PENDAHULUAN
Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Faedah Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui akibat hukum dari putusan hakim No. 1026 K/Pid/2016 tentang itikad baik pengembalian hasil tindak pidana pencurian.
Definisi Operasional
Tindak pidana adalah perbuatan yang salah dan melawan hukum yang diancam dengan pidana dan dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab.
Keaslian Penelitian
Tesis ini merupakan penelitian normatif empiris yang penelitiannya dilakukan dengan melakukan wawancara dengan narasumber di Pengadilan Negeri dan membandingkannya dengan literatur, dalam hal ini buku yang menjadi rujukan. Tesis ini merupakan penelitian empiris normatif yang didasarkan pada penentuan asas-asas hukum positif dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan sehingga legalitas hukum dapat diketahui dalam praktek.
Metode Penelitian
- Jenis dan pendekatan penelitian
- Sifat penelitian
- Sumber data
- Alat pengumpulan data
- Analisis data
Offline yaitu pengumpulan data penelitian perpustakaan secara langsung dengan mengunjungi toko buku, perpustakaan (baik di dalam maupun di luar kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Online yaitu penelitian kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan mencari melalui media internet untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Itikad Baik
Pencurian dan Unsur-Unsur Pencurian
Seseorang dapat dianggap melakukan pencurian biasa jika dalam perbuatannya dipenuhi unsur-unsur berikut, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 362 KUHP. Pencurian dengan kekerasan adalah pencurian yang didahului, disertai dan diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 KUHP.
Pertanggungjawaban Pidana
Artinya, seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban dalam hukum pidana karena melakukan perbuatan melawan hukum hanya jika orang itu sendiri yang bersalah. Pertanggungjawaban pidana ditegakkan dengan pemidanaan, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tindak pidana dengan menghormati norma hukum untuk melindungi masyarakat, menyelesaikan konflik yang timbul, memulihkan keseimbangan, membawa rasa damai dalam masyarakat, mensosialisasikan narapidana dengan memberikan pelatihan agar menjadi orang baik dan melepaskan rasa bersalah dari terpidana. Agar kesalahan ada, harus ada juga hubungan antara keadaan pikiran pembuat dan tindakannya sedemikian rupa sehingga pembuat bersalah atas tindakannya.
Disengaja berarti adanya kehendak dan adanya kesadaran atau pengetahuan dalam diri seseorang yang melakukan suatu perbuatan (podana). Pertanggungjawaban pidana diartikan sebagai kelanjutan dari teguran obyektif yang ada untuk suatu tindak pidana dan teguran yang ada secara subyektif yang memenuhi syarat untuk dipidana atas perbuatan itu. Pertanggungjawaban pidana adalah pertanggungjawaban pidana yang hanya dapat dilakukan terhadap seseorang yang melakukan tindak pidana 34 Pertanggungjawaban pidana terjadi karena adanya tindak pidana yang dilakukan oleh.
Pertanggungjawaban pidana pada dasarnya adalah suatu mekanisme yang dibangun oleh hukum pidana untuk bereaksi terhadap pelanggaran suatu perjanjian untuk menolak suatu perbuatan tertentu.
Pengertian Tentang Tindak Pidana
Menurut Firotin Jamilah, tindak pidana adalah perbuatan melawan hukum, dilakukan karena kesalahan dan diancam dengan pidana denda. Sifat melawan hukum dan sifat kriminal adalah perbuatan melawan hukum, jika bertentangan dengan hukum; Unsur yang bersifat subyektif adalah unsur yang ada dalam diri pelaku itu sendiri, yaitu kesalahan orang yang melanggar aturan pidana, artinya pelanggaran itu harus dijawab oleh si pelanggar.
Perbuatan itu termasuk kejahatan atau bukan harus ditentukan oleh ketentuan hukum pidana yang berlaku (hukum pidana positif). Pidana seseorang tidak cukup jika orang tersebut telah melakukan perbuatan yang melanggar undang-undang atau melanggar undang-undang, sehingga meskipun perbuatannya memenuhi kata delik dan tidak dibenarkan, hal itu belum memenuhi syarat pembuktian pidana. Pidana tetap mensyaratkan suatu keadaan bahwa orang yang melakukan perbuatan itu bersalah atau bersalah.
Alasan pemaafan adalah meskipun perbuatannya terbukti melanggar hukum, artinya perbuatan itu tetap melawan hukum, tetapi karena hilang atau dihapusnya kesalahan pembuatnya sendiri, maka perbuatannya itu tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya, maka dimaafkan perbuatannya itu.
Delik Pencurian Setelah Dilakukan Pengembalian Hasil
Alasan pembenaran, yaitu pelaku tidak dinyatakan bersalah atas dasar pembenaran karena perbuatan tersebut kehilangan sifat melawan hukum 56. Sebagian besar delik dalam KUHP merupakan delik biasa, artinya untuk mengambil tindakan hukum terhadap kasus-kasus tersebut, tidak diperlukan pengaduan. Ada beberapa delik yang memerlukan aduan untuk proses kasus lebih lanjut. Tindak pidana ini dikenal dengan delik aduan. Mengenai dapat tidaknya laporan polisi dicabut setelah pelaku mengembalikan kerugian kepada korban, maka konsep delik biasa (ordinary misdemeanor) dan delik yang dapat ditagih (pengadu) dijawab.
Tindak pidana pencurian ini tergolong delik biasa (ordinary delict), sehingga akibatnya meskipun telah didamaikan antara pelaku dan korban, laporan polisi tidak dapat ditarik atau dicabut dan proses hukum terhadap pelaku tidak dapat dihentikan, kecuali penyidik menyatakan tidak cukup bukti atau kejadian tersebut bukan merupakan tindak pidana. Hal ini berbeda dengan tindak pidana pencurian dalam keluarga yang merupakan tindak pidana yang dapat didakwakan dimana orang yang mengadukan berhak mencabut pengaduannya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah pengaduan diajukan sebagaimana diatur dalam Pasal 75 KUHAP. Sebaliknya, dalam kasus-kasus yang tergolong tindak pidana biasa (ordinary crime), laporan polisi atas kasus tersebut tidak dapat ditarik kembali atau dicabut sekalipun telah dilakukan rekonsiliasi dengan korban atau penggantian kerugian kepada korban.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pertimbangan Hukum Hakim atas Itikad Baik
Apa akibat hukum dari putusan hakim No. 1026 K/Pid/2016 tentang itikad baik pengembalian hasil tindak pidana pencurian. B.11107831, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makasar, tahun 2012 dengan judul “Legal Review Tindak Pidana Pencurian Berberat Oleh Anak”. Berdasarkan pendapat di atas, yakni berkaitan dengan tindak pidana pencurian yang diduga mengambil harta orang lain, sehingga dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan mencuri adalah mengambil harta orang lain untuk dimiliki secara melawan hukum.
Hanya jika barang yang diambil tidak dimiliki oleh siapapun, mis. dibuang oleh pemiliknya, maka tidak ada tindak pidana pencurian. Dalam KUHP saat ini, kejahatan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kejahatan yang diatur dalam Buku Kedua dan delik yang diatur dalam Buku Ketiga. Ada beberapa alasan dalam hukum pidana yang dapat dijadikan dasar bagi hakim untuk tidak menjatuhkan hukuman/pidana kepada pelaku atau terdakwa yang diajukan ke pengadilan karena telah melakukan tindak pidana.
Surat dakwaan memuat identitas terdakwa juga memuat uraian tentang tindak pidana dan waktu terjadinya tindak pidana serta memuat pasal yang dilanggar (Pasal 143 ayat (2) KUHAP). Barang bukti adalah barang yang digunakan oleh terdakwa untuk melakukan tindak pidana atau barang hasil tindak pidana. Yang melatar belakangi perbuatan terdakwa adalah setiap keadaan yang menimbulkan keinginan dan dorongan yang kuat dari terdakwa untuk melakukan tindak pidana.
Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Pencurian Dengan
Tindak pidana adalah perbuatan melawan hukum, yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang yang perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan dan dinyatakan oleh undang-undang sebagai perbuatan yang dapat dipidana. Pertanggungjawaban pidana mengarah pada pemidanaan terhadap pelaku jika ia telah melakukan tindak pidana dan memenuhi unsur-unsur yang ditentukan dalam undang-undang. Berdasarkan pendapat tersebut, kesalahan tersebut mengandung unsur pemakzulan terhadap seseorang yang telah melakukan tindak pidana.
Oleh karena itu, tidak setiap paksaan dapat dijadikan dalih untuk menghapuskan suatu tindak pidana, tetapi hanya yang tidak dapat dilawan atau dihindari oleh pelaku secara sungguh-sungguh, sehingga ia melakukan suatu tindak pidana karena paksaan. Berdasarkan fakta hukum dan keterangan para saksi serta keterangan terdakwa sendiri, majelis menilai bahwa terdakwa telah terbukti secara meyakinkan dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan oleh JPU/JPU dalam dakwaan pokok melanggar Pasal 362 KUHP, sehingga terdakwa harus dihukum pidana. Berdasarkan hal tersebut, terdakwa Yohanes Frengky alias Frengky terbukti secara meyakinkan dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencurian dan terdakwa dijatuhi hukuman 6 (enam) bulan penjara.
Akibat hukum dari putusan hakim nomor 1026 K/Pid/2016 tentang itikad baik pengembalian hasil tindak pidana pencurian.
Akibat Hukum Atas Putusan Hakim Nomor 1026 K/Pid/
Akibat dari pertimbangan hakim tentang hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan terhadap pelaku adalah mempengaruhi putusan hakim. Dalam hal hakim menjatuhkan pidana yang lebih berat dari tuntutan penuntut umum, hakim tidak memandang perlu mempertimbangkan hal-hal yang meringankan tersangka. Sebaliknya, jika hakim memilih hukuman yang lebih ringan dari tuntutan penuntut umum, hakim tidak memandang perlu mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan tersangka.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1026 K/PID/2016 memuat hal-hal yang meringankan terdakwa sehingga hakim menjatuhkan putusan yang lebih ringan dari tuntutan JPU yaitu 6 (enam) bulan penjara. Hakim menilai dan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan tersangka yaitu tersangka meminta maaf kepada korban. Pengembalian sepeda motor setelah pencurian selesai hanya dapat dianggap meringankan pidana terdakwa.
Dalam hal ini putusan majelis hakim terhadap terdakwa kurang dari tuntutan JPU, karena hal-hal yang meringankan terdakwa yang menjadi pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan putusan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pertimbangan hukum hakim beritikad baik untuk mengembalikan hasil tindak pidana pencurian adalah sebagai hal yang meringankan terdakwa, namun perbuatan terdakwa yang mengambil dan menggunakan sepeda motor milik saksi korban merupakan perbuatan melawan hukum, sehingga terdakwa dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum. Pertanggungjawaban pidana pelaku pencurian dengan itikad baik untuk mengembalikan hasil kejahatan tetap dipidana karena Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghilangkan tanggung jawab pidana terhadap terdakwa, baik sebagai pembenaran maupun dalih, sehingga terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan perbuatan terdakwa memenuhi semua unsur tindak pidana sehingga terdakwa patuh secara hukum dan terbukti Frengky. waktu melakukan tindak pidana pencurian dan terdakwa dipidana dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan. Akibat hukum dari putusan hakim Nomor 1026 K/Pid/2016 tentang itikad baik pengembalian hasil tindak pidana pencurian adalah hakim mengambil putusan yang lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yaitu 6 (enam) bulan penjara.
Masyarakat umum dalam kasus ini menuntut agar terdakwa Yohanes Frengky alias Frengky dihukum 2 (dua) tahun penjara. Hakim menilai dan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu terdakwa meminta maaf kepada korban dan mengembalikan sepeda motor yang dicurinya.
Saran
Rekonstruksi dasar pertimbangan hukum hakim berdasarkan nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Jakarta: Grup Prenadamedia. Pemindahan partisipatif dalam pelajaran partisipasi, kajian kritis berdasarkan teori pemisahan kejahatan dan tanggung jawab pidana, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.