yaitu pendidikan

formal, non-formal, dan informal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, berjenjang, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Lembaganya atau satuan pendidikannya adalah sekolah, madrasah , atau sebutan lainnya.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri

(5)

D. Penjenjangan lembaga pendidikan Jenjang pendidikan terdiri dari

1. Pendidikan pra-sekolah, lembaganya TK, RA, dan PAUD

2. Pendidikan dasar, lembaganya SD, SMP, MI, MTs, PDF Ula, PDF Wustha, Muadalah untuk formal, sedangkan untuk nonformalnya ada MDTA dan MDTW, dan lembaga kursus

3. Pendidikan menengah, lembaganya SMA, MA, SMK, PDF Ulya, Muadalah

4. Pendidikan Tinggi, lembaganya Universitas, institut, sekolah tinggi, Ma’had Aly

5. Pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar menjadi tanggung jawab Pemkab/Pemkot, sedangkan menengah dikelola oleh Pemprov, dan Tinggi oleh Pemerintah Pusat. Khusus untuk jenis agama dan keagamaan, diurus oleh kementerian Agama sebagai representasi pemerintah pusat

E. Lembaga pendidikan Islam

Ada problem ketika disebutkan lembaga pendidikan Islam, apakah maksudnya? Apa pula kriterianya? Kalau disebutkan lembaga pendidikan Islam itu sebagai lembaga yang mengajarkan agama Islam, maka semua lembaga yang ada di Indonesia masuk pada kategori lembaga pendidikan Islam karena di semua lembaga diajarkan pelajaran agama Islam.

Kalau disebutkan lembaga pendidikan Islam adalah lembaga yang berciri khas Islam dan mengamalkan ajaran Islam, maka banyak SMA misalnya yang bersemangat sekali menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-harinya.

Kalau disebutkan lembaga pendidikan Islam adalah yang mengajarkan agama Islam dengan jumlah yang banyak, banyak juga SMP misalnya di Kab Sukabumi beberapa tahun lalu, menyelenggarakan pendidikan agama Islamnya 8 jam tatap muka, sama dengan MTs.

(6)

Problem di atas terjawab dengan melekatnya sebutan masyarakat secara sosiologis dan didukung oleh regulasi yang ada menjadi lembaga pendidikan Islam adalah lembaga yang secara khusus menempatkan agama Islam sebagai yang pokok, atau mata pelajaran agama Islamnya melebihi porsi yang ada pada lembaga pendidikan lainnya, atau lembaga yang bertujuan untuk mencetak ahli agama dan pengamal ajaran agama Islam.

Lembaganya 1. Untuk yang jalur formal

a. Jenjang pra-sekolah : RA,

b. Jenjang dasar : MI, MTs, PDF Ula, PDF Wustha, dan Muadalah

c. Jenjang menengah : MA, PDF Ulya, dan Muadalah d. Jenjang tinggi : Universitas Islam, Institut agama Islam,

sekolah tinggi agama Islam 2. Jalur non formal

a. Jenjang pra-sekolah : TK Al-Qur’an

b. Jenjang dasar : MDTA, MDTW, TPA, TPQ c. Jenjang menengah : MDTU

d. Jenjang tinggi : MDJ

3. Jalur informal : Pendidikan keluarga dan masyarakat

4. Jalur umum (tak berjenjang) : Pesantren dan majlis taklim Pesantren

Pesantren setelah terbitnya UU Pesantren No 18 tahun 2019, menyebutkan tiga peran pesantren, yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga peran itu bukan hal baru, tetapi penguatan dan pengakuan terhadap kenyataan yang selama ini dilakukan pesantren. Pada UU Sisdiknas, pesantren ditempatkan sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan pada berbagai jenjang.

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah menengah atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bersifat formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

Kebijakan pengarusutamaan gender pada pendidikan formal dilakukan pada jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA. Sosialisasi gender oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

(29) Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

Sekolah Menengah Atas yang selanjuinya disebut SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

Sekolah menengah atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bersifat formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai