Judul: “Meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) melalui kriteria matang panen tandan buah segar (TBS) untuk mengoptimalkan pendapatan perusahaan.” Judul: “Meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) melalui kriteria matang panen tandan buah segar (TBS) untuk mengoptimalkan pendapatan perusahaan.” Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Master di universitas mana pun, dan sepanjang pengetahuan saya, tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang disebutkan di atas. secara tertulis dalam teks ini dan yang disebutkan dalam daftar pustaka.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Agribisnis pada Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Medan Area Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu penulis dengan rendah hati membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pentingnya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun di bidang pertanian dan pemerintahan.
Meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) melalui kriteria matang dalam pemanenan tandan buah segar (TBS) untuk mengoptimalkan pendapatan perusahaan.” Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bantuan materiil serta dukungan moril dan bimbingan (penulisan ) dari berbagai pihak.
ABSTRAK
IMPROVEMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) PRODUCTION THROUGH FRESH FRUIT ATTRIBUTION (TBS) ATTRIBUTION CRITERIA FOR OPTIMIZATION. The purpose of this study is to determine the maturity level of oil palm fresh fruit (FFB) entering the palm oil mill (POM). The results showed that the composition of the fruit produced had a very significant effect on CPO and kernel production.
Optimizing the maturity of the fruit harvest will significantly increase the production of palm oil and palm kernel. The average palm oil production that can be optimized from the realization according to the fruit maturity criteria is 4,734.16 tons or 11.04%. The average palm kernel production that can be optimized from the realization according to the fruit maturity criteria is 1,091.31 tons or 11.54%.
Optimizing the ripeness of the fruit produced will significantly increase revenues from palm oil and palm kernels. The average income that can be optimized by optimizing palm oil production is Rp.
DAFTAR GRAFIK
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditas penting di Indonesia, apalagi sebagai negara eksportir minyak sawit tertinggi di dunia yang mencapai 31,1 juta ton pada tahun 2016 dan menyumbang devisa rata-rata 15 miliar dolar AS per tahun. Data sampai dengan bulan Desember 2016, secara kumulatif neraca perdagangan tanpa minyak sawit tercatat defisit sebesar 9,18 miliar dollar AS, namun hal tersebut dapat ditutupi dengan kumulatif ekspor minyak sawit yang mencapai 17,8 miliar dollar AS, sehingga neraca perdagangan kumulatif pada akhir tahun 2016 tercatat. surplus sebesar 8,62 miliar dollar AS. Hal ini mencerminkan betapa perkebunan kelapa sawit merupakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan sistem agribisnis Indonesia.
Sistem agribisnis kelapa sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian (agroindustri hulu), industri hilir, dan pemasaran. Indonesia membutuhkan fasilitas industri yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dan jelas industri kelapa sawit adalah salah satunya. Hal ini dikarenakan kelapa sawit merupakan sumber daya alam terbarukan dan Indonesia memiliki sumber daya yang mendukung industri kelapa sawit berupa tanah yang subur, sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, iklim yang sesuai, dan tenaga kerja yang produktif.
Luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2016 mencapai 11,91 juta Ha dan untuk tahun 2017 diperkirakan meningkat sebesar 3,3% menjadi 12,3 juta Ha, terdiri dari perkebunan rakyat 4,76 juta Ha, perkebunan rakyat 6,8 juta Ha. perkebunan negara 753 ribu Ha. Disusul minyak kedelai 53,2 juta, minyak bunga matahari 18,3 juta. ton dan minyak lobak sebesar 31,5 juta ton.
Perumusan Masalah
Salah satu cara untuk mengoptimalkan pengelolaan agribisnis adalah dengan mengoptimalkan produksi, mulai dari optimalisasi potensi produksi TBS hingga optimalisasi potensi produksi CPO. Analisis optimalisasi produksi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (Palm Kernel) sesuai dengan kematangan tanaman TBS. Analisis produksi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (palm kernel) sebagai faktor kematangan buah yang dipanen mengalami perubahan.
Analisis pendapatan syarikat apabila pengeluaran minyak sawit mentah (MSM) dan isirung sawit (palm kernel) diperoleh syarikat apabila perubahan kematangan buah yang dituai.
Manfaat Penelitian
Semoga bermanfaat bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran lebih lanjut dan menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. Manfaat bagi penulis: Penelitian ini akan bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap teori yang diteliti dan kaitannya dengan kasus nyata, serta dapat menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.
