• Tidak ada hasil yang ditemukan

urgensi halal food di daerah minoritas muslim

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "urgensi halal food di daerah minoritas muslim"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha, khususnya yang berada di wilayah mayoritas non muslim, sebagai bentuk pengetahuan betapa pentingnya makanan halal bagi konsumen muslim di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan dan menggunakan pendekatan kualitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Gambar 2.4  Wawancara Dengan Masyarakat  Karangaseem
Gambar 2.4 Wawancara Dengan Masyarakat Karangaseem

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Teoritis
    • Manfaat Praktis
  • Studi Penelitian Terdahulu
  • Metode Penelitian
    • Jenis dan Pendekatan Penelitian
    • Kehadiran Penelitian
    • Lokasi Penelitian
    • Data dan Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Teknik Pengolahan Data
    • Analisis Data
    • Teknik Keabsahan Data
  • Sistematika Pembahasan

Berisi tentang analisis urgensi makanan halal di daerah minoritas Muslim, dimana pada bab ini analisis pola konsumsi umat Islam yang tinggal di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, analisis mengenai ketersediaan produk halal di Provinsi Bali dan upaya umat Islam Bali untuk memperolehnya. produk halal ini dihadirkan. Bab ini merupakan kesimpulan, bab ini merupakan bab terakhir dalam pembahasan skripsi ini, yang berisi bab tanggapan penelitian dalam rumusan berupa kesimpulan dan saran.

HALAL, KONSEP MAKANAN HALAL DAN POLA KONSUMSI

Halal

Hai manusia, makanlah dari (makanan) yang ada di bumi yang halal lagi baik, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Makanan yang haram juga dinyatakan dalam Al-Qur’an Q.S Al-Maidah ayat 3, “Diharamkan atas kamu memakan bangkai, darah, daging babi, daging binatang yang disembelih atas nama Allah, yang.

Konsep makanan halal dan haram

Sedangkan untuk pangan non hewani antara lain roti, mie, popcorn, dll. 8 Produk halal sesuai UU RI Nomor 33 Tahun 2014 adalah produk yang dinyatakan halal sesuai syariat Islam. Ada banyak jenis makanan yang bisa ditemukan di warung, restoran, mini market serta berbagai kategori makanan halal.

Pola Konsumsi Dalam Islam

Dalam hal ini terbagi atas pengaturan pola konsumsi yang sesuai dengan prinsip syariah dan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Padahal Islam telah mengajarkan nilai-nilai konsumsi.24 Hal ini menjadi indikator bagi masyarakat muslim untuk menjalankan pola konsumsi yang akan dibangun setiap harinya yang sesuai dengan syariat Islam.

PAPARAN DATA

Gambaran Utama Lokasi Penelitian

Penyebutan nama ini terkait dengan kisah kekuasaan Ki Dauh Bale Agung yang konon pernah memerintah Amlanagantun. Cikal bakal keberadaan Karangasem sebagai satuan wilayah diawali dengan penyebutan sebuah wilayah yang disebut kota Adri Karang. Dalam prasasti ini terlihat jelas bahwa di sebelah timur pulau Bali berdiri sebuah gunung yang tinggi menjulang ke langit, yang disebut Adri Karang, yang juga dapat diartikan sebagai 'Gunung Karang'.

Prasasti Sading C mencatat bahwa keberadaan Hyang Agnijaya di Bali adalah "gumawyeana Dharma rikang Adri Karang maka karahayuing jagat bangsul. Berdasarkan susunan kalimat tersebut, sebenarnya merujuk pada penciptaan religiositas (agama: dharma) di suatu daerah bernama "Adri Karang". atau “Gunung Karang sebagai wujud kesejahteraan alam semesta Bali (Bangsul). Dari “Gunung Karang” itulah Hyang Agnijaya diutus oleh Ida Bhataa Guru untuk menyebarkan ajaran dharma agar seluruh alam semesta Bali sejahtera.

Di “Gunung Karang” itulah kemudian berdiri sebuah pura yang sekarang biasa disebut Pura Lempuyang Luhur.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Karangasem
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Karangasem

Pola Konsumsi Makanan Halal Masyarakat Minoritas Muslim Di

Berikut hasil wawancara yang dirangkum menjadi beberapa tanggapan detail untuk mengetahui pola konsumsi makanan halal masyarakat Karangasem Bali. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat Karangasem Bali, beberapa pola konsumsi makanan halal menurut Ibu Sita adalah sebagai berikut: 11. Misalnya menggabungkan pola konsumsi halal semua bentuk makanan dan minuman yang halal untuk dikonsumsi.

Kemudian pendapat lain Shanty tentang pentingnya pola konsumsi halal, prioritas konsumsi dalam keluarga hingga kandungan pangan makanan adalah sebagai berikut: 13. Pendapat lain disampaikan Faisal, anggota masyarakat Karangasem Bali, terkait pola konsumsi halal , makanan keluarga prioritas untuk bahan makanan. Kalau ditanya tentang pola konsumsi halal, ini kangen, makanan dan minuman yang halal dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan berbagai narasumber di atas, pola konsumsi makanan halal masyarakat minoritas muslim di Karangasem mengetahui apa itu makanan halal.

Ketersediaan Produk Halal Yang Ada Di Kecamatan Karangasem Bali

Selain itu, Bpk. Mursyid juga menjelaskan tentang peran pemerintah dalam menjaga kehalalan makanan bagi masyarakat yang tinggal disini, berikut apa yang disampaikan oleh bapak. Mursyid menyampaikan: 22 Masalah perlindungan makanan halal atau makanan halal itu datangnya langsung dari kementerian agama, jadi MUI tidak ke arah sana, tapi yang pasti kalau masyarakat yang sadar ketentuan halal itu pasti adalah bahwa MUI juga akan terlibat dalam masalah ini. Kemudian berikut pernyataan tentang makanan halal dan pentingnya makan makanan halal disampaikan oleh Dina warga Karangasem yang : 25. Makanan halal menurut saya pribadi adalah makanan halal yang diperbolehkan dalam Islam dan sesuai dengan Al-Quran dan hadits.

Makanan halal adalah makanan halal yang sesuai dengan ajaran agama Islam, kalau saya pribadi bilang. Ya, saya tahu tentang makanan halal, itu adalah makanan halal yang halal dan sesuai dengan agama Islam. Ya, saya tahu makanan halal, secara pribadi menurut saya makanan halal adalah makanan halal.

Penting atau tidaknya penting banget sis, di sini banyak produk yang tidak halal, jadi sangat mudah dengan label halalnya.

Upaya Masyarakat Muslim Dalam Mendapatkan Produk Halal Di

Hal lain yang dilontarkan dan disampaikan oleh masyarakat saat wawancara adalah mereka merasa kesulitan dalam mencari produk halal di wilayah Karangasem, masyarakat juga membutuhkan lebih banyak tempat makan atau produk halal karena masyarakat harus menempuh perjalanan jauh untuk mencari yang halal. . produk. Informan: Saya pribadi memaknai konsumsi halal sebagai jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari yang halal dan halal dalam Islam. Informan Pola konsumsi halal bagi saya adalah semua bahan atau makanan yang tidak mengandung babi.

Informan: Menurut saya pribadi, makanan halal adalah makanan halal yang diperbolehkan dalam Islam dan sesuai dengan Al-Quran dan hadits. Informan : Makanan halal adalah makanan halal yang sesuai dengan ajaran agama Islam menurut saya pribadi. Informan : Iya saya tahu makanan halal, menurut saya pribadi makanan halal ya makanan halal.

Informan: Di sini susah cari produk halal, karena jauh dari rumah, apalagi kalo makanan olahan di warung lebih susah.

ANALISI HALAL FOOD DI DAERAH MINORITAS MUSLIM DI

Analisis pola konsumsi makanan halal masyarakat minoritas muslim

Dengan kondisi lingkungan seperti itu, pola konsumsi halal menjadi perhatian besar masyarakat muslim di Karangasem, Bali. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat, peneliti menemukan fakta bahwa sejak masyarakat Karangasem mengetahui dasar tentang pola konsumsi halal. Berikut pendapat tentang pola konsumsi halal menurut masyarakat itu apa ya mbak menurut saya semua kegiatan konsumsi.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang, diantaranya: pertama, tingkat pengetahuan seseorang tentang makanan halal. Namun ada faktor yang mungkin mendasari pola konsumsi masyarakat yaitu faktor ekonomi dan budaya juga memiliki pengaruh dalam menentukan bahan dan produk yang dikonsumsi oleh masyarakat Karangasem, menurut yang disampaikan oleh salah satu masyarakat, saya pribadi memaknai Halal konsumsi sebagai jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari adalah halal dan halal dalam Islam. Ada beberapa hal terkait sikap terhadap pola konsumsi halal yang disampaikan oleh beberapa pelaku usaha yaitu mengetahui tentang pola konsumsi halal, selain itu pelaku usaha muslim di Karangasem Bali berusaha menjaga kehalalan makanannya, berdasarkan bahan yang digunakan untuk cara tersebut. mereka dirawat..

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat, peneliti menunjukkan fakta bahwa masyarakat Karangasem pada dasarnya mengetahui tentang pola konsumsi halal.

