• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP TAPANULI SELATAN PADANGSIDIMPUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP TAPANULI SELATAN PADANGSIDIMPUAN "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Pengembangan

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan menggunakan modul berbasis konstruktivisme sesuai dengan desain SAP yang dikembangkan. Modul berbasis konstruktivisme belum tentu cocok untuk perguruan tinggi lain karena peneliti merancang desainnya berdasarkan kemampuan mahasiswa STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

Manfaat Pengembangan

Spesifikasi Produk

Dari hasil analisis back-to-back yang dilakukan, dirancang modul berbasis konstruktivisme yang sesuai dengan keadaan dan karakteristik siswa. Sesuai dengan karakteristik mahasiswa STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan, maka pengetahuan yang akan dibangun dalam modul ini adalah tentang karakteristik matematika.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran di Perguruan Tinggi

Selain itu, pembelajaran dengan modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dan belajar dengan kecepatannya sendiri. Aspek keefektifan yang diamati dalam proses perkuliahan menggunakan modul berbasis konstruktivisme pada pilot class adalah aktivitas siswa dan motivasi belajar siswa. Sehingga perkuliahan dengan modul berbasis konstruktivisme berhasil mengaktifkan mahasiswa untuk aktivitas menggambar dan aktivitas mental.

Sehingga proses perkuliahan dengan modul berbasis konstruktivisme gagal mengaktifkan mahasiswa untuk kedua aspek tersebut. B). Dari Tabel 16 diperoleh persentase terbesar untuk pernyataan kelima belas yaitu modul yang diberikan dengan kemampuan terbaik saya adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar diperoleh untuk pernyataan kedelapan belas yaitu soal-soal pada modul sesuai materi yang diberikan yaitu 61,8 (siswa setuju).

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan modul berbasis konstruktivisme untuk mahasiswa program studi matematika STKIP Tapsel Tapanuli Padangsidimpuan.

Tabel 2. Kisi-kisi Indikator Motivasi Belajar Matematika
Tabel 2. Kisi-kisi Indikator Motivasi Belajar Matematika

Sistem Pembelajaran Modul

Mata Kuliah Aljabar 2

Mata kuliah Aljabar 2 dipelajari pada semester VII (tujuh) Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Sedangkan tujuan umum mata kuliah Aljabar 2 diharapkan setelah menempuh mata kuliah Aljabar 2 mahasiswa semester VI (enam).

Teori Konstruktivisme

Dalam kelas konstruktivis, dosen tidak mengajarkan mahasiswa cara menyelesaikan masalah, tetapi menyajikan masalah dan mendorong mahasiswa untuk menemukan cara sendiri dalam menyelesaikan masalah. Aktivitas matematika di kelas konstruktivis diwujudkan dalam pemecahan masalah, kerja kelompok kecil dan diskusi kelas menggunakan apa yang 'biasa' dalam materi kurikulum di kelas 'biasa'.

Konstruktivisme dalam Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika dari perspektif konstruktivis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a) siswa terlibat secara aktif dalam pembelajarannya. Lingkungan belajar konstruktivis adalah lingkungan belajar yang (1) menyediakan pengalaman belajar yang menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada sehingga pembelajaran merupakan proses penciptaan pengetahuan, (2) menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, (3) menghubungkan pembelajaran dengan realistik. dan situasi yang relevan dengan memasukkan pengalaman konkrit, (4) menanamkan pembelajaran yang memungkinkan interaksi dan kerjasama antar siswa, (5) menggunakan media yang berbeda untuk membuat pembelajaran lebih menarik, dan (6) melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika lebih menarik dan siswa mau belajar.

Modul Berbasis Konstruktivisme

Lingkungan belajar konstruktivis adalah lingkungan belajar yang (1) memberikan pengalaman belajar yang menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada sehingga belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan, (2) menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, (3) mengintegrasikan pembelajaran dengan realistik. dan situasi yang relevan termasuk pengalaman konkrit, (4) integrasi pembelajaran yang memungkinkan interaksi dan kerjasama antar siswa, (5) penggunaan media yang berbeda untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan (6) ) melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika lebih menarik dan siswa ingin belajar. siswa bekerja dan mengalami pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini ada tiga hal. a) Mengklarifikasi ide yang bertentangan dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi atau brainstorming. Di hadapan ide-ide lain, seseorang dapat terstimulasi untuk merekonstruksi ide-idenya jika tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih percaya diri jika ide-idenya cocok.

Jika memungkinkan, ide yang baru terbentuk sebaiknya diuji dengan percobaan atau masalah baru. Mungkin saja dalam menerapkan pengetahuan dalam situasi sehari-hari, seseorang perlu merevisi idenya baik dengan menambahkan pernyataan atau mungkin mengubahnya menjadi lebih lengkap.

Aktivitas Belajar

Berdasarkan kajian di atas, dirancang dan disusun modul berbasis konstruktivisme untuk mata kuliah Aljabar 2. Data motivasi belajar siswa Angket minat siswa pada Modul Aljabar 2 berdasarkan skor konstruktivisme. Berdasarkan Tabel 3.3 kriteria interpretasi skor motivasi belajar siswa, tingkat motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan modul berbasis konstruktivisme berada pada kategori tinggi.

Pertanyaan penelitian “bagaimana validitas modul Aljabar Berbasis Konstruktivisme pada mahasiswa semester 6 STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan dengan modul berbasis Konstruktivisme, angket praktik bagi mahasiswa dan hasilnya dari wawancara dengan mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis konstruktivisme bersifat praktis.

Motivasi Belajar

Penelitian yang Relevan

Anny (2012) dengan penelitian berjudul “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Konstruktivisme untuk Kuliah Multivariabel Kalkulus 2 di STKIP PGRI Sumatera Barat”. Refnywidialistuti (2012) dengan penelitian berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Pecahan Di Kelas IV SD Negeri 14 Pematang Panjang Kabupaten Sijunjung”. Buku kerja berbasis konstruktivisme ini dapat memudahkan siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan motivasi belajar.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan mengembangkan modul berbasis Konstruktivisme untuk mata kuliah Aljabar 2 yang akan digunakan di STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di atas, disimpulkan bahwa modul berbasis konstruktivisme cocok untuk pemecahan masalah perkuliahan untuk meningkatkan hasil belajar, motivasi, efektivitas dan kemandirian mahasiswa dalam memecahkan masalah.

Kerangka Pemikiran

Untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa terhadap perkuliahan dengan menggunakan modul berbasis konstruktivisme, mahasiswa diberikan angket motivasi (lihat Lampiran 8).

METODE PENELITIAN

Prosedur Penelitian

Modul Aljabar 2 dirancang terdiri dari 4 modul yang dapat digunakan selama setengah semester, yang bagian-bagiannya adalah: Modul 1 tentang kelompok; modul 2 tentang operasi groupoid, semigroup dan monoid; modul 3 berdasarkan kelompok dan subkelompok; modul 4 tentang grup simetris dan grup siklik. Pada fase ini dilakukan validasi tindakan yang dilakukan, menguji kepraktisan dan keefektifan modul. a) Tahap Validasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dalam bentuk pengisian lembar validasi modul dan diskusi hingga tercapai kondisi dimana evaluator yakin bahwa modul yang dikembangkan valid dan memungkinkan untuk digunakan.

Tahap ini dilakukan untuk menilai apakah modul yang dikembangkan dapat digunakan sesuai harapan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja belajar siswa. Dalam tes ini dilakukan observasi motivasi dan aktivitas belajar siswa untuk mengetahui tingkat keefektifan modul yang dikembangkan.

Tabel 3. Validasi Modul
Tabel 3. Validasi Modul

Defenisi Operasional

Teori konstruktivisme, merupakan proses aktif dimana subjek belajar mengkonstruksi makna terhadap sesuatu, baik berupa teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain, sehingga belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau materi yang dipelajari dengan konsep yang sudah dimiliki, sehingga konsep tersebut berkembang. . Keefektifan modul yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa yang diamati selama proses pembelajaran modul Aljabar 2.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kesinambungan, menjamin dan memberi arah pada kegiatan belajar seperti ketekunan menghadapi masalah, minat terhadap matematika khususnya Aljabar 2, rasa percaya diri, dll.

Instrumen Penelitian

Salah satu unsur modul berbasis konstruktivisme adalah orientasi yang memungkinkan siswa mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Untuk melihat kepraktisan modul berbasis konstruktivisme di STRIP Tapsel Tapanuli Padangsidimpuan yaitu pada mahasiswa pendidikan matematika semester VI yaitu kelas VIB dengan jumlah 34 orang. Berdasarkan hasil angket praktik yang diisi oleh siswa, ditemukan bahwa modul berbasis konstruktivisme sangat praktis untuk digunakan.

Secara umum modul berbasis konstruktivisme sudah dapat mengaktifkan siswa, siswa tidak hanya menggunakan penjelasan guru saja. Guru dapat mengembangkan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi atau mata pelajaran lain. Pengembangan buku kerja berbasis konstruktivisme untuk mata kuliah kalkulus 2 multivariabel di STKIP PGRI Sumatera Barat.

Tabel 6. Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Penilaian
Tabel 6. Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Penilaian

Teknis Analisis Data

HASIL PENELITIAN

Tahap Perancangan

Tahap Validasi

Data hasil validasi modul selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Angka pada tabel yang membahas hasil validasi menunjukkan jumlah validator. Dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dalam modul berisi indikator, materi berisi konsep, definisi, prosedur, simbol dan ciri, materi dapat membangun pengetahuan, materi berisi penjelasan, contoh dan soal, konsep ditonjolkan dengan gambar, tabel, grafik/skema dan ilustrasi, materi dapat meningkatkan kualitas perkuliahan, materi memuat gambar, contoh dan latihan sesuai dengan masalah yang dikemukakan. Pada Tabel 10 terlihat bahwa hasil validasi modul untuk aspek kebahasaan dan keterbacaan tergolong valid dan persyaratan didalamnya sangat jelas.

Dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, meliputi kemampuan berpikir logis, sesuai dengan intelektual siswa, komunikatif, bentuk dan ukuran huruf sesuai dengan ciri-cirinya. siswa dan kalimat. bantuan digunakan untuk membangun pengetahuan siswa. Untuk lebih jelasnya, setiap perbaikan yang dilakukan berdasarkan saran dari reviewer dapat dilihat pada Lampiran 9.

Tabel 9. Hasil Validasi Aspek Penyajian Modul
Tabel 9. Hasil Validasi Aspek Penyajian Modul

Praktikalitas Modul

Perkuliahan berjalan dengan lancar sesuai silabus, mulai dari tahap memahami konsep hingga tahap mengerjakan latihan soal. Siswa yang merasa kesulitan dalam menggunakan dan memahami modul adalah siswa dengan tingkat keterampilan yang rendah. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan mahasiswa yang menunjukkan bahwa pemahaman materi dengan modul sesuai dengan waktu yang tersedia dapat dipahami.

Jadi belajar lebih mudah karena ada modul, isinya lengkap sesuai yang saya butuhkan, ada materi, contoh soal dan latihan. Hasil wawancara dengan tiga kelompok berbeda kemampuan menunjukkan bahwa kecepatan dalam memahami modul dan mengerjakan soal latihan berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Tabel 12. Hasil Angket Praktikalitas Modul
Tabel 12. Hasil Angket Praktikalitas Modul

Efektifitas Modul

Persentase tertinggi untuk pernyataan kedua yaitu materi pada modul ini menarik perhatian yaitu 64,7% (mahasiswa setuju). Persentase tertinggi untuk pernyataan keempat belas yaitu isi modul ini menurut minat saya adalah 64,7%. Proporsi tertinggi untuk pernyataan keenam belas adalah soal-soal pada modul ini sulit dipahami yaitu 55,9% (mahasiswa menyatakan tidak setuju).

Persentase tertinggi yang dicapai untuk pernyataan kedua puluh tiga bahwa modul ini lebih mudah dipahami daripada yang saya harapkan adalah 50% (mahasiswa setuju). Persentase tertinggi yang dicapai untuk pernyataan ketiga puluh empat yaitu saya sama sekali tidak mengerti materi dalam modul ini adalah 52,9% (siswa menyatakan tidak setuju).

Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas
Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas

Pembahasan

Dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dalam modul mengandung indikator, mengandung unsur konstruktivisme, materi mengandung konsep, berisi penjelasan dan contoh soal, penyorotan konsep dengan gambar, tabel, grafik/tabel dan cerita/ilustrasi, materi dapat peningkatan kualitas perkuliahan, contoh dan soal soal dapat mendorong mahasiswa berpikir kreatif serta contoh dan latihan sesuai dengan soal yang diberikan. Servance Observation Sheet akan digunakan untuk melihat implementasi SAP sesuai dengan perencanaan yang dirancang oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan SAP yang dirancang dan juga kendala apa saja yang ditemui selama implementasi. Penggunaan modul pada pertemuan pertama perkuliahan berjalan lancar sesuai silabus, mulai dari tahap pemahaman konsep hingga tahap mengerjakan soal-soal.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas mahasiswa selama perkuliahan menunjukkan bahwa modul berbasis konstruktivis dapat membangkitkan aktivitas positif dan mengurangi terjadinya aktivitas negatif mahasiswa. Hal ini terlihat dari pelaksanaan perkuliahan dengan modul sesuai dengan rencana, isi modul sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, sedangkan perkuliahan dengan modul lebih efisien waktu.

Keterbatasan Penelitian

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Implikasi

Saran

  • Validasi Modul
  • Indikator Praktikalitas dan Efektifitas Modul

Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa akan aktif selama proses pembelajaran karena siswa dapat menemukan sendiri jawaban atas rumusan masalah yang diberikan. Konstruktivisme dalam Pengajaran Matematika.” (http://midempelan.wordpress.com constructivism-in-learning-mathematics, diakses Juni 2012).

Gambar

Tabel 2. Kisi-kisi Indikator Motivasi Belajar Matematika
Tabel 3. Validasi Modul
Gambar 2. Prosedur Penelitian
Tabel 6. Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Penilaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

The study has designed a process to record dozing-off event, then constructed and implemented the hypnogram processing program that evaluated quantitative changes in polysomnography