Al-Qur'an adalah salah satu wahyu berupa kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pondok Pesantren Taḥfīẓual-Qur'an Al-Hasan Ponorogo yang merupakan salah satu lembaga pendidikan pesantren yang khusus mengajarkan Al-Qur'an.
Fokus Penelitian
Dimana biasanya setiap hari Rabu Ba'damaghrib seluruh santri belajar Al-Qur'an dengan metode tartīly yang dibimbing langsung oleh Ning Wardatul Firdaus selaku menantu almarhum KH Husein Aly, MA. Untuk belajar dalam kegiatan ini, siswa diharapkan mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid, setara dengan waqaf dan membaca pelan-pelan (tartīl).
Rumusan Masalah
Berdasarkan fakta tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul; “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'ĀN PUTRI SANTRI MELALUI METODE TARTĪL PADA PESANTREN TAḤFĪẒU AL-QUR'ĀN AL-HASAN PUTRI PATIHAN WETAN BABADAN PONOROGO”.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penerapan metode tartīlQur'ān dalam pembelajaran Al-Qur'an di Taḥfīẓual-Qur'ānal-Hasan Putri Pondok Pesantren Patihan Wetan Babadan Ponorogo.
Manfaat Penelitian
Sistematika Pembahasan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN SISWA MELALUI METODE TARTĪL PADA PESANTREN KUR'ĪN.
Kajian Teori
Kemampuan dan Keutamaan Membaca Al-Qur’ān
Orang yang membaca Al-Quran adalah sebaik-baik manusia dan orang yang paling utama. Orang yang membaca Al-Quran mendapat pahala berlipat ganda, satu huruf dibalas dengan sepuluh kebaikan.
Tujuan Pengajaran Membaca Al-Qur’ān
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran membaca Al-Qur’an adalah untuk membekali siswa dengan bekal dan ilmu agar mereka dapat mendalami dan meneladani isi pelajaran, baik dalam hal membaca, menulis, maupun membaca. interpretasi, riset. untuk, dan memahami makna yang bergantung padanya. Sehingga Al-Qur’an dijadikan pedoman hidup dan nilai-nilai ajarannya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Tartīl
Kata “tartīl” menurut bahasa bermaksud jelas, berwarna-warni dan teratur, manakala menurut istilah pula bermaksud membaca al-Quran secara perlahan-lahan, baik dan betul mengikut tajwid. 34. Tartīl bermaksud membaca al-Quran secara perlahan-lahan, tidak tergesa-gesa, dengan bacaan yang baik dan tepat sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya seperti yang dijelaskan dalam ilmutajvīd. 35. Manakala maksud kaedah tartīl ialah cara membaca al-Quran secara perlahan dan perlahan serta betul menyebut huruf-huruf oleh mahraji.
Ibnu Kathiri berkata: "Bacalah perlahan-lahan, karena itu akan membantu untuk memahami Al-Qur'an." 36Abu Sabiq Aly, Abu Ubaidullah Zain, Prinsip Membaca Al-Qur'an dengan Tartīl, (Jakarta: Al-Qamar Media, 2009), 2. Jadi ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an benar dan benar itu sempurna.
Membaca al-Qur'an dengan tartīl mendapat pahala yang lebih besar berbanding membaca al-Qur'an secara tergesa-gesa.
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’ān Menggunakan Metode Tartīl
Peningkatan adalah peningkatan (tingkat, level, dan sebagainya); meningkatkan, memperkuat (produksi dll) 44 Secara etimologis, peningkatan berasal dari tingkat kata dasar, mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" sehingga menjadi kata benda abstrak. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata jenjang berarti: tinggi rendahnya martabat (kedudukan, kedudukan, kemajuan, peradaban, dsb), pangkat, golongan, tingkatan, golongan. Di WJS. Poerwadarminto KBBI memiliki kemampuan kata dasar mampu yang berarti daya (mampu melakukan sesuatu), sehingga dapat diartikan bahwa kemampuan adalah kemampuan, keterampilan dan kekuatan.
