• Tidak ada hasil yang ditemukan

UAS PENGANTAR ILMU HUKUM

N/A
N/A
Annisa Wahyuningsi Anwar

Academic year: 2024

Membagikan "UAS PENGANTAR ILMU HUKUM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UAS

PENGANTAR ILMU HUKUM

Heber Yohanes Batkormbawa (Nim 19081026)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA (UKIP)

TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

(2)

1. Apa saja kedudukan dan fungsi dari pengantar ilmu hukum?

Jawaban :

Pengantar ilmu hukum memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dalam memahami dan mempelajari ilmu hukum secara umum. Berikut adalah beberapa kedudukan dan fungsi penting dari pengantar ilmu hukum:

1) Memberikan pemahaman dasar tentang ilmu hukum: Pengantar ilmu hukum bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar tentang konsep, prinsip, dan teori- teori dasar dalam ilmu hukum. Ini melibatkan pemahaman tentang sistem hukum, sumber hukum, struktur hukum, dan prinsip-prinsip hukum yang mendasari sistem hukum.

2) Mengenalkan metode dan pendekatan dalam ilmu hukum: Pengantar ilmu hukum juga bertujuan untuk mengenalkan metode dan pendekatan yang digunakan dalam mempelajari ilmu hukum. Ini meliputi metode penelitian hukum, analisis hukum, dan pendekatan interpretatif dalam memahami dan menerapkan hukum.

3) Menjelaskan peran dan fungsi hukum dalam masyarakat: Pengantar ilmu hukum membantu dalam menjelaskan peran dan fungsi hukum dalam masyarakat. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana hukum mempengaruhi perilaku individu dan kelompok, menjaga ketertiban sosial, menyelesaikan konflik, dan melindungi hak dan kebebasan individu.

4) Mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai bidang hukum: Pengantar ilmu hukum juga membantu dalam mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai bidang hukum yang ada, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum konstitusi, hukum internasional, hukum administrasi negara, dan lain sebagainya. Ini membantu mahasiswa untuk memahami keragaman dan kompleksitas hukum dalam masyarakat.

5) Mendorong pemikiran kritis dan analitis: Pengantar ilmu hukum juga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis terhadap isu-isu hukum. Ini melibatkan kemampuan untuk menganalisis argumen hukum, mempertanyakan asumsi, dan mengidentifikasi implikasi sosial dan moral dari kebijakan hukum.

Kedudukan dan fungsi pengantar ilmu hukum dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan pengajaran. Namun, secara umum, pengantar ilmu hukum berperan penting dalam membangun dasar pemahaman yang kuat tentang ilmu hukum bagi mahasiswa dan individu yang tertarik dalam mempelajari hukum.

(3)

2. Apa yang dimaksud dengan “ubi societes ibi ius”?

Jawaban :

“Ubi societas, ibi ius” adalah frasa dalam bahasa Latin yang secara harfiah berarti

“di mana ada masyarakat, di situ ada hukum.” Frasa ini menggambarkan hubungan yang erat antara masyarakat dan hukum. Artinya, di dalam setiap masyarakat yang terorganisir, ada kebutuhan dan keberadaan hukum sebagai kerangka yang mengatur perilaku dan interaksi antara individu-individu dalam masyarakat tersebut.

Frasa ini menekankan bahwa hukum adalah suatu kebutuhan esensial dalam kehidupan sosial. Hukum berfungsi untuk menjaga ketertiban, menegakkan keadilan, melindungi hak-hak individu, dan mengatur hubungan antara individu-individu dalam masyarakat. Tanpa hukum, masyarakat akan mengalami kekacauan dan ketidakpastian.

Konsep “ubi societas, ibi ius” juga menunjukkan bahwa hukum tidak hanya merupakan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah atau lembaga hukum, tetapi juga mencakup norma-norma sosial yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat. Dalam hal ini, hukum tidak hanya berfungsi sebagai peraturan formal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, norma, dan tata tertib yang diterima oleh masyarakat.

Secara keseluruhan, frasa “ubi societas, ibi ius” menggarisbawahi pentingnya hukum dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Hukum adalah landasan yang memungkinkan masyarakat berfungsi secara harmonis dan memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk interaksi sosial yang teratur.

3. Sebutkan dan jelaskan macam – macam sumber hukum formal!

Jawaban :

Sumber hukum formal adalah sumber-sumber hukum yang secara resmi diakui dan dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam sistem hukum suatu negara.

Berikut adalah beberapa macam sumber hukum formal yang umum ditemukan dalam sistem hukum:

1) Konstitusi: Konstitusi adalah sumber hukum tertinggi dalam suatu negara.

Konstitusi menetapkan struktur pemerintahan, hak-hak dan kewajiban warga negara, serta prinsip-prinsip dasar yang mengatur negara. Konstitusi biasanya berisi ketentuan-ketentuan yang mendasari pembentukan dan pelaksanaan hukum di negara tersebut.

2) Undang-Undang: Undang-undang adalah peraturan hukum yang dibuat oleh badan legislatif, seperti parlemen atau kongres. Undang-undang memiliki kekuatan

(4)

hukum yang mengikat dan berlaku untuk seluruh wilayah negara. Undang-undang dapat mencakup berbagai bidang hukum, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum administrasi negara, dan lain sebagainya.

3) Peraturan Pemerintah: Peraturan pemerintah adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga eksekutif yang berwenang. Peraturan pemerintah digunakan untuk melaksanakan undang-undang dan memberikan petunjuk lebih rinci tentang implementasi hukum. Peraturan pemerintah biasanya mencakup peraturan administratif, peraturan teknis, dan peraturan operasional.

4) Putusan Pengadilan: Putusan pengadilan atau yurisprudensi adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan dalam penyelesaian kasus-kasus hukum. Putusan pengadilan menjadi preseden atau panduan bagi kasus serupa di masa depan.

Putusan pengadilan dapat membentuk dan menginterpretasikan hukum, serta memberikan kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa.

5) Perjanjian Internasional: Perjanjian internasional adalah kesepakatan yang dibuat antara negara-negara atau organisasi internasional. Perjanjian internasional dapat mencakup berbagai bidang hukum, seperti hukum internasional, perdagangan internasional, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh negara memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

Sumber-sumber hukum formal ini berperan penting dalam pembentukan dan pelaksanaan hukum dalam suatu negara. Mereka memberikan dasar hukum yang jelas dan mengatur hubungan antara individu-individu dalam masyarakat.

4. Sebutkan jenis hierarki peraturan perundang – undangan republik Indonesia berdasarkan pasal 7 ayat (1) UU No.12/2011!

Jawaban :

Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, berikut adalah jenis hierarki peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia:

1) Undang-Undang Dasar: Undang-Undang Dasar (UUD) adalah peraturan tertinggi di negara Indonesia. UUD menetapkan struktur pemerintahan, hak-hak dan kewajiban warga negara, serta prinsip-prinsip dasar yang mengatur negara.

UUD hanya dapat diubah melalui proses perubahan UUD yang diatur dalam ketentuan UUD itu sendiri.

(5)

2) Undang-Undang: Undang-Undang (UU) adalah peraturan hukum yang dibuat oleh badan legislatif, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). UU memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan berlaku untuk seluruh wilayah negara. UU mengatur berbagai aspek kehidupan, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum administrasi negara, dan lain sebagainya.

3) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden dalam keadaan mendesak dan mempunyai kekuatan sebagaimana UU.

Perppu dikeluarkan jika DPR sedang tidak dalam masa sidang atau tidak mampu mengatasi keadaan yang mendesak. Perppu harus segera disahkan atau ditolak oleh DPR dalam waktu 30 hari sejak sidang DPR dimulai.

4) Peraturan Pemerintah: Peraturan Pemerintah (PP) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga eksekutif yang berwenang. PP digunakan untuk melaksanakan UU dan memberikan petunjuk lebih rinci tentang implementasi hukum. PP mencakup peraturan administratif, peraturan teknis, dan peraturan operasional.

5) Peraturan Presiden: Peraturan Presiden (Perpres) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden untuk melaksanakan UU atau PP. Perpres mengatur tentang kebijakan dan tindakan pemerintah yang lebih rinci. Perpres biasanya berkaitan dengan kebijakan politik, ekonomi, sosial, dan administrasi negara.

6) Peraturan Menteri: Peraturan Menteri (Permen) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh menteri dalam rangka melaksanakan UU, PP, atau Perpres.

Permen mengatur tentang kebijakan dan tindakan di bidang tertentu yang menjadi kewenangan menteri.

Hierarki ini menunjukkan tingkat kekuatan hukum dari peraturan perundang- undangan di Indonesia, dengan Undang-Undang Dasar sebagai peraturan tertinggi yang mengikat semua peraturan di bawahnya.

5. Sebutkan dan jelaskan 3 dasar berlakunya hukum (peraturan perundang – undangan) ! Jawaban :

Berlakunya hukum atau peraturan perundang-undangan diatur oleh beberapa dasar hukum yang mendasari keberlakuan dan kekuatan hukum suatu norma. Berikut adalah tiga dasar berlakunya hukum:

(6)

1) Ketentuan Hukum yang Lebih Tinggi (Lex Superior):

Dasar pertama adalah prinsip lex superior, yang berarti bahwa suatu peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Misalnya, aturan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah harus sesuai dengan Undang-Undang yang menjadi landasan pembentukannya. Jika terdapat ketidaksesuaian, peraturan yang lebih tinggi akan mengesampingkan peraturan yang lebih rendah.

2) Asas Waktu (Lex Posterior Derogat Priori):

Asas waktu menegaskan bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih baru atau terkini mengesampingkan peraturan yang lebih lama atau lebih tua. Dengan kata lain, jika terdapat konflik antara dua norma hukum dan norma yang lebih baru bertentangan dengan norma yang lebih lama, maka norma yang lebih baru yang berlaku.

3) Prinsip Keseluruhan (Lex Specialis Derogat Generalis):

Prinsip ini menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus atau spesifik akan mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum atau umumnya berlaku. Contohnya, jika terdapat suatu ketentuan yang secara khusus mengatur suatu masalah, maka ketentuan tersebut lebih diutamakan daripada ketentuan yang bersifat umum.

Prinsip-prinsip di atas memberikan kerangka kerja untuk menentukan keberlakuan suatu norma hukum dalam sistem perundang-undangan. Dengan memahami dan mengikuti dasar-dasar tersebut, penegak hukum dan masyarakat dapat mengidentifikasi hierarki serta penyelesaian konflik antara berbagai peraturan perundang-undangan yang ada.

6. Jelaskan penggolongan hukum menurut waktu berlakunya!

Jawaban :

Penggolongan hukum berdasarkan waktu berlakunya mengacu pada klasifikasi peraturan perundang-undangan berdasarkan periode waktu di mana mereka berlaku.

Terdapat dua kategori utama dalam penggolongan ini:

1) Hukum Berlaku Tetap (Permanen):

Hukum berlaku tetap adalah peraturan perundang-undangan yang tidak memiliki batasan waktu atau periode tertentu. Mereka tetap berlaku sampai diubah atau dicabut oleh peraturan perundang-undangan yang lebih baru. Contoh hukum

(7)

berlaku tetap adalah Undang-Undang Dasar (UUD) dan Undang-Undang (UU).

Hukum ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan berlaku secara umum di seluruh wilayah negara.

2) Hukum Berlaku Sementara (Temporary):

Hukum berlaku sementara adalah peraturan perundang-undangan yang memiliki batasan waktu atau periode tertentu di mana mereka berlaku. Mereka diberlakukan untuk mengatasi situasi atau keadaan khusus yang membutuhkan tindakan cepat atau untuk menguji efektivitas kebijakan baru sebelum dijadikan hukum tetap.

Contoh hukum berlaku sementara adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang (Perppu) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang dikeluarkan dalam keadaan mendesak atau untuk mengatasi keadaan tertentu. Hukum berlaku sementara biasanya harus disahkan atau ditolak oleh badan legislatif dalam waktu tertentu.

Penggolongan hukum berdasarkan waktu berlakunya penting untuk memahami status dan kekuatan hukum suatu peraturan perundang-undangan. Hukum berlaku tetap memberikan kepastian hukum jangka panjang, sementara hukum berlaku sementara memberikan fleksibilitas untuk menangani situasi darurat atau keadaan khusus.

