Nama : Rizal Endrya Armanda
NIM : 21302244005
Kelas : Pendidikan Fisika C / 2021
1. Pada kasus tersebut menggunakan pembelajaran langsung.
Alasan adanya penggunaan strategi pembelajaran langsung adalah cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan yang eksplisit kepada siswa. Selain itu guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima siswa sehingga dapat mempertahankan fokus apa yang akan dicapai siswa.
Kekurangan strategi pembelajaran langsung adalah
Sulit untuk mengatasi perbedaan individu dalam hal kemampuan awal, tingkat pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.
Sulit untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat aktif.
Karena guru memainkan peran pusat maka kesuksesan strategi ini bergantung pada image guru.
Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa maka siswa akan kehilangan perhatian dan hanya akan mengingat sekidikit isi materi
Cara mengatasi kekurangan strategi pembelajaran langsung adalah
Keterampilan guru menguasai materi dan penyampain harus mumpuni dan memadai karean sifatnya teacher centered dalam strategi ini
Lebih bervariasi dalam melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran seperti melakukan penunjukkan siswa untuk mencoba demonstrasi atau siswa dapat mencoba demostrasi setelah pemberian materi
Dapat dipadukan dengan kegiatan praktek langsung berupa kelompok guna adanya interaksi sosial dan tukar pandangan mengenai materi
2. Pengertian kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a. Kegiatan Eksplorasi adalah guru memperkenalkan konsep atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, mengobservasi kejadian dan merancang pertanyaan. Peserta didik diajak aktif dalam mencari dan menghimpun informasi untuk memahami konsep atau materi pembelajaran.
Contoh kegiatan :
Guru menjelaskan materi ajar melalui media power point konsep tekanan
Guru mendemonstrasikan eksperimen tekanan udarab. Kegiatan Elaborasi adalah guru mendorong peserta didik memperluas pemahaman mereka tentang konsep atau materi yang telah dipelajari melalui penggunaan pengetahuan yang mereka miliki. Peserta didik mengaitkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada, menggali lebih dalam, dan mengidentifikasi hubungan-hubungan antar konsep.
Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah membantu peserta didik mengkonstruksi pemahaman yang lebih mendalam
Contoh kegiatan :
Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan
Guru memberikan beberapa soal menentukan tekanan dari suatu benda untuk dikerjakan oleh peserta didik.
c. Kegiatan Konfirmasi adalah guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasi guru , menambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta didik,. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual.Guru membantu peserta didik menyelesikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan konfirmasi adalah mengukur pemahaman peserta didik dan memberikan umpan balik untuk memperbaiki pemahaman yang salah atau kurang tepat.
Contoh Kegiatan :
Guru bersama peserta didik bertanya jawab tentang penerapan tekanan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjawab apersepsi Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Empat aspek model dalam ARCS a. Attention
Attention atau perhatian berkaitan dengan cara membangkitkan minat dan fokus peserta didik terhadap materi pembelajaran. Penjabaran bentuk attention adalah penggunaan berbagai metode dan pendekatan seperti bercerita, gambar, video, atau pertanyaan menarik. Peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, misalnya dengan diskusi kelompok, permainan peran, atau eksperimen langsung. Contoh bentuk Attention seperti memperlihatkan video singkat mengenai materi pembelajaran guna menarik perhatian setelah itu bisa dengan menunjuk salah satu peserta didik guna menyimpulkan isi video dengan materi.
Dengan begitu akan tetap mempertahankan perhatian peserta didik.
b. Relevance
Relevance atau relevansi mengacu pada pengajaran yang terkait dengan kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Bentuk penjabaran dari relevance adalah guru mengaitkan konsep pembelajaran dengan situasi nyata dalam kehidupan peserta didik sehingga peserta didik akan merasa relevan dengan kehidupan peserta didik. Selain itu guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi tujuan pribadi dalam pembelajaran, kemudian menunjukkan bahwa materi pembelajaran dapat membantu mencapai tujuan tersebut.
c. Confidence
Confidence atau keyakinan berkaitan dengan meningkatkan keyakinan peserta didik terhadap kemampuan peserta didik untuk berhasil dalam pembelajaran. Bentuk penjabaran dari confidence berupa peserta didik diberikan beberap soal dan materi untuk dikuasai. Peserta didik diberi kesempatan untuk belajar dalam kecepatan masing masing, memungkinkan meraih pemahaman yang mendalam dan meningkatkan rasa percaya diri. Peserta didik yang percaya diri cenderung meyakini bahwa kesuksesan disebabkan oleh kemampuan dan usaha, bukan karena keberuntungan.