Indikator kemampuan membaca Al-Qur'an yaitu kelancaran membaca Al-Qur'an, kemampuan membaca Al-Qur'an sesuai kaidah ilmu tajwid dan kesesuaian bacaan dengan huruf makhārijual dapat diuraikan sebagai berikut: 46 sebuah. 46 Erlina Farida, Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur'an dan Penguatan Agama Siswa Madrasah Tsanawiyah di 8 Kota Besar di Indonesia, Jurnal Pendidikan, vol.11, No.3 September-Desember, 2013, 358. Jadi apa Yang dimaksud dengan perbaikan adalah upaya untuk mengangkat, meningkatkan, mengintensifkan kemampuan membaca surat-surat Al-Qur'an.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Selain untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an dengan metode tartil, sangat efektif bagi siswa. Persamaan penelitian di atas sesuai dengan tesis penulis yaitu penerapan metode Tartīl untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an. Tujuan penelitian ini adalah implementasi pembelajaran Al Quran melalui metode UMMI di MI Salafiyah Blora.
Kemiripan penelitian ini dengan tesis penulis adalah pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an melalui metode pembelajaran Al-Qur'an. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Yanbu'a di Pondok. Persamaan penelitian di atas dengan tesis penulis berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran Al-Qur'an.
Kesesuaian penelitian ini dengan tesis penulis adalah tujuannya untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Kehadiran Peneliti
Lokasi Penelitian
Data dan Sumber Data
Orang (person) adalah sumber data yang dapat memberikan data berupa jawaban tertulis melalui angket/tulisan/tindakan melalui observasi lapangan. Dengan demikian, sumber data utama dalam penelitian ini adalah perkataan dan perbuatan, sedangkan sumber data sekunder adalah dokumen/arsip dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.
Prosedur Pengumpulan Data
Sementara itu, Marshall (1995) berpendapat bahwa peneliti mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut melalui observasi. Pengamatan eksperimental tidak mementingkan situasi kehidupan orang yang diamati, tetapi menempatkan orang yang diamati dalam situasi yang diciptakan oleh pengamat sesuai dengan tujuan penelitian. Dan teknik observasi ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data lapangan untuk mempelajari letak geografis pondok pesantren Taḥfīẓual-Qur'ān Al-Hasan Putri Patihan Wetan Babadan Ponorogo, penerapan metode Sorogan Tartīlan dalam pembelajaran Al-Qur'an an di Pesantren Taḥfīẓual-Qur' ān Al-Hasan Putri Patihan Wetan Babadan Ponorogo.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mendalam yang berkaitan dengan fokus masalah sehingga dengan wawancara mendalam tersebut dapat dikumpulkan data sebanyak-banyaknya. Narasumber kegiatan sorogan tartīlan (Ning Wardatul Firdaus) Taḥfīẓual-Qur'ān Al-Hasan Putri Pesantren.. Beberapa Santri Taḥfīẓual-Qur'ān Al-Hasan Putri Pesantren c) Teknik dokumentasi. Dokumen digunakan untuk merujuk atau tidak seperti catatan, yaitu tidak secara khusus disiapkan untuk tujuan tertentu, seperti: surat, catatan harian, catatan khusus dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan dokumen berupa catatan dan rekaman khusus, setelah itu hasil dari dokumen tersebut dicatat dalam bentuk transkrip dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Pengecekan Keabsahan Data
Gambaran Umum Latar Penelitian
- Letak Geografis Pondok Pesantren TaḥfīẓuAl-Qur’ān Al Hasan Ponorogo
- Sejarah Pondok Pesantren Taḥfīẓu Al-Qur’ān Al Hasan Ponorogo
- Program Pendidikan
- Program Kegiatan
Pesantren Taḥfiẓu al-Qur'ān Al-Hasan merupakan satu-satunya pesantren yang mempelajari Al Quran di Patihan Wetan Babadan Ponorogo. Di Patihan Wetan Babadan Ponorogo belum ada lembaga pendidikan yang khusus mempelajari Al Quran baik tingkat dasar maupun lanjutan. Berkat respon masyarakat yang antusias, Pesantren Taḥfīẓu al-Qur'ān Al-Hasan resmi berdiri dalam waktu singkat pada tanggal 2 Juli 1984.
Yayasan Pesantren Taḥfīẓu al-Qur'ān Al-Hasan memiliki beberapa program pendidikan non formal yang berada di bawah naungan yayasan. Program pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:63. Madrasah diniyah RiyadhotusySyubban merupakan salah satu lembaga pendidikan informal di Yayasan Pesantren Taḥfīẓual-Qur'ānAl-Hasan. Santri madrasah diniyah adalah santri pondok pesantren Taḥfīẓual-Qur'ānAl-Hasan dan juga beberapa santri lanjutan.
Program kegiatan di lingkungan pondok pesantren Taḥfīẓu al-Qur'ān Al-Hasan untuk diikuti secara keseluruhan oleh seluruh santri, baik santri putra maupun putri.
