• Tidak ada hasil yang ditemukan

usulan - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si - Universitas Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "usulan - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si - Universitas Medan Area"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Sistem ini diyakini mampu meningkatkan produksi karet masyarakat sebesar 20-40% dibandingkan dengan sistem pengelolaan tebang dan panen konvensional. Petani karet kelompok Mekar Tani dan Buah Page umumnya mengelola kebun karet dengan luas berkisar antara 0,5 – 4 ha, dengan jenis bahan tanam yang beragam. Tanaman tua ini mencakup sekitar 40 ha dari areal perkebunan karet masyarakat anggota Kelompok Mekar Tani dan kelompok Page Fruit yang luasnya tidak kurang dari 450 ha (catatan: data pasti mengenai luas tersebut adalah tidak tersedia, diambil karena tidak pernah diberi tanggal yang tepat).

Pada tingkat harga tersebut dan dengan hasil setiap penebangan sebesar 15 gram kelembapan/pohon (saat penggundulan) dan 25 gram kelembapan/pohon (pada kondisi kanopi ideal), pendapatan para penyadap karet, anggota kelompok Mekar Mekar Tani, dan anggota kelompok tani Buah Page hanya berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000. Jika faktor harga merupakan faktor di luar kendali, maka salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan penyadap karet yang tergabung dalam kelompok tani adalah dengan pemanfaatan teknologi. Hasil observasi menunjukkan bahwa petani karet yang tergabung dalam kelompok kemitraan petani hanya menyadap pada areal sadapan bagian bawah, yaitu pada ketinggian kurang dari 130 cm ke arah bawah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi karet rakyat di Indonesia masih sangat rendah yaitu berkisar 600 – 900 kg karet kering/ha/tahun. Sebaliknya, ketika harga sedang rendah, petani karet tidak memanfaatkan kebunnya karena pendapatannya rendah (Siregar, 2004). Dengan kata lain, petani karet tidak menerapkan teknologi dan pengelolaan tanaman di perkebunannya untuk menghadapi dinamika harga tersebut.

Melihat kondisi lapangan, pendekatan teknologi masyarakat dan pengelolaan pemanenan karet tidak sistematis (Sumarmadji dan Junaidi, 2010).

SOLUSI PERMASALAHAN

  • Solusi Dengan Teknologi Penyadapan Double Cut dan Manajemennya
  • Permasalahan Mitra
  • Peta Jalan Kegiatan
  • Sistimatika Kegiatan
  • Partisipasi Mitra
  • Langkah Evaluasi Pelaksanaan Program

Penerapan teknologi pemanenan dan pengelolaan karet baru dengan karet lokal ini diyakini akan meningkatkan pendapatan mereka karena adanya peningkatan produksi yang signifikan sehingga dapat mengimbangi harga karet yang saat ini sedang rendah. Realitas dan fakta perkebunan karet Mitra menunjukkan penerapan dan penanganan teknologi double cutting yang lalai. Seringkali produsen karet tidak memperhatikan aspek ini sehingga harga yang tinggi tidak mendatangkan pendapatan yang tinggi.

Petani karet tidak menganggap lahan penyadapan dan penyadapan sebagai modal utama, sehingga masa pemulihan penyadapan kulit kayu yang seharusnya masih bisa menghasilkan lateks, tidak lagi mengalir dalam volume normal, karena tidak ada rencana penyadapan pada lahan penyadapan untuk jangka waktu yang lama. waktu yang relatif lama. jangka waktu yaitu > 25 tahun (Omokhafe, et. al, 2004). Hal yang juga penting dalam peningkatan teknologi dan pengelolaan pemanenan karet oleh petani kecil adalah terabaikannya areal intersepsi atas yang perlu dikelola dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan penerapan selama 10 tahun terakhir, teknologi tebang ganda dan manajemen panen terbukti menghasilkan produksi karet yang tinggi di perkebunan skala perusahaan, seperti disajikan pada Tabel 1.

Pendekatan untuk memahami agrofisiologi dan pengelolaan panen harus dimulai dengan analisis faktual terhadap kondisi penyadapan dan produksi yang saat ini terjadi di kalangan petani karet mitra di Kabupaten Talun Kenas. Dengan kata lain, aspek demonstrasi disertai diskusi sangat penting sebelum memperkenalkan teknologi pembotolan ganda dan pengelolaan panen. Merujuk pada pemahaman menyeluruh dan koherensi para petani karet untuk menerapkan teknologi baru ini secara konsisten, maka hasil yang diharapkan seperti terlihat pada Tabel 2.

