• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA "

Copied!
185
0
0

Teks penuh

Dan bahwa seseorang tidak akan mendapatkan apa-apa selain dari apa yang telah dia usahakan, Dan jerih payah itu akan diperlihatkan (kepadanya). Prof.Dr.Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro Lampung yang berwenang menyusun penelitian. Dr.Yudiyanto, M.Sc, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan studi.

Bapak dan Ibu Guru/Kontributor IAIN Metro yang telah memberikan ilmu dan sarana selama penulis menempuh pendidikan 7. Akhir kata, semoga hasil penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat bagi pengembang pembelajaran bahasa Indonesia.

SILABUS

  • Latar Belakang Masalah
  • Identifikasi Masalah
  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Penelitian yang relevan

Rendahnya Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Purwodadi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Dapatkah penggunaan metode Modeling The Way meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SDN 3 Purwodadi tahun ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui penggunaan Metode Pembelajaran Modeling pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III di SD Negeri 3 Purwodadi Tahun Pelajaran 2017/2018.

Hasil usulan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 3 Purwodadi Kabupaten Lampung Tengah. 4 Siti Mufadlilah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi Path Modeling Pada Mata Pelajaran Fiqh Adzan Dan Iqamah Di Kelas II MI Tarbiyatul Islam.

KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

Motivasi Belajar

Motivasi intrinsik lebih kuat dalam mendorong keberhasilan belajar karena dorongan itu berasal dari diri individu itu sendiri untuk berprestasi dalam belajar. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan rumusan tujuan. Sebagai penggerak dan penggerak seorang siswa, motivasi dapat dikatakan sebagai syarat mutlak dalam belajar.

Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, hanya mengulang-ulang saja, sehingga kurang kreatif) f. Berdasarkan ciri-ciri motivasi di atas, maka motivasi belajar yang teramati dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil Belajar

Pembelajaran dasar bahasa Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya sastra Indonesia. Standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah kualifikasi minimal siswa yang menggambarkan penguasaan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Berdasarkan standar kompetensi tersebut, diharapkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat; Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini, pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SD/MI mencakup komponen keterampilan berbahasa dan keterampilan literasi yang meliputi 4 aspek;

Metode Modeling The Way

Fungsi metode Modelling The Way termasuk metode pembelajaran aktif yang berfungsi untuk memaksimalkan potensi siswa dalam proses pembelajaran, agar siswa aktif, kreatif dan. Dari penjelasan di atas jelas bahwa Modelling The Way memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup dalam pelaksanaannya agar hasil yang dicapai efektif dan siswa mendapatkan gambaran yang pasti. Metode Modelling The Way harus diikuti dengan kesiapan guru, dalam hal ini guru harus merencanakan metode Modeling The Way yang efektif.

Setiap metode dalam proses belajar mengajar, tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, saling melengkapi, adapun kelebihan dan kekurangan metode Modelling The Way adalah sebagai berikut. Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode Modeling The Way dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas III mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 3 Purwodadi Kabupaten Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODELOGI PENELITIAN

Definisi Oprasional Variabel

  • Motivasi dan Hasil Belajar (Variabel Terikat)

Metode pemodelan (membuat contoh-contoh praktis) adalah metode pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan tertentu yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Metode Modeling The Way juga menghindari kesalahan siswa dalam menarik kesimpulan, karena mereka mengamati langsung alur proses demonstrasi yang berlangsung. Variabel terikat adalah suatu gejala atau faktor unsur yang timbul akibat pengaruh variabel bebas.6 Berdasarkan pengertian tersebut, maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar.

Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti seni mendorong siswa agar menjadi termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 7. Berdasarkan pernyataan di atas, maka indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah: Ranah kognitif ditinjau dari nilai tes.

