PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam undang-undang no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada alinea pertama Pasal 37 dijelaskan bahwa pendidikan agama harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan agama pada jenis pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, kejuruan, dan khusus disebut “pendidikan agama”. Penyebutan Agama dimaksudkan agar agama dapat dipelajari secara lebih luas dari sekedar mata pelajaran/ceramah agama.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a bahwa setiap peserta didik pada satuan studi berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan untuk mendapatkan pendidikan agama. diajarkan oleh guru. dari agama yang sama. Undang-Undang Nomor 20 Republik Indonesia Tahun 2003 tentang SISDKNAS Pasal 12 angka 1a menjelaskan bahwa setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak 'menerima pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh guru yang seagama. Dari sisi pendidikan, peningkatan kualitas kerukunan antar umat beragama hanya dapat tercapai jika seluruh elemen bangsa telah mendapat pelajaran toleransi beragama yang berkualitas sejak kecil.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan sikap toleransi beragama antara siswa muslim dan non muslim di SMA Negeri 1 Tanggul tahun pelajaran 2016/2017. Mendeskripsikan upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan sikap toleransi beragama antar sesama siswa muslim di SMA Negeri 1 Tanggul tahun pelajaran 2016/2017. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Sikap Toleransi Beragama Antara Siswa Muslim Dan Non Muslim Di SMA Negeri 1 Tanggul Tahun Pelajaran 2016/2017.
Upaya guru pendidikan agama Islam untuk meningkatkan sikap toleransi beragama antar sesama siswa muslim di SMAN 1 Tanggul tahun pelajaran 2016/2017. Upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan sikap toleransi beragama pada siswa muslim dan non muslim di SMAN 1 Tanggul tahun pelajaran 2016/2017.
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Jadi yang dimaksud peneliti adalah upaya guru adalah upaya guru untuk meningkatkan sikap toleransi beragama siswa selama proses interaksi di sekolah. Guru pendidikan agama Islam dalam penelitian ini adalah seseorang yang memberikan ilmu berupa bimbingan dan kepedulian kepada murid-muridnya berdasarkan ajaran Islam. Nah, dalam hal ini seorang guru Pendidikan Agama Islam diharapkan tidak hanya sekedar memberikan ilmu yang dibutuhkan siswa, namun juga menerjemahkan nilai-nilai dalam diri siswa yang berjiwa Islami.
Sikap toleransi sangat penting untuk ditegakkan, apalagi di Indonesia yang mempunyai keberagaman agama, budaya, kebangsaan dan bahasa, karena dengan toleransi diharapkan kita bisa saling menghormati keberagaman yang ada. Sebagaimana tertuang dalam sila ketiga yaitu persatuan Indonesia menjadi salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut.
Sistematika Pembahasan
Pada bab ini Kn menjelaskan tentang gambaran objek penelitian, tampilan dan analisis data, serta membahas hasil penelitian lapangan. Bab kelima merupakan penutup, bab ini menjelaskan kesimpulan dari beberapa pembahasan dan berisi saran bagi pihak-pihak yang terlibat.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Amir Mahmud tentang toleransi beragama di lingkungan Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah Sidomukti Kraksaan Probolinggo. Amir Mahmud tentang toleransi beragama di Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah Wal Karomah Sidomukti Kraksaan Probolinggo ketika kyai dihadapkan pada suatu persoalan agama yang memerlukan persetujuannya. Kyai Amir Mahmud segera memutuskan apa yang menurutnya benar, mengingat kemaslahatan masyarakat serta kesejahteraan pesantren.4.
2 “Implementasi sikap toleransi beragama melalui pendidikan agama berbasis multikultural di SMA Negeri 1 Tenggarang tahun pelajaran.
Kajian Teori
Tujuan dan sikap toleransi adalah menghindari kekerasan dan menciptakan sikap harmonis dan damai dalam hidup bersama orang lain. Sedangkan toleransi antar umat beragama berarti memberikan hak kepada pemeluk agama lain untuk tetap eksis. Dalam konteks sosial, toleransi antar umat beragama berarti memperlakukan orang lain di luar agamanya dengan hormat dan bermartabat.
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia dan Islam jelas-jelas mengakui toleransi antar umat beragama. Konsep toleransi antar umat beragama sebenarnya sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya ketika beliau memerintah kota Madinah. Ada beberapa prinsip dasar yang dapat diidentifikasi dalam pembentukan masyarakat sipil, antara lain 1) sistem sukahah (persaudaraan), 2) ikatan kepercayaan, 3) ikatan cinta kasih, 4) kesetaraan antara kaya dan miskin, 5) toleransi religius.19.
Kelima, toleransi beragama. Toleransi antaragama dipraktikkan di Madinah di antara sesama Muslim seperti Ansar dan Muhajir, dan terkadang antara Muslim dan Yahudi, yang kemudian didokumentasikan dalam Piagam Medina. Sikap dan perilaku sosial yang dilakukan sehari-hari oleh masing-masing umat beragama tentu berbeda satu sama lain. Menanam semangat hidup, rasa memiliki terhadap sesama 25 Maka dengan poin-poin di atas akan tercipta masyarakat majemuk yang benar-benar diliputi oleh semangat hidup untuk saling tolong menolong, tidak membeda-bedakan suatu agama atau kelompok dan kehendak. untuk membuat. perasaan saling cinta dan kasih sayang, saling memiliki.
