Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah bagaimanakah tingkat kemampuan menggambar bentuk siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka, dan kemampuan siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka dalam mengarsir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka dalam menggambar bentuk dan kendala yang dihadapi dalam menggambar bentuk. Kendala yang dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka adalah terbatasnya waktu yang diberikan dan kurangnya fasilitas meja dan kursi untuk latihan menggambar.
Berdasarkan hal tersebut penulis termotivasi dan tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Pembelajaran Menggambar Bentuk pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka ketika menggambar bentuk.
Tinjauan Pustaka
Pengertian pelaksanaan
Pengertian menggambar bentuk
Menurut Garha, gambar bentuk adalah suatu cara menggambar yang lebih menitikberatkan pada kesesuaian bentuk gambar dengan model yang disajikan. Oleh karena itu, dalam menggambar bentuk-bentuk mutlak, ada satu atau sekelompok benda yang harus dijadikan benda atau model (Muhdy, 2014: 4). Tujuannya adalah untuk menghasilkan gambar yang meniru suatu benda secara akurat, sehingga pada saat menggambar suatu bentuk perlu disiapkan suatu atau.
Dari penjelasan pengertian kemampuan menggambar bentuk, kemampuan menggambar bentuk berarti kemampuan menghasilkan gambar yang menyerupai bentuk benda yang digambar. Alat dan bahan yang biasa digunakan untuk menggambar bentuk adalah pensil halus (2B, 3B, 4B, 5B dan 6B), pensil, pastel, kertas gambar permukaan kasar, penghapus pensil dan benda yang akan digambar.
Teknik menggambar bentuk
Teknik pointillist ialah teknik melukis bentuk iaitu cara melukis yang menentukan terang dan gelap objek gambar menggunakan pensel atau pen bergambar dengan mendotkan cahaya atau gelap untuk memberi warna pada gambar tersebut, contoh gambar adalah seperti berikut;. Menggunakan prinsip perkadaran ini, satu objek imej dengan objek imej yang lain harus kelihatan wajar. Letakkan objek imej dengan objek imej lain hendaklah tidak berjauhan supaya ia tidak kelihatan berasingan.
Saat menggambar bentuk agar terlihat realistis atau tiga dimensi, perhatikan warna gelap-terang atau sering disebut halftone. Proporsi merupakan unsur proporsionalitas ideal yang dapat diserap oleh persepsi pengamat sehingga terjadi keseimbangan yang harmonis pada objek visual.
Kerangka Pikir
BAB III
Jenis penelitian
Lokasi penelitian
Populasi dan sampel
Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
- Dokumentasi
- Angket
- Wawancara
Dokumentasi mencari data yang berkaitan dengan suatu hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto 21998:231). Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data penelitian melalui dan menggunakan dokumen atau arsip (penelitian masa lalu) yang relevan dengan masalah penelitian (Ismiyanto 2003: MP/X/9). Berkaitan dengan studi dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulensi rapat, catatan harian dan lain sebagainya.
Data dan dokumen yang dapat diperoleh dalam penelitian ini meliputi berbagai informasi terkait topik dan lokasi penelitian. Data dokumen yang dikumpulkan dapat diperoleh dari data yang ada di sekolah, misalnya data tentang sejarah sekolah, gambar-gambar yang ada di sekolah, data tentang struktur guru, tenaga kependidikan dan siswa di sekolah, hasil belajar yang dilengkapi gambar. Kuesioner (kuesioner) dalam Ismiyanto (2003:MP/X/9) adalah teknik pengumpulan data penelitian dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden penelitian dan jawabannya dicatatkan.
Arikunto menjelaskan wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancara. Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh data-data yang diperlukan.
Wawancara dilakukan kepada guru seni budaya dan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian di SMP Negeri 2 Baraka, setelah itu peneliti mencatat hasil wawancara tersebut.
Teknik analisis data
- Mengelolah seluruh data
- Mereduksi data
Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada analisis data yang dijelaskan oleh Mills dan Huberman, 1992 dalam Amaruddin, (2012:45), yaitu analisis data diawali dengan peninjauan terhadap seluruh data yang dikumpulkan, data direduksi sesuai dengan masalah yang sedang dipelajari kemudian diklasifikasi ke dalam satuan-satuan yang telah dikategorikan. Data yang terkumpul dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan inferensi atau pemaknaan. Pengelolaan data adalah kegiatan mengkaji data yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
Selain itu dilakukan seleksi untuk menentukan data yang dibutuhkan dan data yang tidak diperlukan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar menggambar figur mempunyai 5 aspek yaitu proporsi, perspektif, chiaroscuro dan teknik. Untuk itu skor yang diperoleh harus dibandingkan dengan skor ideal atau skor minimal yang ingin dicapai siswa pada kompetensi tertentu.
Selain menguraikan pendapat yang dikemukakan di atas, alasan penulis menggunakan rentang skala penilaian 1-100 adalah karena berdasarkan standar KKM yang ingin dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah adalah 75. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori kemampuan menggambar bentuk terlihat pada hasil belajar siswa yang mengacu pada kategori standar yang diterapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Departemen Pendidikan Nasional (Suherman dalam Amaruddin, 2012: 48 ). Data yang diperoleh dalam teknik wawancara meliputi alasan pemilihan materi pembelajaran dan kendala yang dialami guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk serta bagaimana penilaian kemampuan siswa dalam menggambar bentuk.
