• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR‟AN SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR‟AN SISWA "

Copied!
105
0
0

Teks penuh

UPAYA GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI PERMASALAHAN MEMBACA AL-Qur'AN PADA SISWA (STUDI KASUS DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an (Studi Kasus di SMPN 03 Tangerang Selatan).

PENDAHULUAN

  • Identifikasi Masalah
  • Fokus dan Subfokus Penelitian
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam membaca Al-Qur'an.

KAJIAN TEORI

Pengertian Upaya

Jadi, jika guru mengupayakan bagaimana siswa dapat memiliki kemampuan yang tinggi untuk mencapai sesuatu, maka hasil atau kualitas siswa pada mata pelajaran tersebut akan tinggi. Dalam hal ini, siswa harus mampu (kompeten, kompeten) dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Pengertian Guru

Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas pendidikan anak didiknya, baik secara individu maupun kelompok, baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru juga bertanggung jawab dan diberdayakan untuk mengajar siswanya, baik individu atau kelas, pendidikan formal atau non formal.

Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, dalam Pasal 28(3)(a), kompetensi pedagogik berarti kemampuan mengelola pembelajaran siswa, termasuk memahami siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran dan mengembangkan siswa untuk menyadari potensi yang berbeda 14 Kompetensi pedagogik ini pada hakekatnya meliputi kemampuan memahami peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk menyadari potensi dirinya yang berbeda.

Tugas dan Fungsi Guru

Guru yang memenuhi syarat harus mampu memilah dan memilih materi pembelajaran yang disediakan siswa dan mengklasifikasikannya sesuai dengan jenisnya. Guru perlu mengetahui dan memahami berbagai nilai, moral dan norma sosial, serta berusaha berperilaku sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Dalam menjalankan perannya sebagai pendidik, guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri terkait dengan pembelajaran dan pengembangan kompetensinya dengan bertindak sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungannya.

Keduanya sering dilakukan oleh guru yang ingin mengajar dan yang mencintai dan mencintai siswa. Semua kegiatan yang dilakukan seorang guru dilandasi oleh kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Tanpa pelatihan, Anda tidak dapat menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan Anda tidak mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.

Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian karena penilaian adalah proses penentuan kualitas hasil belajar atau proses penentuan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran siswa sesuai dengan apa yang ingin dicapai.

Jabatan Fungsional Guru

Jabatan fungsional guru adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, pengajaran, bimbingan, pengarahan, pelatihan, penilaian, dan evaluasi peserta didik pada pendidikan prasekolah pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan. pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Syarat awal seorang calon guru adalah bergelar sarjana atau bergelar IV dari latar belakang pendidikan (guru) dan non kependidikan (ilmu murni). Calon guru TK dan SD membutuhkan nilai kredit 18 sampai 20 kredit, yang setara dengan satu semester pendidikan formal di LPTK tertentu.

Sedangkan guru SMP, SMA, dan SMK mensyaratkan bobot 36 sampai 40 sks yang setara dengan pendidikan formal selama 2 semester atau satu tahun di LPTK. Dengan memiliki kedua hal tersebut dan persyaratan administrasi lainnya, calon guru dapat diperbolehkan mengikuti seleksi rekrutmen guru PNS. 1 Guru SD Kelompok III/a dan III/b 2 Guru SMP Kelompok III/c dan III/d 3 Guru SMP Kelompok IV/a, IV/b dan IV/c 4 Guru SD Kelompok IV/d dan IV/e.

Jabatan guru pertama terdiri dari 2 golongan yaitu III/a dan III/b, untuk menduduki jabatan selanjutnya yaitu jabatan guru muda (III/c dan III/d), ada beberapa hal yang perlu dilakukan. adalah 1) melanjutkan pelatihan kejuruan guru, 2) menulis makalah akademik, dan 3) penilaian kinerja pekerjaan yang dikonversi menjadi nilai kredit.

Pendidikan Agama Islam

47 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Universitas, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa pendidikan agama Islam merupakan upaya menyadarkan siswa untuk bertakwa kepada Allah SWT. 48 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Jakarta: Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa tujuan akhir Pendidikan Agama Islam hanyalah ibadah kepada Allah SWT. Berbicara tentang tujuan Pendidikan Agama Islam, kerangka dasarnya identik dengan tujuan Islam itu sendiri. 58 Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pencegahan Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm.

63 Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pencegahan Tindak Pidana Anak, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal.

Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an

Para ulama menyebutkan pengertian Al-Qur’an yang dekat dengan maknanya dan membedakannya dengan yang lain dengan mengatakan bahwa: “Al-Qur’an adalah Firman Allah atau Firman SWT yang diturunkan kepada Muhammad SAW, membaca yang merupakan salah satu bentuk ibadah.” 69 Membaca Al-Quran merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh manusia. Membaca bukan hanya membaca buku atau yang lainnya, tetapi Al-Qur'an adalah kitab suci yang paling banyak dibaca oleh umat Islam untuk dijadikan pedoman hidup mereka, dan dibaca oleh non-Muslim untuk dijadikan pelajaran bagi diri mereka sendiri. Tujuan utama penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pemahaman konsep dan menunjukkan (meniru) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.

Metode belajar mengajar tatap muka adalah metode belajar mengajar yang proses pembelajarannya dilakukan dengan tatap muka langsung di dalam kelas. Metode pengajaran tutor sebaya adalah metode dimana teman sebaya yang lebih mampu mengajarkan materi atau memberikan latihan kepada teman yang tidak bisa atau tidak mengerti. Berdasarkan definisi tersebut, penulis mendefinisikan metode tutor sebaya sebagai proses penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, agar siswa membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan benar dan sesuai dengan kaidah. dari bisa membaca Al Quran. presentasi.

Membaca al-Quran adalah pekerjaan utama yang mempunyai pelbagai keistimewaan dan kelebihan berbanding membaca bacaan lain.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis Al-Qur'an siswa memberikan motivasi kepada siswa dan menuntut siswa untuk didorong agar mau membaca Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, Skripsi “Upaya Guru BTQ Dalam Meningkatkan Literasi Al-Quran Pada Siswa Kelas VII MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota Bekasi” oleh Habibi Nur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi penguasaan materi, cara menyampaikan materi sesuai dengan topik yang akan diajarkan, membimbing siswa yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur'an dan memberikan motivasi bagi siswa yang kurang berminat dalam belajar membaca dan menulis al-Qur'an.

Tujuan penelitian ini difokuskan pada upaya guru PAI dalam mengatasi permasalahan membaca Al-Quran siswa SMP Negeri 03 Tangerang Selatan dengan menggunakan metode kualitatif. Jika penelitian sebelumnya lebih menitikberatkan pada perbaikan bacaan dan penulisan Al-Qur'an dan menggunakan metode kuantitatif. Namun kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji upaya yang dilakukan oleh guru PAI.

METODELOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Latar Penelitian

Metode Penelitian

Pendidik atau guru di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan guru tidak tetap (GTT). Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang terjun langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung obyek penelitian, yaitu suatu temuan atau gejala yang terjadi secara alami. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Quran (Studi Kasus di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan)”. 03 Tangerang Selatan).

Prosedur Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Agar hasil observasi menjadi lebih jelas dan detail, peneliti membuat grid observasi yang akan menjadi pedoman. Metode pengumpulan data wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dimaksudkan untuk menggali dan mendalami lebih jauh peristiwa dan/atau kegiatan subjek penelitian. Wawancara sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena banyak hal yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti perasaan, pikiran, motif dan pengalaman masa lalu responden/informan.6 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya telah dipersiapkan sebelumnya.7 “Wawancara terstruktur digunakan karena informasi yang akan dibutuhkan untuk penelitian sudah pasti. Wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur, untuk memperoleh informasi mengenai jadwal wawancara secara lebih mendalam. Agar hasil wawancara lebih jelas dan detail, peneliti telah membuat jadwal wawancara yang dapat dijadikan sebagai pedoman.

Untuk mendapatkan hasil dokumentasi yang lebih jelas dan detail, peneliti membuat grid dokumentasi yang berfungsi sebagai panduan.

Pemeriksaan Keabsahan Data

Data yang dianalisis oleh peneliti untuk menarik kesimpulan kemudian dimintakan persetujuannya kepada ketiga sumber data tersebut. Teknik triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data ke sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Jika teknik pengujian kredibilitas menghasilkan data yang berbeda, peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang relevan atau orang lain, untuk memastikan bahwa data tersebut dianggap benar.

Data dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari pada saat informan masih segar, data dapat dikumpulkan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain pada waktu atau situasi yang berbeda.

Analisis Data

Upaya Guru PAI Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Quran (Studi Kasus di SMPN 03 Tangerang Selatan). Faktor Penghambat Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an Di SMPN 03 Tangerang Selatan. Faktor Pendukung Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur'an Pada Siswa SMPN 03 Tangerang Selatan.

Faktor-faktor yang menghambat upaya guru pendidikan agama Islam untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur'an. Faktor pendukung upaya guru pendidikan agama Islam untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur'an. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an (Studi Kasus di SMPN 03 Tangerang Selatan) a.

Faktor penghambat dalam mengatasi kesulitan membaca Al Quran pada siswa SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Faktor pendukung dalam mengatasi kesulitan membaca Al Quran pada siswa SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Peneliti : Apakah guru sangat memperhatikan keterampilan membaca Al Quran siswa?

Gambar

Tabel 3.3  Kisi-kisi Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Didik Menghafal Al-Qur‟an di SMAN 1 Bulukumba. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam memotivasi peserta didik