DPR RI pada tanggal 7 Oktober 2021 telah mengesahkan RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan RUU HPP) menjadi Undang-Undang. Ada cukup banyak hal yang WAJIB kita ketahui, baik sebagai praktisi, akademisi, maupun Wajib Pajak. Beriktu ini akan disampaikan Pokok Perubahan Penting di Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) terkait dengan pajak penghasilan.
1. Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi
Dalam UU HPP, Tarif Pajak PPh Orang Pribadi diubah. Ada dua poin perubahan, yaitu pertama batas bawah range penghasilan diubah dan yang kedua ditambahkannya range tarif batas atas. Sehingga tarif pajak terbaru PPh orang Pribadi yang berlaku mulai tahun pajak 2022 sebagaimana tertuang dalam pasal 17 ayat (1) huruf a UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan ialah sebagai berikut:
2. Pengenakan Pajak atas Natura
Pemberian natura kepada pegawai dapat dibiayakan oleh pemberi kerja dan merupakan penghasilan bagi pegawai, sebagaimana tertuang pada Pasal 4 ayat (1) poin a UU HPP.
dimana pada UU Pajak Penghasilan sebelumnya tidak menjadi objek pajak (dikecualikan dari objek pajak).
Namun terdapat Natura tertentu yang bukan merupakan penghasilan bagi penerimanya sebagaimana diatur pada pasal 4 ayat (3) huruf d UU HPP yang terdiri dari :
(1) Penyediaan makan/minum bagi seluruh pegawai (2) Natura di daerah tertentu
(3) Natura karena keharusan pekerjaaan, contoh: alat keselamatan kerja atau seragam (4) Natura yang bersumber dari APBN/APBD
(5) Natura dengan jenis dan Batasan tertentu.
3. Perubahan Batas Bawah Omset PPh Final
PPh Final Pasal 4 ayat (2), awalnya diatur dalam PP 46 Tahun 2013, dimana penghasilan uang diperoleh dari usaha yang peredaran bruto dalam setahun kurang dari Rp 4,8 miliar dikenakan PPh Final tarif 1 persen dari omset
PP 46 Tahun 2013 diubah dengan PP 23 Tahun 2018, dimana tarifnya turun dari 1 persen menjadi 0,5 dari omset.
Kemudian, UU HPP juga merubah ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 7, dan di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 7 disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (2a).
Dimana bagi orang pribadi pengusaha yang menghitung PPh dengan tarif final 0,5% (PP 23/2018) sebagaimana tertuang pada pasal 4 ayat (2) huruf e dan memiliki peredaran bruto sampai Rp 500 juta setahun sebagaimana tertuang pada pasal 7 ayat (2a) tidak dikenai PPh. Untuk menjelaskan dampak perubahan batas bawah omset PPh Final dimaksud, akan diilustrasikan secara sederhana sebagai berikut :
BULAN OMSET SEBELUM UU HPP SETELAH UU HPP
Januari Rp. 40.000.000 Februari Rp. 40.000.000 Maret Rp. 40.000.000 April Rp. 40.000.000 Mei Rp. 40.000.000 Juni Rp. 40.000.000 Juli Rp. 40.000.000 Agustus Rp. 40.000.000 September Rp. 40.000.000 Oktober Rp. 40.000.000 November Rp. 40.000.000 Desember Rp. 40.000.000
Total Rp. 480.000.000 Rp. 2.400.000 Rp. 0 Dimana mulai tahun pajak 2022, penghasilan yang dikenakan pajak adalah jika omsetnya sudah di atas Rp 500 juta.
4. Perubahan Tarif PPh Badan
Tarif PPh Badan mulai tahun pajak 2022 diubah menjadi 22% persen sebagaimana pasal 17 ayat (1) huruf b UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, dimana Wajib Pajak badan dalam negeri yang: a. berbentuk perseroan terbuka; b. dengan jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada bursa efek di Indonesia paling sedikit 40% (empat puluh persen); dan c. memenuhi persyaratan tertentu, dapat memperoleh tarif sebesar 3% (tiga persen) lebih rendah dari tarif tersebut. Sedangkan pada UU PPh sebelumnya (Pasal 17 ayat (1) huruf b tarif PPh Badan sebesar 28%, dan bisa diturunkan paling rendah 25% atau bagi Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif tersebut.
5. Kenaikan Penghasilan Tidak Kenak Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk diri Wajib Pajak orang pribadi naik menjadi Rp54.000.000,00 dan tambahan sebesar Rp4.500.000,00 untuk Wajib Pajak yang kawin sebagaimana pasal 7 ayat (1) huruf a sampai d UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, dimana dalam UU Pajak Penghasilan sebelumnya diatur lebih rendah.
Demikianlah pembahasan atas beberapa pokok perubahan penting atas di sahkannya UU HPP. Dari penjelasan beberapa butir perubahan terkait Pajak penghasilan sebagaimana diatas, pendapat saya dengan adanya Undang-undang Harmonisasi Peraturan perpajakan ini terdapat sebagian besar memberikan keringanan bagi wajib pajak dibandingkan dengan Undang-undang pajak penghasilan sebelumnya, terutama dalam 5 poin perubahan sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Semoga pembahasan ini memberikan manfaat kepada kita semua terutama dalam menambah keilmuan kita dibidang perpajakan terutama pajak penghasilan.
wassalamualaikum