Kerjasama adalah usaha bersama dua orang atau lebih untuk melaksanakan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan bersama.26 Kerja sama antar umat beragama dalam bahasa Arab disebut tasamuh. Kerja sama antar umat beragama juga bertujuan untuk meningkatkan persatuan antar umat beragama.Karena perbedaan keyakinan bukan menjadi penghalang untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta memajukan kerukunan antar umat beragama, maka sifat egois dan hanya memikirkan diri sendiri harus dihilangkan. Maka untuk menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama diperlukan kerjasama yang baik antar semua pihak.
Sebab permasalahan yang berkaitan dengan kesejahteraan umat beragama merupakan tanggung jawab umat beragama itu sendiri. Kata lain ini juga digunakan untuk orang-orang yang sama (bersatu) dalam hal ras, agama, watak, persahabatan, hubungan cinta, dan lain-lain. 28.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab dalam penelitian yang dilakukan secara lisan dengan dua orang atau lebih, secara tatap muka, yang mendengarkan langsung suatu informasi atau pernyataan. 5 Dalam penelitian ini digunakan metode wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap, namun hanya menguraikan permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dan mendalam.
Analisis Data
Reduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, grafik, hubungan antar kategori, diagram alir dan sejenisnya. Dengan menyajikan data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.11.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa gambaran atau gambaran suatu benda yang tadinya redup atau gelap sehingga menjadi jelas setelah dilakukan pemeriksaan 12.
Keabsahan Data
Triangulasi diartikan sebagai pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan cara yang berbeda dan waktu yang berbeda.13 Sedangkan untuk menguji keabsahan data penelitian digunakan triangulasi sumber dan teknik triangulasi. Triangulasi sumber adalah suatu cara untuk membandingkan dan memeriksa derajat keandalan informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda. 14 Triangulasi teknis adalah penggunaan teknik penemuan data berbeda yang dilakukan terhadap sumber data. Pengujian reliabilitas data menggunakan triangulasi teknis yaitu pengecekan data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik adalah untuk menguji apakah data yang diperoleh peneliti valid atau tidak sesuai dengan data yang dicari peneliti untuk penelitiannya. Oleh karena itu, data yang diperoleh harus diuji. menggunakan triangulasi.
Tahap-tahap Penelitian
Guru-guru di SMA Negeri 1 Tanggul merupakan guru-guru yang selalu memberikan motivasi, semangat dan mendidik siswa-siswi SMA 1 Tanggul. Namun pelaksanaan pendidikan agama di SMA Negeri 1 Tanggul tidak berhenti hanya pada proses pembelajaran di dalam kelas saja, namun pihak sekolah menawarkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Wujud toleransi beragama antara siswa Muslim dan non-Muslim di SMAN 1 Tanggul sangat terlihat.
Iklim toleransi di SMA Negeri 1 Tanggul sangat terlihat, terlihat dari pandangan para siswa bahwa semangat toleransi itu penting bagi setiap umat beragama. Para siswa SMA Negeri 1 Tanggul sangat menyadari bahwa komunikasi yang baik antar teman yang berbeda agama sangat diperlukan untuk mempererat persahabatan. Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam bidang penanaman nilai-nilai toleransi harus mempertimbangkan kondisi siswa yang berbeda-beda, agar guru pendidikan agama islam di SMA Negeri 1 Tanggul tidak hanya mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan aqidah saja. .
Penting sekali untuk menerapkan sikap toleransi di sekolah khususnya di SMA Negeri 1 Tanggul yang memiliki latar belakang agama dan organisasi yang berbeda. Untuk itu peran dan upaya guru pendidikan agama Islam sangat diperlukan agar peserta didik mampu menghargai dan menghormati perbedaan sesuai norma yang ada di masyarakat dan sekolah. Penerapan sikap toleransi beragama dinilai sangat penting bagi siswa di SMA Negeri 1 Tanggul. Guru agama Islam di SMA Negeri 1 Tanggul melihat kondisi siswa yang heterogen, dan selalu menanamkan nilai-nilai luhur dalam toleransi beragama, antara lain menjaga komunikasi antar umat beragama, kerjasama antar umat beragama, dan saling menerima perbedaan agama yang ada.
Hal ini terlihat pada hari raya Islam dimana umat Islam merupakan kelompok mayoritas di SMA Negeri 1 Tanggul. Hubungan antar siswa dapat terjalin dengan baik karena mampu mengakui keberadaan agama di SMA Negeri 1 Tanggul dan menghormati hak masing-masing agama. Menghormati sesama muslim merupakan salah satu sikap yang harus mereka terapkan di sekolah, mengingat mayoritas siswa SMA Negeri 1 Tanggul beragama Islam.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa saran yang sebaiknya peneliti sampaikan kepada SMA Negeri 1 Tanggul. Bagaimana tujuan guru PAI meningkatkan toleransi beragama dikalangan siswa muslim di SMAN 1 Tanggul Tahun Pelajaran 2016/2017.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran-saran
- Struktur organisasi SMA 1 Tanggul
- Data Guru SMA Negeri 1 Tanggul
- Data Siswa SMA Negeri 1 Tanggul
- Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tanggul
Guru hendaknya melaksanakan kegiatan yang melibatkan seluruh siswa guna meningkatkan toleransi beragama. Guru diharapkan dapat bekerja sama dengan guru non-Muslim untuk menanamkan toleransi beragama di kalangan siswa. Sebagai siswa, kita mempunyai kewajiban untuk menghormati guru dan teman di sekolah maupun di luar sekolah, memahami bagaimana berperilaku yang baik, siswa harus menghindari sikap diskriminatif karena dapat menimbulkan perselisihan.
Amir Mahmud tentang toleransi beragama di lingkungan Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah Sidomukti Kraksaan Probolinggo. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Islam, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 2012-2017.