Upaya Hukum, Eksekusi, dan
Hakim Pengawas dan Pengamat
Achmad Dhani Maulana
Upaya Hukum
Upaya Hukum dapat dilakukan setelah adanya suatu putusan atas suatu peristiwa hukum.
Upaya Hukum ini beragam pula dan tidak terlimitas dalam hal banding ataupun kasasi saja, melainkan pula dalam peninjauan
kembali ataupun kasasi demi kepentingan Hukum.
Banding
Banding merupakan Upaya Hukum yang dapat dilakukan berdasar pasal 233-243 KUHAP.
Banding sendiri dapat diajukan oleh terdakwa dan penasehat hukum dengan jangka waktu 7 hari setelah putusan diputus sebelum menjadi berkekuatan hukum, ataupun setelah menjadi terdakwa.
Dasar/Alasan permintaan Banding tidak secara eksplisit dijelaskan dalam Undang-Undang, yang umum
dikarenakan tidak setuju ataupun keberatan terhadap suatu putusan. Permintaan banding dapat sepenuhnya ada dikarenakan secara umum dari putusan tersebut, terperinci, ataupun dikarenakan dari hal tertentu dalam putusan yang menyebabkan ketidaksetujuan dan
keberatan.
Banding
Banding tetap dapat dilakukan walaupun tidak adanya memori banding, namun dapat disertakan bersama dengan permohonan banding.
Banding sendiri mempunyai akibat berupa:
1. Putusan menjadi mentah kembali;
2. Segala putusan beralih menjadi tanggung jawab yuridis Pengadilan tingkat banding;
3. Putusan yang disbanding tidak mempunyai daya eksekusi.
Suatu pihak dapat melakukan banding sendiri dalam jangka waktu 14 hari sudah harus dikirim dan diterima oleh Pengadilan Tinggi.
Kasasi
Kasasi dapat ditemukan dalam pasal 244-258 KUHAP, dengan pihak terdakwa ataupun penasehat hukumnya, atau Penuntut Umum.
Kasasi dilakukan umum dikarenakan dalam suatu putusan Peraturan dikarenakan adanya suatu kesalahan dalam penerapan hukum atau dalam procedural dalam mengadili, ataupun pengadilan melakukan ultravires terhadap suatu kasus.
Jangka waktu dari Kasasi sendiri merupaka 14 hari setelah terhtiung semenjak Putusan Pengadilan Tinggi diberitahukan, dan hanya dapat diajukan satu kali, yang wajib disertakan dengan mengajukan memori kasasi atau risalah kasasi.
Kasasi
Putusan Kasasi ihwalnya dapat berupa : 1. Putusan tidak dapat diterima;
Berbagai macam alasan seperti terlambat dalam pengajuan
permohonan atau memori kasasi, ataupun tidak adanya memori
kasasi
2. Putusan Menolak Permohnan kasasi;
3. Mengabulkan permohonan kasasi.
Upaya Hukum Luar
Biasa
Kasasi demi Kepentingan Hukum
Kasasi demi Kepentingan Hukum muncul dalam Putusan yang telah berkekuatan Hukum tetap.
Tujuan dari Kasasi demi Kepentingan Hukum sendiri untuk tidak terjadinya perbedaan penafsiran hukum.
Berdasarkan pasal 259 ayat (1) KUHAP hanya Jaksa Agung yang diperkenankan untuk memohon terhadap Kasasi demi Kepentingan Hukum, dan hanya dapat diajukan satu kali.
Tenggang waku untuk pengajuan Kasasi demi
kepentingan Hukum sendiri berbeda, dengan tidak adanya pembatasan waktu, dan hanya terjadi setelah suatu putusan telah menjadi berkekuatan hukum tetap.
Peninjau an Kembali
Peninjauan Kembali merupaka upaya hukum luar biasa dikarenakan dapat diajukan setelah suatu putusan telah menjadi berkekuatan hukum tetap, dan dapat diajukan dalam semua lapisan
Pengadilan, terkecuali dalam putusan bebas atau lepas sesuai dengan pasal 263 ayat (1) KUHAP.
Dapat diajukan oleh terpidana ataupun ahli warisnya, dengan ahli waris meneruskan permintaan terpidana.
Alasan peninjauan kembali sendiri dapat terjadi : 1. Apabila terdapat keadaan baru;
2. Adanya pertentangan.
Eksekusi
Eksekusi suatu dilaksanakan dalam suatu putusan yang memang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dengan
menyangkut eksekusi dari putusan.
Eksekusi putusan sendiri dapat berupa putusan yang menyatakan pemidanaan, bebas, pelepasan dari segala tuntutan hukum.
Pelaksanaan putusan sendiri dilakukan oleh Jaksa, dengan setelah adanya
putusan dapat dijatuhkan pidana mati, penjara, ataupun denda, dengan
koordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia.