• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR "

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peran komite audit seringkali dikaitkan dengan kualitas pelaporan keuangan karena dapat membantu dewan komisaris untuk mengawasi proses pelaporan keuangan. Komite audit merupakan suatu badan atau komite yang melalui dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite audit memberikan kontribusi terhadap pekerjaan dewan komisaris dengan pelaksanaan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

Penelitian ini sendiri berjudul “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Satu Tahun.”

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat membantu perusahaan untuk meninjau kinerja manajer khususnya dalam pelaporan, agar tidak terjadi praktik manajemen laba yang dapat berdampak buruk pada pengambilan keputusan perusahaan di kemudian hari. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai masukan, pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan di masa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Teori
  • Tinjauan Empiris
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Komite Audit dan anggota Dewan Komisaris yang memiliki keahlian akuntansi atau keuangan tidak mempunyai dampak negatif terhadap manajemen laba. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keahlian akuntansi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan dewan komisaris perempuan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hasil penelitian membuktikan bahwa keberadaan dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Namun ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit, keahlian komite audit dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik komite audit dan audit internal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. Pengaruh pengetahuan akuntansi dan keuangan pada komite audit dan dewan komisaris dalam manajemen laba.

Namun secara parsial pengaruh keahlian akuntansi dan keahlian keuangan Komite Audit dan Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dari penelitian yang dilakukan (Eka dan Murtanto, 2018) dikatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Selanjutnya hasil penelitian dari (Yunel Fatmawati, 2018), menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, dan penelitian yang dilakukan (Enny dan Chen, 2020) menyatakan bahwa keberadaan dewan komisaris independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Eka dan Murtanto, 2017) dikatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kemudian hasil penelitian (Enny dan Chen, 2020) yang menyatakan bahwa keahlian akuntansi dan keuangan yang dimiliki komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan juga penelitian (Alfiyasahra dan Challe, 2020) menyatakan bahwa independensi komite audit audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis

Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik dewan komisaris dan komite audit, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba. Artinya apabila variabel karakteristik dewan komisaris (X1) dan komite audit (X2) tidak mengalami perubahan maka nilai manajemen laba (Y) sebesar -0,017. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa karakteristik dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Artinya hipotesis pertama (H1) yang menyatakan karakteristik dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Felicia dan Ghozali (2017) yang menyatakan bahwa rapat dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran dewan komisaris dalam manajemen laba dengan menggunakan indikator ukuran dewan direksi, independensi, frekuensi rapat dan keahlian.

Dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengelolaan laba. Pengaruh Ukuran Komite Audit, Audit Eksternal, Jumlah Rapat Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Komisaris dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2012-2014). Dampak Keahlian Akuntansi dan Keuangan Komite Audit dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba.

Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Struktur Kepemilikan dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Pengaruh Keterampilan Akuntansi Komite Audit dan Dewan Komisaris Wanita Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan
Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Pasar modal atau pasar modal sudah ada sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Saat itu, pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal belum sesuai dengan yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode operasional pasar modal mengalami kekosongan.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, peralihan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasional bursa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian, pasar modal mengalami pertumbuhan sesuai dengan berbagai insentif dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Dan misi Bursa Efek Indonesia adalah “menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui penguatan anggota dan partisipan bursa, menciptakan nilai tambah, efisiensi biaya dan menerapkan tata kelola yang baik, nilai-nilai inti: kerjasama tim, integritas, profesionalisme, keunggulan layanan dan inti kompetensi: membangun kepercayaan, integritas, mengejar keunggulan, fokus pelanggan”.

Direktur Perdagangan dan Regulasi Anggota Bursa bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan saham, perdagangan feed data informasi pasar, perdagangan surat utang. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa bertugas memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap kegiatan perdagangan efek di bursa efek guna mewujudkan perdagangan efek yang tertib dan wajar dalam rangka menjaga integritas dan kredibilitas di bursa dan pasar modal. Direktur Pengembangan bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang berkaitan dengan pengelolaan riset pasar modal dan keuangan, pengembangan produk dan bisnis, kegiatan pemasaran, serta kegiatan pendidikan dan sosialisasi.

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko bertanggung jawab atas kegiatan operasional terkait pengembangan solusi bisnis di bidang teknologi informasi, operasional teknologi informasi, manajemen risiko, dan pengelolaan basis data. Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya.

