• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun Gambar 3.4 Persentase luas lahan kritis di dalam dan di luar daerah. Kabupaten Kulon Progo mempunyai konfigurasi lingkungan fisik yang beragam yang terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu: pegunungan, dataran, dan pesisir. Potensi kerusakan lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo dengan keragaman kondisi geografisnya menjadi latar belakang penyusunan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo.

Profil Daerah Kabupaten Kulon Progo

Secara geostrategis Kabupaten Kulon Progo terletak di bagian barat DIY dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Analisis dan perumusan isu prioritas lingkungan hidup dilakukan oleh kepala daerah Kabupaten Kulon Progo beserta jajarannya dengan menggunakan metode Pressure State and Response (PSR).

Ruang Lingkup Penulisan

Isu lingkungan hidup prioritas daerah Kabupaten Kulon Progo disusun berdasarkan pendekatan PSR (Pressure State and Response). Kabupaten Kulon Progo memiliki tiga permasalahan lingkungan hidup prioritas pada tahun 2017 yang perlu segera diatasi dan mendapat perhatian khusus oleh pemerintah.

Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Wates. Wates

Tekanan merupakan suatu daftar permasalahan yang terjadi pada lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo sebagai akibat dari aktivitas manusia. Hal ini menunjukkan bahwa luas RTH Kota Wates masih belum memenuhi kebutuhan ruang terbuka publik minimal sebesar 20% untuk kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo. Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam memperluas ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan Wates merupakan bagian dari program Perencanaan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Pencemaran udara di perkotaan Kabupaten Kulon Progo disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermotor yang berat dan pembangunan multi lokasi. Berdasarkan data Indeks Kualitas Udara Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 hingga tahun 2017 menunjukkan bahwa kualitas udara di Kabupaten Kulon Progo masih tergolong baik. Suara kendaraan bermotor menjadi penyebab utama tingginya nilai parameter kebisingan di kawasan perkotaan wilayah Kulon Progo.

Perlu banyak tindakan proaktif yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo agar polusi udara di perkotaan berkurang hingga ke wilayah yang kualitas udaranya normal. Sehingga kondisi udara tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat yang tinggal atau berkunjung ke perkotaan di Kabupaten Kulon Progo.

Alih Fungsi Lahan Hijau menjadi Lahan Terbangun Berdampak pada Penurunan jasa ekosistem dari fungsi penyediaan daya dukung pangan Penurunan jasa ekosistem dari fungsi penyediaan daya dukung pangan

10 Daya dukung air Perubahan fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian merupakan hal yang biasa terjadi karena wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai program pembangunan mega proyek seperti pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), pembangunan Jalan Lintas Selatan (JJLS), pembangunan Kawasan Industri Sentolo dan pembangunan jalan Bedah Menoreh. Jalan Lingkar Selatan atau biasa disingkat JJLS merupakan jalan yang dibangun di bagian selatan Pulau Jawa yang meliputi wilayah Kabupaten Kulon Progo. Pembangunan JJLS sepanjang 122,9 kilometer ini diharapkan dapat menghubungkan wilayah timur dan barat Yogyakarta, yakni Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul.

JJLS yang melintasi Kabupaten Kulon Progo turut andil dalam konversi kawasan hijau menjadi lahan luas untuk jalan beton dan aspal. Kawasan industri tersebut dahulunya merupakan lahan pertanian dan dengan dibangunnya KIS otomatis akan mengurangi lahan hijau yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini menyebabkan menurunnya kapasitas pangan dan air di Kabupaten Kulon Progo.

Hal ini dapat menyebabkan kebutuhan pangan di wilayah Kabupaten Kulon Progo lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan pangan yang ada, sehingga wilayah tersebut harus memenuhi kebutuhan pangan dari daerah lain. Kebutuhan air akibat kegiatan pembangunan juga mempengaruhi jumlah airtanah di wilayah wilayah Kulon Progo.

Tataguna Lahan

Luas Penggunaan Lahan

Daerah rawan kekeringan dan rawan angin topan terdapat di seluruh kecamatan. e.) Kawasan yang dilindungi secara geologis. Daerah rawan longsor berada di kawasan Perbukitan Menoreh meliputi Kecamatan Kokap; Kecamatan Sentolo; Distrik Welas Asih; Kecamatan Nanggulan; Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Kalibawang; dan Kecamatan Samigaluh. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun ini, peruntukan hutan produksi adalah hutan produksi terbatas yang terletak di Desa Hargomulyo dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap dengan luas 601,6 hektar dan ditetapkan sebagai kawasan konservasi. b.) Kawasan hutan rakyat.

Wilayah yang diperuntukkan bagi penangkapan ikan tangkap berada pada zona pantai sepanjang 24,9 kilometer sampai 4 mil laut ke arah Samudera Hindia, meliputi Kecamatan Wates, Panjatan, dan Galur. 23 Sarana dan prasarana penunjang kegiatan penangkapan ikan di Kabupaten Kulon Progo antara lain Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Adikarta di Desa Karangwuni Kecamatan Wates dan sebagian Desa Glagah Kecamatan Temon seluas kurang lebih 83 (delapan puluh tiga) hektar. . seperti PPI Bugel, PPI Sindutan dan PPI Congot yang berlokasi di kabupaten Temon. Wilayah yang teridentifikasi penambangannya antara lain Desa Kembang dan Banyuroto di Kecamatan Nanggulan serta Desa Pendoorejo di Kecamatan Girimulyo.

Industri besar antara lain Kawasan Industri Sentolo dengan luas kurang lebih 4.796 (empat ribu tujuh ratus sembilan puluh enam) hektar yang terletak di Kecamatan Sentolo dan Kecamatan Lendah, Kawasan Industri Temon di Kecamatan Temon dengan luas kurang lebih 500 (lima) ratus) hektar dan Kawasan Peruntukan Industri berada di Kecamatan Nanggulan. Permukiman pedesaan antara lain Desa Glagah, Kecamatan Temon, Desa Panjatan, Kecamatan Panjatan, Desa Brosot dan Desa Tirtorahayu di Kecamatan Galur, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Desa Banjaroyo , Kecamatan Kalibawang dan Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh. 26 Pemanfaatan kawasan permukiman khusus pada seluruh permukiman terdiri atas pengembangan permukiman swadaya, kawasan permukiman siap bangun, dan permukiman baru.

Pembangunan permukiman khusus, terdiri atas permukiman nelayan di Kecamatan Wates, permukiman transmigrasi lokal di Kecamatan Panjatan dan Galur. Saya.).

Gambar 3.1 Peta Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah  (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032
Gambar 3.1 Peta Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032

Usaha Pemanfaatan Lahan

Pedoman Penetapan Daerah Peruntukan Lainnya dalam Rencana Tata Ruang RTRW Tahun 2016 Kabupaten Kulon Progo adalah Kawasan Perdagangan dan Jasa serta Kawasan Pertahanan dan Keamanan. Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi Satuan Radar Militer yang berlokasi di Desa Panggang, Kecamatan Temon, Detasemen 2 Satuan Brimob Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlokasi di Distrik Sentolo, Markas Polisi Perairan (pos polisi laut) yang berlokasi di Desa Glagah, Distrik Temon, Pos TNI AL. Berlokasi di Desa Karangwuni Kecamatan Wates, Mako Kodim berada di Desa Triharjo Kecamatan Wates, Mako Kodim tersebar di seluruh kecamatan, Mako Polres berada di Desa Kedungsari Kecamatan Pengasih, Mapolsek tersebar di seluruh kecamatan. kecamatan, dan Sentolo lokasi lapangan tembak terletak di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo. Sedangkan pemanfaatan lahan sawah di Kecamatan Kokap memiliki luas terkecil, sedangkan pemanfaatan lahan terluas terdapat di Kecamatan Nanggulan.

Pemanfaatan lahan hutan terjadi di seluruh kecamatan, namun wilayah terluas terdapat di Kecamatan Kokap dan Girimulyo. 28 Berdasarkan fungsinya, hutan di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, dan cagar alam, dengan luas terluas adalah hutan produksi dengan luas 601,5 hektar. Tabel di atas mencatat telah terjadi perubahan lahan dari perikanan menjadi bandara seluas kurang lebih 45,34 hektar.

29 Tipe penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo meliputi empat bidang, yaitu pertambangan, perkebunan, pertanian, dan penggunaan hutan. Tambang terbesar di Kabupaten Kulon Progo adalah tambang andesit yang dikelola oleh 12 perusahaan dengan produksi 1550,01 ton per tahun.

Tabel 3.4 Luas Hutan  Berdasarkan Fungsi dan Status Tahun 2017
Tabel 3.4 Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Tahun 2017

Lahan Kritis

Genangan air yang terus menerus seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa menyebabkan tanah menjadi asam. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah melakukan upaya pengelolaan lahan kritis yang ditandai dengan semakin berkurangnya luas lahan kritis. Upaya tersebut melalui kegiatan penanaman (vegetatif) dan pembuatan bangunan sipil teknis untuk konservasi tanah dan air.

Jika lahan kritis dibiarkan begitu saja atau tidak dilakukan penanganan perbaikan, maka secara langsung dan tidak langsung akan mengancam kehidupan manusia. 32 Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan, sehingga tetap terjaga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam menunjang sistem kehidupan. Kegiatan restorasi hutan dan lahan dilakukan melalui penghijauan, penghijauan, pemeliharaan pengayaan tanaman atau penggunaan teknik konservasi tanah vegetatif dan teknis sipil.

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo, 2017 Pada tahun 2017, penghijauan dilakukan dengan menanam pohon di lima kecamatan. Beberapa manfaat dari kegiatan penghijauan di wilayah dataran tinggi antara lain memulihkan produktivitas tanah pada lahan kritis, memperluas wilayah resapan air hujan, dan mengurangi terjadinya tanah longsor.

Rencana Pengelolaan Pesisir dan Laut

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto merupakan salah satu infrastruktur penting untuk mengelola dan memanfaatkan potensi daerah. Provinsi DIY memiliki sekitar 110 km garis pantai Samudera Indonesia yang mempunyai sumber daya perikanan yang sangat besar. Untuk dapat meningkatkan hasil tangkapan maka diperlukan kapal-kapal besar yang memerlukan pelabuhan besar yaitu pelabuhan Tanjung Adhikerto.

JJLS digunakan untuk menunjang pendistribusian kendaraan dari pelabuhan dan Bandara Baru ke kota-kota besar lintas provinsi. Pengelolaan pesisir dan laut di Kabupaten Kulon Progo dengan dibangunnya pelabuhan dan jalan raya bagian selatan diharapkan dapat menjadi pintu gerbang perekonomian baru bagi wilayah Provinsi DIY sehingga masyarakat Kabupaten Kulon Progo dapat berpartisipasi dalam pertumbuhan perekonomian dengan membuka berbagai jenis usaha di wilayah tersebut. sektor ekonomi.

Kualitas Air

Kualitas Air Sungai

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo telah melakukan pengujian kualitas air di Sungai Serang pada tahun 2017. Intensitas sinar matahari mempengaruhi suhu dan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pegunungan atau dataran rendah. Hasil pemantauan air sungai di Kabupaten Kulon Progo berada pada angka . Hasil pemantauan pada tiga lokasi pantai pada air sungai di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2017 mempunyai nilai dibawah baku mutu yang ditentukan.

Hal ini menandakan bahwa air sungai di wilayah Kulon Progo merupakan air sungai murni dan tidak mempunyai kandungan padatan yang tinggi. Berdasarkan data pada tabel terlihat bahwa kadar DO pada seluruh pemantauan air sungai di kabupaten Kulon Progo pada tahun 2017 dalam dua periode sudah sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Hasil pemantauan di tiga lokasi pantai air sungai di wilayah Kulon Progo pada tahun 2017 memiliki nilai normal sesuai baku mutu yang telah ditetapkan.

Dari hasil pemantauan di tiga lokasi air sungai di wilayah Kulon Progo pada tahun 2017, terlihat 50% hasil pemantauan melebihi baku mutu tertentu. Konsentrasi H2S pada tiga lokasi pemantauan air sungai di Kabupaten Kulon Progo adalah antara mg/L pada tahun 2017, dimana nilai batas yang diperbolehkan adalah 0 mg/L.

Tabel 3.9. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Temperatur Tahun 2017
Tabel 3.9. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Temperatur Tahun 2017

Kualitas Air Tanah

Total coliform adalah jumlah coliform fekal yang mengandung coli yang terlarut dalam air. Total coli yang berasal dari manusia dan ternak Kadar total coli pada air sungai di wilayah Kulon Progo pada tahun 2017 menunjukkan angka yang tinggi pada periode kedua, yaitu sekitar 100ml/100ml. Kadar total coliform yang tinggi pada air sungai di Kabupaten Kulon Progo dapat menyebabkan kulit gatal jika terkena air yang terkontaminasi dan menyebabkan diare jika tertelan.

Parameter pengukurannya berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta no. 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan memperhatikan parameter baku mutu yang terdiri dari timbal, mangan, seng, fluorida, nitrit, fecal coliform dan total coliform. Sifat-sifat air yang tercemar mempunyai suhu di atas atau di bawah suhu udara, sedangkan air yang tidak tercemar mempunyai suhu yang sama dengan suhu udara. Suhu air tanah di wilayah Kulon Progo masih tergolong normal, mengingat rata-rata suhu udara normal di Daerah Istimewa Yogyakarta berkisar 23°C - 32°C.

Oleh karena itu, airtanah di Kabupaten Kulon Progo tergolong tidak tercemar dan memenuhi baku mutu. Semakin banyak residu terlarut dalam airtanah maka semakin tercemar kondisi airtanah tersebut, dan sebaliknya semakin sedikit residu terlarut dalam airtanah maka semakin baik kondisi airtanah di suatu tempat atau dengan kata lain tidak tercemar.

Gambar 3.6 Persentase Temperatur Air Tanah Tahun 2017
Gambar 3.6 Persentase Temperatur Air Tanah Tahun 2017

Gambar

Gambar 3.1 Peta Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah  (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032
Gambar 3.2 Hutan Mangrove Wana Tirta, Pasir Mendit, Jangkaran Kecamatan  Temon Kabupaten Kulon Progo
Tabel 3.1 Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten Kulon Progo   Tahun 2017
Gambar 3.3 Peta Kawasan Budidaya Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah  (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian lahan tersebut maka pengembangan tanaman padi sawah dapat dilakukan berdasarkan sebaran SPL di Kecamatan Bualemo dan

Summary:InaChief’sCourt plaintiffsueddefendantforlobolo in respect of his sister, defendant resisted the claim and sought to set off cattle due by plaintiff to him; the hearing was