Kerangka Teori
- Sejarah dan Perkembangan Kelapa Sawit
- Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit
- Varietas Kelapa Sawit
Hal ini merupakan peluang yang baik bagi bahan baku kelapa sawit untuk terus meningkatkan produksi dan luas tanam guna memenuhi permintaan konsumen (Fathurrahman, 2013). Di Indonesia, kelapa sawit merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Kelapa sawit (E. guineensis Jacq) ditanam secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, dan beberapa wilayah lain dalam skala yang lebih kecil.
Kelapa sawit Afrika berhasil didomestikasi di Afrika Barat sekitar abad ke-16 dan ke-17 atau jauh lebih awal. Plasma nutfah, nenek moyang kelapa sawit di Indonesia, menyebabkan terciptanya 11 juta hektar perkebunan kelapa sawit, dari Aceh hingga Papua. Kelapa sawit kini telah berkembang dari Aceh hingga Papua, mencakup sekitar 200 kabupaten, menyediakan perkebunan kelapa sawit serba guna dan serba guna bagi masyarakat.
Saat ini perkebunan kelapa sawit semakin dikembangkan seiring dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri oleokimia. Di bawah ini adalah beberapa jenis varietas yang banyak dimanfaatkan oleh petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Varietas berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah
Jenis ini mempunyai ketebalan cangkang 0.5 - 4 mm, mempunyai cincin berserabut walaupun tidak sebanyak Pesifera, sedangkan intinya kecil.
Varietas berdasarkan warna kulit buah
- Minyak Sawit
- Pengolahan Kelapa Sawit PKS Kebun Rambutan
- Panen
- Kriteria Matang Panen Tandan Buah Sawit
- Produksi
- Konsep Optimalisasi
- Kerangka Pemikiran
- Hipotesis Penelitan
- Kesimpulan
- Saran
Bahan tanaman yang biasa digunakan pada perkebunan kelapa sawit adalah Tenera yang merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pisifera, Varietas Dura merupakan tetua betina dan Pisifera merupakan tetua jantan. Kegiatan usaha Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah pengolahan Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit menjadi Minyak Sawit Mentah (CPO) dan Inti Sawit. Pabrik Kelapa Sawit Rambutan merupakan salah satu dari 12 pabrik milik PT Perkebunan Nusantara III dengan total kapasitas 535 ton TBS/jam.
Pemanenan dan pengolahan hasilnya merupakan langkah terakhir dalam kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik kepemilikan untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Pemanenan merupakan salah satu kegiatan penting dalam manajemen produksi tanaman kelapa sawit, pemanenan juga merupakan kegiatan penting. Kelapa sawit dapat dipanen pada saat tanaman berumur 31 bulan, dengan minimal 60% buah masak untuk dipanen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah masak untuk dipanen.
Proses pemasakan tandan kelapa sawit terlihat dari perubahan warna buah, buah kelapa sawit yang masih mentah menjadi hijau karena pengaruh klorofil. Ketika warna merah atau oranye tercapai, tandan kelapa sawit di dalam daging buah telah mencapai kematangan maksimal dan buah kelapa sawit akan rontok. Besar kecilnya produksi kelapa sawit bergantung pada beberapa faktor antara lain jenis tanah, jenis benih, iklim dan teknologi yang digunakan. Dalam kondisi optimal, produktivitas kelapa sawit bisa mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton kelapa sawit.
Tingkat kematangan buah sawit terlihat dari perubahan warna menjadi merah atau jingga akibat adanya pigmen betakaroten, kondisi ini menandakan kandungan minyak sawit pada daging buah sawit sudah maksimal dan buah sawit akan terpisah. dari kawanan. , yang disebut berondolan. Hubungan fraksi kematangan buah dan tinggi tandan terhadap jumlah buah polong pada panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Perkebunan Rambutan PTPN III, Budi Hermawan, 2015. Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi CPO di tahun 2015. wilayah yang sebagian besar wilayahnya ditanami pohon kelapa.
Data yang dapat diperoleh berkaitan dengan perkebunan pemasok bahan baku TBS dan sebaran tahun tanam kelapa sawit yang akan dilakukan, meliputi sarana dan prasarana pendukung, peralatan yang diperlukan, jumlah jam produksi, harga CPO dan komposisi CPO. distribusi produksi tiap perkebunan. Rendemen merupakan perbandingan jumlah (kuantitas) minyak sawit atau inti sawit yang dihasilkan dengan mengekstraksi tandan buah segar dari minyak sawit. Produksi adalah hasil yang dicapai dalam kegiatan usaha pabrik kelapa sawit dalam setahun, dinyatakan dalam kg.
Optimalisasi pematangan buah yang dipanen akan meningkatkan pendapatan minyak sawit dan inti sawit secara signifikan. Fathurrahman, 2013, Perbandingan Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Hasil Transformasi Genetik, Jurnal Agroekoteknologi, vol.
Test