118
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Berkarya Ragam Hias Melalui Metode Drill di Kelas VII-2 Semester 1 SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat
Daya
Sri Herawati, S.Pd
SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat Daya Email. [email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan berkarya ragam hias peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie, tahun ajaran 2018/2019.
Permasalahan yang terdapat pada latar belakang adalah: Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan kemampuan berkarya ragam hias peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019. DimanaTujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui dalam meningkatkan kemampuan berkarya ragam hias melalui metode Drill untuk peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019. Untuk meningkatkan aktifitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya melalui metode Drill.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali tindakan, (3 x 40 menit) dan siklus II juga dilakukan dalam satu kali tindakan (3x40 menit) di SMP Negeri 1 Blangpidie. Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penulis juga menggunakan alat pengumpul data dengan menggunakan metode observasi, interview (wawancara), dan Dokumentasi. Melalui penerapan metode drill dalam meningkatkan kemampuan berkarya ragam hias peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan selama 2 Siklus maka diperoleh persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan hasil berkarya ragam hias diperoleh padasiklus I (pertemuan I) 13 peserta didik dengan tingkat ketuntasan 40,62%.
Padasiklus I (pertemuan 2) 18 peserta didik dengan ketuntasannya 59,37%. Sedangkan pada siklus II terdapat 28 peserta didik dengan tingkat ketuntasannya 90%. Hasil yang dicapai pada siklus II ini merupakan hasil yang dapat diuji kebenarannya dari hipotesis yang diajukan bahwa metode drill dapat meningkatkan kemampuan berkarya ragam hias peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun pelajaran 2018/2019.
Kata kunci : Metode Drill, Kemampuan berkarya ragam hias
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan masyarakat yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional, yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Mata pelajaran seni budaya di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat Daya Pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 prestasinya masih
119 rendah,terbukti nilai rata-rata hasil ulangan harian masih dalam batas KKM yaitu 75.Hasil ulangan nilai rata-rata kelas 75 nilai terendah 60 nilai tertinggi 85. Dari 31 siswa ada 13 siswa nilainya dibawah KKM atau 40,62% belum tuntas,18 siswa yang sudah tuntas atau 59,37% ini bukti Prestasinya masih menunjukkan bahwa aktifitas belajarnya masih rendah
Proses pembelajarn seni budaya kelas VII.2 SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat Daya pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 dominan menerapkan model pembelajaran konvensional yyang ditandai 1) berpusat pada guru, 2) penekanan pada penerimaan pengetahuan, 3) kurang berfariasi,4) kurang memberdayakan semua potensi siswa,5) Menggunakan metode yang monoton.Akibatnya ,masih banyak siswa yang fasif,sebagian besar siswa tidak berani bertanya,aktifitas siswa dalam belajar dan diskusi masih rendah peserta didik dalam menerima pengetahuan menjadi pasif.
Agar prestasi belajar siswa meningkat maka perlu dicari metode yang menghasilkan keuntungan kepada pengembangan kemampuan berfikir logis,sikap yang kritis dan kepekaan siswa belajar menyenangkan.Metode drill ialah jalan (cara) yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Metode drill merupakan rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan. Guru memikirkan cara menyampaikan materi pelajaran dengan memperhatikan tujuan umum dan tujuan khusus serta keadaan peserta didik. Guru perlu memikirkan variasi metode yang paling sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Tidak ada satu metode yang paling baik dan sesuai untuk seluruh mata pelajaran. Setiap metode di samping itu mempunyai kelebihan dan juga mempunyai kekurangan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) sangat diperlukan sekali untuk mengatasi proses pembelajaran yang kurang menghasilkan nilai dan proses pembelajaran yang menyenangkan.Pada pelajar seni budaya dikondisi awal hanya 59,37% yang mencapai ketuntasan 75 setelah dicoba dengan memanfaatkan pembelajaran kooperatif dengan metode Drill diharapkan bisa mencapai 80%.Selanjutnya untuk mengetahui manfaat penggunaan pembelajaran metode Drill peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Berkarya Ragam Hias Melalui Metode Drill di Kelas VII-2 Semester 1 SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat Daya”
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan Berkarya Ragam Hias siswa Kelas VII-2 semester 1 Dengan menggunakan metode Drill.pada SMP Negeri 1 Blangpidie Aceh Barat Daya.
