• Tidak ada hasil yang ditemukan

undang-undang republik indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "undang-undang republik indonesia"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

Pelestarian fungsi lingkungan hidup merupakan suatu upaya untuk menjaga kelangsungan daya dukung dan daya dukung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup dalam menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau biologi lingkungan hidup yang dapat ditoleransi oleh lingkungan hidup agar tetap dapat mempertahankan fungsinya.

Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul karena adanya kegiatan yang berpotensi dan/atau berdampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah akibat perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu perusahaan dan/atau kegiatan.

Audit lingkungan hidup merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kepatuhan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Inventarisasi lingkungan hidup pada tingkat ekoregion sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c dilakukan untuk mengetahui daya dukung dan daya dukung serta cadangan sumber daya alam.

UKL-UPL

Berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal, Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota mengambil keputusan mengenai kesesuaian atau ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 32 diatur dalam Peraturan Nasional.

Perizinan

Setiap rumusan peraturan perundang-undangan di tingkat nasional dan daerah harus memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup dan asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, sehubungan dengan pemulihan kondisi lingkungan hidup yang kualitasnya telah mengalami pencemaran dan/atau kerusakan pada saat Undang-Undang ini diundangkan, Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyisihkan anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup.

Audit Lingkungan Hidup

1) Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada

Ketentuan tambahan mengenai audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 51 diatur dengan peraturan menteri. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 55 diatur dalam peraturan pemerintah.

PEMELIHARAAN

1) Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya

Setiap orang dilarang membuang limbah dan/atau bahan ke dalam media lingkungan hidup tanpa izin.

SISTEM INFORMASI

  • 1) Setiap orang dilarang
  • Tanggung Jawab Mutlak
  • Hak Gugat Masyarakat
  • Paragraf 7 Gugatan Administratif

Siapa pun yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut atau dituntut secara perdata. Setiap orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap kepatuhan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diberikan oleh pemerintah daerah, apabila pemerintah menilai telah terjadi pelanggaran berat di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan pejabat pengawas lingkungan hidup dan tata cara pelaksanaan pengawasan sebagaimana diatur dalam Pasal 71 ayat (3), Pasal 73, dan Pasal 74 diatur dengan Peraturan Pemerintah. (1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan apabila ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan dalam pengawasan. Menteri dapat menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan apabila Pemerintah menilai pemerintah kabupaten dengan sengaja tidak menerapkan sanksi administratif atas pelanggaran berat di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang yang perbuatan, usaha dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3 dan/atau menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup, bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu dibuktikan kesalahannya.

KETENTUAN PIDANA

Tindak pidana dalam undang-undang ini merupakan kejahatan

Setiap orang yang mengelola limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp. satu miliar rupiah) dan paling banyak tiga miliar rupiah). Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 tetapi tidak melaksanakan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit satu rp. . miliar rupee) dan paling banyak Rp tiga miliar. Setiap orang yang membuang limbah dan/atau bahan pada media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak tiga miliar rupee.

Setiap orang yang memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf c dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 tahun. (dua belas tahun. tahun dan denda paling sedikit Rp empat miliar rupee) dan paling banyak Rp dua belas miliar). Setiap orang yang memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf d (1) ayat, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit lima miliar rupee) dan paling banyak lima belas miliar rupee). Barang siapa memasukkan B3 yang dilarang menurut undang-undang ke dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69(1)(1)(b), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (5 (lima) ( lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun. tahun dan denda paling sedikit Rp lima miliar) dan paling banyak Rp lima belas miliar).

Setiap orang yang membakar lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 par. 1 huruf h dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. rupiah) dan paling banyak sepuluh miliar rupiah). Setiap orang yang menjalankan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp satu miliar rupiah. ) dan paling banyak Rp tiga miliar rupiah). Setiap orang yang menyusun Amdal tanpa mempunyai sertifikat kompetensi menyusun Amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 par. 1 huruf i dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. . tiga miliar rupiah).

Pejabat yang berwenang yang dengan sengaja tidak melaksanakan pengawasan terhadap pemenuhan peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72 oleh penyelenggara kegiatan dan/atau kegiatan sehingga mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian manusia. seumur hidup, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah). Barang siapa memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan informasi tidak benar yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian dan penegakan hukum di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam huruf j ayat pertama Pasal 69. dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak satu miliar rupiah). Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang tidak melakukan paksaan negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar).

Barang siapa dengan sengaja merintangi, menghalang-halangi, atau merintangi pelaksanaan tugas petugas pengawasan lingkungan hidup dan/atau petugas penyidik ​​sipil, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah. . Apabila pengaduan pidana diajukan terhadap pemberi perintah atau pimpinan tindak pidana menurut Pasal 116 ayat (1) huruf b, maka ancaman pidana yang dikenakan adalah pidana penjara dan pidana denda ditambah sepertiga. Terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili oleh pengurus yang mempunyai kuasa mewakili di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai pelaku fungsional.

KETENTUAN PENUTUP

PASAL DEMI PASAL

Yang dimaksud dengan “asas keterpaduan” adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau mensinergikan berbagai komponen yang saling terkait. Yang dimaksud dengan asas ekoregional adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal. Yang dimaksud dengan asas pencemar membayar adalah setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan hidup.

Yang dimaksud dengan “asas kearifan lokal” adalah dalam menjaga dan mengelola lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam pola hidup masyarakat. Yang dimaksud dengan “asas-asas tata kelola yang baik” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai dengan prinsip kerja sama, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan. Yang dimaksud dengan “pendanaan lingkungan hidup” adalah suatu sistem dan mekanisme pengumpulan dan pengelolaan dana yang digunakan untuk membiayai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Internalisasi biaya lingkungan hidup yang dimaksud dengan pencantuman biaya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam perhitungan biaya produksi atau biaya perusahaan dan/atau kegiatan. Yang dimaksud dengan “dana jaminan pemulihan lingkungan hidup” adalah dana yang dibentuk oleh perusahaan dan/atau kegiatan untuk memulihkan kualitas lingkungan hidup yang rusak akibat kegiatannya. Yang dimaksud dengan “sarana pengendalian” adalah sarana yang digunakan untuk mengatasi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang timbul dari usaha dan/atau kegiatan.

Yang dimaksud dengan “subsidi lingkungan hidup” adalah kemudahan atau keringanan beban yang diberikan kepada setiap orang yang kegiatannya berdampak pada peningkatan fungsi lingkungan hidup. Yang dimaksud dengan “pembayaran jasa lingkungan hidup” adalah pembayaran/imbalan yang diberikan oleh pengguna jasa lingkungan kepada penyedia jasa lingkungan hidup. Yang dimaksud dengan “asuransi lingkungan hidup” adalah asuransi yang memberikan perlindungan apabila terjadi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Yang dimaksud dengan “sistem pelabelan ramah lingkungan” adalah pemberian tanda atau label pada produk yang ramah lingkungan. Yang dimaksud dengan “remediasi” adalah upaya pemulihan pencemaran lingkungan hidup untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Yang dimaksud dengan restorasi adalah upaya restorasi agar lingkungan hidup atau bagian-bagiannya dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Yang dimaksud dengan “pelanggaran berat” adalah perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam jumlah yang relatif besar serta menimbulkan keresahan masyarakat. Yang dimaksud dengan “kerugian lingkungan hidup” adalah kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bukan merupakan hak milik pribadi.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1.2 Objectives An overview of labour migration policies in southern Africa addresses this question through a comparative analysis of a subset of SADC countries and specifically by:

Industri pertahanan pula dinggap sebagai bagian dari pengujung dalam memajukan system pertahanan dengan cara independen, untuk mencukupi kapasitas dan mutu alutsista berlandaskan