Paparan Data
Aktiviti tahunan 1) Nuzulu al-Qur'ān.. 3) Memperingati maulid besar nabi Danisro'mi'roj 4) Ziarah para wali. Bermula dengan bacaan asmaulhusna bersama, bahan tajwid, bacaan ayat-ayat al-Quran dengan bacaan dan tajwid yang betul, santriwati. Dalam aktiviti ini, santri diminta fokus membaca al-Quran secara tartil (perlahan) memperhatikan kesihatan huruf, hak huruf, wakaf dan tajwid.
Kemampuan membaca Al-Qur'ān santri putri Pondok Pesantren Taḥfīẓu al-Qur'ān Al-Hasan setelah menggunakan metode Tartīl. Kemampuan membaca Al-Qur'an adalah penguasaan membaca Al-Qur'an dengan pelafalan yang sesuai dengan kaidah membaca Al-Qur'an. Dan disinilah peran metode tartil dalam kegiatan “tartīlan” dalam membenarkan bacaan Al-Qur’an sesuai kaidah dan bacaan Al-Qur’an.
Setelah kegiatan ini Alhamdulillah para santri lebih teliti dalam membaca Al-Qur'an dengan membacanya pelan-pelan, makhāriju al-hurūf lebih tertata.
Pembahasan
Dari hasil data yang peneliti peroleh dan terkait dengan teori yang relevan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan metode tartil di pesantren “Tahfiẓal-Qur’an Al-Hasan Putri” adalah penggunaan metode pembelajaran. dengan membaca. Al-Qur'an disatukan secara perlahan, dengan memperhatikan jual beli mekhari -huruf, sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Al-Muzammil ayat 4 yang memerintahkan manusia untuk membaca Al-Qur'an secara perlahan (tartīl). Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur'an Santri Putri Pesantren Taḥfīẓu al-Qur'an Al-Hasan setelah menerapkan Metode Tartīl.
75 Abu Sabiq Aly, Abu Ubaidullah Zain, Aturan membaca Al-Qur'an dengan Tartīl, (Jakarta: Al-Qamar Media, 2009), 2. Berdasarkan pembahasan ini, penting untuk pendapat yang diungkapkan oleh Erlina Farida dalam jurnalnya yang berjudul Kemampuan Membaca dan Menulis Al Quran dan Penguatan Agama Siswa Madrasah Tsanawiyah di 8 Kota Besar di Indonesia. Dari hasil data yang peneliti peroleh dan terkait dengan teori yang relevan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an santri putri di Pondok Pesantren Taḥfīẓu al-Qur’an Al-Hasan setelah mendaftar Metode Tartīl telah mengalami banyak peningkatan.
Hal ini terlihat dari sudut pandang bacaan siswa yang sebelumnya tidak sesuai dengan kaidah makhāriju al-hurūf, ciri-ciri huruf dan ilmu tajwīd setelah menerapkan metode tartīl dalam kegiatan “tartīlan” dapat sudah berhati-hati dalam membaca Al-Qur'an dengan membacanya pelan-pelan (tartīl), mampu menyamakan waqaf dan wasal, menempatkan hak setiap huruf hijaiyah (makhāriju al-hurūf dan ciri-cirinya), serta penempatan ilmu yang tepat dari tajwid.
Kesimpulan
Saran
Ali, Abu Sabiq dan Abu Ubaydillah Zayn Aturan membaca Al-Qur'an dengan Tartīl. Farida, Erlina Farida Kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an serta memperkuat keimanan siswa Madrasah Tsanawiyah di 8 kota besar di Indonesia. Peningkatan Kemampuan Membaca Al Quran Dengan Metode Tartīl Bagi Santri Di Asrama Islam Al Fatimiyyah Al Islamy Desa Adiluhur Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur. Tesis.
Penerapan metode pembelajaran membaca-menulis Al-Qur'an dalam meningkatkan pemahaman membaca Al-Qur'an pada anak. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'ān dengan metode Yanbu'a di Pesantren Salafiyah ShirothulFuqaha Kabupaten Malang. Nelita, Norma. Upaya peningkatan kemampuan membaca Al-Quran melalui metode Iqro bagi Santriwan/Santriwati di TPQ Nurul Islam Karang PuleSekarbela Kota Mataram.
Rauf, Abdul Aziz Abdur. Al-Hafizh Daurah Al-Qur'ān Pedoman kajian ilmu tajwīd disusun secara tepat. Jakarta Timur: Markaz Al Qur'an, 2011.