2. Untuk mengetahui dan meningkatkan keaktifan siswa kelas VII.2 semester 1 dalam berkarya ragam hias dengan menggunakan metode drill pada SMP N 1 Blangpidie Aceh Barat Daya
TINJAUAN PUSTAKA Metode Drill
Penggunaan istilah “Latihan” sering disamakan artinya dengan istilah
“Ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut (Hisyam, 2008).
120 Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis pengetahuan dapat disempurnakan dan siap siagakan.
Metode drill atau latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang- ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Karena hal semacam ini harapan pelajaran yang telah diberikan kepada anak didik dapat mengingat dengan baik (K, Roestiyah, 2009).
Berkarya Ragam Hias
Ragam hias adalah karya seni rupa dari penggambaran bentuk imajinasi, pikiran, dan kreativitas seniman yang dituangkan dalam bentuk gambar dekoratif baik itu berupa flora (tumbuhan), fauna (binatang), geometris, dan figuratif (objek manusia).
Ragam hias adalah berbagai bentuk hiasan atau motif yang biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu hingga mengisi seluruh bagian yang kosong pada karya seni. Istilah ragam hias dikenal dengan ornament/hiasan. Media yang sering dijumpai hasil ragam hias adalah kayu, guci/keramik, furniture/mebeler, kulit/wayang, kain/batik (Sastra, 2006).
Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh adat dan kebiasaaan daerah setempat, seperti lingkungan alam, flora dan fauna nusantara. Setiap daerah memiliki budaya yang menjadi ciri khas untuk mengenalkan alam nusantara di masing-masing daerah.
Ragam hias yang diulang berkali-kali mengikuti pola adalah ide kunci dari ornament. Meskipun penerapannya sebenarnya untuk menghias karya seni lain yang memiliki bidang permukaan kosong. Berkembang motif dekoratif juga dapat menjadi gaya yang berdiri sendiri dalam karya seni 2 dimensi (Sastra, 2006).
Penerapan Metode Drill Dalam PBM ( Proses Belajar Mengajar )
Belajar bukan hanya sebuah proses penuangan informasi dari guru ke dalam benak siswa seperti menuangkan air kedalam gelas kosong sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sehingga siswa dapat belajar secara aktif. Karena ketika siswa belajar secara pasif ada kecenderungan untuk cepat melupakan informasi atau materi yang telah mereka dapatkan.
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis pengetahuan dapat disempurnakan dan siap siagakan.
Metode drill atau latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan- latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
Metode drill sebagai suatu metode pengajaran telah diakui penggunaannya oleh para ahli pendidikan. Penerapan metode drill dalam PBM dipandang sebagai upaya penanaman keterampilan dengan melalui pengulangan secara kontinyu terhadap materi tertentu. Penerapan metode drill mengacu pada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru.
121 Dalam kegiatan belajar mengajar peran seorang guru sangat menentukan keberhasilan tujuan pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, seorang guru harus dapat mengenal dan memahami segala aspek kepribadian peserta didik meliputi sistem komunikasi dan motivasi, kebutuhan kepribadian, kecakapan, kesehatan dan lain sebagainya. Hasil proses belajar juga tergantung pada kematangan dan kesiapan peserta didik. Secara umum, peserta didik yang telah berumur cukup lebih mudah menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru (Wina, 2009).
Dalam menggunakan metode drill dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap materi pembelajaran ragam hias, guru seni budaya harus menguasai teknik- teknik mengajar, bimbingan dan latihan seperti menentukan tujuan pengajaran, memilih metode yang tepat, menentukan alat evaluasi dan sebagainya agar peserta didik terampil dan mampu memahami berkarya ragam hias. Penerpaan metode drill menuntut latihan-latihan yang terus menerus dan berulan-ulang, karena dengan seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam, sebaliknya tanpa latihan yang cukup kemampuan dan pengamalan yang dimiliki peserta didik akan hilang (Basyiruddin, 2002).
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tindakan kelas (classroom research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Lexy, 2012).
Zainal Aqib (2006) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian+Tindakan+Kelas, dengan paparan sebagai berikut.
1. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti
2. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Blangpidie, mata pelajaran Seni Budaya, materi pokok berkarya motif ragam hias, di kelas/semester VII/1.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri 1 Blangpidie dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan yaitu dari tanggal 21 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 23 Oktober 2018
Subyek penelitian
122 Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2017/2018.
Prosedur Penelitian.
Dalam pelaksanaan PTK, peserta didik bukan hanya diajar seperti biasa dan mengerjakan LKS yang intinya mengerjakan soal-soal setelah mempelajari ringkasan, tetapi harus melakukan suatu tindakan. Peserta didik harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru. Ketika saat refleksi, siswa diajak diskusi, ditanya tentang pembelajaran yang mereka alami. Dari hasil refleksi itulah guru mengadakan perbaikan untuk perencanaan siklus kedua. Jadi inti PTK adalah keaktifan siswa karena dalam pembelajaran peserta didik yang diutamakan (Arikunto, 2006).
Metode Pengumpulan Data a. Metode observasi
b. Metode Tes
c. Metode interview ( wawancara)
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, akan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran drill dapat meningkatkan berkarya motif ragam hias peserta didik pada pelajaran seni budaya.
Dalam mengalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada yang akan dicapai.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri 1 Blangpidie dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan yaitu dari tanggal 21 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 23 Oktober 2018. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dalam dua siklus dengan materi kerajinan dari bahan serat. Pembelajaran dilaksanakan dalam dua jam pelajaran dengan istirahat pada pukul 10.40-11.00 WIB. Sebelum siklus tersebut dimulai, telah diambil data hasil belajar siswa kelas VII-2 dengan melaksanakan pretest sebagai data awal sebelum dilakukan tindakan. Berikut ini penjelasan mengenai proses pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menerapkan metode drill.
Pelaksanaan Siklus I, Pertemuan I a. Perencanaan (Planing)
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik
2. Menentukan jenis pendekatan dan metode pengajaran yang tepat (merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill)
3. Menyusun lembar observasi sebagai panduan. Penyiapan perangkat yang meliputi menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk pengamatan b. Pelaksanaan (acting)
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran yang dimulai dengan salam b. Bersama-sama mengucap basmalah dan do‟a bersama c. Mengabsen siswa yang tidak hadir
123 d. Memberikan apersepsi dengan bertanya “ siapa yang sudah pernah menggambar motif ragam hias?”
e. Guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan jenis-jenis ragam hias 2) Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan
b. Guru memberi penjelasan tentang jenis dan karakterstik ragam hias c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan d. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk melakukan berkarya motif ragam hias.
e. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menyebutkan bahan apa saja yang diperlukan
f. Siswa berlatih mengingat bahan-bahan yang diperlukan 3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau do‟a c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung
4) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
5) Untuk semua peserta didik yaitu perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan, semangat peserta didik mengikuti pelajaran, kemampuan membuat ketrampilan dari bahan serat.
6) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada peserta didik, evaluasi dan mengakhiri pelajaran Pada siklus I, pertemuan ke satu ini, peneliti memperoleh perbaikan pembelajaran siklus I yang diakhiri dengan berkarya motif ragam hias.
Berdasarkan hasil evaluasi, pada penelitian siklus I pertemuan pertama, dari 31 peserta didik ada 12 peserta didik yang mengalami peningkatan dalam membuat karya motif ragam hias yaitu (38%.) sedangkan 19 peserta didik yang belum mencapai peningkatan dalam membuat karya motif ragam hias (62%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I pertemuan pertama ini mengalami keberhasilan karena nilai peserta didik mengalami kenaikan.
c. Refleksi (reflecting)
Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena perhatian peserta didik untuk mengikuti pelajaran masih kurang, serta kemampuan peserta didik dalam membuat kerajinan dari bahan serat kurang memuaskan karena peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung mengobrol kepada teman-temannya ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Maka pada siklus II peneiliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus I
Pelaksanaan Siklus I, Pertemuan 2
Berdasarkan pada hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
a. Perencanaan (planing)
124 1) Identifikasi masalah disusun berdasrkan refleksi pada siklus I
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran yang dimulai dengan salam b. Bersama-sama mengucap basmalah dan do‟a bersama c. Mengabsen siswa yang tidak hadir
d. Memberikan apersepsi dengan bertanya “ siapa yang dapat menyebutkan jenis-jenis ragam hias?”
e. Guru mengajak siswa untuk melihat jenis-jenis ragam hias berdasarkan motifnya.