Seting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Perencanaan pembelajaran
  • Pengamatan (Observasi)
  • Refleksi
  • Tahap Pelaksanaan Tindakan
  • Tahap Pengamatan (Observasi)
  • Tahap Refleksi
  • Instrumen Observasi Motivasi Belajar
  • Lembar Instrumen Tes Hasil Belajar
  • Kuesioner
  • Analisis Kuantitatif
  • Analisis Kualitatif

Dalam penelitian ini observasi digunakan oleh peneliti dan observer sebagai kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati metode Modelling The Way dalam kegiatan belajar mengajar kelas III. Dalam penelitian ini digunakan angket atau angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Modeling The Way. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menggali seluruh data dan memecahkan masalah dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi motivasi siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode modelling the way. Dalam penelitian ini menggunakan angket atau angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan metode Path Modeling.

HASIL PENELITIAN

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Misi
  • Tujuan
  • Deskripsi Data
  • Perencanaan
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Pengamatan atau Observasi

Setelah kegiatan siswa selesai, guru menutup materi dan mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami, kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan memberi motivasi kepada siswa, mencontohkan cara motivasi belajar siswa Pengamatan menggunakan lembar observasi yang disiapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut dan kelengkapannya dapat dilihat pada lampiran. Hasil belajar dengan materi teks drama diukur dengan soal pre-test dan post-test dengan mengambil rata-rata skor pre-test dan post-test.

4 Hasil Belajar Siswa (Pretest dan Posttest) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN 3 Purwodad Tanggal 17 dan 18 April 2018. Selain lembar observasi, peneliti juga menggunakan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi akhir. metode pemodelan mode siklus. Data tersebut digunakan untuk menghitung pencapaian motivasi belajar siswa secara lengkap yang dapat dilihat pada lampiran.

Setelah kegiatan siswa selesai, guru menyimpulkan materi dan mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas, kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan motivasi kepada siswa a) Hasil observasi II. . Proses pembelajaran di II. Siklus dengan menggunakan metode pemodelan motivasi belajar siswa yang kami amati dengan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut dan untuk kelengkapan dapat dilihat pada lampiran. Hasil belajar dengan bahan bacaan imitasi dialog dan drama diukur dengan soal pre-test dan post-test dengan mengambil rata-rata skor pre-test dan post-test.

7 Hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) untuk kelas III Bahasa Indonesia di SDN 3 Purwodadi, 24 dan 25 April .. 67 . hanya 69% siswa yang tuntas dan pada akhir siklus II diberikan postes dengan ketuntasan siswa mencapai 77%. Selain lembar observasi, peneliti juga menggunakan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Modeling the way pada akhir siklus. Data ini akan digunakan untuk menghitung kinerja lengkap motivasi belajar siswa yang dapat dilihat pada lampiran.

Pembahasan

  • Motivasi Belajar Siswa Pada Saat Pembelajaran a. Lembar Observasi
  • Hasil Belajar

Pada siklus II siswa yang mengerjakan tugas dan menjawab benar dengan soal yang diberikan mencapai persentase 73% dan mengalami peningkatan sebesar 22%. Pada siklus I siswa yang mampu mempertahankan pendapat mencapai persentase 51%, hal ini disebabkan karena siswa kurang yakin dengan pendapatnya. Pada siklus II siswa yang dapat mempertahankan pendapatnya mencapai persentase 70% dan mengalami peningkatan sebesar 19%.

Pada Siklus I siswa menunjukkan minat dan semangat belajar, persentase tercapai 50%, hal ini dikarenakan masih adanya siswa yang mengobrol dengan teman dan bermain sendiri saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Tabel di atas menunjukkan bahwa indikator motivasi pertama untuk ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas adalah 42%, dan pada II. Berdasarkan angket yang diisi oleh siswa, kami mencapai tingkat keberhasilan motivasi sebesar 62% pada siklus pertama.

