Penelitian ini menggunakan metode analisis retensi tanah, pendukung tanah yang digunakan adalah dinding penahan tanah sheet pile. Hasil perhitungan dan analisis tiang pancang yaitu total panjang tiang pancang yang dibutuhkan adalah 32 m. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu dengan judul “Penanganan Longsor Jalan”. akibat aliran sungai (Studi Kasus Ruas Jalan Belopa – Batas Kota Palopo Km. 333) +800)".
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan mendukung penulis. Semua Pak dan Ny. dosen dan staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa, Makassar, yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan arahan selama ini. Sahabat-sahabat “Solehat” saya (Anggi, Cimma, Dilla, Nanda, Nisa, Yuli) yang telah memberikan nasihat, masukan, dukungan, perhatian, semangat dan doa selama masa perkuliahan, dan pengerjaan skripsi ini.
Sahabat-sahabatku “MissQween” (Ani, Dinah, Sellah, Widya) yang selalu menghibur, menyemangati, mendukung dan mendoakanku selama mengerjakan skripsi ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
PENDAHULUAN
Rumusan masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian .1 Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
 
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Cara mengatasi selip jalan akibat pembukaan sungai Paremang ruas jalan Batas Kota KM Belopa – Palopo. Metode manakah yang digunakan untuk mengatasi selip jalan akibat pembukaan sungai Paremang pada ruas jalan Batas Kota Belopa – Palopo KM.
Dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan agar penelitian ini lebih jelas dan tepat terarah pada tujuan utamanya. Penelitian ini secara fisik berlokasi di Sungai Paremang di Desa Salu Paremang, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu.
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Definisi Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan tambahan dan perlengkapannya untuk lalu lintas, yang terletak di permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas permukaan air, dan di bawah tanah dan/atau permukaan air, kecuali jalan kereta api, truk jalan raya dan kereta gantung. jalan raya (RvB nomor 34 tahun 2006). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan mendefinisikan jalan sebagai prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan penunjang dan perlengkapannya untuk lalu lintas, yang terletak di permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dan/atau di perairan. , serta di atas permukaan air, kecuali rel kereta api, jalan truk, dan kereta gantung. bahwa berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diundangkan setelah Undang-Undang Nomor 38, yang dimaksud dengan jalan adalah semua bagian jalan, termasuk bangunan penunjang beserta perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang di permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di dalam tanah dan/atau air, serta di atas air, kecuali rel kereta api dan jalur kabel.
Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah kawasan lalu lintas, terminal dan perlengkapan jalan yang meliputi marka jalan, rambu-rambu, perlengkapan pemberi isyarat lalu lintas, perlengkapan pengatur dan keselamatan pengguna jalan, alat pemantau dan pengamanan jalan serta fasilitas penunjang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan dijelaskan bahwa penyelenggaraan jalan yang konseptual dan menyeluruh harus melihat jalan sebagai satu kesatuan jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Pengklasifikasian jalan menurut status memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mengelola jalan yang mempunyai pelayanan nasional dan pemerintah daerah untuk mengelola jalan di wilayahnya sesuai dengan prinsip otonomi daerah.
Klasifikasi Jalan
Jalan kolektor adalah jalan umum yang melayani angkutan pengumpul/pemisah dengan karakteristik berkendara jarak menengah, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan akses yang terbatas. Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lokal dengan ciri jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan akses tidak terbatas. Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri berkendara jarak pendek dan kecepatan rata-rata rendah.
Klasifikasi berdasarkan kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas dan dinyatakan dalam beban gandar terberat (MST) dalam ton.