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti
a. Guru memperlihatkan berbagai jenis motif ragam hias b. Peserta didik memperhatikan jenis-jenis motif ragam hias c. Guru meminta peserta didik untuk berkarya motif ragam hias 3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau do‟a
c. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab wa‟alaikumsalam
c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I (pertemuan kedua) ini penulis langsung melakukan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlansung
1) Pengamat mencatat semu temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk peserta didik yaitu perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan, semangat peserta didik mengikuti pelajaran, kemampuan berkarya motif ragam hias.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada peserta didik, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi, pada penelitian siklus I pertemuan kedua ini menunjukkan adanya perubahan, dari 31 peserta didik ada 17 peserta didik yang mengalami peningkatan dalam berkarya motif ragam hias yaitu (54%.) sedangkan 14 peserta didik yang belum mencapai peningkatan dalam berkarya motif ragam hias (46%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I pertemuan pertama ini mengalami keberhasilan karena nilai peserta didik mengalami kenaikan.Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I pertemuan pertama ini mengalami keberhasilan karena nilai peserta didik mengalami kenaikan.
d. Refleksi (reflecting)
125 Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi saat pelatihan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siatusi saat pelatihan pada siklus I (Pertemuan dua) peneliti dapat menemukan peningkatan pembelajaran sebagai berikut:
1) Peserta didik yang kemampuannya kurang cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung, sekarang sudah bisa menyesuaikan diri dengn temannya
2) Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dikarenakan peserta didik sudah banyak yang bisa
3) Selain itu proses pembelajaran ini juga telah menunjukkan perubahan:
a. Adanya keinginan peserta didik untuk berlatih berkarya motif ragam hias b. Adanya minat peserta didik untuk berkarya motif ragam hias
Maka pada siklus II peneliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus I (pertemuan kedua).
Pelaksanaan Siklus 2
Berdasarkan pada hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I (pertemuan kedua), maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
a. Perencanaan (planing)
1) Identifikasi masalah disusun berdasrkan refleksi pada siklus I ( pertemua kedua )
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang lebih optimal 3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan peerbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran yang dimulai dengan salam b. Bersama-sama mengucap basmalah dan do‟a bersama c. Mengabsen siswa yang tidak hadir
d. Memberikan apersepsi dengan pelajaran yang lalu e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a. Guru memperlihatkan hasil berkarya motif ragam hias b. Peserta didik memperhatikan kemudian menirukan guru
c. Guru meminta peserta didik untuk mendemostrasikan cara berkarya motif ragam hias
d. Guru menganjurkan peserta didik untuk menerapkan keserasian dalam berkarya motif ragam hias
3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi b. Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang
c. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau do‟a d. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas dan
peserta didik menjawab wa‟alaikumsalam
Berdasarkan hasil evaluasi, pada penelitian siklus II ini mengalami banyak perubahan dibandingkan dengan siklus I, dimana dari 31 peserta didik ada 28 peserta didik yang mengalami ketuntasan dalam mengerjakan produk berkarya motif ragam hias (90%), Jadi 3 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dalam berkarya
126 motif ragam hias (10%.) Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus II ini mengalami keberhasilan karena nilai peserta didik mengalami kenaikan.
c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini penulis langsung melakukan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlansung
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk peserta didik yaitu perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan, semangat peserta didik mengikuti pelajaran, kemampuan berkarya motif ragam hias, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada peserta didik, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi saat pelatihan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat pelatihan pembelajaran pada siklus II ini sudah menunjukkan adanya perubahan. Bertambahnya perhatian peserta didik untuk mengikuti pelajaran serta kemampuan peserta didik dalam berkarya motif ragam hias sudah optimal. Pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan sebagai berikut:
Peserta didik sangat antusias sekali dengan pembelajaran ini sehingga membuat mereka lebih menguasai keterampilan berkarya motif ragam hias.
1) Proses pembelajaran lebih maksimal karena sudah banyak peserta didik yang bisa
2) Adanya keinginan peserta didik untuk berkarya motif ragam hias .