7. Sebutkan dan jelaskan system hukum yang berlaku di dunia!

Jawaban :

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia, di antaranya:

1) Sistem Hukum Romawi-Kontinental:

Sistem hukum Romawi-Kontinental, juga dikenal sebagai sistem hukum sipil, adalah sistem hukum yang berakar dari hukum Romawi kuno dan berkembang di sebagian besar Eropa Kontinental. Sistem ini didasarkan pada peraturan tertulis yang terkodifikasi dalam kode hukum, seperti Kode Napoleon di Prancis dan Bürgerliches Gesetzbuch (BGB) di Jerman. Ciri khas sistem ini adalah adanya hirarki peraturan hukum, penekanan pada prinsip legalitas, dan peran yang kuat bagi yudisial dalam menafsirkan dan menerapkan hukum.

2) Sistem Hukum Umum (Common Law):

Sistem hukum umum berkembang di Inggris dan kemudian menyebar ke negara- negara Persemakmuran dan Amerika Serikat. Sistem ini didasarkan pada preseden hukum, yaitu keputusan pengadilan sebelumnya yang menjadi otoritas dalam menentukan keputusan di masa depan. Hukum umum mengandalkan interpretasi kasus-kasus konkret dan prinsip-prinsip umum yang berkembang dari waktu ke

(8)

waktu. Sistem ini juga melibatkan peran yang kuat bagi yudisial dalam menciptakan hukum melalui putusan pengadilan.

3) Sistem Hukum Agama (Religious Law):

Sistem hukum agama didasarkan pada ajaran dan prinsip-prinsip agama tertentu.

Sistem ini diterapkan dalam negara-negara dengan mayoritas penduduk yang mengikuti agama tertentu, seperti Islam, Hindu, atau Yahudi. Hukum agama ini mencakup aturan-aturan yang mengatur kehidupan sehari-hari, termasuk perkawinan, perceraian, warisan, dan praktik keagamaan. Negara-negara dengan sistem hukum agama sering memiliki lembaga hukum khusus yang bertanggung jawab untuk menafsirkan dan menerapkan hukum agama.

4) Sistem Hukum Adat (Customary Law):

Sistem hukum adat berakar dari tradisi dan kebiasaan masyarakat tertentu. Sistem ini diterapkan dalam komunitas-komunitas adat di berbagai negara di seluruh dunia. Hukum adat mencakup norma-norma yang diwariskan secara turun-temurun dan mengatur berbagai aspek kehidupan, seperti kepemilikan tanah, perkawinan, dan penyelesaian sengketa. Sistem hukum adat sering kali berjalan seiring dengan sistem hukum nasional, dan dalam beberapa kasus, diakui secara resmi oleh negara.

Setiap sistem hukum memiliki karakteristik dan prinsip-prinsip uniknya sendiri.

Sistem hukum yang berlaku di suatu negara dapat dipengaruhi oleh sejarah, budaya, dan nilai-nilai masyarakatnya.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah dasar pengantar dan tidak mempelajari hukum suatu negara tetpi mempelajari secara.. keseluruhan

Ilmu hukum dalam arti luas, yaitu ilmu yang mencakup dsan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan

3 Pengantar Hukum Pidana Indonesia UMM Press 2003 4 Hukum Pidana Materiil UMM Press 2001 5 Pidana Seumur Hidup dalam Sistem Hukum. Pidana

Setelah mendapat semua Materi Perkuliahan Pengantar Ilmu Hukum selama 1 Semester ,maka Mahasiswa Fakultas Hukum di Semester 1.diharapkan menguasai Dasar dasar Ilmu Hukum tersebut

Menjelaskan dan menguraikan tentang pendahuluan pengantar ilmu hukum.. Menjelaskan dan menguraikan tentang masyarakat dan

Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum perdata, hukum publik, hukum Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum perdata, hukum publik, hukum

06/09/2016 Kuliah I, Pengantar Ilmu Pertanian 7 Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan pertanian dalam arti luas serta ilmu- ilmu

Masyhur Effendi, 1994, Dimensi/Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia Andi Hamzah, 1985, Pengantar Hukum Acara Pidana, Jakarta: