KARYA ILMIAH TERAPAN
UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BROKEN STOWAGE PADA SAAT PEMUATAN DI KAPAL ORIENTAL JADE
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran
RIO DAVID SAPUTRO NIT : 02.14.057.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
2018
KARYA ILMIAH TERAPAN
UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BROKEN STOWAGE PADA SAAT PEMUATAN DI KAPAL ORIENTAL JADE
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran
RIO DAVID SAPUTRO NIT : 02.14.057.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : RIO DAVID SAPUTRO
Nomor Induk Taruna : 02.14.057.1.41/N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BROKEN STOWAGE PADA SAAT PEMUATAN DI KAPAL MV. ORIENTAL JADE
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,...2019
Materai 6000
Rio David Saputro
v
KATA PENGANTAR
Kami memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas penelitian Upaya Untuk Meminimalkan Broken Stowage Pada Saat Pemuatan dapat dilaksanakan.
Penelitian ini dilaksanakan karena ketertarikan peneliti pada masalah yang sering terjadi dan tidak anggap menjadi masalah. Masalah ini menjadi salah satu faktor yang menghambat terwujudnya kegiatan operasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Penelitian ini mendalami masalah cara meminimalkan broken stowage diatas kapal. Peneliti telah melakukan pengumpulan data kemudian melakukan interprestasi dan menyusun simpulan sehingga tersaji fakta komprehensif sesuai tujuan penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, waktu dan data-data yang diperoleh.
Untuk itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada kedua orang tua dan saudara tercinta serta senior – senior yang selalu memberi dukungan baik moril maupun material serta kepada:
vi
1. Bapak Capt.Heru Susanto MM. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.
2. Bapak Damoyanto Purba, M.Pd selaku Ketua Jurusan Nautika 3. Ibu Sereati Hasugihan,M.T selaku dosen pembimbing materi.
4. Ibu Retno Wulan Sari, SS selaku dosen pembimbing teknik tulisan.
5. Para dosen di POLTEKPEL Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
6. Rekan-rekan taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya dan pihak yang membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Terima kasih kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu, semoga semua amal dan jasa baik mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan didalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta berguna bagi pembaca.
Surabaya,... ..… 2019
RIO DAVID SAPUTRO
vii ABSTRAK
Rio David Saputro, 2018. Upaya Untu Meminimalkan Broken stowage Pada Saat Pemuatan Di Kapal Oriental Jade. Dibimbing oleh Ibu Sereati Hasugian,M.T dan Ibu Retno Wulan Sari, SS.
Kapal adalah salah satu alat transportasi yang banyak digunakan dalam dunia perdagangan internasional. Disamping biaya transportasinya murah, muatan yang diangkut juga lebih banyak dibanding dengan alat transportasi lain. Salah satu bagian kapal yang mendapat perhatian khusus adalah ruang muat karena nilai ekonomis dari suatu kapal ditentukan dari besar kecilnya ruang muat serta produk apa yang diangkut didalamnya. Sebagai contoh kapal kontainer jika dalam proses pemuatan terdapat kelalaian sekecil apapun berakibat kerusakan pada kapal.
Apabila kapal tersebut sedang mengangkut muatan dapat menimbulkan kecelakaan fatal yang mengakibatkan kerusakan lingkungan atau korban jiwa yang tentunya berakhir pada kerugian finansial. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana solusi atau cara untuk meminimalkan broken stowage.
Jenis penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah penelitian kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini dilaksanakan dikapal kontainer saat praktek layar, sumber data yang diperoleh langsung dari kapal, penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan berbagai narasumber seperti mualim 1 dan beserta perwira lainnya.
Kesimpulan pada upaya untuk meminimalkan broken stowage perlu adanya pengarahan pada setiap awak kapal tentang cara mengatasi broken stowage dan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya broken stowage. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan pengaturan muatan dapat berlangsung dengan cepat dan efisien.
Kata kunci : Broken Stowage
ix DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN……….. ii
PERSETUJUAN SEMINAR……… iii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
KATA PENGANTAR……….. v
ABSTRAK……… vii
DAFTAR ISI……… ix
DAFTAR GAMBAR……… xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……… 2
C. Batasan Masalah………...……… 2
D. Tujuan Penelitian...……… 3
E. Manfaat Penelitian...……… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Sebelumnya... 4
B. Landasan Teori ... 4
1. Pengertian kontainer …... 4
2. Jenis-jenis kontainer... 6
3. Pemuatan ... 8
4. Penataan ... 16
x
5. Broken stowage ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 18
C. Jenis dan Sumber Data... 19
D. Penelitian Informan... 19
E. Teknik Pengumpulan Data... 20
F. Teknik Analisis Data... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 22
B. Laporan Hasil Penelitian... 23
C. Penyajian data ... 23
D. Analisis Data ... 27
E. Pembahasan ... 30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia maritim, peranan transportasi laut merupakan bagian yang sangat penting dan bermanfaat bagi perekonomian suatu Negara. Ini berarti adanya hubungan transportasi antar pulau atau antar negara melalui Lautan Samudra yang terbentang luas di dunia. Dalam transportasi laut dikenal adanya berbagai jenis kapal dengan berbagai persyaratan konstruksi sesuai kebutuhan masa dan kemajuan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern, maka kapal kapal juga mengalami pembaharuan sehingga dalam pelaksanaan tugas pengoperasian kapalpun semakin kompleks, untuk itu seluruh awak kapal yang bekerja di atas kapal diharuskan dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi di atas kapal. Salah satunya adalah masalah persiapan pemuatan sendiri seperti yang telah dijelasan dalam artikel dengan judul info kapal ini bahwa Ruang hilang, yang disebabkan karena muatan tidak bisa lagi dimuat kedalam palka, karena suatu kendala atau kejadian dan ruang palka sehingga tidak memungkinkan untuk pihak kapal memasukkan barang kedalam palka tersebut sampai penuh. Dalam pengoperasian kapal keprofesionalitas dan loyalitas awak kapal sangat berpengaruh dalam melaksanaan permuatan terutama dalam memuat muatan yang berlainan jenis dan berbahaya, untuk mencegah agar muatan tidak kontaminasi dengan muatan yang lain perlu penanganan yang serius, yang mana agar tidak dapat menurunkan
2
kualitas muatan dan juga merusak muatan sehingga tidak dapat digunakan sama sekali. Disamping itu sistem pengangkutannya harus disesuaikan dengan kondisi tangki kapal dan jenis muatan yang akan diangkut pun perlu disesuaikan. Dalam hal ini profesionalisme, disiplin serta pengalaman-pengalaman perwira dan keterampilan anak buah kapal sangat dibutuhkan sehingga muatan yang akan dimuat tidak terkontaminasi satu sama lain, ataupun dalam kegiatan permuatan tersebut dapat mencapai hasil hasil yang diinginkan seperti menekan broken stowage sendiri. Karena kita ketahui juga bahwa setiap kapal memiliki bentuk ruang muat yang berbeda sehingga keterampilan dalam mengatur muatan juga sangat perlu untuk diperhatikan. Dan dengan adanya permasalahan permasalahan diatas maka penelitian yang di angkat adalah perencanaan permuatan yang baik untuk meminimalisir broken stowage diatas kapal.
Dengan adanya penelitian ini semoga proses permuatan itu sendiri berjalan sesuai dengan rencana dan dapat menghindari kerugian kerugian yang mungkin akan dihadapi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berawal dari hal hal di atas maka permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah solusi atau cara untuk meminimalkan broken stowage ? C. BATASAN MASALAH
Untuk tidak melebarnya pembahasan makalah ini, maka penulis membatasi khusus masalah muatan pada kapal kontainer dimana penulis bekerja sebagai
3
cadet . Oleh karena itu, ruang lingkup pada penelitian ini hanya dibatasi pada pembahasan pentingnya perencanaan permuatan yang baik untuk meminimalkan broken stowage diatas kapal.
D. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui solusi atau cara untuk meminimalkan broken stowage.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penilitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis
Diharapkan penilitian ini dapat bermanfaat dengan menjadi tambahan referensi perkembangan ilmu pelayaran datar khususnya dalam bidang pemuatan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk perusahaan yang terkait dalam pelaksanaan pemuatan yang baik untuk meminimalisir ruang rugi diatas kapal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA
Beberapa penulis telah melakukan penelitian tentang perencanaan permuatan yang baik untuk meminimalisir ruang rugi diatas kapal.
Berikut ini penulis berikan salah satu penelitian aslinya : 1. Review penelitian
a. Nama : Fiyan jatmiko , judul : Perawatan dan persiapan ruang muatan semi kontainer diatas kapal MV. Tanto Rejeki, Hasil penelitian : Kurangnya kualitas, kemampuan dan pengalaman anak buah kapal dalam hal pemeriksaan dan perawatan palka yang baik diatas kapal, yang menyebabkan belum tercapainya persiapan dan perawatan yang maksimal dan tidak didukung oleh peralatan yang memadai dalam pelaksanaan pembersihan dan perawatan palka. Perawatan operasional yang menunjang kelancaran pemuatan agar terhindar dari claim muatan, akibat dari terjadinya kerusakan dari muatannya, juga harus diperhatikan apakah kondisinya dalam kondisi yang baik atau tidak, sehingga diadakan pengontrolan atau pengecekan yang teratur dan terus menerus.
B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Container
Menurut capt. Istopo dan capt. O.S.Karno (1967) dalam dunia pelayaran mengenai cara pengangkutan telah terjadi suatu revolusi yang
5
dinamakan Contenarization Yang dimaksud dengan container atau dalam istilah indonesianya “peti kemas” disini ialah peti-peti besar dimana didalamnya diisi dengan muatan digudang eksportir yang disaksikan oleh petugas bea cukai dan diangkut oleh trailer yang dinamakan container chasis menuju terminal pelabuhan lalu dimuat kekapal dan juga ditambah dengan adanya kenaikan upah buruh yang semakin meningkat.
Kontainer-kontainer kecil sampai kira-kira berat 5 ton dengan isi 8 mkubik, sebetulnya sudah lama dipergunakan dan telah dikenal puluhan tahun yang silam sebagai sistim pengangkutan didarat. Setelah perang dunia ke II kontainer ini semakin besar, dimana pada tahun 1955 muncul kapal kontainer yang pertama.
Jadi sistim kontainer ini ialah dimaksud untuk mencari keuntungan secara ekonomis karena :
a. Muat bongkar dapat dilakukan dengan cepat dan aman
b. Buruh yang dipergunakan tidak terlalu banyak (ongkos stuwader kecil)
c. Pelayanannya mudah
d. Kerusakan dapat dibatasi seminimal mungkin e. Biaya keseluruhannya menjadi murah
Yang dimasukkan kedalam kontainer ialah terutama barang-barang yang berharga seperti, camera, jam, alat-alat, radio, dan alat-alat listrik dan laiinya. Sekarang kaleng-kaleng minyak lumaspun sudah dimasukkan dalam kontainer, sepatu dan baju jadi yang mahal-mahal.
6
Kontainer dapat dibuat dari kayu, atau besi atau kombinasi dari kayu dan frame besi tergantung dari kegunaanya. Dan untuk jaman kini ada yang dapat dilipat agar supaya bila telah tidak dipergunakan dapat disimpan dengan tidak memerlukan tempat banyak. Ada juga model kontainer yang dapat dilipat (folding container).
Kontainer ini pertama-pertama dirintis oleh perusahaan sea land dan matson lines. Pada periode percobaan ialah sewaktu sea land mengirim beberapa kontainer pada route dari Houston – New York dengan menempatkannya di dek sebuah kapal tanki yang dimuat dan dibongkar oleh keran-keran darat, maka ternyata bahwa ongkos muat bongkar dapat dikurangi 21/2 %, jumlah biaya pelabuhan berkurang 5%
kecepatan rotasi pelabuhan (turn round) berkurang 10%. Kemudian meneruskan usaha conternarisasi antara San fransisco dan Hawai dan pada tahun 1966 Sea Land membuka usaha ini ke eropa. Juga beberapa perusahaan mulai mengangkut kontainer-kontainer dengan kapal-kapal biasa sebelum mengikuti jejaknya membuat kapal-kapal kontainer khusus.
2. Jenis-jenis Container 1. Dry container standard
Kontainer standar yang digunakan untuk mengangkut semua jenis muatan umum (kargo kering).
7
2. Open top container
Container digunakan terhadap semua jenis kargo umum (kargo kering), khususnya digunakan untuk muatan dengan kriteria sebagai berikut :
a. muatan berat b. muatan tinggi
c. muatan yang proses pemuatanya tidak bisa secara normal (loading dari atas)
3. Flatrack Container
flatracks digunakan khususnya untuk mengangkut muatan berat ( alat berat heavy lift dan kargo overheight atau overwidth )
4. Refrigerated Container
Reefer Container digunakan untuk mengangkut muatan yang memerlukan penanganan suhu tertentu / di atas atau di bawah titik beku. barang-barang dibagi menjadi barang dingin dan barang beku, tergantung pada suhu yang diinginkan.
5. Tank Countainer
Tank Container digunakan untuk mengangkut muatan cair, seperti:
bahan pangan: jus buah, minyak manis. kimia: bahan berbahaya, seperti bahan bakar, zat beracun, agen perlindungan korosi.
8
6. Hanger Tainer
Digunakan untuk muatan pakaian yang cara penyimpanannya dengan cara digantung.
7. Fantainer/Ventilationk
Container berventilasi digunakan terutama untuk mengangkut muatan yang memerlukan sirkulasi udara yang cukup. salah satu yang paling signifikan dari komoditas tersebut adalah biji kopi.
8. Bulk Container
Bulk Container digunakan terutama untuk mengangkut muatan dalam bentuk curah, seperti butiran, bahan pakan, rempah-rempah.
9. Open Side Container
Jenis container yang didesain untuk dapat melakukan pemuatan muatan dari sisi samping.
10. Platforms
Jenis container yang dipergunakan untuk muatan dengan ukuran lebih besar dan beratnya melebihi standar muatan pada umumnya.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan bongkar muat a. Alur dokumen perijinan bongkar muat
1). Perusahaan pelayaran mengirimkan dokumen ke pbm dokumenya : a.) Pemberitahuan kedatagan kapal (pkk)
9
b.) manifest c.) loading list
d.) bay plan discharge e.) edi bablie
f.) container vessel indefication adves (cvia) g.) surat penunjuk kerja (spk)
Maka dokumen yang di terima pbm di kirim ke terminal atau pelindo dan mengadakan meeting dengan pihak pelindo, setelah terlaksana meeting maka pihak pelindo akan mengeluarkan beberapa dokumen seperti, hasil rapat kapal, berita acara kedatangan kapal, rencana penambatan kapal dan opracition planning (RPKOP)
3. Pemuatan
1. Prinsip Memuat
Menurut Capt. Charles Sauerbier (1956) Dalam buku berjudul Maritime Cargo Operation yaitu merencanakan sebuah perencanaan permuatan pada kenyataannya memang harus mengetahui tentang 5 prinsip memuat, pada pembahasan teori yang peneliti dapatkan memang sudah sesuai dengan yang peneliti dapatkan. Berikut ini adalah hasil yang peneliti dapatkan saat melakukan penilitian di MV.
ORIENTAL JADE yang sesuai dengan teori yang ada :
10
a. Melindungi kapal.