Hasil Penelitian
- Gambaran Umum Tentang Pendidikan Di SMP Negeri 2 Baraka
- Kemampuan Menggambar Bentuk dalam menangkap objek Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Barka
- Hasil nontes
Siswa SMP Negeri 2 Baraka berasal dari berbagai kalangan, sehingga karakteristik setiap siswa berbeda-beda. Rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka berada pada tahap operasional formal (usia 12-14 tahun), sehingga materi yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan siswa. Visi SMP Negeri 2 Baraka adalah unggul dalam kinerja, berkepribadian dan berlandaskan iman dan takwa.
Kemampuan menggambar bentuk bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka dituntut untuk memahami konsep dan prosedur dalam menciptakan karya. Menciptakan karya seni khususnya gambar memerlukan keterampilan, ketekunan dan ketelitian. Alat dan bahan yang digunakan dalam menggambar bentuk antara lain; (1) Benda kerja yang akan digambar, (2) Kertas gambar A-3, (3) Pensil 2B dan pensil warna, (4) Penghapus, (5) Penggaris. Kemampuan menggambar bentuk ketika menangkap benda pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Barka VIII A SMP Negeri 2 Barka.
Dalam penelitian ini kemampuan siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka hendaknya memperhatikan berbagai aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian. Karya siswa dinilai berdasarkan lima aspek, yaitu ide, kreativitas, penguasaan media, keindahan (estetika) dan kemurnian karya. Hasil analisis tingkat keterlaksanaan pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Hasil analisis tingkat keterampilan menggambar bentuk dalam mencatat benda pada kartu siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggambar bentuk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Hal ini menunjukkan bahwa siswa secara umum mengikuti hasil observasi ketika belajar menggambar bentuk dengan baik dan tenang saat menyiapkan bahan dan alat. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentunya berkaitan dengan menggambar bentuk mulai dari persiapan hingga akhir pembelajaran dan juga permasalahan yang dihadapi siswa saat belajar menggambar bentuk.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terlihat bahwa siswa merasa senang belajar menggambar karena pembelajaran seni rupa khususnya menggambar bentuk tidak membosankan dan membuat mereka merasa terhibur. Dokumentasi yang diambil meliputi proses pembelajaran menggambar bentuk yang disiapkan oleh guru kemudian digambar oleh siswa.
- Pembahasan Penelitian
- Kemampuan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka dalam menangkap objek menggambar bentuk dalam bagan
- Kemampuan Siswa VIII A SMP Negeri 2 Baraka dalam mengarsir untuk menghasilkan kesaman objek
- Kesuliatan yang di hadapi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka dalam menggambar bentuk
- Kesimpulan
- Saran
- TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu
- LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : Pertemuan 1 & 2
- SUMBER BELAJAR : Buku teks Seni Budaya
Kemampuan siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka menangkap benda dengan menggambar bentuk pada peta dan menangkap benda dengan menggambar bentuk pada peta. Untuk mengetahui bagaimana siswa Kelas VIII A Negeri 2 Baraka mampu menangkap benda, menggambar bentuk pada peta, tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah Setiap siswa diharapkan mempunyai pengamatan yang tajam dan berkembangnya pemikiran yang berbeda-beda karena pengalaman belajar sebelumnya. Faktor bakat dan pengalaman atau kemampuan dapat dikembangkan melalui pengalaman atau latihan selain bakat yang dimiliki. Menggambar bentuk dengan cara mengarsir untuk mendapatkan keseragaman yaitu dengan menguasai teknik arsiran dan gradasi dengan salah satu teknik dasar menggambar dengan pensil. Untuk mengetahui apa saja kemampuan yang dimiliki.
Kesulitan yang dihadapi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baraka dalam menggambar bentuk. Kesulitan siswa dalam menggambar bentuk disebabkan karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang kurang memadai, hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh, bahwa hampir pada seluruh komponen siswa mengalami kesulitan dalam hal sudut pandang, terang dan gelap serta bayangan. Selain itu, kurang memuaskannya kemampuan siswa dalam menggambar bentuk disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Setelah melakukan observasi dan wawancara diperoleh tanggapan siswa bahwa faktor internal dalam menggambar bentuk adalah bakat dan minat siswa, yang sumber dayanya berasal dari dalam diri siswa atau individu sebagai kemampuan yang dimiliki atau terpendam, sehingga dapat memotivasi mereka untuk mengembangkannya. bakat atau potensi yang ada pada diri siswa. . Faktor internal yang menyebabkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk kurang memuaskan terletak pada kurangnya minat siswa berbakat. Memperhatikan uraian di atas, tampak jelas bagi kita bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam menggambar bentuk tercapai, hal ini disebabkan karena pengetahuan dan keterampilan siswa yang belum stabil, serta dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal yang belum stabil. .
3. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam menggambar bentuk disebabkan karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang kurang memadai, terlihat dari hasil yang diperoleh bahwa siswa menghadapi permasalahan pada hampir seluruh komponen, baik dari sudut pandang, terang dan gelap serta bayangan. Membuat gambar berbentuk kubisme yang dikembangkan dari karya seni terapan tiga dimensi lokal. Pembuatan gambar bentuk silinder yang dikembangkan dari karya seni terapan tiga dimensi lokal.
Tugas Gambarlah sebuah benda kubisme yang tingginya melebihi tinggi mata dan sebuah benda berbentuk silinder yang tingginya setengah mata, keduanya dikembangkan dari karya seni tiga dimensi di daerah Anda. Pekerjaan Buatlah benda sekali pakai sesuai dengan gambar desain Anda dan hiasi dengan pola seni lokal Anda.