Setelah melaksanakan siklus II ini dan menganalisis hasil pengamatan penulis mengambil kesimpulan, perubahan nilai para peserta didik melalui metode drill dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya motif ragam hias, peserta didik yang berakhir dengan prestasi atau nilai peserta didik meningkat.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan test dan hasil nilai penerapan pembelajaran dengan metode Drill dalam meningkatkan berkarya motif ragam hias , sebagaimana dijabarkan pada bab IV telah menunjukan bahwa hipotesis yang dirumuskan di bab pendahuluan yang berbunyi” penggunaan metode Drill dapat meningkatkan kemampuan berkarya motif ragam hias peserta didik kelas VII-2 SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019.” Teruji dan dapat diterima dan hasil refleksi melalui metode Drill yang penulis lakukan di SMP Negeri 1 Blangpidie kepada peserta didik kelas VII-2 menunjukan hasil yang benar-benar, mulai dari pra penelitian, siklus I hingga ke siklus II. Dan ini merupakan suatu kebanggan dan kepuasan bagi saya Ibu Sri Herawati, S.Pd selaku guru bidang study.
Fokus pada perbaikan pembelajaran siklus I (pertemuan I) ini adalah berkarya motif ragam hias . Banyak peserta didik yang belum bisa mempraktekkan keserasian berkarya motif ragam hias . Dalam kegiatan ini hanya sebagian peserta didik saja yang mampu mendemonstrasikan dengan baik, pada siklus I (pertemuan I) ini yaitu 12 peserta didik dengan frekuensi 37%.
Pada siklus I (pertemuan 2) peserta didik disuruh untuk menampilkan keserasian membuat motif ragam hias . Sebagian peserta didik sudah termasuk mampu, dan
127 sebagian peserta didik belum mampu melakukan hal tersebut dengan baik. Hasil yang diperoleh dalam pengamatan berkarya motif ragam hias peserta didik siklus I (pertemuan 2) yaitu 17 peserta didik dengan frekuensi 54%.
Pada siklus II, guru menyuruh peserta didik untuk mendemonstrasikan berkarya motif ragam hias . Yang dimaksudkan agar peserta didik mengerti dan mengetahui pentingnya menerapkan keserasian dalam berkarya motif ragam hias. Mayoritas peserta didik sangat maksimal. Karena pada siklus II ini, peserta didik lebih mampu membiasakan diri untuk membuat berkarya motif ragam hias, hasil yang diperoleh mencapai 90%.
Grafik dalam berkarya motif ragam hias
Hasil dari data diatas menunjukan bahwa perolehan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 17 peserta didik dengan tingkat ketuntasan 54%. Pada siklus II nilai rata-rata 28 peserta didik dengan tingkat ketuntasan 90%. Ini menunjukkan bahwa hasil persiklus mengalami peningkatan yang tergolong baik dan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode drill dapat meningkatkan berkarya motif ragam hias peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisa yang membuktikan bahwa penerapan metode Drill dapat meningkatkan berkarya motif ragam hias peserta didik kelas VII-2 di SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019. Hasil diperoleh pada siklus I (pertemuan I) nilai rata-rata 51 dengan tingkat ketuntasan 38%. Pada siklus I (pertemuan 2) nilai rata-rata 65 dengan ketuntasannya 54%. Pada siklus II nilai rata- rata 87 dengan tingkat ketuntasannya 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Drill dalam meningkatkan berkarya motif ragam hias peserta didik kelas VII-2 di SMP Negeri 1 Blangpidie tahun ajaran 2018/2019. Sudah mencapai peningkatan yaitu pada siklus II 90 % berarti penggunaan metode Drill berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Sastra Rantinah, 2006, Ragam Hias Nusantara, Penerbit,Klaten: Intan Pariwara (Jakarta: Pustaka Harun.
Hisyam Zaini, 2008, Strategi Pembelajaran Aktif , Yogyakarta: Insan Madani, RP Pess.
Lexy J. Moleong, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Rosdakarya.
M. Basyiruddin Usman, 2002, Metodologi Pembelajaran seni budaya ,Jakarta: Ciputat Pers.
K, Roestiyah, 2009. Strategi Belajar Mengajar., Jakarta:Rineka Cipta. Redaksi Sinar Grafika.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
0 50 100
Siklus 1 Siklus 2
Siklus 1
128 Sinar Grafika Offset.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, Edisi Revisi.
Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal Aqib, 2006. Penelitian Tindakan kelas, Bandung : Yrama Widya.