Analisis ketersediaan produk halal yang ada di Kecamatan Karangasem

Masyarakat, khususnya pelaku usaha, lebih selektif dan teliti dalam memperlakukan makanan halal. Selain itu, pelaku bisnis muslim juga menyampaikan bahwa makanan halal adalah makanan yang tidak hanya mengandung kandungan babi, namun pedagang makanan berusaha mencari bahan dasar yang akan digunakan oleh masyarakat muslim. Banyak pelaku usaha yang menggunakan jilbab sebagai tanda bahwa mereka adalah pedagang muslim yang menyajikan makanan halal, tanpa menyadari pentingnya sertifikat halal.

Di samping upaya pemerintah untuk mengajak pelaku usaha menjadi pemohon sertifikasi halal, seperti disampaikan Ketua MUI Karangasem Bali, pemerintah kerap melakukan sosialisasi bahkan memiliki program pendanaan untuk mengajukan sertifikat halal gratis. Namun banyak masyarakat muslim yang tidak mau ribet atau bingung dengan sistem pengarsipan karena tidak jarang para pelaku usaha mengetahui tata cara pengarsipan. Hal lain disampaikan oleh Ketua MUI, Bpk. Mursyid bahwa pelaku usaha non muslim banyak yang mengajukan sertifikasi halal dibandingkan dengan pelaku usaha muslim.

Ketiga, pelaku usaha muslim menggunakan jilbab sebagai tanda bahwa makanan atau produk yang diperjualbelikan adalah produk halal.

Analisis upaya masyarakat minoritas muslim di Kecamatan Karangasem

PENUTUP

Kesimpulan

Warga Karangasem Bali memperhatikan pola konsumsi halal, selain hidup di tengah masyarakat non muslim, masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan atau produk halal. Masyarakat muslim di Karangasem Bali rata-rata sadar akan makanan halal, dan pelaku usaha muslim juga sadar akan pentingnya menjaga kehalalan makanan. Logo halal menjadi alternatif utama yang dapat memudahkan masyarakat menemukan produk halal. Masyarakat muslim Karangasem Bali mengalami kendala atau harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mendapatkan makanan halal karena tidak semua pedagang muslim tersebar di seluruh wilayah Karangasem Bali.

Masalah lainnya adalah komunitas Muslim, dan banyak pemilik bisnis non-Muslim mempekerjakan komunitas Muslim untuk menarik pelanggan. Sehingga ada upaya masyarakat dengan melakukan perjalanan jauh dan memasak sendiri agar lebih aman.

Saran

Ada banyak jenis makanan yang bisa ditemukan di warung, restoran, minimarket, serta beberapa kategori makanan halal termasuk makanan yang tidak berasal dari hewan. Informan: Mengenai jenis produk atau bahannya, keluarga saya lebih suka mengkonsumsi makanan halal. Apalagi saya juga seorang muslim, jadi saya tidak peduli dengan kehalalan makanan yang saya jual.

Kalau dari pelanggan rata-rata sudah tahu bahan atau komponen makanan yang saya sajikan, jadi aman. Informan : Ya saya tahu tentang makanan halal, itu adalah makanan halal yang halal dan sesuai dengan akidah Islam. Informan : Ya, saya tahu tentang makanan yang boleh dimakan dalam Islam yaitu makanan yang tidak mengandung alkohol, tidak mengandung babi.

Informan : Makanan yang dibolehkan dalam Islam seperti ayam, daging sapi, sayuran, buah-buahan ya pokoknya yang aman ya kak, asal bukan babi. Adapun aturannya, ketika saya ingin membeli makanan di warung, saya hanya memilih orang yang saya kenal, kangen atau pedagang yang berjilbab, soalnya saya jauh dari pedagang makanan halal tersebut. Informan : Adapun tanggung jawab saya mengenai makanan yang saya jual tinggal bagaimana cara saya mengolahnya mba, saya juga muslim tentunya saya teliti dalam memilih dan mengolahnya.

Gambar 1.2 Wawancara Dengan Ketua MUI Karangasem
Gambar 1.2 Wawancara Dengan Ketua MUI Karangasem

Gambar

Gambar 2.4  Wawancara Dengan Masyarakat  Karangaseem
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Karangasem
Gambar 1.2 Wawancara Dengan Ketua MUI Karangasem
Gambar 1.3 Wawancara Dengan Ketua Badan Pusat  Statistik Karangasem Bali
+6

Referensi

Dokumen terkait

Maka, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Sertifikasi Halal, harga kompetitif, dan Pendapatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian di Ayam Bakar Wong Solo”