Oleh karena itu, penambahan kewenangan Banding Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi sangat penting untuk menjamin perlindungan hak konstitusional warga negara, apalagi Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga yang melindungi konstitusi di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana konsep Pengaduan Konstitusi sebagai bentuk perlindungan hak konstitusional warga negara? Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk memahami konsep Pengaduan Konstitusi sebagai bentuk perlindungan hak konstitusional warga negara.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang diharapkan menjadi lembaga yang memeriksa pengaduan konstitusional, ternyata tidak mempunyai kewenangan untuk memenuhi harapan tersebut. Selain itu, mekanisme banding konstitusional justru merupakan kewenangan yang ditinggalkan dalam pembentukan dan pembentukan Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mendalami lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah tulisan berupa tesis yang berjudul: “ Urgensi pelaksanaan pengaduan konstitusional dalam rangka perlindungan hak konstitusional warga negara”.
Untuk menambah wawasan mengenai perlunya dilaksanakannya seruan konstitusional dalam rangka melindungi hak konstitusional warga negara. Secara umum, banding konstitusional dianggap dapat diterima (admissible) apabila semua sarana hukum yang ada untuk menyelesaikan permasalahan tersebut telah habis (exhausted). Banding konstitusional adalah mekanisme penegakan hak konstitusional warga negara dengan cara mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi atas pelanggaran hak konstitusional dalam penyelenggaraan demokrasi konstitusional, yaitu penguasaan rakyat terhadap negara untuk memulihkan hak konstitusional warga negara.12.
Berdasarkan definisi istilah di atas, maka judul tesis ini mengacu pada urgensi atau pentingnya mekanisme pengaduan konstitusional untuk menegakkan perlindungan hak konstitusional warga negara.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Tesis ini mengkaji tentang banding konstitusional sebagai upaya hukum terhadap pelanggaran hak konstitusional warga negara. Kesamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pentingnya dan perlunya penerapan seruan konstitusional dalam perlindungan hak konstitusional warga negara. Namun penelitian di atas mempunyai perbedaan dengan penelitian ini, dimana penelitian di atas menitikberatkan pada kebijakan hukum dan siyasah atau pengaturannya dalam hukum Islam, sedangkan penelitian ini berfokus pada peningkatan yurisdiksi banding konstitusional Mahkamah Konstitusi dan apakah dapat memberikan perlindungan bagi hakim. hak konstitusional warga negara 20.
Bagaimana praktik perlindungan hak konstitusional warga negara di Mahkamah Konstitusi tahun 2015-2016 melalui pengaduan konstitusional. 21 Dhiana Oktaviani Putri, “Urgensi Pengaturan Hak Konstitusional Warga Negara Melalui Pengaduan Konstitusional di Mahkamah Konstitusi”, (Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah sama-sama mengangkat konsep dan urgensi dari pelaksanaan pengaduan konstitusional dalam perlindungan hak konstitusional warga negara.
Namun penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian ini, dimana penelitian di atas berfokus pada cara-cara alternatif untuk melindungi hak konstitusional warga negara, sedangkan penelitian ini berfokus pada pertanyaan apakah penambahan kewenangan Mahkamah Konstitusi terhadap pengaduan konstitusional dapat memberikan perlindungan terhadap hak konstitusional warga negara. hak konstitusional warga negara. 22. 22 Eza Isti Maulida Sinaga, “Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Melindungi Hak Konstitusional Warga Negara Melalui Pengaduan Konstitusional”, (Disertasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. Pertama, Mahkamah Konstitusi berwenang menyatakan undang-undang terhadap UUD 1945 Konstitusi Negara Republik Indonesia sebagai upaya sah untuk melindungi hak konstitusional warga negara.
Mereka bersama-sama membahas mengenai makna dan urgensi pelaksanaan pengaduan konstitusional dalam rangka melindungi hak konstitusional warga negara. Mereka bersama-sama membahas mengenai pengaturan dan urgensi pelaksanaan pengaduan konstitusional dalam rangka perlindungan hak konstitusional warga negara melalui otoritas. Penelitian ini berfokus pada praktik perlindungan hak konstitusional warga negara di Mahkamah Konstitusi tahun 2015-2016 melalui upaya banding konstitusional, sedangkan penelitian ini.