Keberanian siswa dalam mempertahankan pendapatnya tercapai dengan 66% pada tahap pertama dan 77% pada tahap kedua. Siswa menunjukkan minat dan semangat belajar Indikator motivasi yang terakhir adalah menunjukkan minat dan semangat belajar, persentase yang dicapai pada siklus I sebesar 63%, dan pada siklus II 79%. Selisih skor untuk masing-masing aspek motivasi, baik pada lembar observasi maupun angket pada setiap siklus, siswa rajin mengerjakan tugas untuk siklus I sebesar 47%, pada siklus II.

Siswa senang bekerja mandiri untuk siklus I sebesar 54% pada siklus II sebesar 76% yang merupakan peningkatan dengan selisih 22 poin. Siswa berani mempertahankan pendapat pada siklus I sebesar 59% pada siklus II sebesar 73% terjadi peningkatan sebesar 14 poin. Siswa menunjukkan minat dan semangat belajar pada Siklus I sebesar 57% pada Siklus II sebesar 77% meningkat sebesar 20%.

Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil angket dan observasi yang diberikan kepada siswa dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode modeling the way dapat meningkatkan motivasi berdasarkan standar yang telah ditentukan yaitu minimal. Berdasarkan tabel 12 di atas gambar 6 diketahui bahwa hasil belajar siswa yang sudah tuntas siklus I sebesar 23% dan yang belum tuntas 77%. KKM ≥ 66. siswa terkadang masih bermain dengan teman sehingga tidak konsentrasi mengerjakan soal.

Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya karena guru dapat mengadaptasi materi pembelajaran melalui metode pemodelan sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang dijelaskan. Melihat hubungan antara hasil belajar dengan motivasi belajar, motivasi yang tinggi berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dapat diambil sebagai sampel seorang siswa bernama Renata Mei Azahra, Renata tumbuh dengan setiap pertemuan. 17 Renata adalah siswa yang pemalu dan kurang aktif. di dalam kelas, selama proses pembelajaran siklus I terjadi ketika teman-temannya meminta Renata untuk diam saat mengerjakan soal, Renata adalah anak terakhir dalam proses mengerjakan tugas, namun bersamaan dengan siklus II Renata mulai berani untuk dibicarakan karena rendahnya motivasi belajar Renata yang awalnya didorong oleh teman-temannya, hal ini menunjukkan bahwa Renata termotivasi secara ekstrinsik, dan motivasi ekstrinsik itu sendiri adalah motif-motif yang aktif dan bekerja karena ada rangsangan dari luar. 18 Hal ini mempengaruhi proses hasil belajar yang dialami oleh penulis renata. Sampel kedua Gilang Nur Rohim merupakan siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran.

Namun pada awal pertemuan siklus I Gilang termasuk anak yang pemalu dan kurang banyak bertanya, namun pada pertemuan berikutnya motivasi Galang meningkat, hal ini disebabkan penggunaan metode modeling pada cara yang dibutuhkan. siswa aktif dan siswa untuk mencari pengalaman mereka sendiri dan. Berdasarkan tabel 12 dan gambar 6 terlihat bahwa ketuntasan siswa pada akhir siklus mencapai nilai 73%.

SIMPULAN

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Nilai UTS Siwa SDN 3 Purwodadi

Daftar Nilai UTS Siswa SDN 3 Purwodadi

Standar Kompetensi

IndikatorPembelajaran

Media Belajar

  • Langkah – Langkah Pembelajaran

Penilaian a. Penilaian

Indikator Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Perhitungan tingkat angket motivasi siswa pada siklus II Data distribusi respon angket motivasi siswa pada siklus II.

Foto Guru Menjelaskan Materi Teks Drama  Foto Guru Meminta siswa untuk tampil
Foto Guru Menjelaskan Materi Teks Drama Foto Guru Meminta siswa untuk tampil

Gambar

Foto Guru Menjelaskan Materi Teks Drama  Foto Guru Meminta siswa untuk tampil
Foto Guru Memberikan Penilaian  Foto Guru membagi siswa menjadi beberapa grup

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Inpres Kalang Tubung II