Melindungi kapal berarti menciptakan suatu keadaan dimana dalam melaksanakan kegiatan Penanganan dan Pengaturan muatan, kapal senantiasa tetap dalam kondisi yang baik, aman serta layak laut. Untuk dapat mencapai maksud tujuan ini, masalah yang perlu untuk mendapatkan perhatian adalah mengenai Pembagian muatan yang harus proporsional dalam pengaturannya baik pembagian muatan secara Tegak. Melintang, Membujur serta pembagian muatan secara Khasus pada Geladak antara. Pembagian Muatan secara Tegak (Vertical) Menyangkut masalah Stabilitas melintang.
− Jika pembagian muatan secara Tegak terkonsentrasi pada bagian
bawah, maka kapal akan memiliki nilai GM yang besar, dan akibatnya kapal mempunyai. sifat yang kaku (Stiff). − Jika pembagian muatan secara Tegak terkonsentrasi pada bagian atas, maka kapal akan memiliki nilai GM yang kecil, dan akibatnya kapal mempunyai sifat yang langsar (Tender). Pembagian Muatan secara Membujur (Longitudinal) Menyangkut masalah Trim, Sagging dan Hogging. − Jika pembagian muatan secaraMembujur terkonsentrasi pada bagian depan, maka kapal akan memiliki kondisi Trim depan (Trim by the head), Forward draught lebih besar dari After draught (F > A). Demikian sebaliknya) Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian belakang, maka kapal akan memilik i kondisi Trim belakang (Trim by the stem). After draught lebih besar dati Forward draught (A>
11
F). Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian tengahtengah kapal, maka kapal akan memiliki .kondisi Sagging. Amidships draught lebih besar dari Mean fore and of ( MD > MFA). Demikian sebaliknya, Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian ujung-ujung, maka kapal akan memiliki kondisi Hogging. Mean fore and aft lebih besar dari Amidships draught (MFA> MD). Kapal yang berada- dalam kondisi Sagging maupun Hogging, akan menimbulkan tegangan- tegangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sambungan-sambungan bagian kapal, khususnya pada bagian dek maupun bagian plat lambung. Pembagian muatan secara Melintang _ (Transversal) Menyangkut masalah kemiringan d rolling kapal.
Jika pembagian muatan secara transversal tidak berimbang terhadap centre line, maka sudah tentu mengakibatkan kapal mengalami kondisi yang miring (List). Jika pembagian muatan secara transversal berimbang . terhadap entre line namun terpusat pada bagian wing-wing maka rollingnya kapal akan pelan I langsar (Tender), . demikian sebaliknya jika terpusat pada centre line, maka rollingnya kapal akan cepat I kaku (Stiff). Pembagian Muatan secara khusus pada geladak antara (Tween Deck) Menyangkut masalah Kekuatan daya tampung geladak (Deck Load Capacity) . Pengaturan muatan pada Geladak Antara, perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada pengaturan muatan-muatan berat, sehingga onsentrasi berat muatan . pada setiap bagian dek tidak melewati
12
batas kemampuan daya tampung geladak itu. Oleh karenanya para Mualim dan Nakhoda harus mengetahui atau dapat menghitung besarnya kemampuan . daya tampung setiap geladak agar tidak menimbulkan kerusakan pada geladak tersebut. Kemampuan daya tampung geladak (Deck Load Capacity) dinyatakan dalam satuan ton/m2, yang artinya Besarnya jumlah berat muatan yang dapat ditampung oleh sebuah geladak untuk luas setiap meter persegi.
b. Melindungi Muatan
Yang dimaksud dengan melindungi muatan adalah menyangkut tanggung jawab. pihak pengangkut (Carrier) terhadap keselamatan muatan yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan tujuannya dengan aman sebagaimana kondisi muatan seperti saat penerimaannya. Tanggung jawab pihak pengangkut terhadap keselamatan muatan berdasarkan "From Sling to Sling"
atau " From Tackle to tackle". Untuk dapat menjaga keselamatan I melindungi muatan , maka pihak Carrier dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hams mengenal betul akan sifat-sifat serta jenis muatan-muatan tersebut sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :
1. Keringat kapal 2. Keringat Muatan
3. Kebocoran / kebasahan dari muatan lain.
4. Pergesekan dengan kulit / badan kapal.
13
5. Pergesekan dengan muatan lainnya.
6. Penanganan muatan.
7. Muatan lainnya.
8. Penanggasan (Spontaneous heating) 9. Pencurian (Pilferage).
c. Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin
Yang dimaksud dengan Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin adalah menyangkut penguasaan ruang rugi (Broken stowage) yaitu pengaturan muatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga ruang muat yang tersedia dapat diisi dengan muatan sebanyak mungkin dan ruang muat yang tidak terpakai dapat ditekan sekecil mungkin. Broken stowage adalah besarnya persentase (%) jumlah ruangan yang hilang atau ruang yang tidak terpakai I ruang rugi pada pengaturan muatan dalam suatu palka.
Pers ntase kehilang ruang 1 ruang rugi (Broken stowage) suatu palka dapa dihitung dengan rumus. Broken Stowage = Volume Palka - Volume Muatan x 100 % Volume Palka Hal yang tidak dapat dihindari pada Pengatur muatan ke dalam suatu palka adalah terjadinya Broken stowage pada tempat tempat yang antara lain : 1. Sudut-sudut palka.
2. Palka-palka ujung
3. Didaerah got-got (Bilge).
14
4. Pada susunan muatan paling atas atas (Top tier ).
5. Diantara muatan - muatan
Dalam melaksanakan kegiatan pengaturan muatan, maka penyebab terjadinya Broken stowage adalah :
1. Bentuk palka.
2. Bentuk Muatan.
3. Jenis muatan.
4. Skill Buruh / pekerja.
Untuk mengatasi terjadinya Broken stowage maka hal-hal yang hams dilakukan adalah :
1. Pemilihan bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk palka.
2. Pengelompokan dan pemilihan jenis muatan.
3. Penggunaan muatan pengisi 4. Pengawasan pengaturan muatan.
5. Penggunaan Dunnage seminim mungkin
d. Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis.
Yang dimaksud dengan Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis adalah menciptakan suatu proses kegiatan • bongkar muat yang el3sien dan efektif dalam penggunaan waktu serta biaya.
15
Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, .maka hal-hal yang hams dihindari / dicegah adalah terjadinya :
1. Long Hatch . 2. Over Stowage . 3. Over Carriage .
Long Hatch adalah Penumpukan suatu jenis muatan dengan jumlah banyak pada sate palka untuk satu pelabuhan tertentu, atau .terjadinya pembagian muatan yang tidak merata untuk masing- masing palka bagi suatu pelabuhan tujuan tertentu: Akibatnya terjadi waktu bongkar yang lama pada palka tersebut (Gang hours).
Over carriage adalah Muatan yang seharusnya dibongkar di suatu pelabuhan tujuan, terbawa ke pelabuhan berikutnya (Next port) . .Akibatnya timbul claim yang sangat merugikan pihak Perusahaan Pelayaran, dimana pihak perusahaan pelayaran wajib bertanggwig. jawab atas biaya-biaya yang timbul untuk pengiriman muatan kembali ke pelabuhan tujuannya. Untuk mencegah terjadinya Long Hatch, Over stowage dan Over carriage, maka hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Perencanaan pengaturan dilakukan dengan prima.
2. Pemisahan yang sempurna
3. Pemberian label pelabuhan (Po mark) yang jelas.
4. Pe.meriksaan saat akhir pembongkaran.
16
e. Melindungi ABK dan Buruh.
Yang dimaksud dengan Melindungi ABK dan Buruh adalah menyangkut atas keselamatan Jiwa ABK dan Buruh, yang mana bahwa selama ABK dan Buruh pekerja melaksanakan kegiatannya senantiasa selalu terhindar dari segala bentuk resiko-resiko yang mungkin atau dapat terjadi yang berasal atau akibat dari pelaksanaan bongkar muat.
4. Penataan
Tekanan pada kontainer seperti halnya satuan-satuan (unit) lainnya maka kontainer mempunyaai tiga jenis tekanan :
1. Tekanan dari muatannya
2. Tekanan dari gerakannya, sewaktu diatas kapal : berhenti dan pada waktu bergerak diataas gerbong kereta atau kontainer chasis, geseran yang mendadak dari titik beratnya pada saat dihibob atau aria.
3. Tekanan sehubungan dengan barang dan gaya lain, apabila kontainer sedang dimuatkan diatas yang lainnya dan gaya-gayaa yang timbul oleh gelombang dan cuaca buruk yang memukul kontainer yang diatas dek.
Semua konstruksi kontainer diperhitungkan terhadap pererawatannya dan kemungkinannya terhaadap hal-hal lain.
17
5. Broken Stowage
Adalah prosentase ruang muatan yang tidak terisi oleh muatan karena bentuk muatan dan jenis muatan tersebut.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif yaitu :
1. Metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda.
2. Metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti
3. Metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Lokasi penelitiannya adalah di salah satu kapal niaga dimana penulis nanti akan melaksanakan praktek kerja laut (PRALA) selama 1 tahun dikapal kontainer MV.ORIENTAL JADE pada saat praktek layar tahun 2016.
19
D. Jenis dan Sumber Data
Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan penulis teliti.
Perlunya sumber data yang akan memberikan informasi diantaranya yaitu : 1. Data Primer
Menurut Supardi (2003), data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli atau pertama melalui narasumber yang tepat dan yang penulis jadikan responden dalam penelitian. Peneliti mendapatkan data primer ini melalui wawancara langsung ke responden bagaimana cara mengatasi broken stowage pada saat pemuatan diatas kapal dan cara pengawasan pada saat pemuatan.
2. Data Sekunder
Menurut Saifuddin Azwar (1997), data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang sudah tersedia. Data ini di peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia. Data yang peneliti peroleh berupa data-data yang nyata sesuai dilokasi, karena di kapal sudah tersedia data- data yang ada, seperti buku referensi atau artikel contohnya data tentang cara meminimalkan broken stowage paada saaat pemuatan diatas kapal dan bagaimana pemuatan yang baik diatas kapal.
D. Pemilihan Informan
Pemilihan informan berdasarkan pengalaman layar dari crew kapal yang melakukan pengamatan terhadap pemuatan, atau dalam hal ini berhubungan
20
langsung dengan Perwira Dek yang menjadi sumber informasi dikapal ialah mualim 1 selaku perwira muatan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan dua teknik pengumpulan data yakni:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berbentuk tulisan seperti catatan-catatan kecil yang berupa informasi dari hasil wawancara sedangkan dokumen yang berbentuk gambar seperti foto.). Dokumen yang berbentuk karya misalnya gambar tentang kejadian yang berhubungan dengan cara meminimalkan broken stowage pada saat pemuatan diatas kapal. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian ini.
3. Observasi
Menurut Moleong (2006), observasi merupakan aktivitas terahadap suatu proses atau objek denagan maksud merasakan dan kemuadian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk
21
mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan di interpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ada.
Sesuai dengan metode penelitian deskriptif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian – uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam.
Selanjutnya data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan cara mengabstraksikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Capt. Istopo Direktur Akademi Pelayaran Rep. INDONESIA dan Capt. Otto S. Karlio. (15 agustus 1976). Kapal dan muatannya. Jakarta (1967-1970).
Capt. Charles Sauerbier (1956). Marine Cargo Operation. England : Jhon Wiley&Sons.
DR. D.A LASSE, S.H., DRS., M.M. 2014. Manajemen muatan .Jakarta: raja wali pers, 2014.
Lexy Moelong (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
POLTEKPEL-SBY (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan. Surabaya : Tim POLTEKPEL-SBY.
Saifuddin Anwar (1997) Metode Penelitian Pskologi. Jakarta : Pustaka Belajar.
Supardi (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : UI Press
Tim penyusun. 2014 . Penangan dan pengaturan muatan. Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya.