• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ungkapan Sindiran Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar Pada Masyarakat Sidorejo Kabupaten Kepahiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ungkapan Sindiran Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar Pada Masyarakat Sidorejo Kabupaten Kepahiang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume I , Edisi 2, Desember 2022

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/sahaja

Ungkapan Sindiran Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar Pada Masyarakat Sidorejo Kabupaten Kepahiang

Cucu Eka Rahmawati1,Hengki Satrisno2,Meddyan Heriadi3

cucuekarahmawati@gmail.com1 hengkidalima@gmail.com2 meddyanheriadi@gmail.com3 Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

ABSTRACT: Expressions of Satire in Fine Javanese and Coarse Javanese in the Sidorejo Community, Kepahiang Regency. The purpose of this study is to be able to understand the differences in the satirical expressions of fine Javanese and coarse Javanese and to understand the meaning and examples of satirical expressions of fine Javanese and coarse Javanese. This type of research in writing this thesis is qualitative. Based on the results that smooth Javanese and rough Javanese have differences in vocabulary and have similarities in vocabulary. The results of this study are: (1) The results of the study indicate that there are language differences between fine Javanese and coarse Javanese in Sidorejo village in terms of delivery, speech, tenses, and grammar. As for some people, they lack an understanding of the language in terms of delivery words, either fine Javanese or Javanese, so only a few can understand it. (2) Based on the results of data analysis, the meaning in the satirical expressions of fine Javanese and coarse Javanese in the Sidorejo village community has various meanings in terms of fine Javanese and coarse Javanese.

Keywords: Language Style and Satire.

ABSTRAK: Ungkapan Sindiran Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar Pada Masyarakat Sidorejo Kabupaten Kepahiang. ujuan penelitian ini untuk dapat memahami perbedaan ungkapan bahasa sindiran Jawa halus dan Jawa kasar dan untuk memahami makna dan contoh ungkapan sindiran bahasa Jawa halus dan Jawa kasar. Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah kualitatif.

Berdasarkan hasil bahwasanya bahasa Jawa halus dan Jawa kasar memiliki perbedaan dalam kosa kata dan memiliki persamaan dalam kosa kata. Hasil dari penelitian ini yaitu: : (1) Hasil penelitian menujukan bahwa adanya perbedaan bahasa antara bahasa jawa halus dan jawa kasar di desa sidorejo dalam hal penyampaian, tuturkata, bentuk kata, dan tata bahasa. Adapun sebagian orang kurang nya pemahaman bahasa dari segi kata penyampaian baik bahasa jawa halus ataupun bahasa jawa sehingga hanya beberapa saja yang dapat memahaminya. (2) Berdasarkan hasil dari analisi data makna dalam ungkapan sindiran bahasa jawa halus dan jawa kasar yang ada pada masyarakat desa sidorejo yaitu memiliki makna yang beragam dalam segi bahasa jawa halus dan jawa kasar

Kata kunci: Gaya Bahasa dan Sindiran.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(2)

65 | DIBSA: Volume I, Edisi II, Desember 2022

A. Pendahuluan

Ungkapan sindiran diartikan sebagai perkataan yang bermaksud untuk kasar menyindir orang lain secara tidak langsung atau kalimat yang mengandung kata-kata. Kalimat sindiran termasuk kedalam jenis kalimat perintah sehingga juga sering disebut kalimat perintah. Setiap kalimat sindiran memiliki sebuah makna yang tertentu dan tersmaksut kedalam sebuah bahasa. Ungkapan sindiran ini sering terjadi di kalang kehidupan kita baik itu dalam bentuk bahasa apapun termasuk kedalam bahasa jawa halus dan jawa dengar makna yang berbeda.

Makna merupakan arti atau maksud yang tertuju, dalam kehidupan sehari- hari makna dapat kita artikan dalam arti atau maksud dari perkataan sama dengan hal nya dengan ungkapan sindirian yang memiliki tujuan yang sama.

Pragmatik merupakan studi tentang makna menurut konteksnya yaitu sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar yang mengkaji makna dalam berinteraksi. Sedangkan menurut para ahli dia mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca).

Ungkapan sindiran diartikan sebagai perkataan yang bermaksud untuk kasar menyindir orang lain secara tidak langsung atau kalimat yang mengandung kata-kata. Kalimat sindiran termasuk kedalam jenis kalimat perintah sehingga juga sering disebut kalimat perintah. Setiap kalimat sindiran memiliki sebuah makna yang tertentu dan tersmaksut kedalam sebuah bahasa. Ungkapan sindiran ini sering terjadi di kalang kehidupan kita baik itu dalam bentuk bahasa apapun termasuk kedalam bahasa jawa halus dan jawa dengar makna yang berbeda.

Makna merupakan arti atau maksud yang tertuju, dalam kehidupan sehari- hari makna dapat kita artikan dalam arti atau maksud dari perkataan sama dengan hal nya dengan ungkapan sindirian yang memiliki tujuan yang sama.

Pragmatik merupakan studi tentang makna menurut konteksnya yaitu sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar yang mengkaji makna dalam berinteraksi. Sedangkan menurut para ahli dia mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca).

Hubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan – tuturan daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Dari pengertian pragmatik di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian semantik menurut penulis adalah studi tentang makna yang memiliki kontek sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar yang dimana mengkaji tentang makna dalam berinteraksi.

Bahasa sebagai alat komunikasi adalah cara paling efektif dalam menyampaikan pesan. Bahasalah yang akan memberi banyak pengaruh bagi para penerima pesan. Pengaruh inilah yang akan memberikan keuntungan bagi para pengguna bahasa. Seperti bahasa jawa yang memiliki ragam dan setiap penyampaian nya berbeda yang memiliki banayak jenis, Yang setiap bahasanya memiliki daya ketertarikan dalam penyampaian.

Oleh karna itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena

(3)

“Rumitnya” menentukan suatu parole bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka hingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini.

Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu. Oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada.

Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata- kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.

Terkadang kata-kata atau kalimat-kalimat yang ada belum begitu jelas untuk menyampaikan maksud dan tujuan atau menerangkan sesuatu, oleh karena itu dipergunakan persamaan, perbandingan serta kata-kata kias lainnya yang kemudian lebih dikenal dengan majas. Orang sering menganggap bahwa majas adalah sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas merupakan bagian dari gaya bahasa.

Gaya bahasa memungkinkan seseorang dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Bila diamati, gaya secara umum dapat dinyatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dilihat dan segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya. Secara umum gaya bahasa terdiri atas empat jenis, yang tiap jenisnya mempunyai beberapa majas turunan yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa penegasan dan gaya bahasa sindiran.

Gaya bahasa sindiran sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkugan sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar yang biasa orang yang disindir tidak peka terhadap hal tersebut dan kurang nya rasa ketertarikanya generasi baru terhadap sindiran bahasa . Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada penggunaan gaya bahasa sindiran yang digunakan oleh masyarakat sengkuang kabupaten kepahiang

Berdasarkan observasi awal penelitian menemukan fakta di Desa Sidorejo Kabupaten Kepahiang memperlihatkan adanya perbedaan bahasa sindiran dalam bahasa jawa halus dan jawa kasar. Setiap bahasa itu tersediri memiliki suatu ketertarikan nya masing-masing dalam penyampaian setiap katanya. Dan gaya bahasa sindiran ini sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat lainnya.

Penelitian memilih menggunakan bahasa sindiran terhadap masyarakat Sidorejo dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang menggnakan bahasa jawa halus dan jawa kasar, dengan adanyaa penelitian ini kita dapat memahami bahwasanya dalam bahasa jawa halus dan jawa kasar memiliki kata perbedaan bahasa sindiran.

(4)

67 | DIBSA: Volume I, Edisi II, Desember 2022

B. Metodologi

Adapun untuk jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus. Adapun studi kasus dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya dalam menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer dan kekinian. Robert Yin sebagai pakar metodologi menjelaskan bahwa studi kasus itu lebih banyak berkutat dan berupaya menjawab pertanyaan “How” (bagaimana) dan “Why” (mengapa), dalam kegiatan penelitian.

Oleh karena itu, penggunaan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empiric dengan teori yang berlaku.

Jenis penelitian ini digunakan untuk menemukan pengetahuan seluas-luasnya tenteng obyek penelitian. Dengan demikian, akan lebih mudah menyajikan dan menganalisi sacara sistematis, dan akhirnya dapat dipahami dan disimpulkan.

C. Pembahasan

Desa sidorejo adalah suatu wilayah yang terletak di kabupaten kepahaiang.

Desa ini berdiri pada tahum 1954 adanya transmigrasi jawa pada masa presiden sukarno, pada awalnya desa ini di sebut perblokan, namun pada tahun 1967 desa ini mengalami bencana alam sehingga berpindah ke desa tugurejo, Pada tahun 2012 adanya pemekaran desa dan desa itu d namakan desa sidorejo. Sebelum pemekaran desa ini sempat mengalami bencana alam yaitu angin putting beliung, tapi di situ lah ada kemajuan untuk desa tersebut karna banyaknya objek wisata yang dapat membuat desa maju.

Dahulunya desa ini banyak d huni oleh orang-orang jawa akan tetapi dengan adanya perkembangan zaman banyak nya orang yang berpindah pindah sehingga tercampurnya suku - suku lainnya, desa sidorejo ini terkenal dengan desa orang jawa karena 90% suku jawa dan 10% suku lainnya, Desa ini terletak di pertengahan kebun teh dengan nya kemajuan zaman desa ini menjadi tempat objek wisata yang banyak di kunjungi oleh masyarakat setempat ataupun masyarakat luar.

Berikut ini Contoh Dan Makna Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar:

a. Ironi

Ironi adalah gaya bahasa untuk menyatakan suatu maksud menggunakan kata-kata berlainan atau bertalak belakang

Data 01

Jawa halus : Resik sanget dalam njenengan dados kabek kalian uwuh Jawa kasar : Bersih men kamarmu, sampe kebek karo sampah

Artinya : Bersih sekali kamarmu, sehingga di penuhi sampah

Makna dari kalimat diatas yaitu menujukan bahwa seseorang yang memiliki kamar yang kotor jadi kita sebagai manusia itu harus bersi karena kebersihan sebagaian dari iman, terkadang faktor dari kemalasan dapat menimbulkan keburukan, biasanya seseorang berbicara ini langsung bertujuan degan tujuan yang di maksud yang sebenarya.

b. Sarkasme

Sarkasme adalah sejenis majas yang mengandung olok-olok atau dindira pedas dengan menyakiti hati.

Data 02

(5)

Jawa halus : Filimipun sae ngantos kulo kejarean wau Jawa kasar : Film ne asik men sampe aku keturu mau

Artinya : Filmnya asik sekali ya, sampai aku tertidur tadi

Makna dari kalimat diatas yaitu seseorang menertawakan sesuatu atau menyindir secara halus yang artinya filmnya asik sekali ya, sampai aku tertidur tadi, yang menujukan tidak kesukaan.

c. Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakansesuatu dimana gayabahasa tersebut menyindir secara halus.

Data 03

a. Jawa Halus : Wiyar sanget dalem panjenengan mila kula mboten saged mlebet.

b. Jawa Kasar : Omber tenan kamar kowe, sampe aku ora bisa mlebu c. Artinya : Luas sekali kamarmu, sampai aku tidak bisa masuk

Makna dari kalimat diatas yaitu seorang yang mengungkapan suatu hal yang mengejek dalam berbentuk sindiran karna kaamarnya yang empit yang mengakibatkan panas.

d. Sinisme

Sinisme merupakan ungkapan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mendukung ejekan terhadap keiklsan dan ketulusan hati.

Data 04

Jawa Halus :Rikma panjenengan lembaht nggih, kados sapu ijuk Jawa Kasar :Rambutmu lembut yo, kaya sapu ijuk

Artinya : Rambutmu lembut ya, kayak sapu ijuk

Makna dari kalimat tersebut yaitu seseorang yang mengatakan rambut seseorang itu lembut padahal kenyataannya rambut tersebut kasar Perbedaan Bahasa Jawa Halus Dan Jawa Kasar

a. Kalimat

Jawa halus : Resik sanget dalam njenengan dados kabek kalian uwuh Jawa kasar : Bersih men kamarmu, sampe kebek karo sampah

Artinya :Bersih sekali kamarmu, sehingga di penuhi sampah

Peneliti ini menemukan beberapa perbedaan kosa kata dalam kalimat di atas yaitu:

1. Resik sanget dan bersih

Dari kedua kata di atas memiliki arti yang sama yaitu bersih sekali namun berbeda penggunaan bahasa.