d. Satisfaction
Satisfaction atau kepuasaan berfokus pada kepuasan peserta didik terhadap pembelajaran yang peserta didik alami. Hal ini terkait dengan hal-hal yang membuat peserta didik merasa senang dengan prestasi peserta didik. Bentuk penjabaran dari satisfaction berupa guru memberikan umpan balik positif dan memperhatikan pencapaian peserta didik, meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasaan peserta didik dalam menghadapi tugas-tugas pembelajaran.
4. Model pembelajaran problem solving lebih bermakna bagi peserta didik dikarenakan model ini mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata, memperlihatkan kepada peserta didik bahwa konsep-konsep yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuat pembelajaran lebih relevan dan bermanfaat. Peserta didik juga menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran karena harus aktif mencari solusi untuk masalah yang dihadapi.
Dikarenakan peserta didik yang aktif terlibat mencari solusi masalah, hal ini mendorong peserta didik berpikir kritis , menganalisis masalah, dan pengambilan keputusan.
Sintaks model pembelajaran problem solving
Orientasikan peserta didik untuk identifikasi masalah
Guru menjelaskan tujuan, alat bahan yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada pemecahan masalah yang dipilih.
Perencanaan solusi
Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang perlu dipecahkan. Guru membantu mengorganisasikan tugas belajar
Implementasi solusi
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen, mendapatkan penjelasan, dan pemecahan masalah. Peserta didik menerapkan rencana solusi yang telah mereka buat
Pengembangan solusi
Guru membantu dalam memberikan saran dan menyiapkan wadah karya untuk disebarluaskan (laporan, video, model)
Evaluasi solusi
Guru membantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelidikan. Peserta didik mengevaluasi solusi yang telah ditemukan.
Keunggulan Model Pembelajaran Problem Solving:
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif peserta didik.
Mendorong keterlibatan aktif dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran.
Mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, membuatnya lebih relevan dan bermakna.
Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk bekerja dalam tim dan berkomunikasi secara efektif.
Kelemahan Model Pembelajaran Problem Solving:
Memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Mungkin sulit diterapkan dalam situasi pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang besar.
Memerlukan bimbingan dan dukungan guru yang cukup untuk memandu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dengan benar 5. Pengertian Scaffolding:
Scaffolding adalah pendekatan pembelajaran di mana guru memberikan dukungan terstruktur dan bimbingan kepada peserta didik saat mereka menghadapi tugas atau konsep yang baru dan kompleks. Secara bertahap,
guru mengurangi dukungan tersebut seiring dengan peningkatan kemampuan peserta didik, memungkinkan mereka untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas atau memahami konsep yang sulit (memahami batas-batas perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan, untuk kemudian memberikan bantuan secara tepat) antara lain berupa pemberian hint (isyarat), pengajuan masalah yang berbeda baik sebagai pembanding maupun untuk keperluan pengembangan.
Bentuk-bentuk Scaffolding menurut Shahabuddin Hashim, Rohizani YHashim, Rohizani Yaakub dan mohd Zohir Ahmad (2003):
1. Modeling (Modeling) 2. Questioning (Pertanyaan) 3. Prompting (Panduan)
4. Adapatasi bahan Intruksional 5. Memberikan Penerangan
Menurut Permatasari (2011) cara memberikan scaffolding yang tepat adalah
Guru memunculkan suatu masalah
Siswa mendesain prosedur untuk menjawab pertanyaan
Guru membantu siswa untuk memunculkan komunikasi dari pemikirannya
Siswa mengintepretasikan penyelesaian masalah yang diperoleh dengan yang diperoleh siswa lainnya
Peserta didik melakukan negosiasi tentang cara menyelesaikan masalah dengan bimbingan guru dan saling memberikan pemahaman
Peserta didik menggeneralisrkan konsep
Siswa berusaha mengonfirmasi dan klarifikasi pandangan – pandangannya
Diakhiri dengan kegiatan refleks
Tiga pertanyaan scaffolding berupa
Apa gaya yang bekerja saat ember berputar secara horizontal ?
Apa yang kalian ketahui tentang gaya sentrifugral ?