• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA INTEGRASI KEILMUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM UMUM DI FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA INTEGRASI KEILMUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM UMUM DI FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Judul Penelitian: Upaya Integrasi Sarjana Hukum Islam dan Hukum Umum di Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto. Upaya mengintegrasikan sarjana hukum Islam dan hukum umum di fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Perumusan Masalah

Bagaimana model dan pola hubungan antara Fikih Islam dan Hukum Umum di Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto. Bagaimana penerapan struktur keilmuan Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto dalam penyusunan kurikulum, silabus dan sistem pendidikan.

Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Bagaimana desain paradigma dan struktur keilmuan yang menjadi landasan upaya integrasi ilmu khususnya hukum Islam dan hukum umum di Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto. Selain itu, hasil penelitian ini tentunya juga diharapkan dapat memperkaya literatur perkembangan ilmu-ilmu keislaman di PTKI pada umumnya dan di IAIN Purwokerto pada khususnya.

Telaah Pustaka

Berlawanan dengan buku-buku dan artikel-artikel ilmiah yang ada, penelitian ini akan mengkaji dan mendalami upaya integrasi keilmuan hukum Islam dan hukum umum di Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto. Kajian ini berangkat dari perumusan paradigma keilmuan dan struktur upaya integrasi ilmu hukum Islam dan hukum adat yang menjadi landasan keilmuan, hingga penerapannya pada perumusan kurikulum, silabus dan sistem pengajaran.

Kerangka Teoretik

Meskipun ilmu-ilmu keislaman (ilmu agama Islam) secara epistemologis berbeda dengan ilmu-ilmu sekuler, namun ilmu-ilmu sekuler (ilmu-ilmu konvensional) ini tetap perlu dipelajari bahkan tidak bisa ditinggalkan. Epistemologi dan Paradigma Ilmu Sosial dalam Perspektif Pemikiran Islam” dalam Jarot Wahyudi dkk (Eds.), Reuniting, hal.

Metode Penelitian

Sistematika Pembahasan

Paradigma Integrasi Keilmuan

Amin Abdullah Paradigma tersebut sebenarnya merupakan contoh integrasi, tetapi integrasi yang bersifat radikal-ideologis, yaitu integrasi ini dipaksa untuk menggabungkan tanpa melihat atau menjelaskan konten ilmiah seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu budaya dan humaniora modern. Integrasi keilmuan merupakan upaya memadukan ilmu-ilmu agama Islam dengan ilmu-ilmu umum (ilmu-teknologi dan sosial-humanistik).

Struktur Integrasi Keilmuan

Kurangnya perhatian terhadap disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora juga tercermin dari pembagian fakultas berdasarkan Studi Agama Islam, antara lain: (1) Fakultas Ushuluddin (bidang sumber ajaran Islam dan pokok-pokok pemikiran), (2) ) Fakultas Syari'ah (fiqh dan cabang - cabangnya), (3) Fakultas Adab (bidang sejarah dan peradaban Islam serta bidang bahasa dan sastra Islam beserta cabang-cabangnya), (4) Fakultas Tarbiyah (bidang pendidikan Islam dan cabang-cabangnya), (5) Fakultas Dakwah (bidang dakwah dan cabang – cabangnya). Terlepas dari masalah terakhir ini, cakupan delapan bidang disiplin ilmu agama (kajian Islam) jelas lebih luas daripada bidang dan klasifikasi ilmu agama pada masa kebangkitan ortodoksi Sunni setelah Imam al-Ghazali hingga zaman modern (akhir abad ke-19) yang bidang yang relevan saja.

Perlunya Integrasi Keilmuan Hukum Islam dan Hukum Umum

Berdasarkan pandangan ini, banyak yang berpendapat bahwa hukum Islam tidak dapat dijadikan landasan kehidupan praktis karena. Munculnya pandangan hukum Islam ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi eksternal dan internal. Selanjutnya, penggunaan istilah hukum Islam, fikih dan syariat masih beragam di kalangan ahli hukum Islam itu sendiri.

Posisi hukum Islam yang penerapannya bergantung pada adopsi hukum adat masih menjadi isu kontroversial hingga Indonesia merdeka.

Desain Pengembangan Akademik PTKIN di Bidang Hukum dalam Merespon Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Belakangan, teori ini menjadi bahan perdebatan sengit di antara para ahli hukum adat dan hukum Islam di Indonesia hingga beberapa waktu kemudian. Pembentukan hukum nasional di Indonesia, seperti yang Anda ketahui, akan menjadikan hukum Islam dan hukum Barat, serta hukum adat, sebagai bahan bakunya. Untuk itu perlu adanya keselarasan antara hukum Islam dan fikih yang berkembang di Indonesia, baik dari segi materi pelajaran maupun bahasa, agar kontribusi hukum Islam dalam perundang-undangan nasional dapat lebih maksimal.

