1 Community Preparedness In Mitigation of Earthquake And Tsunami Along
The Coast Of Pariaman
by :
Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**
*Geography Education Departmen Of STKIP PGRI Sumatera Barat
** Lecturer at Geography Education Department Of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aimed to get the data, process, analyze and discuss about Community Preparedness In Mitigation of Earthquake And TsunamiAlong The Coast Of Pariaman seen from: Knowledge and Vulnerabilities.
This type of research is descriptive. The study population is a village located along the coast city of Pariaman, there are three (3) villages the population in this study are : Desa Pasir Sunur, Desa Marunggi and Desa Manggung. Total population of the three villages is 1170 KK ( Head of Family). The sample of responden was taken by proportional random sampling of 10% of the population so that the respondent amounted to 117 people.
Results of this study explains that : (1) Knowledge communities in coastal areas Pariaman about mitigating earthquake and tsunami classified as less knowing, which can be seen from the percentage value of 50,00% (2) the vulnerability of the coastal region of Pariaman face earthquake and tsunami classified as High, which can be seen in the percentage of 50,00%.
Keywords: Knowledge, vulnerability and Mitigation
2 PENDAHULUAN
Bencana gempa dan tsunami merupakan ancaman terbesar bagi negara Indonesia yang terletak pada zona subduksi tiga lempeng aktif dunia.Tiga lempeng itu terus aktif dengan tingkat kegempaan yang cukup tinggi.Indonesia seperti mendapatkan berkah sekaligus ancaman dari posisi yang berada di jalur aktif pergerakan tiga lempeng dunia.Berkah yang di dapat Indonesia membentang di seluruh kawasan yang merupakan potensi besar untuk menopang perekonomian negara.
Tahun 2009 tepatnya pada tanggal 30 September kembali terjadi gempa yang berpusat di Barat Daya Kota Pariaman, yang meninggalkan penderitaan bagi masyarakat. Penderitaan yang disebabkan oleh bencana tersebut adalah jatuhnya korban jiwa dan hancurnya lingkungan fisik termasuk rumah dan fasilitas umum yang berdampak pada kerugian ekonomi dan sosial (BNPB, 2009)
Setelah dilakukan observasi awal pada lokasi penelitian pada tanggal 10 Maret 2014 didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan masyarakatmengenai mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami sangatlah rendah.Ini di sebabkan kurangnya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami yang dilakukan oleh pemerintah kepada penduduk yang berada di sekitar pesisir pantai Kota Pariaman.
Astuti, (2007) Selain itu Kesiapsiagaan masyarakat di kawasan pesisir pantai juga sangat rendah.Ini dapat dilihat dari kurangnya kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat guna.Kesiapsiagaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian tata benda dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Untuk itu harus ada upaya kesiapsiagaan yang dilakukan di kawasan pesisir pantai Kota Pariaman ketika bencana mulai teridentifikasi akan terjadi, kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.
2. Pelatihan siaga / simulasi / teknis bagi setiap sektor Penanggulangan bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).
3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumber daya/logistik.
5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.
6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning).
7. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan).
Pasca gempa tahun 2009 mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami baru satu kali dilakukan diakhir tahun 2012.Tentu saja ini tidaklah cukup mampu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.Kurangnya peringatan dini mengenai bencana atau mitigasi dapat dilihat dari jumlah korban yang meninggal akibat terkena reruntuhan bangunan yang terjadi ketika gempa terjadi.Tentunya mitigasi bencana sanagtlah penting untuk mengurangi korban ketika bencana terjadi.
Kota Pariaman merupakan kota yang membentang mengikuti pesisir pantai. Mengingat kejadian bencana yang sering terjadi dikawasan pesisir yang sangat bekaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, maka menjadi sangat penting harusnya ada tindakan mitigasi mengenai bencana gempa bumi dan tsunami di kawasan pesisir pantai. Selain itu jika masyarakat mengetahui bagaimana langkah-langkah mitigasi yang baik dan benar maka tentunya akan mengurangi resiko bencana (kematian yang besar dalam suatu bencana). Upaya mengurangi resiko bencana menjadi sebuah tindakan nyata yang dapat mengatasi kerentanan masyarakat sehingga kedepannya menjadi lebih siap untuk menghadapi kemungkinan bencana yang akan terjadi.
Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai ”Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mitigasi Gempa dan Tsunami di Sepanjang Pesisir Pantai Kota Pariaman”.
3 METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan batasan masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan terdahulu, maka penelitian ini tergolong penelitian Deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2007) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terhadap pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah-masalah aktual sebagai mana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, dari hasil penelitian tentang pengetahuan masyarakat di kawasan pesisir pantai mengenai mitigasi gempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir pantai Kota Pariaman dilihat dari tingkat pengetahuan masyarakatnya tergolong kurang mempengaruhi, dimana persentase menjawab tertinggi sebesar 50,00%.
Kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat di kawasan pesisir pantai Kota Pariaman dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami sudah tergolong cukup karena sebagian dari mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi dengan cara menyelamatkan diri melalui jalur-jalur evakuasi yang sudah di arahkan oleh BPBD Kota Pariaman.
Selain itu kesiapan mental, tidak panik dan ketakawaan kepada sang pencipta merupakan hal yang paling mendasar yang ada dan diyakini oleh masyarakat ketika menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.
Selain itu pada umunya masyarakat mengetahui apa itu bencana gempa bumi dan tsunami, tetapi masyarakat hanya sedikit yang mengetahui bagimana cara mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Ini yang ditakutkan nantinya akan menimbulkan resiko bencana yang besar ketika bencana terjadi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Taufik (2007) tentang pengetahuan yang menyatakan pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang tehadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya).Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang
diketahui, dikenal atau yang di pahami melalui pengalaman belajar.
Kedua, dari hasil penelitian tentang kerentanan masyarakat dikawasan pesisir pantai menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir pantai Kota Pariaman dilihat dari tingkat kerentanan masyarakatnya tergolong tinggi, dimana persentase menjawab tertinggi sebesar 50,00%.
Hasil penelitian diatas menunjukan tingkat kerentanan masyarakat dikawasan pesisir pantai Kota Pariaman tergolong tinggi akan tetapi sebagian besar masyarakat ada yang menyimpan uangnya untuk keperluan ketikan terdesak seperti untuk keperluan ketika bencana gempa bumi dan tsunami terjadi mereka ada mempunyai bekal untuk bertahan hidup.
Hal ini sesuai dengan peraturan BPBD Tahun (2007) yang menyatakan bahwa Kerentanan merupakan suatu kondisi yang menurunkan kemampuan seseorang atau komunitas masyarakat untuk menyiapkan diri, bertahan hidup atau merespon potensi bahaya. Kerentanan masyarakat secara kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemiskinan, pendidikan, sosial dan budaya.
Selanjutnya aspek infrastruktur yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kerentanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan deskripsi data, analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan masyarakat di kawasan pesisir pantai mengenai mitigasigempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir pantai Kota Pariamanmasih tergolong kurang mempengaruhi, dimana persentase menjawab tertinggi sebesar 50,00%.
2. Tingkat kerentanan masyarakat dikawasan pesisir pantai menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir pantai Kota Pariaman tergolong tinggi, dimana persentase menjawab tertinggi sebesar 50,00%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:
4 1. Masyarakat di kawasan pesisir pantai Kota
Pariaman hendaknya lebih banyak mengetahui bagaimana cara mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dengan cara mau mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah terkait seperti BPBD agar nanti ketika bencana terjadi tidak terjadi kepanikan dan mampu mengurangi resiko bencana seminimal mungkin.
2. Kondisi kerentanan masyarakat pesisir pantai di Kota Pariaman mempengaruhi bagaimana kondisi dan keadaan masyarakat ketika terjadi bencana yang tentunya akan menyebabkan kerentanan pada masyarakat, tentunya ini harus disikapi dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka membangun ekonomi dan infrastruktur di kawasan pesisir pantai.
DAFTAR PUSATAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:
Suatu Penelitian Praktik, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Astuti, (2007). “peningkatan Pemahaman Masyarakat Mengenai Mitigasi Dalam Penanganan Gempa Bumi di Indonesia”.
Skripsi, (Universitas Negeri Yogyakarta).
Diakses, Senen, 26 Januari 2014.
BMKG, (2009).Informasi Gempa Tahun 2009 di Kota Pariaman. Artikel: Negara RI.
Diakses Rabu 28 Januari 2015.
BNPB.(2009). Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (2).Diakses, Senin 2 Februari 2015.
BPBD, (2007). Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (2).Diakses, Senin 2 Februari 2015.
Indra, (2005).“Peningkatan Pemahaman Masyarakat Mengenai Karakteristik Daerah Potensi Bencana Alam Indonesia”. (Depok: Universitas Indonesia). Diakses Minggu 15 Maret 2015.
Permendagri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Umum Mitigasi
Bencana.Diakses Jumat 20 Maret 2015.
Riko, (2014).“ Kesiapsiagaan Masyarakat dalam menghadapi erupsi Gunung Kerinci di Desa Kersik Tuo kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci” (skripsi).Padang : STKIP PGRI PADANG SUMBAR.
Diakses Senin 30 Maret 2015.
Rahmi.(2013). “Analisis Hubungan Tingkat Kerentanan Masyarakat Pesisir Tehadap Bencana Dengan Upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) IPB.Diakses 30 Maret 2015.
Taufik. (2007). Tingkat Pengetahuan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta
Tommi.2006. Mitigasi Gempa Dan Tsunami Di Wilayah Perkotaan. Fakultas Teknik UI.
Diakses jumat 4 April 2015.
Sudjana, Ibrahim. (2007). Metodelogi Penelitian.
Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana .
Diakses Jumat 4 April 2015
84