Eza Isti Maulida Sinaga, 2019, Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Melindungi Hak Konstitusional Warga Negara Melalui Pengaduan Konstitusional, Skripsi, Unmu Sumatera Utara, Medan. Mereka bersama-sama membahas konsep dan perlunya penerapan seruan konstitusional dalam rangka melindungi hak konstitusional warga negara. Kesamaan dari kedua penelitian tersebut adalah keduanya menyoroti pentingnya penerapan dan penambahan daya tarik konstitusional dalam konteks perlindungan hak konstitusional warga negara.
Kajian Teori
- Konstitusional dan Constitutional Complaint
- Mahkamah Konstitusi
- Hak Warga Negara
- Hak Asasi Manusia
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Hukum Normatif yang mengkaji seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang diteliti.67.
Pendekatan Penelitian
Teknik Pengumpulan Bahan
Selanjutnya menentukan aturan atau undang-undang yang berkaitan dengan topik tertentu.
Sumber Bahan Hukum
Hal ini tidak sepenuhnya terjadi di Indonesia karena Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tidak berwenang mengadili dan memutus keberatan konstitusional. Persoalan penting yang perlu dikaji lebih jauh adalah alasan diberikannya kewenangan kepada Mahkamah Konstitusi untuk mengadili perkara pengaduan konstitusional. Mahkamah Konstitusi sebagai pelindung hak konstitusional warga negara.
Dilihat dari sudut pandang ini, kewenangan memutus banding konstitusional tidak lepas dari fungsi Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga konstitusi. Dari sudut pandang ini, kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutus banding konstitusional dapat dimengerti. Istilah yang paling jelas mencerminkan kewenangan memutus banding konstitusional tidak dapat dipisahkan dengan fungsi Mahkamah Konstitusi adalah istilah Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga hak konstitusional warga negara.
Urgensi pelaksanaan pengaduan konstitusional yang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi RI ditinjau dari aspek filosofis, sosiologis, dan hukum. Namun demikian, sebagai lembaga yang melindungi hak asasi manusia, seharusnya Mahkamah Konstitusi juga diberikan kewenangan untuk menyelesaikan pengaduan konstitusi sebagai bentuk perlindungan terhadap hak konstitusional.” Saya mendorong Mahkamah Konstitusi untuk melakukan terobosan baru dalam memutus permasalahan pengaduan konstitusional. lolos peninjauan kembali.
Sebagaimana tercantum dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang menguji undang-undang terhadap UUD. Namun masih ada dua kemungkinan agar kewenangan mengadili keberatan konstitusional dapat dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tanpa melalui perubahan formal UUD 1945. Namun hal ini tidaklah mudah, sementara kasus-kasus yang pada hakekatnya merupakan pengaduan konstitusional tidak mungkin dihentikan.
Penafsiran konstitusional inilah yang kemudian dijadikan landasan dalam menafsirkan ketentuan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Cara atau kemungkinan tersebut juga tidak melanggar hukum acara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Perluasan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam perkara banding konstitusional idealnya dilakukan melalui amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi.
Ada tiga kemungkinan kewenangan mengadili keberatan konstitusional dapat diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tanpa perlu melalui amandemen formal UUD 1945. Dinamika Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara: Mahkamah Konstitusi sebagai Mekanisme Nasional Baru untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Analisi Bahan Hukum
Tahap-Tahap Penelitian
Dengan kata lain, berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengaduan konstitusional sebagai mekanisme perlindungan hak konstitusional warga negara jelas tidak lepas dari hakikat keberadaan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang dibentuk secara sadar. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menurut Refly, Mahkamah Konstitusi harus melakukan terobosan-terobosan baru terhadap pengaduan konstitusional. Arief Hidayat juga meyakini Mahkamah Konstitusi dapat mengadili pengaduan konstitusional untuk melindungi warga negara dari kasus pelanggaran HAM.
Mahkamah Konstitusi di negara-negara lain telah diberi wewenang untuk memproses pengaduan konstitusional warga negara, maka Indonesia juga harus mampu melakukan hal tersebut.86. Contoh lainnya, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak total permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Mahkamah Konstitusi. Apabila kewenangan memutus pengaduan konstitusional memang diadopsi menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia melalui penafsiran konstitusional, maka dengan mengacu pada Pasal 86 UU tersebut.
Upaya hukum untuk melindungi hak konstitusional warga negara melalui mahkamah konstitusi (Upacara hukum untuk melindungi hak konstitusional warga negara melalui mahkamah konstitusi). Mengkonsep ulang kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam upaya memaksimalkan fungsi Mahkamah Konstitusi sebagai Penjaga Konstitusi.”
PEMBAHASAN
Konsep Constitutional Complaint dalam Rangka Perlindungan
Penerapan Constitutional Complaint dalam Sistem Ketatanegaraan
Meskipun Mahkamah Konstitusi tidak diberi kewenangan, namun ke depan upaya banding konstitusional harus dianggap sebagai bagian dari kewenangan Mahkamah Konstitusi karena Mahkamah Konstitusi juga berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia (Human Rights Defender). “Karena hukum acara Mahkamah Konstitusi selama ini disetujui oleh praktik dan hal ini juga tidak melanggar konstitusi,” kata Refly.85. Arief berharap di usianya yang ke-12, Mahkamah Konstitusi diberikan kewenangan lebih dan tidak hanya mengadili pengujian undang-undang terhadap UUD.
Dari aspek sosiologis, banyak permohonan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi pada dasarnya merupakan pengaduan konstitusional, dan sejauh ini belum ada cara atau upaya hukum untuk menyelesaikannya. Dimana kedua permohonan tersebut dinyatakan ditolak dan tidak dapat diterima oleh Mahkamah Konstitusi dengan alasan Mahkamah Konstitusi tidak mempunyai yurisdiksi banding konstitusional. 87. Dengan demikian hak dan martabat manusia diakui dan dilindungi melalui lembaga hukum yaitu Mahkamah Konstitusi.
Dua kemungkinan tersebut adalah, pertama, melalui penafsiran formal terhadap makna pengujian UUD 1945 yang terdapat dalam Undang-Undang Mahkamah Konstitusi, dan kedua, melalui penafsiran konstitusional oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam hal-hal tertentu. . Karena tidak menambah yurisdiksi, maka bukan merupakan amandemen UUD 1945, sehingga cukup dilakukan amandemen terhadap ketentuan tambahan dalam UU Mahkamah Konstitusi. Sebab Pasal 86 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi memberikan kewenangan kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengatur lebih lanjut hal-hal yang perlu bagi pelaksanaan kewenangannya sepanjang masih dalam lingkup tugas dan wewenangnya.
Sedangkan perkara yang masuk ke Mahkamah Konstitusi pada hakikatnya merupakan pengaduan konstitusional yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, dengan alasan tidak ada aturan yang jelas mengenai hal tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan asas ius curia novit dan fungsi Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu, pada prinsipnya kekuasaan Mahkamah Konstitusi tidak hanya terbatas pada hal-hal yang terdapat dalam Pasal 24C UUD 1945 atau UU Mahkamah Konstitusi.
95 Mahrus Ali, “Mahkamah Konstitusi dan Penafsir Hukum Progresif”, Jurnal Hukum No. 1, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, (Juni Pertama, melalui interpretasi formal terhadap makna uji materi UUD 1945 yang terkandung dalam Undang-Undang Mahkamah Konstitusi dan kedua, melalui penafsiran konstitusi oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam hal-hal tertentu. Mengingat pentingnya pengaturan banding konstitusional, maka jika kewenangan mengadili banding konstitusional akan diberikan kepada Mahkamah Konstitusi oleh Republik Indonesia melalui amandemen undang-undang, maka seharusnya persoalan ini diprioritaskan untuk dibahas di lembaga legislatif DPR.
PENUTUP
Kesimpulan
18 Ismail Hasani, Dinamika Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara: Mahkamah Konstitusi Sebagai Mekanisme Nasional Baru Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, (Bengungan Hilir: Pustaka Masyarakat Setara, 2013), 4.
Saran
Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM) dan Dinamis Proses Penyusunan Undang-Undang Hak Asasi Manusia (HAKHAM). Menggagas Pengaduan Konstitusional Dalam Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Mengenai Kehidupan dan Kebebasan Beragama di Indonesia." Mengkonsep Pengaduan Konstitusi Sebagai Upaya Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara Yang Dijamin UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945."