2. Dalam njenengan dan kamarmu

Dari kedua kata di atas memiliki arti yang sama yaitu kamarmui namun berbeda penggunaan bahasa.

3. Dados dan sampe

Dari kedua kata di atas memiliki arti yang sama yaitu sehingga namun berbeda penggunaan bahasa.

4. Kabek kalian dan kebek karo

(6)

69 | DIBSA: Volume I, Edisi II, Desember 2022

Dari kedua kata di atas memiliki arti yang sama yaitu dipenuhi namun berbeda penggunaan bahasa.

5. Uwuh dan sampah

Dari kedua kata di atas memiliki arti yang sama yaitu sampah namun berbeda penggunaan bahasa.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV dapat di sajikan simpulan sebagai berikut : (1) Hasil penelitian menujukan bahwa adanya perbedaan bahasa antara bahasa jawa halus dan jawa kasar di desa sidorejo dalam hal penyampaian, tuturkata, bentuk kata, dan tata bahasa. Adapun sebagian orang kurang nya pemahaman bahasa dari segi kata penyampaian baik bahasa jawa halus ataupun bahasa jawa sehingga hanya beberapa saja yang dapat memahaminya. (2) Berdasarkan hasil dari analisi data makna dalam ungkapan sindiran bahasa jawa halus dan jawa kasar yang ada pada masyarakat desa sidorejo yaitu memiliki makna yang beragam dalam segi bahasa jawa halus dan jawa kasar

Daftar Pustaka

Chaer. Abdul. 2012. Linguistik umum, Jakarta.

Damayanti. D, 2013, Buku Pintar Sastra Indonesia: Puisi, Sajak, Pantun, Dan Majas

Gaya Bahasa Guru dalam Interaksi Pembelajaran. Jurnal. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Volume 11, nomor 2

Guntur, Tarigan. 2009. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Halliday, David. & Resnick, Robert. 1992. Fisika Jilid I Edisi Ketiga diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. Bandung: ITB.Insani. 2010.

Hardani, Helmina Andriani, Si. Dkk.2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta ; CV. Pusta Ilmu Grup.

Keraf. 2009 . Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Levinson, Stepchen C. 1983. Pragmatics. New York : Cambridge Press.

Ratnawati, (2017) Ungkapan Satire Dan Sarkasme Dalam Charle Hebdo, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanudin Makasar.

Rani, (2018) “Penggunaan Majas Sindiran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IX SMPN Nalaesang Desa Rambu” Jurnal Ilmiah Vol 3. No 4 Rineka cipta Jatut Yoga Prameswari, (2019) “gaya bahasa sindiran pada bahasa

iklan penyedia layanan jaringan telepon” jurnal ilmiah kependidikan Vol 12, No 1.

Sasangka, Srysatriya Tjatur Wisnu, (2004)” Unggah-Unggah Bahasa Jawa”

Jakarta:Yayasan Paramalingua,

Suharyo, (2018) “ Nasib Bahasa Jawa Dan Bahasa Indonesia Dalam Pandangan Dan Sikap Bahasa Generasi Muda Jawa, Vol. 13. No. 2.

Sumarsono. 2017. Sosiolinguistik Yogyakarta SABDA (Lembaga Studi Agama, Budaya dan Perdamaian)

(7)

Suyitno. 2018. Metode Penelitian Kualitatif : Konsep, Prinsip dan Operasionalnya.

Malang ; Akademia Pustaka.

T. Fatimah Djajasudarma. 2012. Wacana Dan Pragmatik. Bandung: PT Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

The stocks are prepared in the same manner as for the strap and cleft graft, but the scion is inserted between the bark and the wood of the stock and then thoroughly sealed.. 392

Journal of the Department of Agriculture, Journal of the Department of Agriculture, Western Australia, Series 4 Western Australia, Series 4 Volume 1 Number 6 June, 1960 Article 14