• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEWENANGAN BIDAN PRAKTEK

MANDIRI BERDASARKAN UNDANG - UNDANG

NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

DI KAMPUNG BUANTAN LESTARI KECAMATAN BUNGA RAYA

SKRIPSI

Di ajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lancang Kuning

Oleh :

NAMA : RISLIN Br. SITUMORANG NIM : 1674201462

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2020

(2)

iii

(3)

x ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya?, Apakah Hambatan dalam PelaksanaanKewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya? Dan Bagaimanakah upaya dalam mengatasi hambatan dalam PelaksanaanKewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya?. Jenispenelitianyang dilakukanadalahpenelitianhukumsosiologis,dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dankajiankepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya belum berjalan sebagaimana mestinya karena masih banyak terdapat bidan Praktek mandiri yang menjalankan tugasnya tidak sesuai kompetensi dan kewenangan sebagai seorang Bidan Praktek Mandiri, Hambatan dalam Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya adalah Kurangnya Pengawasan dari pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan juga IBI sebagai induk organisasi bidan, Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kewenangan bidan Praktik mandiri serta terdapatnya bidan-bidan nakal yang dengan sengaja melanggar kewenangannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi sedangkan Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan adalah Pihak Dinas Kesehatan dan IBI melakukan koordinasi yang baik dalam hal pengawasan dan penindakan bagi Bidan Praktik mandiri, Memberikan Penyuluhan berkala kepada para bidan dan sosialiasi serta memberikan penyuluhan dan sesialisasi kepada masyarakat tentang batas kewenangan bidan parktik mandiri.

Kata kunci : kewenangan, Bidan Praktek Mandiri, Buantan Lestari

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kewenangan bidan dalam undang-undang kebidanan pasal 46 huruf (a), (b), dan huruf (c) nomor 4 tahun 2019 Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi, pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dalam pelaksanaan kewenangan bidan bidan harus mengikuti dan mentaati peraturan sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam gelobalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan,masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.1Untuk itu seorang bidan sebagai tenaga kesehatan haruslah melakukan persaingan dengan terencana, terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan undang-undang kebidanan nomor 4 tahun 2019.

Pelaksanaan reformasi bagi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, salah satu hal mendasar yang harus dilakukan pada saat ini adalah keseluruhan misi reformasi diarahkan pada upaya untuk

1As’ad sungguh,kode etik profesi tentang kesehatan,sinar grafika jl.sawo raya no.18 rawamangun Jakarta Timur,halaman 181

(5)

2 memberdayakan masyarakat, baik sebagai pemilik kedaulatan negara maupun sebagai subyek dan obyek reformasi politik itu sendiri. Masyarakat harus diyakinkan bahwa mereka mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan bangsa. Dalam pengertian bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat semakin membuka diri dalam menanggapi aspirasi-aspirasi, adanya tuntutan terhadap peningkatan kinerja pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan fungsi dan tugas tugas serta kewenangan bidan sangatlah diharapkan oleh masyarakat.2

Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warganegara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok,maupun badan hukumyang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupuntidak langsung.Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.Tuntutan masyarakat terhadap penyedia layanan kesehatan juga semakin tinggi. Masyarakat menghendaki penyedia layanan bagus dalam segala hal, baik fisik, sarana prasarana, sumber daya manusia, manajemen pelayanan, aturan layanan maupun cara pelayanan.

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana

2Adisasmita, pembiyaan pembangunan daerah, Yogyakarta, graham ilmu 2011, halaman 3

(6)

3 telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyaraakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.3

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagisetiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.

Peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungan. untuk melaksanakan misi tersebut diperlukan promosi kesehatan yang berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat, mengingat dampak prilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar maka diperlukan berbagai upaya untuk merubah perilaku dan memberdayakan masyarakat.4

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan

3Abdul wahab, analisa kebijakan dari pormulasi kepenyusunan model-model implementasi kebijakan pubik, Jakarta, bumi aksara, halaman 203

4Dwiyanto, mewujudkan good govermance melalui pelayanan publik, yokyakarta, Gajha Mada University Press, halaman 14

(7)

4 upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondis kriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.5

Penanganan bidang kesehatan khususnya kesehatan terhadap masyarakat haruslah sesuai dengan kewenagan dan standar profesi yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehtan dalam hal ini adalah bidan terutama di desa terpencil atau pelosok-pelosok pada zaman pembangunan ini menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara terorganisi seperti klinik bidan praktek bidan mandiri yang berada di jalan raja kecik desa BuantanLestari kecamatan Bunga Rayabidan sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompotensi yang dimiliki oleh seorang bidan, yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan kompotensi adalah kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dengan ingkup dan tingkat kompetensinya, antara lain untuk bidan adalah bidan memiliki kewenangan untuk melakukan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Penanganan bidang kesehatankhususnya kesehatan terhadap masyarakat terutama di desa terpencil atau pelosok-pelosok pada zaman pembangunan ini menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara

5Akbar, metode penelitian sosial, Jakarta, Bumi Aksara halaman 25

(8)

5 terorganisi seperti klinik bidan praktek bidan mandiri yang berada di jalan raja kecik desa BuantanLestari kecamatan Bunga Raya bidan tersebut dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan bidan tidak sesuai dengan pasal 48 Undang- Undang nomor 4 tahun 2019 dalam menjalankan praktiknya tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, dimana bidan tersebut memberikan obat atau suntikan diluar kewenangan bidan.Maka dari itu berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul mengenai “Pelaksanaan Kewenangan BidanPraktek Mandiri berdasarkan Undang-undang nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan di KampungBuantanLestarikecamatanBunga Raya”

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan diKampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya?

b. Apakah Hambatan Dalam PelaksanaanKewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan diKampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya?

c. Bagaimanakah Upaya Dalam Mengatasi HambatanDalam PelaksanaanKewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang- Undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan diKampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya?

(9)

6 C. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

b. Untuk Mengetahui Hambatan Dalam Pelaksanaan kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

c. Untuk Mengetahui Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

2. Kegunaan penelitian

a. Bagi Penelitiuntuk menembah ilmu pengetahuan penulis dalam bidang ilmu hukum khususnya mengenai Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

b. Bagi Perguruan Tinggi sebagai refrensi untuk mahasiswa dan dosen untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun

(10)

7 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

c. Bagi Instansi terkait sebagai refrensi untuk bidan praktek mandiri dalam menjalankan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya.

D. Kerangka teori

1. Pengertian pelayanan

Pelayanan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalahsebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Sedangkan menurut moenir pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan factor materi melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dan masyarakat.

2. Kesehatan

Robert H.Book, kesehatan adalah seluruh sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan mrupakan suatu tujuan hidup yang perlu di capai.

Kesehatan tidak terfokus pada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat dimana individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.

(11)

8 Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pengertian kesehatan adalah ―keadaan sejahtera dan badan,jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis‖.

Kesehatan bukan hanya dilihat dari fisik,mental ataupun sosial tetapi kesehatan juga dapat di lihat dari setiap aktivitas-aktivitas atau kegiatan–

kegiatan sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat misal pendidikan bagi anak-anak,pelajar ataupun mahasisawa dan adanya kegiatan sosial bagi lanjut usia. Bahwa kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang di upayakan melaluitindakan menjaga dan memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan sehingga bisa hidup produktif dan mempunyai tenaga yang sebaik-baiknya

3. Definisi kebidanan

Ikatan bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM.6

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhandan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.

Asuhan-asuham ini mencakup upaya pencegahan,promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau

6As’ad Sungguh, Kode Etik Profesi tentang Kesehatan, Sinar Grafika jl.sawo raya no.18 Rawa Mangun Jakarta Timur, halaman 181-183

(12)

9 bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan darurat. Bidan dapat praktik di berbagai tatanan pelayanan, termasuk dirumah, masyarakat, rumah sakit,klinik atau unit kesehatan lainnya.

4. Kebidanan/midwifery

Pelayan kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusu, masa interval dan pengaturan kesuburan, klikmaterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya 5. Pelayanan Kebidanan (midwifery service)

Pelayanan kebidanan adalah bagian intergral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregistrasi) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

6. Praktik Kebidanan

Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan.

7. Paradigma kebidanan

Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/perempuan, linkungan, prilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.

(13)

10 8. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah bagian intergral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari intergral pelayana kesehatan, yang di arahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat di bedakan menjadi:

1) Layanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan

2) Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang kegiatanya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.

3) Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesisitem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yang pelayananya dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

(14)

11 9. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksananka tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan tindakan kegawat-darurat.

10. Wewenang hukum kebidanan

Bidan dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai wewenang umum:

1. Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang:

a. Kehamilan, b. Persalinan

c. Nifas, menyusukan, dan perawatan buah dada.

d. Keluarga berencana e. Perawatan bayi

f. Perawatan anak prasekolah g. Gizi.

2. Melakukan bimbingan dan pembinaan tenaga kesehatan lain yang juga bekerja dalam pelayanan kebidanan dengan kemampuan yang lebih rendah, termasuk pembinaan kepada dukun perajin.

3. Melayani kasus ibu untuk:

a. Pengawasan kehamilan.

b. Pertolongan persalinan normal, termasuk pertolongan persalinan sunsang pada multipara.

(15)

12 c. Episiotomy dan penjahitan luka perineum tingkat I dann tingkat

II.

d. Perawatan nifas dan menyusukan, termasuk pemberian uterotonik.

e. Pemakaian cara kontrasepsi tertentu sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

4. Melayani bayi persekolahan untuk:

a. Pengawasan Pertumbuhan dan Perkembangan b. pemberian pengebalan.

c. Perawatan

d. Petunjuk pemberian makan.

5. Memberikan obat-obatan a. Robonrosia

b. Pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan, sepanjang hak itu tidak melalui suntikan.7

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitianhukum sosiologis, hukum positif,berupa penelitian yang hendak melihat korelasi antara hukum dengan masyarakatyang dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana

Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undang-undang

7 Muhamad sadiis etika hukum kesehatan, pt adhitya andrebina agung,halaman 86

(16)

13 Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Adapun dipilihnya lokasi ini karena ditemukan adanya pelanggaran Pelaksanaan Kewenangan oleh Bidan Praktek mandiri ..

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek yang hendak diteliti berdasarkan lokasi penelitian yang ditentukan sebelumnya. Untuk tercapainya maksud dan tujuan penelitian ini, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Kabupaten Siak Sri Indrapura 1 (satu) orang

2. Kepala dinas kesehatan kota Siak 1 (satu) orang 3. Bidak Praktek mandiri2 (dua) orang

4. Pasien Bidan Praktek Mandiri 20 (dua puluh) orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti yang dapat mewakili keseluruhan objek penelitian. Adapun sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Kabupaten Siak Sri Indrapura 1 (satu) orang ditentukan dengan metode sensus yaitu

(17)

14 dengan menetapkan sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

2. Kepala dinas kesehatan kota Siak 1 (satu) orang ditentukan dengan metode sensus yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

3. Bidan Praktek Mandiri2 (dua) orang ditentukan dengan metode Sensus yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

4. Pasien Bidan Praktek Mandiri5 (lima) orang, ditentukan dengan metode random yaitu menetapkan sejumlah sampel yang mewakili jumlah populasi yang ada, yang kategori sampelnya itu ditetapkan secara acak oleh peneliti.

Untuk lebih jelasnya keadaan populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel I. [1]

Populasi dan Sampel

No Jenis Populasi Jumlah

populasi

Jumlah sampel

Persentase (%)

1. Ketua Ikatan Bidan Indonesia

Cabang Siak 1 1 100 %

2. Kepala Dinas kesehatan

Kabupaten Siak 1 1 100 %

3. Bidan Praktek Mandiri di

Kampung Buantan Lestari 2 2 100%

4. Pasien Bidan Praktek Mandiri di

Kampung Buantan Lestari 20 5 25 %

Jumlah 24 9 38 %

Sumber Data Tahun 2020

(18)

15 4. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dilapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara langsung.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan berupa peraturan perundang-undangan,yang ada kaitannya dengan objek yang diteliti.

c. Data Tertier

Data ini diperoleh dari kamus,ensiklopedi,dan sejenisnya yang mendukung data primer dan sekunder.

5. Teknik Pengumpulan Data

Karena jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis,dimana data yang dibutuhkan atau yang menjadi data pokok pada penelitian ini adalah data primer,maka pengumpulan data dilakukan melalui observasi,wawancara yang kemudian diolah oleh peneliti.

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

b. Wawancara dapat dibedakan wawancara terstruktur dengan non terstruktur:

(19)

16 1. Wawancara terstruktur

Metode wawancara dimana si peneliti telah menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang hendak disampaikan pada responden atau sampel.

2. Nonter Struktur

Wawancara dimana si wawancara (peneliti)bebas menanyakan suatu hal pada responden tanpa terikat dengan daftar pertanyaan. 8

c. Kajian Kepustakaan

Yaitu peran aktif peneliti untuk membaca literature-literature kepustakaan yang memiliki korelasi dengan ―Pelaksanaan Kewenangan Bidan Praktek Mandiri Berdasarkan Undaang-undang Nomor 4 tahun 2019 Tentang Kebidanan di Kampung Buantan Lestari Kecamatan Bunga Raya

6. Analisis data

Dalam penelitian hukum sosiologis dapat dianalisis secara kualitatif yaitu datatidak dianalisis dengan menggunakan statistic atau matematika atau sejenis namun cukup menguraikan secara deskriptif (narasi) dari data yang diperoleh Dalam menarik kesimpulan dapat menggunakan metode berpikirdeduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal yang ber sifat umum ke hal yang bersifat khusus.

8Fakultas Hukum Unilak, Pedoman penulisan skripsi, Pekanbaru:Fakultas Hukum Unilak, 2019, hlm.31

(20)

71 DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Gunung Agung, Jakarta, 2002

As’ad Sungguh, Kode Etik Profesi Tentang Kesehatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2014

Dharma A (ed), Organisasi, perilaku, struktur, Proses.Jilid 1.Edisi kelima.

Erlangga; Jakarta1996

Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. Balai Pustaka. Jakarta.

1995

Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010

Endang Wahyati Yustina, MengenalHukum Rumah Sakit, Keni Media, Bandung,2012

Fakultas hukum unilak, Pedoman Penulisan Skripsi, Pekanbaru:Fakultas Hukum Unilak, 2019

Hermein Hadiati Koeswadji,Hukum untuk Perumahsakitan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002

Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta , 2003

Muhammad Sadiis, Etika Hukum Kesehatan, PT. Adhitya Andrebina Agung, Jkarta 2012

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008

Philipus M. Hadjon, Perlindungan Bagi Rakyat diIndonesia, PT.Bina Ilmu, Surabaya,1987

Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999

(21)

72 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum,: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V, Bandung 2000 Setiono, Rule of Law(Supremasi Hukum), Magister Ilmu Hukum Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2004

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press. Jakarta, 1984 Soekidjo notoatmodjo, Etika &Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010 Utama S. Memahami Fenomena Kepuasan Pasien Rumah Sakit, Referensi

Pendukung untuk Mahasiswa, Akademik, Pimpinan, Organisasi dan Praktisi Kesehatan. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2003

Walyani Siwi Elisabeth, Asuhan Kebidanan Saat Kehamilan, Pustaka Baru Press, Yogyakerta, 2019

Jurnal/Makalah/website

Dwika, ―Keadilan Dari Dimensi Sistem Hukum‖, http : // hukum. kompasiana.

com. diakses pada 24 Oktober 2019

Perundang-undangan Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

PMK Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Kebidanan

Referensi

Dokumen terkait

Pihak-pihak yang berkewajiban dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemenuhan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan

ABSTRAK Sinta Afriyanti 4011611070 Penerapan Kompilasi Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Tugas Akhir ini menyimpulkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan undang- undang nomor 4 tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam di Perpustakaan Nasional RI

Kewenangan bidan secara umum atau yang berlaku untuk semua bidan baik yang di fasilitas kesehatan maupun yang praktek mandiri, dibatasi hanya untuk kesehatan ibu

UNDANG-UNDANG : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan Secara

Dari pasal tersebut memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang diatur dalam Undang-Undang, Termasuk dalam

ANALISIS KEWENANGAN KPK KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 19 TENTANG PEMBERANTASAN TNIDAK PIDANA KORUPSI TAHUN 2019 DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH Indonesia

Usia untuk melakukan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang dalam Pasal 7 ayat 1, diatur