• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR INTRA ABDOMEN

N/A
N/A
Erisa Ayuningtias

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR INTRA ABDOMEN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PENDAHULUAN

TUMOR INTRA ABDOMEN

RARA SUCI ARIYATI 2314901077

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS POLTEKKES TANJUNGKARANG

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN

I. KONSEP PENYAKIT A. Definisi Dx Medik

Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya (E.

Oswari, 2011). Kelainan ini dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnyatetapi tidak menginvasinya.

Tumor Abdomen adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen berupa massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi yang bersifat autonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak berguna. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembang biakannya, sel tumor dapat membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan kemudian dapat menjadi dan dapat bermetastasis keseluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian (Sadariah, 2019)

Tumor abdomen adalah pertumbuhan jaringan yang dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan yang diasinkan, diasapi dan jarang mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran. Gejala pada penyakit Tumor abdomen sangat sulit untuk dideteksi karena sangat sedikit gejala yang terjadi.

Gejala tumor abdomen dapat dideteksi cenderung pada saat mencapai stadium lanjut seperti nafsu makan menurun, penurunan berat badan, cepat kenyang, mules atau gangguan pencernaan, mual, muntah darah, pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan, dan anemia (Oktavionita, 2018).

Jadi, kesimpulannya adalah tumor abdomen merupakan pertumbuhan suatu massa yang ditandai dengan adanya benjolan pada bagian abdomen dan bersifat autonom (tidak terkontrol).

(3)

B. Etiologi Dx Medik

Penyebab terjadinya tumor (Sjamsuhidajat & Jong,W.D , 2015) karena terjadi pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Penyebab tumor atau neoplasma bersifat multifaktor. Ada beberapa factor yang dianggap sebagai penyebab tumor, antara lain:

1. Karsinogen 2. Hormone

3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat.

4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.

5. Genetic

6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan C. Patofisiologi/Pathway

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan peningkatan aktivtas, onkogen, perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan kemampuan apoptosis. Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus berkembang dan membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru, sehingga menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru (tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang abnormal kemudian menjadi parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini menyebabkan sel normal mengalami kekurangan nutrsi. Asupan nutrisi ke organ berkurang dan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan asupan nutrisi menurun. Yang terjadi adalah lemah, lesu dan keletihan. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi

(4)

tidak menginvasinya dan menyebabkan pembengkakan yang menekan syaraf nyeri pada jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin membesar menyebabkan penekanan pada organ sekitar abdomen (Sjamsuhidajat &

Jong,W.D , 2015).

D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala

Menurut (Sjamsuhidajat, 2010) tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien dengan tumor abdomen sebagai berikut:

1. Hiperplasia

2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.

4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.

6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.

7. Nyeri

8. Anoreksia, mual, muntah.

9. Penurunan berat badan.

(5)

E. Pemeriksaan Penunjang

Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi : 1. Marker tumor

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.

2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.

3. CT Scan

Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.

4. Flouroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;

dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.

5. Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.

6. Endoskopi

Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

7. Pencitraan kedokteran nuklir

Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.

F. Penatalaksanaan Medis 1. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni

(6)

subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif.

2. Radioterapi

Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.

Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.

3. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

4. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun (biologic response modifiers/BRM) berupa antibody

G. Referensi

Sidik,Muhammad. (2018). Asuhan Keperawatan Pada An. N dengan Massa Intra Abdomen Post Operasi Laparatomy Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta.

Ardi, Gatot, & Wibowo. (2020). Analisis Perubahan Kv dan Mas terhadap Kualitas Gambar dan Dosis Radiasi pada Pemeriksaan Multislice Computed Tomography Abdomen dalam Kasus Tumor Abdomen di Instalasi Radiologi Rsud Dr. Saiful Anwar Malang. Malang. ImeD, Vol. 2, No. 1 ISSN 2356-301X.

Hafidz, Dina & Hudila. (2019). Gambaran Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Pasien Tumor Ovarium di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2019-2020. Padang.

Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKESI) Vol 2 No 3 (2021): September 2021

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS (Mengacu pada data mayor dan minor;SDKI) 1. Berat badan lebih (D.0018)

Gejala dan tanda mayor Subjektif:

Tidak tersedia

(7)

Objektif:

a. IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atauberat dan panjang badan lebihdaripersentil 95 pada (anak< 25 tahun) IMT pada persentilke 85-95 (pada anak 2-18 tahun).

Gejala dan tanda minor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Tebal lipatan kulit trisep>25 mm 2. Defisitnutrisi (D.0019)

Gejala dan tanda mayor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal Gejala dan tanda minor

Subjektif:

1. Cepat kenyang setelah makan 2. Kram/nyeri abdomen

3. Nafsu makan menurun Objektif:

1. Bising usus hiperaktif 2. Otot pengunyah lemah 3. Otot menelan lemah 4. Membran mukosa pucat 5. Sariawan

6. Serum albumin turun 7. Rambut rontok berlebihan 8. Diare

3. Diare (D.0020)

Gejala dan tanda mayor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam 2. Feses lembek atau cair

Gejala dan tanda minor Subjektif:

1. Nyeri

(8)

2. Urgensi / nyeri kram abdomen Objektif:

1. Frekuensi perostaltik meningkat 2. Bising usus hiperaktif

4. Disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0021) Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Mengungkapkan flatus tidakada 2. Nyeri/kram abdomen

Objektif:

1. Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif, atau hiperaktif) Gejala dan tanda minor

Subjektif:

1. Merasa mual Objektif:

1. Residu lambung meningkat/menurun 2. Muntah

3. Regurgitasi

4. Pengosongan lambung cepat 5. Distensi abdomen

6. Diare

7. Feses kering dan sulit keluar 8. fese keras

5. Hipervolemia (D.0022) Gejala dan tanda mayor Subjektif:

1. Ortopnea 2. Dispenea

3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) Objektif:

1. Ederma anasarka dan/atau ederma perifer 2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat

3. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP) meningkat

4. Refleks hepatojugular positif

(9)

Gejala dan tanda minor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Ditensi vena jugularis

2. Terdengar suara nafas tembahan 3. Hepatomegali

4. Kadar Hb/Htturun 5. Oliguria

6. Intake lebih banyak dari output (balanscairanpositif) 7. Kongesti paru

6. Hipovolemia (D.0023) Gejala dan tanda mayor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Frekuensi Nadi meningkat 2. Nadi teraba lemah

3. Tekanan darah menurun.

4. Tekanan nadi menyempit 5. Turgor kulit menurun.

6. Membran mukosa kering.

7. Volume urine menurun.

8. Hematoktrit meningkat.

Gejala dan tanda minor Subjektif:

1. Merasa lemah.

2. Mengeluh haus Objektif:

1. Pengisian vena menurun.

2. Status mental berubah 3. Suhutubuhmeningkat 4. Konsentrasiurinmeningkat 5. Berat badan turun tiba-tiba 7. Ikterikneonatus (D.0024)

Gejala dan tanda mayor

(10)

Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Profil darah abnormal (Hemolisis, bilirubin serum total

>2mg/dL, bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada normogen spesifik waktu)

2. Membran mukosa kuning 3. Kulit kuning

4. Sklera kuning Gejala dan tanda minor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

Tidak tersedia

8. Kesiapanpeningkatankeseimbangancairan (D.0025) Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan kesimbangan cairan

Objektif:

1. Membran mukosa lembab

2. Asupan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan harian 3. Turgor jaringan baik

4. Tidak ada tanda edema atau dehidrasi Gejala dan tanda minor

Subjektif:

Tidaktersedia Objektif:

1. Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam rentang normal

2. Haluaran urin sesuai dengan asupan 3. Berat badan stabil

(11)