Integrasi fikih lahir dari pemikiran adanya fakta pemisahan (divisi) antara hukum Islam dan hukum umum.

Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Syari’ah IAIN Purwokerto

Sejarah Berdirinya Fakultas Syari’ah

STAIN Syari'ah Purwokerto juga telah mendapatkan izin penyelenggaraan program Diploma Tiga (D.III) Manajemen Perbankan Syari'ah yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia . Era baru perkembangan Departemen Syariah lahir dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 139 Tahun 2014 tentang Perubahan Madrasah Ibtidaiyah Purwokerto menjadi IAIN Purwokerto. Seiring dengan beralihnya status kelembagaan dari STAIN Purwokerto menjadi IAIN Purwokerto, maka Jurusan Syariah berubah menjadi Fakultas Syariah yang memiliki tiga jurusan dan lima program studi, yaitu: Pertama, Departemen Ilmu Syariah yang membawahi program studi Hukum Keluarga Islam (HKI ) atau Ahwal al-Syakhsiyyah (AS) dan Program Studi Banding Madzhab (PM).

Kedua, Departemen Mumalah membawahi prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan prodi Zakat dan Wakaf (ZAWA).

Struktur Keilmuan

Rumusan Kurikulum

Komponen/Kelompok Mata Kuliah yang diberikan pada program tertentu di lingkungan Fakultas Syari'ah di IAIN Purwokerto. Jenis mata kuliah magang ditentukan oleh masing-masing program studi dan dikoordinasikan dengan fakultas Syari'ah. Kurikulum fakultas Syari'ah juga meliputi kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang pelaksanaannya bertempat di lingkungan Pengadilan Agama eks Keresidenan Banyumas (Pengadilan Agama Purwokerto, Pengadilan Agama Banyumas, Pengadilan Agama Purbalingga, Pengadilan Agama Banjarnegara dan Cilacap Pengadilan Agama ).

Selain itu, mahasiswa Fakultas Syari'ah juga diwajibkan mengikuti magang profesi sesuai program studi masing-masing.

Silabi

Program/kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional mahasiswa guna mendukung tercapainya tujuan Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto. Kurikulum setiap mata kuliah di Fakultas Syari'ah mengandung unsur yang sama yaitu: identitas mata kuliah, deskripsi mata kuliah, indikator standar kompetensi (tujuan capaian studi), topik inti bahan ajar, kegiatan/metode alternatif pembelajaran, perangkat pembelajaran alternatif, penilaian pembelajaran, komponen penilaian dan daftar referensi (referensi utama dan referensi tambahan). Mata kuliah hukum dimodelkan dengan mata kuliah Hukum Perikatan/Akad, sedangkan mata kuliah Syariah dimodelkan dengan Fiqh Muamalah.

Adapun mata pelajaran ilmu Syariah termasuk Muamalah Fiqh I dan Muamalah Fiqh II.

Sistem Pengajaran

Kegiatan belajar mengajar di Fakultas Syari'ah pada umumnya dilakukan dengan metode klasikal yaitu dosen menyampaikan materi perkuliahan dengan metode ceramah. Pedoman bacaan yaitu bahan bacaan bagi mahasiswa yang berkaitan dengan materi perkuliahan disertai petunjuk untuk memahaminya. Debat aktif, yaitu diskusi mahasiswa dengan menonjolkan aspek penguatan argumen terhadap materi perkuliahan yang mengandung banyak varian.

Dalam pendekatan Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto, tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal didukung oleh komponen pembelajaran yang baik, meliputi tujuan, metode, media, fasilitas, lingkungan belajar dan evaluasi.

Landasan Integrasi Keilmuan

Kesenjangan antara budaya lokal, regional, budaya nasional Indonesia dan budaya agama dan sains global seringkali menimbulkan konflik cara pandang dalam penilaian terhadap budaya tersebut, antara lokal, nasional dan global. Proses integrasi keilmuan tidak lain adalah proses mendamaikan pandangan bahwa baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama bersumber dari satu sumber, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Dari ketiga proses inilah aksiologi (tujuan), epistemologi (metodologi) dan ontologi (objek) ilmu diturunkan.

Pencapaian objektif memerlukan usaha untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu am, supaya wujud keseimbangan antara kemajuan sains dan teknologi dan kemajuan dalam agama, akhlak dan etika.