1 Identifikasi petani karet berdasarkan luas lahan, jumlah tanaman, produksi per areal dan per tanaman, umur tanaman, posisi areal sadapan, dinamika harga jual, jenis produksi yang dijual, jumlah anggota keluarga, kemampuan intersepsi. Kelompok petani karet Mekar Tani sebagai Mitra 1 dan kelompok petani karet Buah Page sebagai Mitra 2 Kecamatan Biru-biru juga turut serta dalam kegiatan ini. Kesediaan kelompok mitra untuk mengikuti berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan program PKM berupa pertemuan tatap muka yang memuat aspek diskusi, pemaparan teknologi baru dan pengelolaan hasil panen.

Sebagai kontribusi terhadap ruang lingkup pelaksanaan, mitra akan dibimbing dalam mencatat dan mengevaluasi teknologi baru dan pengelolaan tanaman, disertai dengan diskusi, sehingga teknologi dan pengelolaan tanaman yang diperkenalkan menjadi sistem standar dan normatif untuk meningkatkan produksi. Evaluasi terhadap pelaksanaan program dan keberlangsungan program di lapangan setelah pelaksanaan kegiatan PKM dilakukan dengan cara mengevaluasi setiap mitra karet yang menggunakan keahliannya di perkebunannya. Hal ini belum terdapat pada karet vernakular sehingga tercapai aspek baru dalam program pengabdian masyarakat yaitu “Teknologi Pemotongan Ganda dan Pengelolaan Panen Karet Vernakular”.

Gambar 4. Peta Jalan Kegiatan
Gambar 4. Peta Jalan Kegiatan

LUARAN DAN TARGET CAPAIAN 6.1 Luaran Capaian 6.1 Luaran Capaian

Target Capaian

Mendorong para petani karet untuk menaruh perhatian dan apresiasi terhadap teknologi budidaya dan pengelolaan perkebunan karet sehingga secara umum mampu menerapkan teknologi karet yang sudah terbukti. Penyempurnaan teknologi penyadapan ganda dan pengelolaan tanaman yang diterapkan pada skala perusahaan perkebunan sehingga menjadi standar norma bagi petani karet untuk meningkatkan produksi karet rakyat secara keseluruhan.

ANGGARAN

Anggaran Biaya

Justifikasi Anggaran Biaya Tabel 5. Justifikasi Anggaran Biaya

JADWAL KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini

GAMBARAN IPTEK YANG AKAN DILAKSANAKAN PADA MITRA

Manajemen bidang sadap bawah

Teknik potong ganda untuk area tap pengolahan bawah dan area tap pengolahan atas. Jika tanaman ditebang seluruhnya di daerah aliran bawah, maka ilmu pengetahuan dan teknologi.

Teknik sadap double cut untuk bidang sadap bawah pulihan dan bidang sadap atas Bilamana tanaman sudah disadap seluruhnya pada bidang sadap bawah, maka iptek

Dalam memukul di lapangan ada beberapa hal yang harus berpedoman antara lain : a) Panjang alur sadapan hanya ¼ S. Jadi hanya setengah dari 1/2S, panjang alur sadapan.

Gambar 8. Bentuk Penyadapan Double Cut Pada Awal Pelaksanaannya
Gambar 8. Bentuk Penyadapan Double Cut Pada Awal Pelaksanaannya

Identitas Diri

Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10 Tahun Terakhir

Riwayat Pendidikan

Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan Skripsi, Tesis dan Disertasi)

Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah,asosiasi atau institusi lainnya)

Jadi biodata ini saya buat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam aplikasi. Jadi sebenarnya biodata ini saya buat untuk memenuhi salah satu syarat pada aplikasi PKM Dana Yayasan Haji Agus Salim Universitas Medan Area. Respon Fisiologis Tanaman Pisang Kepok (Musa acuminata.) Terhadap Introduksi Jamur Mikoriza Arbuskula Indigenus Terhadap Bakteri Penyakit Darah (Bloody Disease Bacteria) Nama.

Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

2015 Screening limbah pertanian (sabut kelapa dan sekam arang) untuk meningkatkan ketahanan bibit mikoriza pisang Barangan terhadap bakteri penyakit darah. Kajian mengenai efek penekanan biofumigant Brassicaceae dan jamur Mycorrhizae yang merupakan bakteri asli penyakit darah pada pisang barangan. Kajian ketahanan pisang Barangan terhadap bakteri penyakit darah pisang (Ralstonia solanacearum Phylotype IV) dengan menggunakan jamur mikoriza arbuskula native.

Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

Gambar

Gambar 4. Peta Jalan Kegiatan
Tabel 4. Anggaran Biaya yang Diusulkan
Tabel 6. Jadwal Kegiatan Program Kemitraan Kepada Masyarakat
Gambar 5. Penggunaan Stimulan Pada Alur Sadap
+4

Referensi

Dokumen terkait

Behavio6 ol an agenl in lhe negolialion process depend on his /her dibmma loward another agent and on hiyher stralegy and emolional state (posilive ornegative