MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BAGI SISWA KELAS DASAR
FARIDAH1
E-mail [email protected] ABSTRAK
Masalah utama dikondisi anak sekolah dasar kesulitan dalam membaca,menghafal dan menulis huruf-huruf Al-Quran sehingga pada kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan baik,guru diharapkan mampu menemukan inovasi baru dalam pembelajaran dalam hal ini memanfaatkan media audio visual.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama kemampuan membaca pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi membaca Surah Al-Falaq Untuk mengetahui media audio visual dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa SDN 2 Malawaken Kabupaten Barito Utara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana pada siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dan siklus II tiga kali pertemuan dengan menggunkan media audio visual.
Hasil penelitian menunjukkan dari hasil pretes atau tes pada pra tindakan memperlihatkan data antara lain skor rata-rata kelas yaitu 60,00 dengan prosentase ketuntasan dalam kelas yaitu 20 %, dengan demikian masih terdapat sekitar 80 % siswa yang harus mendapat pengaruh yang intensif dari media audio visual, pada siklus II skor rata-rata siswa menjadi 70,00 dengan prosentase ketuntasan dari keseluruhan menjadi 90 %, atau dari jumlah 10 siswa masih ada 1 siswa yang dikategorikan belum mencapai standar kemampuan baca al-Qur’an
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan Kemampuan membaca al-Qur’an dengan tartil melalui media audio visual pada siswa kelas IV di SDN 2 Malawaken Kabupaten Barito Utara. mengalami peningkatan.
Keywords: Model Kooperatif Learning, metode audio visual
PENDAHULUAN
Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan. Media audio berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Media audio merupakan alat bantu yang digunakan dengan hanya bias mendengar saja. Media ini membantu para peserta didik agar dapat berfikir dengan baik, menumbuhkan daya ingat serta mempertajam pendengaran (Daryanto,2016)
Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukat dalam proses pembelajaran.Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Materi membaca al- Qur’an surah Al-Falaq.
Pada umumnya materi ini secara langsung mendengarkan bacaannya dan dipelajari siswa dengan cara mendengarkan ceramah guru. Pada tahun pelajaran 2021/2022 dari hasil diskusi dengan guru mata pelajaran yang mendapat tugas mengajar di kelas IV SDN 2 Malawaken diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran seperti itu siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 20% siswa yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65.
Menghadapi kondisi seperti ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan suatu cara atau teknik pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajaranya. Melalui Sharing dan Media Audio Visual pada materi membaca surah Al-Falaq diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membacanya terutama membaca Al- Qur’an.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai (Surawan : 2019).
Tempat Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN-2 Malawaken Kecamatan Teweh Baru Kabupaten Barito Utara Tahun Pelajaran 2021/2022. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjill 2021/2022 Subyek Penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN-2 Malawaken Kecamatan Teweh Baru Kabupaten Barito Utara Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalahuntuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. (1) Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran. (2) Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran. (3) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan media audio visual, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal- soal ini berjumlah 10 butir
Metode Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan penggunaan audio visual observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif
Teknik analisis Data, untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
N
X X
Dengan :
X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
% . 100
.
. x
Siswa
belajar tuntas
yang Siswa
P
HASIL PENELITIAN
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I dan II) yaitu masing-masing 10% dan 90%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Table 1. Data Nilai Ketuntasan Siklus I
No NAMA KKM NILAI KET
1. Wisma Andika Ramadani 70 75 T
2. Salwa Kholijah 70 70 T
3. Jesika 70 60 BT
4. Refan Aldianor 70 60 BT
5. Zummiati 70 60 BT
6. Sentiya 70 60 BT
7. Rahmat 70 60 BT
8. Akhmad Rizki Shufi Ar Rahimi 70 60 BT
9. Sultan Khairul Sholeh 70 60 BT
10. Rifana Kisara 70 60 BT
Table 2. Data Nilai Ketuntasan Siklus I I
No NAMA KKM NILAI KET
1. Wisma Andika Ramadani 70 75 T
2. Salwa Kholijah 70 75 T
3. Jesika 70 70 T
4. Refan Aldianor 70 70 T
5. Zummiati 70 70 T
6. Sentiya 70 75 T
7. Rahmat 70 65 BT
8. Akhmad Rizki Shufi Ar Rahimi 70 70 T
9. Sultan Khairul Sholeh 70 70 T
10. Rifana Kisara 70 70 T
Keterangan : N : Nilai K : Kriteria T : Tuntas
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tuntas Belum Tuntas
Series 3 Series 2 Series 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tuntas Belum Tuntas
Series 3 Series 2 Series 1
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah penggunaan media audio visual dengan baik.
Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKPD /menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil belajar siswa yang tercapai dan diperoleh siswa dari evaluasi tes membaca dan tes tertulis pada akhir pembelajaran mengalami peningkatan, untuk siklus I 2 siswa (20,00 %) yang telah mencapai ketuntasan belajar dan masih terdapat 8 siswa (80,00 %) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan daya serap siswa masih rendah.
Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 9 orang (90,00 %) yang
mencapai ketuntasan dalam belajar dengan daya serap siswa sangat tinggi serta aktif
2. Pengamatan tentang aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, masih rendah yang cukup aktif. Pada siklus II siswa yang aktif meningkat. Pengamatan tentang kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan siklus II meningkat.
3. Melalui model kooperatif learning dan penggunaan media audio visual siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an, belajar dalam suasana yang menyentuh qalbu serta penuh kebersamaan yang pada gilirannya membantu siswa mencapai ketuntasan belajar pada materi membaca, menulis dan menghafal surah Al-Falaq. Selain itu pembelajaranpun menjadi lebih bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada.
Daryanto, Media Pembelajaran (Cet 1 : Yogyakarta, 2016) h. 17-18
Dimyati dan Mujiono. 1996. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Dirjen Pendidikan tinggi Depdikbud. Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin dkk.. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program pasca Sarjana UNESA University Press.
Mulyasa, E.. Menjadi Guru Profesional, 2005.Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rohani, Ahmad, Abu Ahmadi. 1995.Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta
Soekamto dan Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Metode – Metode Pembelajaran Jakarta :Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.