9. Kesiapanpenignkatannutrisi (D.0026) Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi Objektif:

1. Makan teratur dan adekuat Gejala dan tanda minor

Subjektif:

1. Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan cairan yang sehat

2. Mengikuti standart asupan nutrisi yang tepat (mis. piramida makanan, pedoman American diabetic Association atau pedoman lainya)

Objektif:

1. Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang aman

2. Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan kesehatan

10.Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027) Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

Hipoglikemia 1. Mengantuk 2. Pusing Hiperglikemia

1. Palpitasi

2. Mengeluh lapar Objektif:

Hipoglikemia

(12)

1. Gangguan koordinasi

2. Kadar glukosa dalam darah / urin rendah Hiperglikemia

1. Kadar glukosa dalam darah / urin tinggi Gejala dan tanda minor

Subjektif:

Hipoglikemia 1. Palpitasi

2. Mengekuh lapar Hiperglikemia

1. Mulut kering 2. Haus meningkat Objektif:

Hipoglikemia 1. Gemetar

2. Kesadaran menurun 3. Perilaku aneh 4. Sulirbicara 5. Berkeringat Hiperglikemia

1. Jumlah urin meningkat

11.Menyusui efektif (D.0028) Gejala dan tanda mayor Subjektif:

1. Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui Objektif:

(13)

1. Bayi melekat pada payudara ibu denganbenar 2. Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar 3. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam 4. Berat badan bayi meningkat

5. ASI menetes/memancar 6. Suplai ASI adekuat

7. Puting tidak lecet setelah minggu kedua Gejala dan tanda minor

Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Bayi tidur setelah menyusui

2. Payudara ibukosong setelah menyusui

3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah menyusui

12. Menyusui tidak efektif (D.0029) Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Kelelahan maternal 2. Kecemasan maternal Objektif:

1. Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu 2. ASI tidak meretas atau memancar

3. BAK bayi kurang dari 8 kali 24 jam

4. Nyeri dan atau lecet terus menerus setelah minggu kedua Gejala dan tanda minor

Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Intake bayi tidak adekuat

2. Payudara ibukosong setelah menyusui

3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah menyusui

(14)

13. Obesitas (D.0030) Gejala dan tanda mayor Subjektif: -

Objektif:

1. IMT > 27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin pada anak

Gejala dan tanda minor Subjektif:

Tidak tersedia Objektif:

1. Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm 14. Risiko Berat Badan Lebih (D.0031)

Gejala dan tanda mayor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

15. Risiko defisit nutrisi (D.0032) Gejala dan tanda mayor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

16. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033) Gejala dan tanda mayor

Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

(15)

17. Risiko Hipovolemia (D.0034) Gejala dan tanda mayor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

18. Risiko Ikterik Neonatus (D.0035) Gejala dan tanda mayor

Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

19. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036) Gejala dan tanda mayor

Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

20. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037) Gejala dan tanda mayor

Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

21. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0038) Gejala dan tanda mayor

Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

(16)

Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia 22. Risiko Syok (D.0039)

Gejala dan tanda mayor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: tidak tersedia Objektif: tidak tersedia

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Berat badan lebih (D.0018) 2. Defisit nutrisi (D.0019) 3. Diare (D.0020)

4. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0021) 5. Hipervolemia (D.0022)

6. Hipovolemia (D.0023) 7. Ikterik Neonatus (D.0024)

8. Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan (D.0025) 9. Kesiapan Peningkatan Nutrisi (D.0026)

10. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) 11. Menyusui Efektif (D.0028)

12. Menyusui Tidak Efektif (D.0029) 13. Obesitas (D.0030)

14. Risiko Berat Badan Lebih (D.0031) 15. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)

16. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033) 17. Risiko Hipovolemia (D.0034)

18. Risiko Ikterik Neonatus (D.0035)

19. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036) 20. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)

21. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0038) 22. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0039)

(17)

C. PERENCANAAN No

.

Diagnosa Keperawatan

Kriteria hasil/tujuan

Intervensi 1. Berat badan lebih

(I.03094)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan berat badan membaik dengan kriteria hasil berat badan membaik dan

indeks masa

tubuh membaik.

- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah - Identifikasi kemajuan modifikasi

diet secara reguler

- Monitor intake da output cairan - Bina hubungan terapeutik

- Informasikan perlunya modifikasi diet

2. Defisit Nutrisi

(I.03119) Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil perasaan cepat kenyang menurun, berat badan membaik dan membran mukosa membaik.

- Identifikasi status nutrisi

- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

- Lakukan oral hygene sebelum makan, jika perlu

- Fasilitasi menetukan pedoman diit - Anjurkan posisi duduk, jika

mampu

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri)

3. Diare

(I.03101)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan

eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil konsistensi feses membaik.

- Identifikasi penyebab diare (mis.inflamasi)

- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja

- Berikan asupan cairan oral (mis.

larutan garam gula)

- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap

- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas

4. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal

(I.03119)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan motilitas gastrointestinal meningkat dengan

- Identifikasi status nutrisi

- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

- Lakukan oral hygene sebelum makan, jika perlu

- Fasilitasi menetukan pedoman diit - Anjurkan posisi duduk, jika

(18)

kriteria hasil pengosongan lambung

menurun, mual menurun.

mampu

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri)

5. Hipervolemia

(I.03114) Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil asupan cairan meningkat.

- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.ortopnea) - Identifikasi penyebab

hipervolemia

- Monitor intake dan output cairan - Timbang berat badan setiap hari - Ajarkan cara membatasi cairan - Kolaborasi pemberian diuretik 6. Hipovolemia

(I.03.116)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan status cairan membaik dengan kriteria hasil turgor kulit meningkat.

- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi) - Hitung kebutuhan cairan

- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis atau hipotonis

- Kolaborasi pemberian produk darah

7. Ikterik Neonatus

(I.03091) Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan

integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteri hasil elastisitas

meningkat, dan kerusakan

jaringan menurun.

- Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi

- Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan BB - Siapkan lampu fototerapi dan

inkubator atau kotak bayi

- Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit

- Kolaborasi pemeriskaan darah vena bilirubin direk dan indirek

8. Kesiapan

Peningkatan Keseimbangan

Cairan (I.03098)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil asupan cairan meningkat.

- Monitor status hidrasi (mis.

frekuensi nadi) - Monitor BB harian

- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam

- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

- Kolaborasi pemberian duiretik, jika perlu

9. Kesiapan Setelah dilakukan - Periksa status gizi, status alergi,

(19)

Peningkatan Nutrisi (I.12395)

asuhan keperawatan, diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil perasaan cepat kenyang menurun, berat badan membaik dan membran mukosa membaik.

program diet, dan kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi.

- Berikan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel makanan,dll

- Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan yang harus dihindari dan lain-lain - Demonstrasikan cara mengatur

posisi saat makan 10. Ketidakstabilan

kadar glukosa darah (I.03115)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan kestabilan kadar glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil mengantuk menurun.

- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

- Monitor intake dan output cairan - Berikan asupan cairan oral

- Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri

- Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

11. Menyusui Efektif (I.03093)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan status menyusui

membaik dengan kecemasan

maternal menurun.

- Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui

- Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis. duduk sama tinggi) - Ajarkan teknik menyusui yang

tepat sesuai kebutuhan ibu 12. Menyusui Tidak

Efektif (I.12393)

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan, diharapkan status menyusui

membaik dengan kriteria hasil lecet

pada puting

menurun.

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - Sediakan matei dan media

pendidikan kesehatan

- Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri

- Berikam konseling menyusui - Jelaskan manfaat menyusui bagi

ibu dan bayi Daftar Pustaka : SDKI,SLKI dan SIKI

Referensi

Dokumen terkait