IIIA 8
- Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur
 - Lapisan Perkerasan Lentur
 - Klasifikasi Tingkat Bahaya Longsor (Pembobotan Parameter) Klasifikasi tingkat bahaya longsor dilakukan dengan cara
 - Faktor Terjadinya Longsor
 - Macam-Macam Kelongsoran Ada 6 jenis tanah longsor, antara lain
 - Tipe Gerusan
 - Gerusan Lokal
 - Erosi Tebing Sungai
 - Sifat Fisik Tanah
 - Kadar Air Tanah
 - Warna Tanah
 - Temperatue Tanah
 - Sifat Mekanik Tanah .1. kohesi
 - Sudut Geser Dalam
 - Turap (Sheet pile)
 - Fungsi Turap
 - Tipe-tipe Turap
 - Tipe Dinding Turap
 - Tekanan Tanah Aktif dan Tanah Pasif
 - Perencanaan Dinding Penahan Tanah
 - Penetapan Dimensi
 - Beban dan Reaksi Tanah
 - Stabilitas konstruksi
 - Stabilitas kekuatan konstruksi
 - Stabilitas dinding penahan tanah
 - Stabilitas Guling
 - Stabilitas geser
 - Matriks Penelitian Terdahulu
 - Jenis penelitian
 - Jenis dan sumber data
 - Penyelidikan Tanah dengan Bor
 - Penyelidikan dengan Geolistrik
 - Analisis Beban Pada Sheet Pile
 - Perhitungan koefisien Tanah Aktif dan Pasif
 - Perhitungan beban yang bekerja pada sheet Pile
 - Perhitungan Panjang Penetrasi
 - Penentuan Profil Sheet Pile
 - Penentuan batang Angker
 - Penentuan batang Waling
 - Perhitungan Tiang Pancang a. Data tiang pancang
 - Kesimpulan
 - Saran
 
Bentuk dinding penahan tanah adalah: profil persegi, profil jajaran genjang, profil trapesium miring, profil trapesium dan profil segitiga. Untuk merencanakan dinding penahan tanah perlu diperhatikan syarat stabilitas dinding yaitu : dinding tidak roboh, dinding tidak bergerak, dinding tidak roboh, dan dinding tidak pecah. Dinding gravitasi adalah dinding penahan yang mengandalkan berat material untuk menahan tanah, biasanya berupa pasangan bata atau bronjong.
Fungsi lembaran sebagai penahan tanah inilah yang menyebabkan konstruksi ini juga digolongkan diantara jenis dinding penahan tanah lainnya. Perbedaan mendasar antara dinding lembaran logam dan dinding penahan terletak pada keuntungan menggunakan dinding lembaran logam dalam kondisi di mana drainase tidak diperlukan. Tumpukan kayu biasanya digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak terlalu tinggi karena tidak kuat menahan beban lateral yang besar.
Pada prinsipnya perencanaan dinding penahan tanah adalah penentuan bentuk dan dimensi/ukuran dinding untuk mencapai konstruksi dinding penahan tanah yang stabil, kuat dan ekonomis. Tekanan pada tanah dasar akibat beban dinding penahan yang terjadi di tepi pelat pondasi dihitung sebagai berikut: Tubuh dinding penahan dianggap sebagai struktur kantilever yang diangkurkan ke pelat pondasi atas.
Dengan kekuatan yang diketahui, dimungkinkan untuk menghitung dimensi elemen dinding penahan dan tulangannya. Perhitungan stabilitas struktur berarti bahwa desain dinding penahan tanah harus aman dari resiko pergerakan, aman dari guling dan aman dari penurunan struktur yang terlalu besar. Perhitungan kestabilan kekuatan struktur berarti perencanaan dinding penahan tanah harus aman dari kegagalan struktur terutama pada bagian-bagian yang rawan retak.
Momen guling ini diimbangi oleh momen akibat berat sendiri dinding penahan tanah dan momen akibat berat tanah pada pelat pondasi. Jika dinding penahan tanah akan ditopang oleh pondasi tiang pancang, harus diasumsikan bahwa semua beban ditopang oleh tiang pancang. Saat merencanakan dinding penahan tanah perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat, tentukan terlebih dahulu dinding penahan tanah yang paling cocok.
Kontrol stabilitas dinding bantalan terhadap risiko terguling, geser dan geser dari daya dukung. Dalam perencanaan dinding penahan tanah berupa sheet pile, harus ditentukan hal-hal yang harus diperhatikan yaitu penentuan profil sheet pile, batang angkur dan batang corrugation. Berdasarkan data di atas dapat dihitung gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah yang terdiri dari perhitungan koefisien tanah aktif dan pasif, perhitungan beban yang bekerja pada turap, perhitungan panjang penetrasi, perhitungan kekuatan tulangan dan menghitung maksimum. Momen, sehingga kedalaman dan profil dinding panahan dapat diperhitungkan.
Hasil penelitian tugas akhir proyek ini diharapkan dapat menjadi data yang berguna dalam proses pengambilan keputusan untuk keperluan perencanaan koleksi daun di Desa Salu Pareman Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu Kabupaten Cilelang.