Analisis Hasil Penelitian

Analisis statistik deskriptif variabel Manajemen Laba terhadap 44 sampel penelitian menunjukkan nilai minimum sebesar -0,08, nilai maksimum sebesar 0,01, nilai mean -0,0117 dan nilai standar deviasi sebesar 0,01586. Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika terdapat hubungan linier yang sempurna atau pasti antara sebagian atau seluruh variabel bebas pada seluruh model regresi, maka dikatakan terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil penelitian yang dilakukan, uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai toleransi seluruh variabel lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF seluruh variabel independen kurang dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas. Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi pada model regresi linier antara kesalahan disruptif pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,201.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketimpangan variance dari residual satu observasi ke observasi lainnya dalam model regresi. Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang secara statistik signifikan mempengaruhi variabel independen. Terlihat nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian yang telah dilakukan, Koefisien Penentu menunjukkan bahwa koefisien determinasi (𝑅2) sebesar 0,154 yang berarti pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel terhadap karakteristik dewan komisaris (X1 ) dan Komite Audit (X2) sebesar 0,154 atau 15,4% dan sisanya sebesar 84,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dapat disimpulkan bahwa komite audit mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba sehingga hipotesis H2 diterima.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian penelitian diketahui bahwa pengukuran karakteristik dewan komisaris menggunakan jumlah total anggota dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris. jumlah komisaris dan keahlian yang dimiliki oleh dewan komisaris baik keahlian akuntansi maupun keahlian keuangan secara keseluruhan tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen maupun laba, sehingga karakteristik dewan komisaris dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. terjadi karena buruknya penerapan tata kelola perusahaan yang baik, seperti kurangnya keterbukaan antara manajer dan investor dan juga karena kurangnya sikap bertanggung jawab seorang manajer terhadap perusahaan sehingga bertindak sesuai keinginannya sendiri. Berdasarkan teori keagenan dalam penelitian ini yang menjadi landasan yang digunakan untuk memahami tata kelola perusahaan dan manajemen laba. Komite audit yang mempunyai peran pengawasan merupakan cerminan dari prinsip teori keagenan bahwa perusahaan memerlukan mekanisme pemantauan terhadap perilaku oportunistik manajer untuk mengurangi praktik manajemen laba.

Artinya hipotesis kedua (H2) diterima yang menyatakan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian penelitian diperoleh pengukuran komite audit dengan jumlah anggota komite audit, jumlah komite audit independen, jumlah rapat anggota komite audit dan keahlian komite audit. anggota, baik keahlian akuntansi maupun keahlian keuangan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa, bahwa komite audit tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfiyahsahra dan Challen (2020) yang menyatakan bahwa komite audit independen berpengaruh positif terhadap manajemen laba Nur dan M.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran komite audit dalam manajemen laba dengan menggunakan indikator ukuran komite audit, independensi, frekuensi pertemuan dan keahlian. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Pengaruh Ukuran Komite Audit, Audit Eksternal, Jumlah Rapat Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Komisaris dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015).

TATA KELOLA Penulis Koresponden : Abstrak : Penelitian ini menguji apakah mekanisme korporasi dan tata kelola pemerintah menghambat manajemen laba. Pendahuluan Para peneliti mulai mempelajari manajemen laba sejak Jensen dan Meckling Kualitas Audit dan Manajemen Laba Reputasi Perusahaan Audit Reputasi auditor dapat diukur dengan menentukan apakah perusahaan melakukan audit.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

  • Penelitian Terdahulu
  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Uji Multikolonieritas
  • Uji Autokorelasi
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Analisis Regresi Berganda
  • Koefisien Determinan
  • Uji Statistik T

Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan memperpanjang periode pengamatan atau menggunakan seluruh sektor perusahaan manufaktur agar hasil yang diperoleh dapat lebih bersifat umum, yang kedua adalah memperbaiki model yang akan digunakan dalam penentuan Discretionary. Akrual untuk dipertimbangkan. Kita dapat melihat adanya manajemen laba dengan sudut pandang yang berbeda-beda.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Good Corporate Governance di proksikan kan menjadi Dewan dikreksi yang diukur dengan jumlah dewan direksi, Dewan Komisaris yang diukur dengan dewan komisaris luar badan usaha dibagi