Rancangan Paradigma dan Struktur Keilmuan

Dengan demikian, integrasi keilmuan sebenarnya merupakan penyatuan konsep-konsep keilmuan yang ada dengan konsep hakiki tauhid, kesatuan makna kebenaran dan kesatuan sumber. Dilihat dari sudut aksiologis (tujuan), ilmu pengetahuan dan teknologi harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Artinya, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sarana penting dalam setiap proses pembangunan untuk mewujudkan kebermanfaatan bagi kehidupan manusia seutuhnya.

Integrasi Keilmuan Hukum Islam dan Hukum Umum

Silabus HPII untuk Prodi Hukum Keluarga (AS)

54 Agus Muhammad Najib, “Interelasi Ilmiah Hukum Islam dengan Common Law di Indonesia: Menyatukan Subyek, Harmonisasi Bahasa,” Jurnal Penelitian Agama, Vol. Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam dan Tata Hukum di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993. Suparman Usman, Hukum Islam: Asas dan Pengantar Kajian Hukum Islam dalam Tata Hukum di Indonesia, Gaya Media Pratama , Yogyakarta, 1997 .

Mahasiswa mengenal hukum perdata Islam di Indonesia dalam bidang hukum waris, hibah, wasiat, infak dan zakat.

Silabus HPII untuk Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (HES)

Analisis konsep integrasi keilmuan hukum Islam dan hukum umum pada mata kuliah di Fakultas Syariah.

Analisis Terhadap Konsep Integrasi Keilmuan Hukum Islam dan Hukum Umum dalam Mata Kuliah di Fakultas Syari’ah

Matakuliah HPII untuk Program Studi Hukum Keluarga (AS)

Kedua, kelompok kerabat saudara kandung atau saudara laki-laki dari pihak ayah, dan keturunan laki-laki mereka. Ketiga, kelompok keluarga paman, yaitu saudara kandung ayah, ayah tiri dan keturunan laki-laki mereka. Hal ini sering dilakukan karena hukum waris Islam memberikan bagian yang berbeda bagi anak laki-laki dan perempuan, meskipun dalam masyarakat muslim modern khususnya di Indonesia, tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam ekonomi rumah tangga telah mengalami perubahan dari konsep tradisional yang lama.

Secara tradisional, laki-laki dikonseptualisasikan sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas ekonomi keluarga.

Matakuliah HPII untuk Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah

Materi mata kuliah HPII pertama program studi HES diawali dengan pendahuluan yang mencakup pengertian dan ruang lingkup Hukum Perdata Islam di Indonesia, sumber-sumber Hukum Perdata Islam di Indonesia, dan sejarah perkembangan hukum Islam di Indonesia. Dengan demikian, jelas bahwa bab hukum perkawinan pada topik inti materi kajian HPII prodi HES tidak memberikan pendekatan integratif atau memperkenalkan mahasiswa pada integrasi ilmu hukum Islam bidang perkawinan dengan hukum positif dalam Indonesia. Begitu pula dengan materi ajar yang terakhir yaitu ide-ide pembaharuan dalam Hukum Perdata Islam di Indonesia.

Tidak ada satu gagasan pun yang disebutkan tentang apa yang harus dilakukan untuk mereformasi hukum Islam di Indonesia.

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan istilah dalam bahasa hukum antara hukum Islam dan hukum adat masih merupakan hal lain dan tidak ada upaya untuk menyamakannya. Berdasarkan analisis terhadap mata kuliah Hukum Perdata Islam di Indonesia I dan II dapat disimpulkan bahwa kurikulum, silabus dan sistem pengajaran yang menjadi landasan perkuliahan di Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto belum mencerminkan konsep integrasi keilmuan. antara hukum Islam dan hukum adat, meskipun misi IAIN Purwokerto sendiri mensyaratkan hal tersebut. Perspektif hukum Islam belum terintegrasi dengan common law, sehingga pemahaman terhadap kedua jenis hukum tersebut lebih mandiri dan terpisah, serta dalam pengajarannya tidak memasukkan pendekatan integratif atau memperkenalkan siswa pada integrasi fikih Islam dengan common law. (hukum positif) di Indonesia.

Rekomendasi

Atho Mudzhar, "Studi Hukum Islam dengan Pendekatan Sosiologis", pidato pembukaan oleh Lektor Kepala Sosiologi Hukum Islam, disampaikan di depan rapat senat terbuka di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 15 September 1999. Hukum Islam antara Kesucian dan Kekotoran: Perspektif of Social History”, Guru Besar pidato pembukaan Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 25 September 2004. Epistemologi dan Paradigma Ilmu Sosial dalam Perspektif Pemikiran Islam” dalam Jarot Wahyudi dkk (eds.).

Interkoneksi Ilmiah Hukum Islam dengan Hukum Umum di Indonesia: Menyatukan Subyek, Harmonisasi Bahasa”, Jurnal Penelitian Keagamaan, Vol.

Referensi